Thursday, December 1, 2022

PIUL Paroki Nanggulan

Rm. Hartanta menanggapi informasi dari Rm. Bambang "Kamangka criyose namung gangsal welas" (Padahal dulu memberi informasi yang akan datang 15 orang). Ini ketika Rm. Bambang pada Sabtu malam tanggal 26 November 2022 bilang kalau rombongan tamu dari Nanggulan terdiri dari 50 orang. Pada hari itu memang ada kunjungan dari Paroki Nanggulan. Semua yang datang sudah tampak berusia lanjut. Mereka datang memang dari kelompok PIUL (Pendampingan Iman Usia Lanjut). Empat romo sepuh Domus yang ikut menyambut adalah Rm. Harta, Mgr. Blasius, Rm. Ria, dan Rm. Bambang. Sebagai sosok-sosok lanjut usia mereka masih banyak yang mengenal dan ingat Mgr. Blasius. Beliau pernah berkarya di Paroki Nanggulan tempo dulu. Rm. Harto juga termasuk yang masih melekat di hati para tamu. Rm. Harto sebelum masuk Domus Pacis tinggal dan berkarya lama di Nanggulan. Sementara itu Rm. Bambang dulu sering diminta Misa ujub di Lingkungan-lingkuangan Paroki Nanggulan. Sedang Rm. Ria dikenal oleh beberapa yang dulu aktif dalam kor.


Suasana pertemuan dengan 4 romo sungguh membuat gembira. Gelak tawa dari para tamu menjadi warna ketika terjadi omong-omong. Tanya jawab menjadi pemicu berbagai tawa yang muncul. Rm. Bambang sering mengoreksi kata-kata yang muncul dari pertanyaan. Misalnya, seorang bapak bertanya "Romo, punapa romo-romo ugi asring tindak-tindak?" (Apakah para romo juga sering bepergian?). Di sini Rm. Bambang mengomentari kata "tindak-tindak". Rm. Bambang berkata "Pak, punapa panjenengan mboten pirsa suku kula sekawan romo punika? Kados pundi badhe mlampah? Mrika-mriki kula sagriya sampun mawi kursi rodha" (Pak, apakah Anda tidak memperhatikan kami berempat? Bagaimana kami akan berjalan? Ke sana-sini kami serumah sudah pakai kursi roda). Rm. Bambang menekankan kata "tindak-tindak" tidak sebagai idiom tetapi secara harfiah yang berarti "berjalan". Pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebetulnya mirip-mirip ketika menerima tamu-tamu sebelumnya. Tetapi dalam kunjungan ini ada pertanyaan yang baru sekali itu muncul. Pertanyaan yang muncul adalah "Apakah para romo sering merasa ingin bepergian?" Dari 4 orang yang yang muncul jawaban sebagai berikut :

  • Rm. Harto. "Inggih. Kula kepingin tuwi-tuwi umat" (Ya. Saya sering merasa ingin tengok-tengok mengunjungi umat).
  • Mgr. Blasius. "Kula nggih kepingin kesah-kesah wonten papan-papan ing nate kula layani" (Saya juga ingin pergi-pergi ke tempat-tempat di mana saya pernah melayani).
  • Rm. Ria. "Sok-sok kepingin" (Kadang-kadang ingin). Ketika Rm. Bambang bertanya "Kok sok-sok" (Mengapa kadang-kadang), Rm. Ria menjawab "Rak butuh ragat" (Bukankah pakai beaya).
  • Rm. Bambang. "Kula jan-jane pun wegah lunga-lunga. Yen kesah niki jan-jane rada kepeksa. Sadaya mergi kula pun gadhah soal nek butuh WC. Kula pun kudu ngginakaken WC kados fasilitas ingkang wonten ing Domus" (Sebenarnya saya sudah enggan untuk pergi-pergi. Kalau harus pergi sebetalnya agak terpaksa. Semua itu disebabkan oleh perkara WC. Saya sudah harus menggunakan WC seperti yang disediakan sebagai fasilitas Domus). 

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...