Rabu, 3 Agustus 2022
Matius 15:21-28
21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." 23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." 28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, pada zaman kini yang menonjolkan identitas primordial akan dicap negatif. Era global dengan pesatnya tekhnologi informasi membuat orang terbuka antar ras, antar suku, antar golongan, dan antar agama.
- Tampaknya, memang masih ada yang memanipulasi identitas primordial untuk kepentingan meraup dukungan politik. Tetapi yang seperti itu dapat ditengarai masuk golongan radikal intoleran.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun pada zaman dulu di era agraris orang hidup dalam lingkungan primordial, orang yang hidup dalam terang nurani akan terbuka berbaikan dengan yang beda ras, suku, golongan, dan agama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kesungguhan beriman akan membuat orang tidak eksklusif tetapi terbuka pada siapapun sebagai sesama manusia umat Tuhan.
Ah, yang paling penting adalah menjaga yang sama agama.
No comments:
Post a Comment