Sunday, August 14, 2022

Paguyuban Misa Pagi Karangpanas


Banyak yang memandang peristiwa pandemi Covid-19 sebagai kejadian mengerikan. Banyak korban berjatuhan baik karena sakit maupun karena hilang pekerjaan. Banyak yang mengalami keterpurukan ekonomi. Kegiatan-kegiatan pun banyak dilakukan secara online. Dalam Gereja Katolik orang menjadi rindu akan Misa Kudus. Ketika suasana mulai terbuka, umat banyak yang kembali bersemangat ikut Misa. Apalagi bagi kebanyakan kaum tua dan lansia. Ketika mereka diijinkan ikut Misa, Misa Pagi juga banyak yang makin diikuti oleh makin banyak umat. Hal ini di Paroki Karangpanas, Semarang, berkembang dengan terjadinya Paguyuban Misa Pagi. Semua ini dikatakan oleh seorang bapak yang menjadi koordinator kunjungan Paguyuban Misa Pagi Karangpanas di Domus Pacis St. Petrus pada Jumat 12 Agustus 2022. 

Katanya, sebenarnya yang akan ikut banyak sekali karena anggota Misa Pagi di Karangpanas lebih dari 100 orang. Akan tetapi, karena hanya ada 1 bus tersedia dengan kapasitas 41, yang bisa terangkut ikut kunjungan adalah 41 orang. Meskipun demikian bagi para romo Domus Pacis kehadiran tamu 41 orang sudah menjadi rombongan besar. Peristiwa pandemi Covid-19 juga membuat Domus Pacis St. Petrus pernah sepi kunjungan. Kalau ada kunjungan cukup lama dibatasi jumlah antara 8-10 orang. Inilah yang membuat peristiwa kunjungan ini membuat kegembiraan baik bagi pengunjung maupun bagi yang dikunjungi. Para tamu ketika datang langsung diminta menikmati teh dan beberapa snak tersedia. Sementara itu para romo mendapatkan snak dalam dos oleh-oleh dari para tamu.

Dalam kata-kata sambutannya Rm. Hartanta menutup dengan meminta Rm. Bambang untuk memandu pertemuan. Rm. Bambang membuka kesempatan bagi para tamu untuk menyampaikan pertanyaan. Ternyata pertanyaan terfokus pada masalah suka duka para romo sepuh dengan tinggal di Domus. Para romo yang ikut menyambut selain Rm. Hartanta adalah Rm. Ria, Rm. Harta, Rm. Tri Hartono, Rm. Joko Sistiyanto, Mgr. Blasius, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang. Masalah suka duka dijawab oleh satu persatu romo. Tetapi ternyata setiap jawaban satu romo berkembang ke pertanyaan-pertanyaan lain yang diarahkan ke romo tersebut. Suasana jadi meriah penuh gelak tawa karena setiap kali Rm. Bambang menyela dengan kata-kata yang sebenarnya ngawuran. Dan suasana ini membuat para tamu jadi tampak bebas dan spontan menampilkan guyonan. 

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...