Monday, April 5, 2021

Uniknya Domus?

Sebenarnya hidup dalam kebersamaan dengan sesama rama lansia di Domus banyak hal atau peristiwa yang menjadi pengalaman yang barangkali sulit diketemukan di tempat lain. Bagi yang tinggal atau biasa datang di Domus, peristiwa-peristiwa itu menjadi hal menggelikan yang membuat tertawa bahkan terbahak-bahak. Tetapi karena keunikannya, bagi yang tidak akrab dengan kehidupan Domus itu bisa dianggap omong kosong. Tentu saja semua bersumber pada kondisi para rama yang, selain Rm. Hartanta sebagai direktur, sudah merosot secara fisik bahkan daya ingatnya. Barangkali peristiwanya adalah kata-kata sampai ada yang marah. Tetapi bagi yang lain menjadi lelucon yang memunculkan tawa geli.

Misalnya salah satu rama bertanya pada Rm. Bambang pada tanggal 4 April 2021, ketika makan siang "Sapa sing mau esuk koksembahyangke?" (Siapa yang kaudoakan tadi pagi?). Rm. Bambang menjawab "Mau esuk aku turu. Orang nyembahyangke sapa-sapa" (Tadi pagi aku tidur. Aku tidak mendoakan siapapun). "Ora wae, kowe mau esuk nyembahyangke bocah" (Tidak, tadi pagi kaum berdoa untuk seorang anak). Kemudian terjadi perdebatan. Rama yang bertanya yakin bahwa tadi pagi Rm. Bambang menyampaikan doa, sedang yang ditanya memang sesudah makan pagi tidur lagi. Rama-rama yang lain hanya mendengarkan sambil keheranan. Tetapi kemudian terjadi tawa terbahak dari rama-rama termasuk yang ditanya ketika sang penanya berkata "Aku jelas mendengar. Engkau mendoakan seorang anak yang diterima di perguruan tinggi". Semua tahu memang ada doa itu dalam Misa Malam Paskah Domus semalam sebelumnya.

Hal-hal khusus juga kerap terjadi dalam pelaksanaan misa. Yang biasa memimpin misa adalah Rm. Yadi, Rm. Hartanta, dan Rm. Bambang. Ketiga rama ini akan sesalu menyiapkan hosti lebih banyak dari jumlah peserta misa yang terdiri dari para rama dan beberapa orang yang bekerja dan juga yang biasa datang membantu di Domus. Kalau jumlahnya persis sama, kerap terjadi jumlah hosti jadi kurang karena ada beberapa rama yang tidak sadar mengambil lebih dari satu. Untuk mengambil hosti dan mencelupnya dalam darah Kristus paling tidak ada dua rama yang biasa kebingungan. Sering ambil Tubuh Kristus dan langsung dimasukkan ke piala Darah Kristus. Maka rama pembagi komuni harus mngambilkan dan menyuapinya. Dalam hal membagi komuni Rm. Hartanta yang biasa melakukannya karena kakinya sehat. Kalau beliau pergi, Rm. Bambang yang membagikan dengan berkursi roda karena salah satu kaki masih bisa untuk menggeser posisi. Komuni untuk para rama sering membutuhkan waktu yang agak lebih lama dibandingkan penerima komuni biasa. Ada yang tangan bergetar, ada yang kadang malah disodori hosti anggur malah memberkati, dan bahkan ada yang sebelum komuni harus ada sapaan "Rama, banguuuun. Komuni".

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...