Friday, April 23, 2021

Santo Adelbertus dari Praha

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 26 April 2014 Diperbaharui: 28 Juli 2014 Hits: 5834

  • Perayaan
    23 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 956
  •  
  • Kota asal
    Libice nad Cidlinou, Bohemia (Sekarang wilayah Republik Ceko)
  •  
  • Wilayah karya
    Polandia, Hungaria, Republik Ceko, Jerman
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Ditikam dengan tombak didada dan di tusuk-tusuk dengan pedang sampai ia meninggal
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 999 oleh Paus Silvester II

Santo Adelbertus dari Praha lahir sekitar tahun 956 dalam sebuah keluarga bangsawan Bohemia yang kaya raya namun saleh. Nama aslinya adalah Voytech (Wojciech). Saat ia menerima sakramen penguatan (krisma); ia memilih untuk menggunakan nama Adelbertus sebagai penghormatan kepada gurunya yang sekaligus bapa rohaninya: Santo Adelbertus dari Magdeburg; seorang yang telah menyembuhkannya dari sakit, mentobatkannya dan mendidiknya dengan penuh cinta kasih.

Ketika bapa rohaninya itu  meninggal pada tahun 981;  Adelbertus memutuskan untuk kembali ke Bohemia. Disana Uskup Deitmar di Praha kemudian mentahbiskannya menjadi seorang imam. Adelbertus kemudian berkarya beberapa tahun bekerja membantu sang uskup. Ketika Uskup Deitmar meninggal dunia Adelbertus yang saat itu masih sangat muda terpilih untuk menggantikannya.

Walau telah menjadi seorang uskup namun Adelbertus tetap menjalani pola hidup asketis layaknya seorang pertapa. Ia tidur di lantai dan tetap berpuasa secara  teratur. Ia berkhotbah hampir setiap hari, dan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi umatnya teristimewa bagi mereka yang tinggal di lingkungan kumuh dan yang berada dalam penjara. Sebagai Uskup ia mengambil langkah tegas untuk mereformasi keuangan keuskupannya. Ia memangkas semua pengeluaran untuk dirinya sendiri dan hanya menyisakan sebagian kecil dari anggaran untuk biaya makan dan minum uskup.  

Uskup Adelbertus sangat tegas dalam menghadapi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan dari sekelompok orang yang memiliki kekuasaan. Ketika usahanya untuk menciptakan pembaharuan dalam kehidupan bagi rohani para rohaniwan dan bagi kaum awam mendapatkan perlawanan,  Adelbertus tanpa ragu menanggalkan jabatannya sebagai Uskup pada tahun 990 dan pergi ke Roma.

Namun ia kemudian di panggil pulang kembali ke Praha.  Tak lama menjalankan kembali tugas pengembalaannya;  Adelbertus kembali mendapat perlawanan ketika ia dengan sangat tegas dan tanpa ragu-ragu  mengekskomunikasikan sekelompok bangsawan yang sangat berkuasa yang bertanggung-jawab atas pembunuhan seorang puteri bangsawan yang kedapatan berzinah. Ketegasannya ini membuat sekali lagi Adelbertus harus meninggalkan kota Praha dan pergi ke Roma.  Disana ia  meminta ijin pada Paus Yohanes XV  untuk pensiun sebagai uskup.  Bapa Paus mengijinkannya; dan Adelbertus lalu memilih untuk tinggal dalam sebuah biara Benediktin di kota Roma.  Dalam biara,  mantan uskup ini  menjalani hidup membiara yang sederhana seperti para rahib yang lain.  Ia dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab menjalankan semua tugas yang diberikan kepadanya;   yaitu sebagai seorang tukang sapu dan tukang cuci piring.

Lima tahun setelah kepergian Adelbertus, Uskup Agung Mentz - yang telah ditahbiskan sebagai uskup - meminta Paus untuk mengirim Adelbertus kembali ke Keuskupan Praha. Paus Yohanes melakukannya,  tapi dengan memberi kebebasan bagi Adelbertus bahwa ia dapat meninggalkan keuskupannya sewaktu-waktu jika keselamatannya terancam. Dengan patuh Adelbertus kembali memakai jubah uskup dan pulang ke Praha.

Ketika mantan uskup mereka kembali, penduduk Praha menyambutnya dengan hangat dan berjanji untuk mengubah cara mereka. Sayangnya, bagaimanapun, janji ini terbukti palsu. Sebuah persekongkolan dibangkitkan untuk melawannya hingga sesuai dengan ketentuan Paus, Adelbertus meninggalkan Keuskupan Praha dan menjadi misionaris ke Hungaria.

Di Hungaria Adelbertus menobatkan dan menuntun banyak orang untuk mengenal iman Kristiani. Termasuk di antaranya adalah  Raja Stefanus I (yang kelak dikanonisasi sebagai Santo Stefanus dari Hungaria). Dari Hungaria Adelbertus  kembali ke Roma.  Tapi Paus Gregorius V  kemudian memerintahkan Adelbertus untuk kembali dan melanjutkan tugasnya sebagai Uskup Praha. Dan sekali lagi Adelbertus kembali ke Praha.

Kali ini warga Praha dengan dipelopori oleh para bangsawan jahat;  kembali menentang Adelbertus secara  terbuka. Seorang pangeran bernama Boleslaus kemudian membunuh beberapa kerabat Uskup Adelbertus dan membakar rumah-rumah mereka, sebagai peringatan bagi Adelbertus bahwa kehadirannya di Praha tidak mereka inginkan. Demi keselamatan orang-orang yang dicintainya; dengan sedih Adelbertus memutuskan untuk pergi dari Praha dan menjadi misionaris bagi suku-suku pagan yang belum mengenal Kristus di pedalaman Polandia di bagian Timur Laut Jerman.  

Di kedua daerah itu Adelbertus berhasil membawa banyak orang kepada Kristus. Kesuksesannya ini membuat para iman pagan menjadi sangat marah. Apalagi saat Adelbertus secara terbuka mengecam ritual pagan mereka yang menggunakan korban manusia.

Suatu malam saat Adelbertus sedang tidur; seorang imam pagan bersama enam orang rekannya datang dan menangkap Adelbertus.  Mereka membawa dan mengikatnya pada sebuah pohon lalu mengaiayanya sampai pagi.   “Bukankan kau selalu mengatakan bahwa dirimu menginginkan untuk mati bagi Kristusmu itu..?? ..” Iman pagan itu mengejeknya. “Ambillah nyawaku..” Jawab Adelbertus dengan tenang.  “Dan semoga Kristus mengampuni nyawamu.....”

Imam pagan itu lalu menusuk dada Adelbertus dengan tombak. Enam orang rekannya juga ikut menikam tubuh Adelbertus sampai ia tewas dengan luka mengaga di sekujur tubuhnya. Jenazahnya lalu ditinggalkan begitu saja.  

Seorang pangeran Polandia kemudian datang dan menebus Jenazah Uskup Adelbertus dari tangan orang-orang kafir itu dengan beberapa batang emas.  Jenazah martir ini lalu dibawa dan dimakamkan dengan layak. Saat ini Makam Santo Adelbertus berada di Cathedral Basilica of the Assumption of the Blessed Virgin Mary and St. Adalbert – di kota Gniezno Polandia.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...