Senin, 12 April 2021
Yohanes 3:1-8
3:1. Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.
3:2
Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu,
bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun
yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak
menyertainya."
3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang
tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."
3:4
Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau
ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan
lagi?"
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam
Kerajaan Allah.
3:6
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari
Roh, adalah roh.
3:7
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan
kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, tidak sedikit yang percaya bahwa agama adalah pegangan untuk hidup dalam Tuhan. Agama digambarkan menjadi jaminan untuk menghayati kebahagiaan hidup hingga di alam abadi.
- Tampaknya, di dalam hidup beragama ada gambaran untuk sungguh ikut Tuhan orang harus hidup sepersis pewaris pertama tatacaranya. Bahkan orang dapat merasa akan lebih mendalam imannya kalau bisa menjalani tata budaya pendiri atau pewaris pertama.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, setaat apapun pada tradisi agamanya, orang belum tentu sungguh ikut Tuhan kalau tidak selalu siaga belajar menghayati kehidupan yang selalu baru dan diperbarui sesuai perkembangan zaman. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kesejatian beriman adalah semakin mengikuti Tuhan dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
Ah, beriman itu yang menjalani agama sepersis mungkin dengan dengan ungkapan dan wujud ketika muncul pertama kali.
No comments:
Post a Comment