Sunday, October 31, 2021

Beata Sibilina Biscossi

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Mei 2017 Diperbaharui: 10 Mei 2017 Hits: 6310

  • Perayaan
    19 March
    1 November

    20 Maret (di kota Pavia, Italia)
  •  
  • Lahir
    Tahun 1287
  •  
  • Kota asal
    Pavia, Lombardy, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 19 Maret 1367 di Pavia, Italia - Sebab Alamiah
    Tubuhnya ditemukan tetap utuh pada tahun 1854.
  •  
  • Venerasi
    Tahun 1853 oleh paus Pius IX (cultus confirmed)
  •  
  • Beatifikasi
    Tanggal 17 Agustus 1854 oleh paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi

Beata Siblina Biscossi menjadi yatim piatu saat masih kanak-kanak. Ia tidak bersekolah dan telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga sejak berusia 10 tahun. Pada usia 12 tahun ia menjadi buta dan tidak bisa bekerja lagi. Ia lalu diadopsi oleh sebuah komunitas kecil biarawati Dominikan di Pavia, Italia.

Dalam biara Sibilina mulai mengembangkan devosi kepada Santo Dominikus dan mengharapkan penyembuhan melalui perantaraannya. Ketika penglihatannya tidak kunjung membaik, Siblina mulai berpasrah diri dan tulus menerima kebutaannya. Kepasrahan dan ketulusan akan kebutaan mata fisiknya justru membuka mata rohaninya. Ia mulai menerima penglihatan dari Santo Dominikus yang memintanya untuk menjadi seorang biarawati dominikan. Dan iapun menjadi seorang suster dalam usia yang masih sangat muda.

Pada usia 15 tahun suster Sibilina menjadi seorang SEKLUSE (pertapa yang tinggal dalam sebuah sel pertapaan yang dikunci selamanya) dan menghabiskan sepanjang waktunya dalam doa dan meditasi. Dalam keheningan sel pertapaannya, suster Sibiliana kerap menerima penampakkan dari Santo Dominikius dan para kudus lainnya. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta nasehat dan doa penyembuhan. Kata-kata sederhana dari biarawati Dominikan yang buta mata dan buta huruf ini, selalu menyejukkan hati setiap mereka yang mendengarnya. Doa-doanya polos dan sederhana, namun penuh dengan Kuasa Ilahi yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dalam waktu singkat, tempat pertapaannya menjadi tempat ziarah bagi masyarakat kota Pavia dan seluruh wilayah Italia. Setiap hari ratusan orang akan mengantri di depan jendela sel pertapannya.

Santa Sibilina dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam Sakramen Ekaristi. Suatu ketika seorang imam melewati pertapaannya dalam perjalanan untuk memberi sakramen Ekaristi dan pengurapan orang sakit. Suster Sibilina memanggilnya dan mengatakan bahwa hosti yang dibawanya belum di konsekrasi. Sang imam memeriksa dan menemukan bahwa dia telah membawa hosti dari wadah yang salah.

Suster Sibiliana tutup usia dengan tenang dalam sel pertapannya pada tanggal 19 Maret 1367. Ia dimakamkan di Gereja biara Dominikan di Pavia Italia. Dalam proses beatifikasinya ditahun 1854, makamnya dibuka dan jasadnya ditemukan tetap utuh.

Agar Sedikit Bermasyarakat

Ketika makan pagi Sabtu 30 Oktober 2021 Rm. Bambang melihat lembaran kertas di mejanya. Ternyata itu berisi Surat Undangan Pemungutan Suara Kepada Pemilih. Pada hari Minggu 31 ada pemilihan Krepala Desa Condongcatur. Ini adalah pemilihan serentak di Kabupaten Sleman. Sebenarnya Rm. Bambang sudah tahu akan terjadinya pemilihan itu. Pada jam 07.43 Jumat 29 Oktober 2021 dia membaca pesan dari Rm. Fajar Kritianto dalam WAG GUYUB UNIO KAS. Beliau menyampaikan narasi "Para Romo. Berikut kami sampaikan undangan pemilihan Lurah Condongcatur. Bagi para Romo yang menggunakan hak pilih undangan dapat diambil di Pos Satpam Seminari Tinggi Kentungan." Narasi itu untuk menyertai gambar surat undangan :


Rm. Bambang yang tercatat memilik no 274 dalam DPT mendapatkan tempat pemilihan no 64 TPS di Balai Desa Kayen. Karena belum tahu lokasi TPS no 64, dia minta tolong Mas Budiarto dari Paroki Salam lewat WA untuk menanyakan kepada mertuanya yang menjadi penduduk Dusun Kayen. Pada jam 08.21 dia menulis "Mas Budi, Isa nakokke Balai Dusun Kayen ke maratuamu?" (Mas Budi, apakah bisa menanyakan lokasi Balai Dusun Kayen kepada mertuamu?). Pada jam 09.49 datang jawaban Mas Budi lewat WA di HP Rm. Bambang "Tempatnya di gang jurugsari, cat wa wa ke barat". Pada Minggu 31 Oktober 2021 Mas Hari mengantar Rm. Bambang ke tempat pemilihan. 

Ternyata tempat yang diinformasi di Gang Jurugsari tidak sesuai dengan undangan panggilan untuk Rm. Bambang. Tetapi dengan petunjuk petugas TPS Mas Hari dapat menemukan Balai Dusun Kayen. Ketika sampai di situ pada sekitar jam 09.25 Rm. Bambang langsung diminta menuju tempat petugas yang mencatat. Di situ sudah banyak warga duduk di kursi untuk mengantri. Tetapi mungkin karena difabel dan berkursi roda, Rm. Bambang langsung diminta masuk ruang pemilihan. Di situ ada laptop dengan dua gambar calon. Rm. Bambang menyentuh satu gambar dan kemudian menyentuh kata "Ya" dan terdengarlah suara ucapan terima kasih secara elektronik. Setelah kelingking kanan dioles tinta, Rm. Bambang langsung kembali ke Domus Pacis bersama Mas Hari. Di dalam hati dia mengatakan semoga dapat ikut menghayati hidup bermasyarakat sekalipun hanya sekelumit.


Lamunan Hari Raya

Semua Orang Kudus

Senin, 1 November 2021

Matius 5:1-12a

1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang biasa menggambarkan kebahagiaan sebagai suasana menyenangkan. Tak ada hal yang mengganjal hati dan membuat gelisah.
  • Tampaknya, orang juga menggambarkan kebahagiaan kebahagiaan mengalir dari keadaan harmonis. Tak ada konflik dalam yang mengganggu kehidupan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun perbedaan pandangan bahkan konflik biasa dipandang mengganggu kerukunan, tetapi orang tetap menemukan kebahagiaan kalau segalanya dihayati sebagai jalan ikut Tuhan dalam nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati kebahagiaan bagaikan cahaya benderang yang tak akan terganggu dan pudar karena mengenai kotoran.  

Ah, bahagia itu ya tenang tak ada gejolak.


Saturday, October 30, 2021

Santo Alfonsus Rodriguez

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 11 Februari 2019 Hits: 6273

  • Perayaan
    31 Oktober
  •  
  • Lahir
    25 Juli 1532
  •  
  • Kota asal
    Segovia, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Oktober 1617 di Palma, Mallorca, Spanyol | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1825 oleh Paus Leo XII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 6 September 1887 oleh Paus Leo XIII

Orang kudus dari Spanyol ini dilahirkan pada tahun 1553. Ia mengambil alih usaha jual beli kain wol milik keluarganya ketika usianya duapuluh tiga tahun. Tiga tahun kemudian ia menikah. Tuhan mengaruniakan kepada Alfonsus dan Maria - isterinya, dua orang anak. Tetapi banyak penderitaan yang kemudian datang menimpa Alfonsus. Usahanya mengalami kesulitan, puterinya yang masih kecil meninggal dunia, disusul oleh isterinya. Sekarang, pengusaha ini mulai berpikir tentang apa yang kira-kira dirancangkan Tuhan baginya.

Dari dulu Alfonsus adalah seorang Kristen yang saleh. Tetapi sekarang, ia menjadi lebih saleh lagi. Ia berdoa, bermatiraga, dan menerima sakramen-sakramen lebih banyak dari sebelumnya. Ketika usianya menjelang empatpuluh tahun, putera Alfonsus; satu-satunya orang yang tersisa dari keluarga kecilnya juga meninggal dunia. Sungguh Alfonsus menjalani hidup dalam penderitaan yang sangat hebat. Namun ketegaran iman Alfonsus sungguh luar biasa. Tidak pernah sekali pun ia mengumpat dan menyalahkan Tuhan akan hidup yang harus dijalaninya. Ia bukannya membenamkan diri dalam kesedihan, tetapi justru semakin khusuk berdoa serta berpasrah sepenuhnya kepada kehendak Tuhan.

Setelah semua keluarganya meninggal; Alfonsus kemudian menjual segala miliknya dan membagi-bagikannya kepada kaum miskin-papa. Ia lalu menuju sebuah biara Jesuit dan mohon diijinkan untuk bergabung. Namun untuk dapat masuk biara; Alphonsus diberitahu bahwa ia harus belajar dari awal terlebih dahulu. Jadilah Alphonsus kemudian pulang dan kembali bersekolah. 

Alphonsus kembali mengalami hidup yang sangat sulit. Di sekolah anak-anak kecil menertawakan Alfonsus karena Ia harus meminta-minta untuk bisa bertahan hidup; sebab ia sudah tidak punya apa-apa lagi dan ia tetap harus bersekolah.  Demikianlah, setelah lulus pendidikan  Alfonsus akhirnya diterima sebagai frater dan diberi tugas sebagai seorang penjaga pintu di sebuah seminari Yesuit. Sebuah tugas sederhana yang dijalaninya dengan penuh sukacita selama lebih dari empat puluh tahun.

Walau hanya bertugas sebagai seorang penjaga pintu namun kerendahan hati dan kesucian batinnya menyentuh hampir setiap orang yang berkunjung seminari tersebut. Senyum hangatnya yang khas   selalu menyapa siapa saja yang melewati pintu yang di tungguinya.

“Frater yang itu bukanlah seorang manusia...; ia seorang malaikat!” demikian kata superior biara mengenai Fr. Alfonsus bertahun-tahun kemudian. Para imam yang mengenalnya selama empat puluh tahun tidak pernah mendapatinya mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik. Kebaikan hatinya, ketaatan dan kesederhanaannya telah diketahui semua orang. Suatu kali, semua kursi dalam biara, bahkan juga kursi-kursi dari kamar tidur, dipergunakan untuk suatu Devosi Empat Puluh Jam. Karena suatu kesalahan, kursi Frater Alfonsus tidak dikembalikan kepadanya hingga tahun berikutnya. Namun demikian, ia tidak pernah mengeluh atau pun membicarakan masalah tersebut kepada siapa pun.

Selama masa hidupnya yang panjang, St. Alfonsus harus menaklukkan pencobaan-pencobaan yang berat. Selain itu, ia juga mengalami penderitaan jasmani yang menyakitkan. Bahkan pada saat ia terbaring mendekati ajalnya, ia harus melewatkan setengah jam lamanya bergumul dengan penderitaan yang luar biasa. Kemudian, sesaat sebelum wafat, ia dipenuhi dengan damai dan sukacita. Ia mencium Salibnya dan memandang teman-teman sebiaranya dengan penuh kasih. St. Alfonsus wafat pada tahun 1617 dengan nama Yesus di bibirnya.

Minggu Biasa XXXI/B – 31 Okt 2021 (Mrk 12:28b-34)

diambil dari https://unio-indonesia.org; ilustrasi dari koleksi Blog Domus


BERNALAR TENANG AGAMA

Pada hari Minggu Biasa XXXI tahun B ini dibacakan Mrk 12:28b-34. Dalam petikan ini Yesus menjawab pertanyaan seorang ahli Taurat yang bermaksud menjajaki pengetahuan keagamaannya. Ia ditanyai, manakah perintah yang paling utama dalam Taurat. Maklum, ada 613 hukum, 365 di antaranya ialah larangan dan yang 248 perintah. Yesus menjawab dengan mengutip Ul 6:4-5 bahwa perintah yang terutama dan yang pertama ialah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu!”. Kemudian, dengan merujuk pada Im 19:18, ditegaskannya bahwa perintah yang kedua ialah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” Ditandaskannya pula, tak ada perintah lain yang lebih utama dari pada kedua perintah itu.

BERNALAR TENTANG TAURAT

Pertanyaan kepada Yesus “Guru, perintah manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” tentu membuat orang ikut berpikir, dari sekian banyak hukum dalam Taurat, manakah yang paling pokok. Dalam rumusan aslinya, pertanyaan tadi sebenarnya berbunyi: “Guru, perintah macam apa bisa disebut besar di dalam Taurat?” Jadi yang dipertanyakan bukanlah yang mana, melainkan macamnya, jenisnya, kategorinya. Pertanyaan ini mengarah pada ciri-ciri yang membuat perintah tertentu dapat dikatakan perintah utama. Memang diandaikan perintah-perintah dalam Taurat tidak sama bobotnya. Ahli Taurat itu mau tahu apa Yesus memiliki kemampuan menimbang bobot perintah-perintah itu dan bukan hanya asal kutip sana sini.

Kaum terpelajar Yahudi menyadari bahwa tidak semua aturan sama bobotnya. Yesus sendiri di lain kesempatan juga mengungkapkan kepekaan ini, misalnya mengenai hukum hari Sabat (Mat 12:1-14). Di situ kewajiban menguduskan Sabat dibawahkan kepada kewajiban berkurban dan melaksanakan belas kasihan. Mana prinsip memahami perintah yang satu lebih pokok dari yang lain? Soal ini dijawab Yesus dengan mengutarakan dua perintah yang disebutkannya sebagai perintah yang paling utama. Kedua perintah itu dikutip dari Kitab Ulangan dan Kitab Imamat, dua kitab dalam Taurat. Dalam hal yang pertama, perintahnya terdapat setelah penegasan mengenai keesaan Tuhan Allah orang Israel (Ul 6:4, yang juga dikutip dalam Mrk 12:29). Penegasan ini dihayati sebagai mengasihiNya dengan komitmen penuh – itulah yang dimaksud dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan (Ul 6: 5 – tentang sisipan “segenap akalbudimu” dalam Mrk 12:30 lihat uraian di bawah). Perintah mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuh-penuhnya itu termasuk ayat-ayat suci yang wajib didoakan dua kali sehari (pagi dan petang) oleh orang Yahudi yang saleh. Perintah mengenai mengasihi sesama dikutip dari Im 18:8 dan ditandaskan sebagai perintah utama yang kedua.

PERINTAH UTAMA

Semalam saya mengajak tiga sekawan Mark, Matt, dan Luc ngobrol di Biblicum. Berikut ini beberapa potong pembicaraan kami di sela-sela hangatnya jahe wangi yang saya bawa dari Jawa tiga minggu lalu.

GUS: Kalian ini menyampaikan peristiwa yang sama tapi menaruh dalam konteks yang berbeda-beda. Bikin bingung pembaca. Mark kau bilang kayak di atas tadi. Tapi, dalam Kitab Ulangan kan tak ada “segenap akalbudimu” seperti dalam tulisanmu? Apa Yesus menambahkan?

MARK [mulai tak tenang]: Versi Ul 6:5 yang sampai padaku memuat empat unsur “segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatanmu”. Sebenarnya, “segenap akalbudi” itu untuk menjelaskan arti “segenap hati”. Bagi orang Yahudi, hati itu tempat bernalar, bukan tempat perasaan.

GUS: “Segenap kekuatan” yang ada dalam teks Perjanjian Lama itu tidak ada dalam versinya Matt.

MATT: Ehm, sudah jelas jadi tak perlu kusertakan.

LUC: Menyela sebentar, kalau aku, kusampaikan seperti Mark. He, Matt, kalau pakai sumber Perjanjian Lama mestinya cermatan dikit, gitu kan?

MATT: Nyang bener aje! Tentang Perjanjian Lama kau tahu apa sih! Dalam versimu (Luk 10:25-28) kedua perintah itu kautaruh dalam mulut ahli Taurat yang menanyai Yesus, bukan dalam kata-kata Yesus seperti kami laporkan. Siapa yang bikin-bikin begitu?

MARK [buru-buru menyela sebelum Luc sempat menukas Matt]: Sudah, sudah, yang itu asalnya juga dari tulisanku. Memang Yesus mengutip kedua perintah tadi (Mrk 12:29-31). Tapi seperti kuceritakan, ahli Taurat tadi kemudian mengulang yang dikatakan Yesus (Mrk 12:32-33). Ini yang diolah Luc, ya kan? Jadi kalian berdua benar. Jangan berantem kayak anak kecil, apa ndak malu dilihat ekseget? [Mengalihkan perhatian.] Jahenya kok arum bener nih!.

LUC [[nyruput lalu mendesis]: Peristiwa tanya jawab itu kupakai mengantar kisah orang Samaria. Dia yang biasanya dianggap tak masuk hitungan itu toh bisa betul-betul menjadi sesama bagi orang Yahudi yang sedang mengalami musibah di perjalanan.

MARK: Bagiku, dan tentunya bagi Matt juga, tanya jawab itu menunjukkan bahwa Yesus tak kalah piawainya dengan ahli Taurat dalam menafsirkan Perjanjian Lama. [Matt manggut-manggut.]

GUS : Gimana?

MARK: Yesus menegaskan bahwa tak ada perintah yang lebih utama dari keduanya tadi.

MATT: Sebentar, yang itu kutajamkan begini: “Pada kedua perintah inilah bergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para Nabi” (Matt 22:40)

GUS [meletakkan cangkir]: Jadi, kalian berdua, Mark dan Matt, bermaksud menonjolkan pandangan Yesus bahwa kedua perintah memang menjadi dasar dan menjiwai semua hukum Taurat dan kitab para Nabi.

MARK [tampak puas, juga Matt]: Benar. Yesus tidak mengabaikan hukum-hukum lain.

MATT [meraih poci jahe]: Justru Yesus menunjukkan makna kumpulan hukum itu. Ini kurang ditekankan Mark, apalagi Luc.

LUC: Tapi kalian kan tidak memberi contoh bagaimana mengasihi Tuhan sepenuh-penuhnya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Orang sekarang lebih mudah menangkap bila diberi cerita. Pendekatan naratif. Itulah sebabnya kutampilkan perumpamaan orang Samaria itu.

MARK: Manis, eh wedang jahenya, tapi ceritanya juga! Kisah orang Samaria itu tentang perintah kedua. Lalu perintah pertama?

LUC: Seluruh kisah Yesus menuju tujuan perjalanannya di Yerusalem (Luk 9:51-19:28) itu penjelasan naratif tentang mengasihi Tuhan dengan sepenuh-penuhnya. Kan nanti di kayu salib Yesus menyerahkan nyawanya kepada Bapanya yang dikasihinya sepenuh-penuhnya.

MARK: Sudahlah, jangan kita bikin eksegese tentang tulisan kita sendiri, serahkan saja kepada para ahli tafsir.

GUS: Ceeile! Tentang “kasihilah sesama seperti dirimu sendiri” kiranya ada yang masih perlu diulas. Kalian kan bermaksud mengatakan, kasihilah sesama yang punya pengalaman sama seperti dirimu sendiri, betul begitu? Kita ini pada dasarnya mengalami pahit getirnya kehidupan seperti orang lain. Maka nanti kalau sudah merasa lebih beruntung, jangan lupa orang yang sedang ada dalam kesusahan, gitu kan? Jadi tafsirnya bukan mengasihi sesama seperti halnya kita mengasihi diri kita sendiri.

MATT: Betul! Itu juga yang kumaksud dalam Mat 19:19 dan 22:39. Paul juga, lihat Rom 13:9, Gal 5:14, juga Opa Jim dalam Yak 2:8.

LUC [setelah mengisi cangkir lagi]: Kalau mau bilang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, mestinya kata “mengasihi” diulang. Aku ingat kalimat seperti itu dalam tulisan Oom Hans (Yoh 15:12), “Inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti aku (=Yesus) mengasihi kamu.”

GUS: Kalau bisa kurumuskan kembali, mengasihi Tuhan hendaknya dijalankan dengan kesadaran penuh (= segenap “hati”/”akalbudi”) yang keluar dari keyakinan (= segenap “jiwa”) dan tekad utuh (= segenap “kekuatan”). Jadi bukan hanya setengah-setengah, mendua, atau ikut-ikutan, tapi dengan pengertian. Lalu mengasihi sesama itu kan karena sesama itu seperti kita-kita ini juga dalam suka duka kehidupan ini. Kalian tentunya tidak keberatan kan?

HIDUP BERAGAMA

Dalam versi Mark, masih ditambahkan bahwa sang ahli Taurat membenarkan pendapat Yesus dan malah menegaskan bahwa kedua perintah itu mengatasi semua kurban bakaran dan kurban lainnya (Mrk 12:32-33). Kesadaran seperti ini membuat Yesus mengatakan bahwa orang itu tak jauh lagi dari Kerajaan Allah. Ia sudah melihat ufuk yang lebih luas dalam hidup beragama. Bukan sekedar menjalankan kurban, tapi juga upaya memahami sesama sebagai yang sama-sama diperhatikan Allah. Inilah yang membuatnya dapat mengasihi Allah dengan utuh. Inilah yang membuatnya dekat dengan kehadiran ilahi.

Pembicaraan malam itu kemudian semakin berpusat pada kemampuan Yesus memperlihatkan apa itu inti ajaran agama. Saya tanyakan bagaimana penjelasannya kok Yesus bisa melihat sedalam itu dan menyampaikan pemahamannya kepada orang banyak. Jawab tiga kawan tadi: Yesus sendiri memenuhi kedua perintah utama tadi. Seluruh hidupnya diserahkan untuk mengasihi Yang Maha Kuasa dengan kesadaran penuh dan dengan keyakinan dan tekad yang matang. Dan semuanya ini terungkap dalam kesediaannya ikut merasakan yang dialami orang lain. Ia percaya orang lain itu juga seperti dia sendiri, yakni dikasihi Allah dan oleh karenanya dapat mengasihiNya. Inilah dasar dan inti hidup beragama.

Salam hangat,
A. Gianto

Lamunan Pekan Biasa XXXI

Minggu, 31 Oktober 2021

Markus 12:28-34

28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." 32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." 34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang biasa mengaitkan keesaan Tuhan dengan gambaran tentang Allah yang monoteistik. Di dalam ilmu ketuhanan memang ada aliran monoteismi dan politeisme.
  • Tampaknya, orang bisa memahami kata esa dalam aliran monoteisme secara matematis. Esa berarti satu dan bukan banyak atau lebih dari satu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun apapun gambarannya tentang Tuhan, keesaan ilahi adalah panggilan sikap batin seseorang untuk berhubungan mesra dengan-Nya yang secara naluriah akan membawanya ke sikap dan perilaku kepada orang lain sebagaimana dia ingin disikapi dan diperlakukan oleh orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menempatkan hubungan batin dengan Tuhan dan keterbukaan pada siapapun sebagai landasan tatanan kehidupan.

Ah, untuk ber-Tuhan ikuti saja kehidupan beragama.

Friday, October 29, 2021

Santo Marcellus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 13 Agustus 2014 Diperbaharui: 29 November 2019 Hits: 10592

  • Perayaan
    30 Oktober
  •  
  • Lahir
    Akhir abad ke-3
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dipenggal pada tahun 298 di Tangiers, Morocco
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Marcellus adalah sorang perwira pasukan kekaisaran Romawi yang bertugas di  Tingis Afrika Utara  (sekarang bernama Tangier - Maroko).  Pada tahun 298 Marcellus menolak untuk berpartisipasi dalam upacara mempersembahkan korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi dalam perayaan ulang tahun Kaisar Maximianus.  Marcellus melemparkan ikat pinggang militer, seragam dan senjatanya lalu dengan lantang berkata : "Aku hanya akan mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus".

Seketika Ia langsung ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Dalam persidangan, Marcellus dengan berani memaklumkan dirinya sebagai seorang pengikut Kristus. Ia tetap menolak untuk mempersembahkan korban bagi dewa-dewa Romawi,  meskipun diancam dengan hukuman mati.  Keteguhan iman Santo Marcellus membuat Cassianus, Juru  tulis steno di pengadilan itu,  menolak untuk menuliskan jalannya persidangan dan melemparkan alat tulisnya. Dihadapan persidangan itu secara terbuka Cassianus menyatakan bahwa ia juga adalah seorang Kristen.

Santo Marcellus dan Santo Cassianus kemudian dijatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal.

Relikwi Santo Marcellus  kemudian dibawa dan disemayamkan di kota LeĂ³n, dimana ia diangkat menjadi menjadi santo pelindung kota tersebut.  Di kota ini namanya juga diabadikan di  The Plaza de San Marcello dan Gereja San Marcelo, sebuah gereja dari abad ke – 10.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Begini Sejarah Kue Putu yang Jadi Kudapan Manis Khas Jawa

 diambil dari https://www.fimela.com/lifestyle/read/3869135; ilustrasi dari koleksi Blog Domus

ilustrasi kue putu/copyright Shutterstock

Fimela.com, Jakarta Kue putu atau puthu adalah kue tradisional yang memiliki daya tariknya sendiri. Meski tidak sepopuler kue tart cokelat atau red velvet yang mahal, namun kue putu ini selalu mampu menimbulkan rasa kangen dan nostalgia yang membahagiakan bagi sebagian orang.

Kue yang murah meriah dan dibuat dengan cara yang unik, yaitu dikukus di dalam bambu-bambu, ini masih banyak digemari. Meski begitu, tak banyak yang tahu bagaimana kue ini bisa muncul dan bagaimana sejarahnya.

Dikutip dari Republika, penggiat sejarah Jelajah Jejak Malang (JJM), Mochammad Antik mengatakan bahwa kue khas Jawa ini sebenarnya bisa ditemukan di China Silk Museum. Kue ini sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, di masa Dinasti Ming.

Dulunya, kue ini disebut Xian Roe Xiao Long, yaitu kue dari tepung beras yang diisi kacang hijau lembut yang dimasak dalam cetakan bambu. Sedangkan berkembang sehingga disebut putu, karena dalam naskah sastra lama, Serat Centhini yang ditulis pada tahun 1814 di masa kerajaan Mataram, muncullah nama puthu.

Di naskah tersebut, disebutkan bahwa Ki Bayi Panurta yang meminta santrinya menyediakan hidangan pagi menyajikan makanan pendamping berupa serabi dan puthu. Begitu pula di naskah lainnya. Puthu identik dengan kudapan yang disajikan pagi hari. Isian puthu sendiri ikut berubah dari kacang hijau jadi gula jawa yang saat itu tentunya, lebih mudah didapatkan.

Jadi seperti itu cerita asal muasal kue putu. Kue yang jika dibuat, mengeluarkan suara nyaring ini memang menjadi kue tradisional yang unik dan tak bisa diabaikan begitu saja. Sebagai salah satu warisan kuliner Indonesia, memang sudah sewajarnya kita mengenal sejarah kue putu.

Lamunan Pekan Biasa XXX

Sabtu, 30 Oktober 2021

Lukas 14:1.7-11

1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 

7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang bisa sakit hati kalau disepelekan. Bagaimanapun juga orang butuh penghargaan.
  • Tampaknya, penghinaan terhadap orang lain dapat berakibat hukum. Itu dapat dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun penghinaan dipandang merendahkan martabat seseorang, kalau sikap dan tindakan perendahan diarahkan kepada diri sendiri, itu justru membuahkan penghargaan sejati. Dalam yang ilahi akarena kemesraannya dengan relung hati orang akan menghayati kemuliaannya justru dalam sikap dan perilaku tidak memuliakan diri.

Ah, kini adalah jaman persaingan maka orang harus mampu menunjukkan keunggulan diri.

Thursday, October 28, 2021

Santo Narcissus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 27 Oktober 2016 Hits: 5097

  • Perayaan
    29 Oktober
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 99
  •  
  • Kota asal
    Yerusalem
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 215 – sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Narcissus hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia sudah lanjut usia ketika ditahbiskan sebagai Uskup Yerusalem. Namun walau sudah uzur ternyata Narcissus  adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat.

Suatu hari tiga orang jahat bersekutu dan bersaksi dusta tentang uskup Narcissus dan mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus itu.

Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissus mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri dan menjadi pertapa di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita.

Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215.

Humor Model Lansia Domus


"Engko aku arep doa nggo bapak karo ibuku" (Nanti saya mau berdoa untuk bapak dan ibuku) Rm. Bambang berkata kepada Rm. Suntara ketika makan pagi Selasa 26 Oktober 2021. Rm. Suntara menanggapi dengan bertanya "Ana apa?" (Ada even apa?) yang langsung dijawab oleh Rm. Bambang "Aku arep nyuwun supaya jame takpek takpasang neng kamarku" (Aku akan minta agar mengijinkan saya memiliki jam beliau dan saya pasang di kamar saya). "Jam apa ta?" (Jam apa itu?) tanya Rm. Suntara. Rm. Bambang kemudian menjelaskan tentang jam pemberian pengurus UNIO KAS, persaudaraan para imam praja Keuskupan Agung Semarang. Ketika Rm. Suntara masih agak bingung, Rm. Hartanta menyambung "Sing teng tas cemeng wau dalu" (Yang tadi malam ada dalam tas hitam). Rm. Suntara langsung berkata "Ooooo, thekku durung takbukak" (Oooo, milikku belum saya bukak). Pada Senin malam 25 Oktober 2021 setiap rama Domus memang mendapatkan satu tas higtam.

Rm. Bambang kemudian meneruskan bila tidak bilang takut kalau-kalau bapak dan ibunya datang dan bertanya "Endi jamkuuuuuuu?" (Mana jamkuuuu?). Mendengar kata-kata Rm. Bambang, Rm. Suntara dan Rm. Hartanta tertawa karena barangkali membayangkan ada arwah datang minta tas dari Rm. Bambang. "Jan-jane pengurus UNIO ngersakke tas saisine dingge orang tua masing-masing rama ta?" (Sebetulnya tas dengan isinya diperuntukkan bagi orang tua masing-masing rama, kan?) tanya Rm. Bambang yang diiyakan oleh Rm. Hartanta. Pada tahun 2021 ini UNIO KAS berulang tahun ke 66. Ternyata untuk menyapa orang tua masing-masing rama anggotanya pengurus membuat bingkisan yang dimasukkan dalam tas hitam. Isi dari tas itu adalah handuk yang dibungkus plastik bersama 2 buah masker dan gangtungan kunci, jam dinding UNIO KAS, dan termos kecil yang bisa dibawa kemana-mana. Tentu saja bagi para rama sepuh Domus Pacis St. Petrus itu dapat membuat tertawa. Bagaimana mengantarnya ke orang tua mereka? Bukankah semua sudah "yatim piatu" dan bapak ibu mereka sudah ada di makam masing-masing?

Lamunan Pekan Biasa XXX

Jumat, 29 Oktober 2021

Lukas 14:1-6

1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 2 Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. 3 Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" 4 Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. 5 Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" 6 Mereka tidak sanggup membantah-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, setiap orang itu unik. Itu juga menyangkut pikiran, perasaan, dan kehendaknya.
  • Tampaknya, seribu orang dapat menghadirkan seribu kepala. Orang dapat berdiskusi dan berdebat terhadap sebuah masalah.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang dapat adu argument karena beda pendapat apalagi karena berseberangan, kalau dihadapkan secara langsung dengan kenyataan demi keselamatan seseorang, orang dapat hanya terdiam. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan dapat melakukan kebaikan tanpa membuat musuh berseberangan berusaha menghalangi sekalipun amat jengkel karena dia menunjukkan realita di depan mata.

Ah, terhadap musuh sekalipun untuk perbuat baik harus dibuatkan alasan untuk menegatifir.

Wednesday, October 27, 2021

Santo Yudas Tadeus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 15 Agustus 2013 Diperbaharui: 14 Oktober 2019 Hits: 19170

  • Perayaan
    28 Oktober
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Dipenggal dengan Kapak - Sekitar tahun 65
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Menurut tradisi, Santo Yudas adalah saudara sepupu Jesus. Ia adalah putra dari Kleopas dan istrinya Maria, yang adalah sepupu dari Maria ibu Yesus. Tradisi mengatakan bahwa ayah Yudas, Kleopas, juga mati dimartir karena pengabdiannya yang terus terang dan terbuka kepada Kristus yang bangkit.

Yudas disebut juga Tadeus, artinya “si pemberani”. Pada Perjamuan Malam Terakhir, dengan berani  St. Yudas bertanya kepada Yesus, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” Jawab Yesus, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.”

Setelah Pantekosta Santo Judas berkarya memberitakan Injil di Yudea, Samaria, Idumea, Suriah, Mesopotamia dan Libya. Ia juga dikatakan telah mengunjungi Beirut dan Edessa.  Ia bersama Santo Bartolomeus secara tradisional diyakini adalah  orang pertama yang membawa agama Kristen ke Armenia, dan oleh karena itu dihormati sebagai orang kudus pelindung Gereja Apostolik Armenia. Tradisi ini diperkuat dengan keberadaan dua buah Biara di Armenia; yaitu Biara Santo Thaddeus (sekarang wilayah Iran utara) dan Biara Santo Bartholomeus (sekarang menjadi wilayah tenggara Turki).

Santo Yudas meninggal sebagai martir sekitar tahun 65 di Beirut, di provinsi Romawi Suriah, bersama-sama dengan Santo Simon orang Zelot. Pada lukisannya dari abad kedua terlihat bahwa ia sering terlihat memegang kapak, ini mungkin melambangkan cara bagaimana dia dibunuh.  

St. Yudas dikenal sebagai santo pelindung “perkara yang sulit atau hampir tidak ada harapannya.” Umat beriman sering mohon bantuan doanya ketika tampaknya hampir tidak ada harapan sama sekali atas persoalan mereka. Seringkali Tuhan menjawab doa-doa mereka oleh karena bantuan doa rasul ini. Terdapat Sebuah doa Novena yang indah dan penuh dengan kekuatan rohani; yang ditujukan pada Rasul Yudas Tadeus.

Melacak Sejarah Masker dari Abad Ke-6 SM hingga Wabah Black Death

 diambil dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/31/152600665

Kompas.com - 31/08/2020, 15:26 WIB


Sejarah masker (shutterstock/Everett Collection)

Penulis: Nur Rohmi Aida | Editor Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.comMasker saat ini menjadi barang yang harus dibawa dan dikenakan saat beraktivitas di luar rumah. 

Peraturan wajib mengenakan masker sudah banyak dikeluarkan berbagai negara sejak pandemi virus corona muncul dan menyebar di awal 2020 lalu. 

Para ahli dan peneliti meyakini, penggunaan masker disertai dengan jaga jarak dan rajin mencuci tangan bisa menjadi cara efektif mencegah penularan virus termasuk virus corona.  

Keberadaan masker dan penggunaanya tidak muncul baru-baru ini saja. Sebab apabila dilacak lebih jauh, adanya masker sudah ada sejak ratusan tahun lalu.  Masker mengalami berbagai perkembangan dari zaman ke zaman. Mulai dari bahan, model hingga penyebab penggunaanya.

Berikut ini sejarah perkembangan masker di dunia: 

Abad ke-6 SM 

Sejarah awal masker banyak dihubungkan dengan penemuan beberapa gambar orang memakai kain untuk menutupi mulut mereka yang ditemukan di pintu makam Persia. 

Gambar tersebut dianggap sejarah awal masker yang mungkin dimulai pada abad ke-6 SM. 

Adapun di China, mengutip dari Global Times masker pertama kali diduga muncul pada masa Dinasti Yuan (1279-1368). Pada masa itu, masker di China berupa kerudung yang ditenun dengan sutra dan benang emas. 

Hal tersebut berdasarkan catatan The Travelers of Marco Polo yang merupakan buku perjalanan orang Italia pada abad ke 13. 

Buku tersebut menceritakan perjalanan Marco Polo ke China pada masa Dinasti Yuan. 

Saat itu, diceritakan para pelayan yang melayani kaisar saat makan harus mengenakan sutra untuk menutup mulut dan hidung mereka. 

Diyakini syal sutra tersebut akan menjaga napas para pelayan agar tak mempengaruhi bau dan rasa makanan.

Wabah Black Death 

Sementara itu, pada abad ke-14, saat wabah Black Death menyebar ke Eropa hal ini juga mendorong munculnya penggunaan benda yang berbentuk mirip masker wajah. 

Pada abad ke-16, seorang dokter Perancis Charles de Lorme menemukan masker bentuk paruh.


Sejarah masker paruh (shutterstock)

Saat itu dirinya memasang kaca di rongga mata guna memastikan jarak pandang. 

Adapun di bagian ujung paruh diletakkan parfum, rempah-rempah atau obat-obatan yang wangi termasuk daun mint, dan kamper guna menyaring penyakit. 

Penggunaan masker paruh itu kemudian dilengkapi dengan topeng, topi, syal, jubah, celana panjang, sarung tangan, sepatu dan tongkat berjalan. 

Rangkaian pakaian itu kemudian disebut “setelan paruh”. Setelan paruh ini kemudian berkembang menjadi simbol kematian yang menakutkan akibat wabah yang saat itu meluas. 

Pada abad yang sama, seorang pelukis terkenal, Leonardo da Vinci memberikan usulan perendaman kain dalam air lalu meletakkannya pada wajah untuk menyaring bahan kimia beracun yang berasal dari sitem pernapasan manusia. 

Metode ini sendiri masih efektif dan banyak dipakai dalam panduan keluar dari kebakaran hingga saat ini.

Perkembangan modern 

Desain masker kemudian mengalami terobosan maju pada abad ke 19. 

Bermula pada tahun 1827 seorang ilmuwan asal Skotlandia Robert Brown menemukan “Gerakan Brownian”. 

Secara teoritis hukum ini membuktikan mengenai efek perlindungan masker terhadap debu. 

Selanjutnya pada tahun 1848, masker buatan Amerika, Lewis Hassley yang diperuntukkan bagi penambang menjadi masker pertama yang dipatenkan sebagai masker pelindung. 

Ini sekaligus menjadi tonggak dalam sejarah perkembangan masker wajah. 

Masker pada tahap ini mirip masker gas. Hassley mengajukan paten pada tahun 1849 dengan nomor 6.529. 

Pada tahun 1861, seorang ahli biologi, mikrobiologi dan kimiawan Perancis Louis Pasteur membuktikan bahwa di udara terdapat bakteri.


Louis Pasteur di laboratoriumnya, lukisan oleh Albert Edelfelt, 1885.()

Penemuan ini kemudian mendorong semakin banyaknya orang mulai memperhatikan mengenai desain masker modern. 

Sebagai contoh, seorang dokter Perancis yang mulai membuat masker dari enam lapis kain kasa. 

Ia menjahit masker pada kerah gaun bedah di tahun 1899. 

Saat menggunakannya, dokter hanya perlu membalikkan kerah untuk kemudian dipakai. 

Lambat laun, masker berkembang menjadi bentuk yang bebas diikat dan digantung di telinga dengan tali melingkar yang melahirkan desain masker modern. 

Adapun pada akhir Dinasti Qing (1644-1911) ilmuwan medis Cina Wu Liande menemukan masker yang terbuat dari dua lapis kain kasa yang disebut “masker WU” sebagai respon terhadap adanya wabah penyakt di China Timur Laut. 

Masker ini banyak menuai pujian dari ahli di banyak negara karena mudah dibuat, biaya produksi rendah dan bahan mudah didapat. 

Desain baru


Petugas medis menggunakan masker saat wabah flu spanyol di awal abad 19 (shutterstock)

Saat mulai muncul wabah penyakit menular seperti flu, dan muncul kabut asap dari industri modern, bahan dalam masker pun juga terus berkembang. 

Hal itu untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyaring virus maupun polusi supaya lebih baik. Termasuk saat pandemi SARS tahun 2003 dan kabut asap tahun 2012.

Istilah PM2.5 mulai dikenal publik, dan penggunaan masker N95 maupun KN90 yang mampu menyaring partikel PM 2.5 ini menjadi populer.

Perusahaan masker N95, 3M yang merupakan singkatan dari Minnesota and Manufacturing Co telah memproduksi masker N95 sejak 1967. Masker N95 sendiri ide pembuatan masker berasal dari desaian bra. 

Mengutip dari House Beautifull, Prototipe N95 pertama berasal dari ide Sara Little Turnbull yang menggunakan pencetak cup bra sebagai pencetak maskernya. 

Sara merupakan pekerja di pabrik 3M. Awalnya ia ditugaskan ke divisi pembungkus kado dan pita. Saat itu, perusahaan tengah memikirkan bahan bukan tenun untuk membuat pita kaku. 

Namun dirinya melihat potensi lain. Awalnya ia memanfaatkan bahan itu untuk membuat cup bra yang dicetak. 

Di saat yang sama, Sara tengah merawat keluarganya yang sakit yang menyebabkan ia menghabiskan banyak waktu dengan dokter dan perawat yang kerap memakai masker yang diikat. 

Saat itulah Sara terpikirkan memanfaatkan desain branya untuk membuat masker semacam itu, dimana ia pas untuk ditangkupkan ke wajah sehingga masker dapat berfungsi dengan baik. 

Akhirnya ide Sara disetujui oleh 3M dan pada 1961 masker medis ringan pertama berdasarkan desain cup bra dirilis. 

Sementara itu masker yang berukuran dewasa mungkin tak cocok untuk anak-anak. Karena itulah sebuah perusahaan teknologi Airmotion bekerjasama dengan studio desain Denmark Kilo Design mulai membuat masker khusus anak yang diberi nama Woobi Play. 

Woobi Play menggunakan dua port yang dirancang khusus dengan ukuran besar di kiri dan kecil di kanan. 

Bagian besar untuk bernafas dan kecil untuk menghembuskan napas. Adapun bagian tengah adalah elemen filter lipat spiral yang dapat menyaring 95 persen polutan dalam tiga dimensi. 

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...