Apapun pekerjaan, tugas, dan sebuah tindakan sebagai pengikut Kritus bagi saya adalah tanda dan sarana menjalani tugas PEWARTAAN INJIL. Bagi saya Injil bukan terutama buku Kitab Suci. Injil juga bukan terutama agama. Injil adalah damai sejahtera ilahi yang mengalir dari kemesraan orang dengan relung hati. Tugas pewartaan Injil berasal dari amanat Tuhan Yesus ketika akan naik ke sorga (lihat misalnya Mark 16:15). Dalam hal ini tampaknya sering muncul anggapan bahwa orang yang sudah pensiun dan atau lansia sudah bebas tugas. Apalagi kalau sudah tidak bisa ke sana-sini karena keterbatasan kondisi yang membuat difabel, dengan bebas kerja orang bisa menganggap juga bebas dari tugas pewartaan Injil. "Kalau sudah tak kerja apa-apa terus mau apa" demikian orang bisa berkata.
Itu semua dalam diri saya menjadi terpikir secara khusus dan menghadirkan kesadaran baru. Hal ini berkaitan dengan peristiwa kunjungan dari Ibu-ibu Stasi Seyegan, Paroki Medari. Sebagai kunjungan, itu adalah peristiwa biasa karena Domus sering mendapatkan kunjungan-kunjungan kelompok umat. Tanya-jawab yang terjadi juga berisi butir-butir yang kerap muncul dalam kunjungan-kunjungan lain. Tetapi ada sebuah pertanyaan yang dalam anggapan saya menghadirkan kesadaran baru dalam beriman. Pertanyaannya adalah "Apakah para rama merasa nyaman tinggal di sini?". Tentu maksudnya di rumah tua para rama Domus Pacis Santo Petrus. Pada saat pertanyaan dilontarkan, saya merasa itu mirip dengan pertanyaan "Apakah para rama tak pernah merasa jemu atau bosan berada di Domus?" Ketika ditanya tentang "rasa nyaman", jawaban para rama sepuh kesemuanya adalah "NYAMAN". Ada rama yang menambah "Di sini enak, kok". Ada yang nambah "Apa-apa tersedia". Ada yang nambah "Bebas banyak menentukan diri". Tentu saja saya, yang menjadi pemandu, biasa membelok-belokkan memunculkan suasana humor penuh tawa. Saya sendiri menambahkan "Di sini salah dan jelek tidak menjadi masalah. Makan sambil buang air kecil dan besar tak soal. Karyawan lansung bergerak. Di Kapelpun tak soal. Bahkan mau marahpun sudah ada petugas karyawan jadi pendengar". Ternyata TOPIK NYAMAN membuat suasana penuh tawa keceriaan. Dari kunjungan ini Bu Rini mendapatkan informasi bahwa ibu-ibu Seyegan merasa bahagia dengan mengunjungi para rama sepuh. Sesudah saya rasakan dan renungkan saya menyadari bahwa RASA NYAMAN DALAM KEHIDUPAN KONGKRET DALAM DIRI SUDAH JADI WARTA BAHAGIA BAGI ORANG LAIN. Maka dalam kondisi apapun seseorang, asal bisa mengolah hidup sehingga menemukan kenyamanan, orang sudah jadi pewarta Injil.
No comments:
Post a Comment