Saturday, December 14, 2024

Belajar Pastoral Lansia Momong Cucu

Bagi saya beriman adalah "Semakin mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat". Kalau tidak keliru pandangan itu bersumber dari Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (Ardas KAS) 1996-2000. Selama 27 tahun sebelum masuk rumah tua pada Juni 2010, itu menjadi pegangan dasar sikap batin saya untuk pengembangan umat Paroki. Secara kongkret itu menjiwai saya dalam pendampingan Dewan Paroki, pengembangan umat Lingkungan, gerakan pendampingan anak dan remaja. Sesudah masuk golongan lansia, sikap batin itu masih melekat dalam relung hati saya. Saya memandang perkembangan situasi hidup saya adalah kehidupan lansia. Inilah yang mendorong saya untuk belajar dan memperdalam tentang kelansiaan. Pembelajaran itu saya jalani dengan langsung masuk dalam pastoral kelansiaan sejak tahun 2013 selama di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Tetapi sejak berada di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, secara praaktis itu terhenti. Memang, saya sebulan sekali masih berjumpa dengan Kelompok Jagongan Iman Pringgolayan untuk kaum lansia. Memang, kalau ada permintaan mendampingi rekoleksi lansia, saya juga masih sering menyanggupi.


Satu hal yang tidak saya sadari berkaitan dengan rombongan tamu yang berkunjung untuk para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Di dalam perkembangan ternyata berkali-kali datang rombongan kanak-kanak Sekolah Taman Kanak-kanak dan Pendampingan Iman Anak (PIA). Barangkali karena dulu saya banyak berkecimpung di kalangan kanak-kanak, Rm. Hartanta sebagai pimpinan Domus selalu meminta saya menjadi pemandu. Kebetulan, walau ngawur, saya bisa mengoperasikan keyboard. Ternyata dari sini saya merasakan kegembiraan berhadapan dengan cucu-cucu yang kerap muncul dari kisah orang-orang lansia. Inilah yang mendorong hati saya belajar dengan praktek untuk Pastoral Lansia Momong Cucu. Pembelajaran ini mendorong saya untuk memanfaatkan tanggal 22 Januari 2025 sebagai tanggal istimewa saya. Pada 22 Januari 1981 saya ditahbiskan jadi imam. Saya akan mendatangkan anak-anak dari 6 Taman Kanak-kanak dan 1 Kelompok Bermain. TK dan KB yang saya datangkan berasal dari Paroki Warak, Paroki Medari, Paroki Somohitan, dan Paroki Pakem. Ketujuh sekolah ini sudah saya hubungi dan mereka sanggup hadir bahkan TK Warak, TK Cepet Pakem, dan KB Medari sudah mengirimkan jumlah yang akan datang. Saya juga mempelajari adanya macam-macam generasi : silent, baby boomers, X, Y, Z, Alpha. Saya juga sudah mendapatkan kesediaan dari 3 orang (Pak Seno, Bu Yayik, Bu Asih) untuk menjadi pemandu. Ketiganya adalah mantan Tim Edukasi Misioner dalam karya saya dulu. Bu Rini dan Bu Rachel juga sudah membuat antisipasi penyediaan konsumsi. Barangkali untuk Domus Pacis Santo Petrus tanggal 22 Januari 2025 akan jadi istimewa, karena tampaknya yang datang bisa tembus 400 orang yang terdiri dari para murid, guru, dan orangtua pengantar. 

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...