Saturday, December 31, 2022

Penyumbang Tambahan Dana Desember 2022

Pada suatu hari di bulan Desember 2022 Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus Pacis St. Petrus berkata kepada Rm. Bambang "Wulan niki pengeluaranipun ageng"(Pengeluaran bulan ini besar). Beliau kemudian berkata bahwa ada kenaikan honorarium untuk karyawan termasuk uang hari besar Natal 2022. Sementara itu Rm. Joko harus dicarikan pramurukti untuk jaga 24 jam. Ini semua belum ditambah kondisi romo-romo yang memerlukan kerja lembur selain Rm. Joko yang kini membutuhkan penunggu selama cuci darah seminngu 3 kali. Semua ini tentu membutuhkan tambahan dana untuk anggaran bagi karyawan. Keuskupan memberikan anggaran dana. Tetapi untuk menopang 15 orang tenaga yang kini dibutuhkan, anggaran dari Keuskupan belum mencukupi. Maklumlah selain untuk melayani 12 orang romo di mana 11 orang sudah sepuh dengan kondisi fisik kebanyakan membutuhkan pelayanan khusus, besarnya bangunan dan cuci setrika juga menjadi pekerjaan besar.


Mengingat itu semua, paling tidak dalam diri Rm. Bambang ada rasa syukur dalam hatinya. Dia adalah sosok yang diminta oleh Rm. Hartanta untuk mencari tambahan dana. Sejak Juli 2021 Rm. Bambang mengiformasikan kondisi para romo Domus berkaitan dengan kebutuhan tambahan dana untuk karyawan. Informasi itu disebarkan lewat WA, FB, dan e-mail yang dijelaskan dalam Blog Domus https://domuspacispetrus.blogspot.com. Ternyata mulai bulan itu hingga kini muncul cukup banyak yang memberikan kepedulian dengan mengirimkan sumbangan lewat rekening bank. Untuk bulan Desember 2022 tercatat ada penyumbang yang terdiri dari 4 kelompok dan 30 perorangan. Secara keseluruhan besar sumbangan adalah Rp. 24.955.000,00. Mereka adalah sebagai berikut :

1. Ibu Ida, 2. Bp. Siswoto, 3. PUPIP Ungaran (80 org), 4. Ibu Lucy, 5. Ibu Maria Kristina Dannie, 6. Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 7. Bp. Jono, 8. Ibu Haryono, 9. Ibu Dicky, 10. Ibu Christine, 11. Ibu Wartini, 12. Bp. Blasius Chasto, 13. Ibu Dewi Anggraeni, 14. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 15. Ibu Malya, 16. Ibu Yuliana Sutarni, 17. Ibu Mamik, 18. Ibu Wellanda, 19. Ibu Melly, 20. Bp. Jaya, 21. Ibu Yenyen, 22. Bp. Bambang Triono Cahyadi, 23. Ibu Evy, 24. Ibu Bernadet Suwarni, 25. Bp. Suwarno, 26. Ibu Mrihadi, 27. Ibu Drg. Yuristianti, 28. Ibu Istiyono, 29. Ibu Chatarina Gunarti, 30. Ibu Eny Bernadet. 31. Ibu Endang W, 32. Ibu ML Setiyani Indrawi, 33. Kelompok Yosefin Medari, 34. Devosan Kerahiman Ilahi Mungkid.

Santo Fulgensius dari Ruspe

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 06 Mei 2014 Diperbaharui: 09 November 2019 Hits: 11349

  • Perayaan
    1 Januari
    3 Januari (Biara Agustinian)
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 465
  •  
  • Kota asal
    Thelepte (sekarang wilayah Tunisia)
  •  
  • Wilayah karya
    Tunisia, Mesir, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Januari 533 di Ruspe - Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Fulgensius (Fabius Claudius Gordianus Fulgentius) adalah anak seorang senator Romawi di Afrika Utara. Ia lahir pada tahun 465 di Kartago (sekarang Wilayah Tunisia). Ayahnya, Senator Gordianus meninggal saat ia masih berusia muda. Ibunya, Mariana, yang kemudian mendidiknya dalam ilmu pengetahuan dan membesarkannya dalam iman Kristiani. Kecerdasannya membuat Fulgensius dapat bekerja sebagai pegawai pajak di kota Kartago. Pekerjaan ini sungguh menjemukan baginya dan kerap menimbulkan pergolakan batin yang luar biasa. Karena itu Fulgensius berusaha mencari ketenangan dengan membaca kitab Mazmur dan juga tulisan-tulisan St. Agustinus Hipo.  Semakin lama membaca, Flgensius  semakin terinspirasi dengan ajaran dan kehidupan rohani Santo Agustinus. Hingga suatu saat Fulgensius memutuskan untuk meninggalkan kehidupan dunia  dan mengikuti jejak Agustinus menjadi seorang biarawan.  

Dia melamar  pada uskup Faustus,  yang saat itu tengah mendirikan sebuah biara di Byzacena setelah dipaksa keluar dari keuskupannya oleh Raja Huneric yang mendukung bidaah sesat Arian.  Uskup Faustus awalnya menolak Fulgesius. Ia sangat prihatin dengan keadaan fisik Fulgensius yang lemah, yang mungkin akan membuatnya sakit bila menjalani pola hidup ketat dalam biara.  Namun Faustus akhirnya memberi ijin setelah melihat kesungguhan hati Fulgensius untuk hidup membiara.

Mendengar Fulgensius masuk biara; Mariana ibunya menjadi sangat sedih. Dia bergegas ke gerbang biara, dan meminta agar anaknya dibiarkan pulang. Ia menangis sambil mengatakan pada semua orang bahwa Gereja yang seharusnya melindungi para janda seperti dirinya, kini telah merampok putranya Fulgensius;  satu-satunya yang tersisa dalam hidupnya.  Mariana baru mau pulang setelah Fulgensius sendiri datang dan memohon restu ibunya supaya ia dibiarkan menjadi seorang biarawan.

Beberapa tahun hidup damai dalam biaranya;  serangan kaum Arian akhirnya memaksa Fulgensius untuk mengungsi ke sebuah biara lain. Ia tinggal di sana sambil mengajar dan berkotbah menentang bidaah Arian yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Kotbah-kotbahnya membuat kaum Arian berang.  Seorang imam Arian kemudian membayar orang-orang Numidia untuk menangkap dan menyiksanya.  Selama beberapa hari mereka berhasil menyekap dan menyiksa Fulgensius namun ia kemudian berhasil meloloskan diri.  Fulgensius berencana untuk pergi ke Alexandria Mesir, namun ia berubah pikiran setelah mendengar bahwa kaum Arian telah menguasai Mesir. Karena itu ia lalu memutuskan untuk pergi ke Roma.

Di Roma, Paus meminta Fulgensius kembali ke Afrika dan tetap berjuang melawan bidaah Arian. Paus juga menetapkannya sebagai Uskup Ruspe di Tunisia.  Uskup Fulgesius kemudian membuat semua orang di wilayah Keuskupannya terkesan dengan pengajarannya tentang iman yang benar. Banyak pengikut Arian yang dibawanya kembali kepangkuan Gereja. Hal ini membuat kaum Arian marah dan membuat kekacauan.  Raja Thrasamund, yang adalah seorang Arian, memerintahkan agar Uskup Fulgensius dan semua uskup yang menentang  Arian ditangkap dan dibuang ke Pulau Sardinia. Jumlah mereka yang dibuang ke Sardinia adalah hampir enam puluh orang;  terdiri dari para Uskup dan para imam yang secara terang-terangan menentang Arian. Hidup dalam pembuangan di Sardinia sangat berat dan penuh penderitaan. Namun semua itu tidak pernah mengoyahkan iman para pahlawan Gereja ini.  Paus di Roma yang tahu akan penderitaan mereka selalu mendukung mereka dengan mengirimkan bantuan tetap berupa bahan-bahan makanan dan uang.  Di tempat pembuangan ini, Fulgentius menulis banyak buku pembelaan iman.  

Pada tahun 523, setelah kematian Raja Thrasamund dan pengaruh bidaah Arian mulai surut; Uskup Fulgensius kembali ke diosisnya di Ruspe. Dia bekerja keras untuk membenahi Keuskupannya yang telah lama terbengkalai karena ketidakhadirannya. Umatnya amat mencintai Uskup yang kudus ini.  Khotbah-kotbahnya yang mendalam sangat memukau para pendengarnya. Bahkan Uskup Agung Kartago Bonifasius, akan bercucuran airmata setiap kali mendengar Fulgensius berkhotbah. Ia akan selalu menyampaikan terima kasih kepada Tuhan karena telah memberikan seorang pengkhotbah besar untuk gereja-Nya di Afrika Utara.

Uskup Fulgensius bekerja di Ruspe sampai pada hari kematiannya pada tanggal 1 Januari tahun 533.

Lamunan Hari Raya

Santa Perawan Maria Bunda Allah

Minggu, 1 Januari 2023

Lukas 2:16-21

16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, seorang ibu akan senang sekali kalau ada orang-orang mengagumi anaknya. Dia bisa menambahkan hal-hal yang bisa menambah kekaguman.
  • Tampaknya, seorang ibu akan sakit hati kalau anaknya direndahkan bahkan dibuli. Dia bisa melabrak siapapun yang melakukannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul mesra dengan kedalaman batin, sekalipun sanjungan terhadap anak menyenangkan dan ejekan membuat sakit hati bagi seorang ibu, berhadapan dengan peristiwa yang menyangkut anak seorang ibu sejati akan pertama-tama diam menyimpannya dalam relung kalbu dan menjadikan omongan dengan Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menympan dalam hati ketika menghadapi peristiwa apapun, baik menyenangkan ataupun tidak, dan merenungkannya.

Ah, kalau ada peristiwa yang mengenai dia atau keluarga ya harus bicara menanggapi.

Friday, December 30, 2022

Asal Usul Perayaan Tahun Baru Masehi, Sejak Kapan Dirayakan 1 Januari?

diambil dari  https://news.detik.com/berita/d-6475907

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Kamis, 22 Des 2022 17:56 WIB

Foto: Getty Images/Nikada

Jakarta - Tahukah kamu asal usul perayaan tahun baru masehi? Perayaan tahun baru masehi merupakan perayaan yang dilakukan sebagian besar masyarakat di seluruh dunia untuk menyambut pergantian tahun baru masehi.

Tahun baru masehi merupakan hitungan tahun yang baru dalam kalender masehi, atau kalender yang umum digunakan secara universal di seluruh dunia pada saat ini. Pergantian tahun baru masehi ini biasa dirayakan oleh sebagian masyarakat di seluruh dunia dengan berbagai macam kegiatan.

Lantas bagaimana asal usul perayaan tahun baru masehi? Sejak kapan pergantian tahun baru masehi dirayakan? Simak serba-serbi sejarah perayaan tahun baru masehi berikut ini.

Asal Usul Perayaan Tahun Baru Masehi

Melansir situs History, berikut ini pemaparan sejarah asal mula pergantian tahun baru masehi dirayakan:

Dirayakan Sejak 4.000 Tahun Lalu

Asal usul perayaan tahun baru pertama kali tercatat sejak sekitar 4.000 tahun lalu atau sejak 2.000 tahun sebelum masehi (SM). Tujuan perayaan tahun baru ini dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM).

Tradisi perayaan tahun baru oleh bangsa Babel ini dilakukan dengan mengikuti penanggalan pada bulan pertama vernal equinox (perpotongan lingkaran ekuator dan ekliptikal). Pada saat itu, tahun baru dirayakan pada pertengahan bulan Maret, karena pada masa itu adalah pergantian musim.

Dirayakan dengan Berbagai Ritual

Tradisi perayaan tahun baru oleh bangsa Babilonia kala itu diselenggarakan dengan berbagai macam ritual. Mereka menggelar perayaan tersebut dengan festival keagamaan besar-besaran yang disebut Akitu yang melibatkan berbagai ritual berbeda selama 11 hari.

Bagi bangsa Babilonia perayaan tahun baru dianggap sebagai kemenangan Dewa Langit Marduk melawan Dewi Laut yang jahat, Tiamat. Selama perayaan tersebut Raja Babilonia menerima mahkota baru sebagai simbol pembaharuan mandat dari sang ilahi.

Ilustrasi Asal Usul Tanggal 1 Januari Dirayakan sebagai Awal Tahun Baru Masehi Foto: detikcom/Dikhy Sasra

Sejarah 1 Januari Jadi Awal Tahun

Asal usul perayaan tahun baru ditetapkan pada 1 Januari tak lepas kaitannya dengan pengembangan penanggalan bangsa Romawi kuno. Tak luput pula peran dari sosok Julius Caesar.

Kala itu, pendiri Roma bernama Romulus masih menerapkan penanggalan Masehi terdiri dari 10 bulan dan 304 hari. Lalu pada abad ke-8 SM, Numa Pompilius menambahkan dua bulan dalam penanggalan kalender Romawi, yakni Januarius dan Februarius.

Selanjutnya Julius Caesar berkonsultasi dengan ahli astronomi dan matematika untuk menyempurnakan penanggalan Masehi tersebut. Ia menamai bulan pertama kalender Romawi dengan nama Janus, yang berasal dari nama dewa Romawi yang memiliki dua muka untuk memandang ke depan dan belakang.

Penetapan 1 Januari sebagai hari pertama tahun baru itu dilakukan sebagai penghormatan kepada dewa Janus, dewa permulaan Romawi. Kala itu, bangsa Romawi memperingati tahun baru dengan berbagai pengorbanan kepada Janus, bertukar hadiah, mendekorasi rumah, dan mengunjungi beberapa pesta.

Pada masa abad pertengahan, Kekuasaan Kekristenan di Eropa memberi makna religius di sekitar pergantian tahun seperti tanggal 25 Desember sebagai Hari Natal dan antara 22 dan 25 Maret sebagai perayaan Paskah.

Lebih lanjut, penetapan 1 Januari sebagai tahun baru pertama kali dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582. Hingga kini pada tanggal 1 Januari dirayakan sebagai awal tahun baru oleh sebagian besar masyarakat dunia.

Perayaannya Tahun Baru di Seluruh Dunia

Asal usul perayaan tahun baru masehi dari masa ke masa di banyak negara dimulai pada malam hari tanggal 31 Desember (malam tahun baru) dan berlanjut hingga dini hari tanggal 1 Januari. Tradisi perayaan tahun baru masa kini biasa dimeriahkan dengan berbagai pesta hingga pertunjukan kembang api.

Berikut ini berbagai tradisi perayaan tahun baru di berbagai tempat:

  • Spanyol : Di Spanyol dan beberapa negara berbahasa Spanyol lainnya, masyarakat merayakan tahun baru dengan memakan selusin buah anggur. Buah anggur tersebut melambangkan harapan mereka untuk 1 tahun yang akan datang.
  • Kuba, Austria, Hongaria dan Portugal : Di sejumlah negara ini, masyarakat merayakan tahun baru dengan menyantap babi. Mereka menganggap babi mewakili kemajuan dan kemakmuran.
  • Swedia dan Norwegia : Masyarakat Swedia dan Norwegia merayakan tahun baru dengan menyajikan puding nasi dengan kacang almond yang tersembunyi di dalamnya. Dikatakan bahwa siapa pun yang menemukan kacang almond tersebut akan mendapatkan keberuntungan selama 1 tahun ke depan.
(wia/imk)

Santo Paus Silvester I

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Desember 2019 Hits: 14389

  • Perayaan
    31 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Desember 335 di Roma, Italia | Oleh sebab alamiah
    Dimakamkan di Church of Saint Sylvester Roma.
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Paus St. Sylvester I adalah paus kita yang ke-33. Ia dinobatkan menjadi paus menggantikan Santo Paus Meltiades. Ia adalah orang yang membabtis Kaisar Romawi menjadi seorang Kristen dan sekaligus menjadi bapa spiritual dari Kaisar Kristen pertama dalam kerajaan Romawi; Kaisar Konstantinus I. Kisah pertobatan Kaisar ini sungguh luar biasa.

Pada mulanya Konstantinus sama saja dengan para kaisar pendahulunya yang membenci dan menganiaya umat Kristen. Kemudian Konstantinus I terjangkit penyakit kusta. Ia sudah  menyelenggarakan suatu ritual kafir penyembahan dewa-dewi sebagai usaha mendapatkan kesembuhan. Namun ia tidak juga disembuhkan.  Menurut legenda Kaisar kemudian bermimpi di mana ia melihat St. Petrus dan St. Paulus berbicara kepadanya. Mereka menyuruh kaisar pergi kepada Paus Silvester untuk minta disembuhkan. Konstantinus kemudian memohon kepada paus agar ia dibaptis dan kaisar dibaptis di Basilika St. Yohanes Lateran. Pada saat pembaptisan, Kontantinus disembuhkan sama sekali dari penyakitnya. Sejak saat itu, Konstantinus tidak hanya mengijinkan agama Kristiani berkembang, (mengeluarkan Edik Milano);  malahan ia sendiri menjadi seorang Kristen yang taat. Kejadian ini menandai berakhirnya masa penganiayaan pada umat Kristen yang sudah berlangsung selama hampir tiga abad.  Konstantinus I di kemudian hari dikenal dengan nama Konstantinus Agung;  Kaisar Romawi Kristen yang pertama.

Dalam masa kepausan Santo Silvester; dengan dukungan penuh dari Kaisar Konstantinus, Paus Silvester lalu membangun gereja-gereja besar di Roma. Seperti Basilika St. Johanes Lateran, Santa Croce in Gerusalemme, Basilika Santo Petrus, dan beberapa gereja cemeterial di atas makam para martir. Dalam masa ini juga diselenggarakan konsili ekumenis pertama yang disebut Konsili Nicea I pada tahun 325. Paus Silvester sendiri tidak bisa menghadiri Konsili tersebut, namun ia menunjuk Vitus dan Vincentius untuk mewakilinya dan ia menyetujui semua keputusan dari sidang Konsili tersebut.

Devosi kepada Paus Sylvester I amat terkenal pada masa Gereja Perdana. Ia adalah Paus pertama bukan martir yang dimaklumkan sebagai santo. Di Basilika St Yohanes Lateran di Roma terdapat suatu dinding berhiaskan mozaik yang sungguh indah, menggambarkan Yesus memberikan kunci-kunci kuasa rohani kepada Paus St Silvester I.

Lamunan Oktaf Natal

Sabtu, 31 Desember 2022

Yohanes 1:1-18

1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dengan memeluk agama orang dapat yakin dekat Tuhan. Dia juga yakin bahwa semesta dan segala isinya adalah milik Tuhan.
  • Tampaknya, orang juga dapat merasa makin mengenal Tuhan karena aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Apalagi kalau rajin pendalaman keagamaan bahkan ikut pendidikan teologi, orang dapat merasa makin mengenal Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul mesra dengan kedalaman batin, sekalipun dengan beragama apalagi rajin ikut berbagai kegiatannya memberikan pengetahuan akan Tuhan, orang dapat tak mengenal hadirat-Nya bahkan bisa menolaknya kalau tak membiasakan diri terbuka pada daya kedekatan-Nya yang terpancar dalam nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang biasa dan kurang pengetahuan agama bisa selalu menghayati kasih Tuhan.

Ah, asal tak lupa pendalaman iman yang memberikan pengetahuan keagamaan orang pasti tahu hadirat-Nya.

Thursday, December 29, 2022

Perayaan keluarga Kudus

diambil dari https://id.wikipedia.org/wiki

Perayaan Keluarga Kudus adalah perayaan liturgi Gereja Katolik Roma untuk menghormati Yesus dari Nazaret, ibu yang melahirkannya, Perawan Maria dan bapaknya menurut hukum, Santo Yusuf, sebagai bagian dari kesatuan keluarga.

Hari raya Keluarga Kudus diresmikan oleh Paus Leo XIII pada tahun 1893. Hingga Januari 1969 dan dirayakan pada hari Minggu dalam Oktaf dari Epifani. Artinya, dirayakan pada hari Minggu manapun yang jatuh antara tanggal 7 Januari sampai dengan 13 Januari, (lihat Kalender Umum Gereja Katolik Roma 1962).

Kini hari raya ini dirayakan pada hari Minggu antara Natal dan Tahun Baru, dalam Oktaf Natal. Apabila pada tahun tersebut tidak ada hari Minggu, karena tanggal 25 Desember dan 1 Januarinya jatuh pada hari Minggu, peringatan ini diselenggarakan pada hari Jumat sebelum tanggal 30 Desember pada tahun tersebut.

Perayaan ini tidak termasuk hari suci yang wajib dirayakan, namun kehadiran mengikuti Misa yang dirayakan pada hari Minggunya ketika hari itu diperingati, wajib dilakukan, seperti halnya pula dengan perayaan-perayaan hari suci lainnya yang diperingati pada suatu hari Minggu.

Ketika Perayaan Keluarga Kudus dipindahkan ke tanggalnya yang sekarang, tempatnya di dalam kalender diambil oleh Perayaan Baptisan Tuhan.

Kebanyakan denominasi Protestan merujuk kepada hari Minggu yang diperingati oleh umat Katolik Roma sebagai Perayaan Keluarga Kudus sebagai Hari Minggu Pertama setelah Natal.

Santo Sabinus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Desember 2015 Diperbaharui: 01 Desember 2019 Hits: 9487

  • Perayaan
    7 Desember
    7 Juli (Ivrea, Italy)
    30 Desember (di beberapa Kalender)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Spoleto Umbria Perugia - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - di penggal di kota Spoleto pada sekitar tahun 303
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Menurut tradisi, Santo Sabinus adalah uskup kota Spoleto dan Asisi di awal abad ke-4. Pada saat kaisar Diokletianus mulai menganiaya para pengikut Kristus, Sabinus tertangkap bersama para imam dan para diakonnya. Pengadilan atas diri mereka ditangani langsung oleh Venustian, Gubernur wilayah Asisi. Venustian menawarkan kebebasan bagi Sabinus dan para pembantunya jika mereka mau menyangkal Yesus dan menyembah patung dewa Yupiter, dewa tertinggi dari bangsa pagan Romawi.

Uskup Sabinus lalu maju ke depan seolah-olah hendak menyembah patung batu tersebut. Namun ia lalu menyentuh patung tersebut dengan jarinya dan patung itu mendadak hancur berkeping-keping dan berserakan di atas tanah. Semua orang yang hadir di situ tercengang keheranan. Melihat keajaiban itu, Venustian marah dan memerintahkan agar tangan uskup Sabinus dipotong, dan para pembantunya disiksa sampai mati.

Sabinus kemudian digiring ke dalam penjara. Dalam penjara, uskup kudus ini menyembuhkan mata seorang tahanan yang buta sejak lahir. Venustian yang mendengar mujizat penyembuhan ini; kemudian meminta Sabinus untuk menyembuhkan matanya yang sudah lama sakit. Sabinus kemudian berdoa kepada Yesus dan menyentuh mata Venustian. Seketika itu juga sembuhlah mata sang gubernur.

Mujizat ini menyentuh hati Venustian. Ia lalu bertobat dan meminta uskup Sabinus mempermandikannya. Tak lama kemudian Venustian, yang sudah menjadi seorang pengikut Kristus, ikut ditangkap bersama isteri dan dua puteranya. Mereka lalu dipenggal bersama-sama dengan Uskup Sabinus oleh Lucius Gubernur Asisi yang baru.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pesta

Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Hari Keenam Oktaf Natal

Jumat, 30 Desember 2022

Matius 2:13-15.19-23

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: 20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." 21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. 22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kalau memiliki anak sebuah keluarga baik akan terfokus pada anak. Keluarga akan memperhatikan maju dan berkembangnya anak.
  • Tampaknya, keluarga baik akan memikirkan kebutuhan anak termasuk pendidikan sekolahnya. Orang tua akan berjuang bekerja terutama demi anak.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun berjuang berkecukupan uang amat penting untuk kebutuhan anak, keluarga yang sungguh baik pertama-tama akan membuat iklim orang serumah hidup dalam terang suara hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari bahwa keluarga adalah basis kehidupan baik dan benar yang mengalir dari kebiasaan orang serumah memiliki keheningan hatin.

Ah, asal punya tabungan besar keluarga pasti oke.

Wednesday, December 28, 2022

Kunjungan Uskup


Ini terjadi pada Selasa 27 Desember 2022. Rm. Bambang melihat Rm. Suntara sudah duduk di ruang makan dan kemudian disusul oleh Rm. Ria dan Mgr. Blasius. Tiba-tiba Rm. Hartanta tampak bersama seorang lelaki berjalan sambil omong menjelaskan sesuatu. Keduanya masuk kamar Rm. Tri Hartono. Rm. Bambang melihat jam dinding yang jarum panjang sudah berada di tengah-tengah menit 25 dan 30. Padahal jarum pendek menuju angka 12.00. Pada waktu itu Rm. Bambang sedang melayani tamu yang banyak berceritera kepadanya sejak jam 10.00. Maka Rm. Bambang berkata "Nyuwun pangapunten, kula badhe wonten kempal kaliyan para romo" (Maaf, saya akan ikut kumpul dengan romo-romo). Tiba-tiba Rm. Hartanta bersama lelaki yang menyertai sudah di luar kamar Rm. Tri Hartono dan menghampiri Rm. Bambang. Lelaki yang bermasker itu menyalami Rm. Bambang dan omong sesuatu dengan suara yang pernah dikenal Rm. Bambang tetapi tak jelas siapa dia. Spontan Rm. Bambang berkata "Pripun kabare?" (Apa kabar?). Ketika lelaki itu menanggapi, Rm. Bambang cukup terkejut. Ternyata beliau adalah Mgr. Rubiyatmoko.

Ternyata Mgr. Rubi mengunjungi para romo Domus. Yang sudah harus berada di kamar masing-masing dikunjungi satu per satu. Yang lain (Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Suntara, Rm. Bambang, dan juga termasuk Rm. Hartanta) dijumpai dalam makan siang. Mgr. Rubi memang ikut makan siang di Domus. Kebetulan saja ada sajian beberapa macam lauk, yang sebagian besar adalah persediaan yang disimpan dalam lemari es. Selama makan memang terjadi berbagai macam kelakar yang muncul dari para romo. Dua hal bisa dikisahkan. Pertama, karena ada Mgr. Rubi, Mgr. Blasius bertanya kepada Rm. Hartanta "Apakah karena ada Uskup, saya diberi dispensasi makan yang tak masuk diet?" Semua tertawa karena di kamar makan yang paling diketati dalam santap 3 kali sehari adalah Rm. Ria, Mgr. Blasius, dan Rm. Yadi. Lalu terjadi informasi ke Mgr. Rubi bahwa Mgr. Blasius akan ke Sidoharjo, Surabaya, dan Probolinggo untuk mengunjungi saudara. Kisah lain dari kelakar disampaikan oleh Rm. Bambang "Monsinyur, njenengan sok digrenengi lho" (Monsigneur, Anda sering dibicarakan di belakang lho). Ketika Mgr. Rubi bertanya "Bab napa?" (Perkara apa?), Rm. Bambang menjawab "Yen pas nyare Seminari Tinggi lajeng wonten ingkang criyos 'Kok ra tekan kene ya?'" (Kalau kebetulan menginap di Seminari Tinggi ada yang bilang 'Mengapa tidak menengok Domus, ya?'). Rm. Hartanta langsung menyergap "Ingkang criyos nggih Romo Bambang" (Yang bilang itu ya Rm. Bambang sendiri). Dan semua tertawa.

Santo Thomas Becket

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 23 Desember 2019 Hits: 8876

  • Perayaan
    29 Desember
  •  
  • Lahir
    21 Desember 1118
  •  
  • Kota asal
    London, Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • 29 Desember 1170. | Matir. Dibunuh didalam Kathedral Canterbury, Inggris
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 21 February 1173 oleh Paus Alexander III

Thomas Becket lahir di Cheapside London  pada tanggal 21 Desember 1118. Ayahnya adalah seorang tuan tanah kecil atau bangsawan kelas rendah di Inggris.  Ketika usianya sekitar duapuluh empat tahun, Thomas mendapatkan pekerjaan di Keuskupan Agung Canterbury. Di sini ia mulai tertarik untuk menjadi seorang imam. Thomas seorang pemuda yang tampan, amat cerdas dan pandai bergaul. Sebentar saja, ia telah menjadi kesayangan Raja Henry II sendiri. Orang mengatakan bahwa raja dan Thomas memiliki hanya satu hati dan satu pikiran - seperti layaknya sepasang sahabat karib. 

Raja Henry II bahkan mengirim putranya yang juga bernama Henry untuk hidup bersama Thomas. Adalah lumrah pada masa itu apabila anak bangsawan dibina dengan cara tinggal dalam rumah bangsawan lainnya.  Pangeran Henry dilaporkan pernah mengatakan bahwa dalam sehari; Thomas Becket menunjukkan cinta kasih yang tulus dan figur kebapakkan yang dibutuhkannya dan lebih dari yang bisa diberikan oleh ayahnya dalam sepanjang hidupnya. Keterikatan emosional Henry muda dengan Santo Thomas Becket sebagai ayah angkat mungkin merupakan salah satu alasan yang membuat Henry muda dikemudian hari berbalik menentang ayahnya.

Ketika Thomas berusia tigapuluh enam tahun, Raja Henry menjadikannya ketua parlemen. Sebagai ketua parlemen Inggris, Thomas menempati rumah yang besar dan kemewahan.  Namun demikian, ia sungguh murah hati kepada orang-orang miskin. Awalnya Ia adalah seorang yang cepat marah, dan ia mengatasinya dengan melakukan banyak matiraga dan melewatkan berjam-jam lamanya dalam doa, seringkali hingga larut malam.

Ketika Uskup Agung Canterbury wafat, raja meminta paus untuk memberikan jabatan tersebut kepada Thomas. Itu berarti bahwa Thomas harus ditahbiskan terlebih dahulu menjadi seorang imam. Tetapi, Thomas mengatakan secara terus terang kepada raja bahwa ia tidak ingin menjadi Uskup Agung Canterbury. Ia sadar sepenuhnya bahwa jabatan itu akan menempatkannya dalam konflik langsung dengan Raja Henry. Thomas tahu bahwa kalau ia menjadi seorang Uskup maka haruslah ia membela Gereja; dan itu berarti bahwa ia akan berhadap-hadapan secara langsung dengan Raja Henry.

“Bila saya seorang uskup maka kasih baginda kepadaku akan berubah menjadi kebencian,” demikian ia memperingatkan Henry.  Raja tidak peduli, dan Thomas ditahbiskan menjadi imam dan kemudian menjadi uskup pada tahun 1162. Pada mulanya, segala sesuatu berjalan lancar seperti sedia kala.

Suatu hari raja menuntut sejumlah uang yang cukup besar dari kas gereja. Uskup Thomas dengan tegas menolak tuntutan ini karena merasa tidak patut bila keuangan dan kebebasan gereja dirampas oleh negara. Penolakan tegas ini membuat Raja geram terhadap sahabatnya itu. Ia  mulai memperlakukan Thomas dengan buruk.  Sesaat, Thomas tergoda untuk sedikit mengalah. Tetapi kemudian ia menyadari akan kuatnya keinginan Raja Henry untuk mengendalikan Gereja. Thomas sungguh menyesal bahwa ia bahkan pernah berpikiran untuk mengalah kepada raja. Ia mohon ampun atas kelemahannya itu dengan bermatiraga, dan kemudian ia menjadi lebih tegas dari sebelumnya.

Kebencian raja semakin menjadi-jadi ketika ia menyadari bahwa uskup Thomas tidak mungkin akan mengalah padanya. Suatu hari, dalam amarahnya raja berteriak : “Tak adakah seorang pun yang dapat mengenyahkan uskup agung sialan ini dari hadapanku?” Beberapa perwira kerajaan menanggapi umpatan ini dengan serius. Mereka bermufakat untuk menghabisi sang uskup agung.  Mereka kemudian menyerang Thomas yang sedang merayakan misa di dalam katedral keuskupan. Dalam sakrat maut, bapa uskup mengatakan, “Demi nama Yesus dan demi membela Gereja, aku bersedia mati.” 

Hari itu tanggal 29 Desember 1170. Segenap umat Kristiani di seluruh penjuru dunia terkejut dan ngeri atas pembunuhan keji di dalam Katedral tersebut. Paus Alexander III dengan keras menegur raja Henry bahwa ia secara pribadi bertanggung jawab atas pembunuhan uskup agung.

Uskup Agung Thomas Becket dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Alexander III pada tahun 1173.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Oktaf Natal

Hari Kelima

Kamis, 29 Desember 2022

Lukas 2:22-35

22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."o

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, seorang aktivis agama bisa bangga kalau agamanya banyak pengikutnya. Banyak orang menjadi anggota agamanya.
  • Tampaknya, seorang aktivis agama bisa bangga kalau ada banyak kegiatan dalam agamanya. Agamanya menjadi organisasi besar dengan berbagai macam fasilitas sarana prasarana.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun banyak anggota dan kegiatan mendukung hidup keagamaan, seorang aktivis sejati akan bahagia kalau menyaksikan agamanya menjadi tanda hadirat ilahi yang membuatnya amat bermakna bagi masyarakat luas. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa agama adalah tanda dan sarana hubungan mesra dengan Tuhan dan keterbukaan dengan siapapun.

Ah, agama yang menarik ya pasti membuat banyak orang bergabung menjadi anggotanya.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...