Wednesday, March 30, 2022

Blenderan Bubur : Ketawa Cara Domus

Domus Pacis St. Petrus memang rumah khusus untuk para rama praja sepuh. Tetapi yang tinggal di dalamnya pada umumnya adalah yang sudah tidak bisa seutuhnya melayani diri sendiri. Kini difabilitas sudah amat mewarnai. Bahkan warna kepikunan dari yang ringan hingga yang berat termasuk menjangkiti sementara rama. Meskipun demikian suasana itu, yang mengharuskan ada karyawan-karyawan khusus. Bagi semua (termasuk para karyawan dan Rm. Hartanta Direktur Domus yang berusia 41 tahun) semua tidak menjadi hal yang membuat frustrasi. Bagi para rama sepuh ada kegembiraan karena terlayani. Sebelaiknya, entah bagaimana keadaan masing-masing rama sepuh bisa menghadirkan keceriaan bagi karyawan dan Rm. Hartanta. Rm. Bambang termasuk yang juga biasa mendapatkan keceriaan karena melihat rama-rama sepuh serumah. Karena keceriaan Rm. Bambang kerap dilontarkan dalam kata-kata, hal ini bisa membuat suasana tawa bagaikan hiburan batin.

Sebenarnya ada banyak peristiwa dan kebiasaan dari para rama sepuh yang kalau diceritakan sungguh menghadirkan kegelian. Tetapi Rm. Bambang tidak berani menyampaikan di sini karena kuatir dianggap melecehkan. Seandainya mengomongkan kepada tamu yang berkunjung, Rm. Bambang akan menggunakan cara hati-hati sekalipun akhirnya membuat para tamu dan para rama Domus ikut tertawa bahkan terpingkal-pingkal. Tetapi di sini Rm. Bambang akan menyampaikan dua kebiasaan. Pertama, memakai tisu sehabis makan. Tentu saja tisu berfungsi untuk melap atau membersihkan bibir. Tetapi ada dua rama yang membuat Rm. Hartanta dan Rm. Bambang tertawa. Yang satu sesudah makan mengambil tisu untuk melap dagu, bukan bibirnya. Yang lain akan melap dan membersih bibir sebersih-bersihnya lalu dengan tisu yang sama meneruskan melap pipi kiri kanan dan dahi. (Pembaca nangkap gak ya lucunya? Kalau gak nangkap ya sudah). Kedua, menyantap santapan diblender lebih dahulu. Dua rama menikmati itu karena sudah harus dibantu dengan sonde. Tetapi satu rama akan makan bubur hasil blenderan menu karena sudah ompong. Pada suatu ketika ada sajian tertentu yang membuat Rm. Bambang bertanya kepada karyawan "Mau diblender ora?" (Tadi diblender tidak?) yang mendapat jawaban "Inggih" (Ya). Ternyata yang meminta adalah rama yang bersangkutan. Tahu itu Rm. Bambang tertawa. Ketika Rm. Hartanta bertanya "Pripun ta?" (Kenapa?) Rm. Bambang menjawab "Sarapane bubur ta?" (Bukankah menunya sudah bubur ta?) (Aduh, pembaca nangkap gak ya lucunya? Kalau gak nangkap ya sudah)

No comments:

Post a Comment

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 5

    "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Ker...