Entah bagaimana ada 2 orang rama sepuh di Domus Pacis Santo Petrus sering bertanya kepada Rm. Bambang kalau berhadapan dengan hal yang tak diketahui. Kedua rama itu sudah mundur daya pendengarannya. Tetapi keduanya berbeda dalam hal mengajukan pertanyaan. Dalam menjawab Rm. Bambang memegang prinsip amanat Tuhan Yesus “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15). Dia selalu teringat kata-kata Rm. Nur Widi bahwa arti “seluruh dunia” adalah tempat berpijak atau hidup kongkret. Karena berada di rumah para rama sepuh, Rm. Bambang merasa ikut terpanggil menghadirkan sukacita di situ.
“Pokoknya
membuat rama gembira dan bahagia” kata Rm. Bambang dalam hati. Salah satu rama
yang sering bertanya karena daya dengarnya sudah minim. Walau berdua saling
berhadapan, beliau bisa tak mendengar. Kalau terjadi saling omong antar para
rama yang masih bisa ngobrol, rama itu sering bertanya “Omong apa?” (Apa
yang diomongkan?). Kalau yang diomongkan bisa menimbulkan perbedaan pandangan,
Rm. Bambang menghindarinya karena beliau bisa tampak jengkel dan lalu menentang
dengan nuansa marah. Dalam hal ini Rm. Bambang sering menjelaskan dengan
omongan yang berbeda dengan topik obrolan. Misalnya, pada suatu ketika terjadi
omongan tentang pembinaan dan pengembangan iman. Kalau tidak keliru di situ
adalah istilah PETSI yang katanya berkaitan dengan pendidikan terapan. Nah,
untuk menyenangkan rama yang bertanya, Rm. Bambang berkata “Iki omong bab
Pepsi. Kowe ngerti ora? Kuwi kancane coca cola lan fanta” (Ini berbicara
tentang Pepsi. Tahu, kan? Itu teman coca cola dan fanta). Ternyata rama itu
tersenyum dan berkata “Nèk kuwi aku
wis ngerti” (Kalau itu aku sudah tahu).
Rama yang lain tampaknya sering halu. Beliau bisa datang di kamar rama Bambang lalu bercerita bahwa ketika berada di kamar mengapa ruangan tiba-tiba berubah jadi Sendang Sono. Tanggapan Rm. Bambang sungguh beraroma ilmu gaib “Ooooo, kanyata rama saget ngrogoh sukma” (Oooo, ternyata rama bisa punya kemampuan jiwani melayang meninggalkan tubuh). Beliau juga pernah datang dengan muka ketakutan dan berkata “Rama, niki wau wonten sorot padang sanget nenggel mripat kula?” (Rama, ini tadi ada cahaya amat cerah mengenai mata saya). Rm. Bambang memberi penjelasan “Ooooo, niku Hyang Roh Suci ngrawuhi” (Oooo, itu Roh Kudus hadir untuk rama). “Kula kedah kados pundi?” (Saya harus bagaimana?) tanya beliau yang dijawab oleh Rm. Bambang “Matur nuwun ing Gusti wonten manah. Nuwun Gustiiii, dipun paringi kanugrahan” (Berterima kasih pada Tuhan dalam hati. Terima kasiiiiih atas anugrah yang diberikan). Rama ini tersenyum lega.
No comments:
Post a Comment