Saturday, February 15, 2025

Aku Seorang Lansia

Jujur saja, hal ini terjadi dalam diri saya selewat tanggal 18 Januari 2025. Tetapi itu saya sadari baru pada tanggal 13 Februari 2025. Hal itu menjadi permenungan saya pada Jumat pagi 14 Februari 2025. 

Berkat Kepalsuan?

Beberapa kali saya mendapatkan komentar terhadap diri saya. "Kok tampak muda, ya?" beberapa orang mengatakan begitu ketika berjumpa face to face. Beberapa orang yang biasa kontakan lewat WA juga mengatakan "Sekarang kok malah jadi muda?" Tak sedikit yang menghubungkan komentarnya dengan kelansiaan saya. Yang membuat saya jadi berpikir dan merenung adalah kata-kata salah satu kenalan lewat kontak WA pada 13 Februari 2025 jam 19.35 "Mo kok kelihatan muda ada sesuatu yg lain ya ..... Apa giginya jadi rapi ya Mo". Karena komentar ini langsung dikaitkan dengan gigi, saya sadar bahwa komentar-komentar itu berhubungan dengan keompongan saya yang tampak tanpa 3 gigi depan atas dan 3 gigi depan bawah. Mulai dengan 17 Januari 2025 keompongan itu tertutup dan saya tayangkan dalam WA dan FB. Pada 9 Desember 2024 saya memang mengalami ada 6 gigi dicabut. Mulai dengan tanggal 7 sampai dengan 16 Januari 2025 saya mengalami proses pemasangan gigi palsu. Ternyata dengan keompongan gigi-gigi lain sebelumnya, saya mendapatkan deretan paket atas dan bawah untuk 15 gigi palsu. Sebenarnya saya sering terganggu oleh omongan-omongan pengalaman beberapa kenalan tentang akibat tak enak dengan gigi palsu. Namun sesudah hampir sebulan dengan gigi palsu, saya merasakan kenyamanan terutama untuk menyantap makan dan makanan. Berkaitan dengan komentar-komentar tadi, saya menyadari bahwa ada berkat atau manfaat untuk tampilan saya. Barangkali dari https://www.putihdental.com/manfaat-gigi-palsu saya menyadari adanya perbaikan struktur rangka wajah dalam diri saya. Di situ dinyatakan "Ketika gigi ompong, lama kelamaan otot wajah akan mengendur dan mengubah struktur wajah. Dengan pemasangan gigi palsu, Anda dapat menjaga otot wajah agar tetap kencang. Gigi palsu juga bisa menjaga struktur tulang pada bagian rongga mulut agar tidak berubah."

Tampak Muda?

Dikatakan tampak muda memang membuat masuknya rasa senang dalam hati. Di dalam permenungan entah bagaimana saya tersenyum dalam hati. Bagaimanapun juga kata "muda" itu harus saya sadari sebagai "tampaknya". Saya sudah lansia dengan umur 74 tahun. Dan yang membuat tampak muda hanya karena ada "deretan gigi palsu". Padahal diri saya bukan hanya terdiri dari gigi yang menjadi salah satu bagian kecil dari diri ragawi lahiriah. Mata saya sudah tidak tajam sehingga berhenti berkendaraan sendiri di jalan umum. Kaki-kaki saya sudah tak dapat dipakai untuk berdiri tegak bahkan tak dapat untuk berjalan sehingga harus berkursi roda. Beberapa penyakit sudah jadi idapan sehingga rutin urusan dokter dan punya menu obat di keseharian. Sebagai imam saya hanya bisa melayani umat dalam Misa dan itupun sudah amat jarang. Sebenarnya masih banyak detil rentan secara ragawi dan jiwani. Tetapi contoh-contoh itu sudah menjadi tanda-tanda realitas saya sebagai lansia yang difabel. Ini saya sadari bukan menjadi realita yang membuat susah. Bagi saya semua itu adalah perkembangan situasi hidup. Bagi saya itu menjadi realita untuk penghayatan iman. Bukankah beriman berarti semakin mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat? 

Jaga Kesadaran

Ketika menimbang-nimbang hal-hal di atas, saya teringat kata-kata Tuhan Yesus "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes" (Mrk 8:15). Bagi saya ragi farisi adalah mentalitas yang amat menjunjung tinggi tradisionalisme. Pada umumnya kaum Farisi zaman Tuhan Yesus adalah golongan yang amat mempertahankan adat-istiadat. Mereka tidak mudah menerima dinamika perkembangan apalagi perubahan. Kaum Herodes amat berkiblat pada kekuasaan. Posisi sosial amat menentukan penghargaan tinggi atau rendah seseorang. Bagaimanapun juga saya sudah termasuk lansia dan adalah seorang imam. Katanya, kaum lansia berbahaya berorientasi hidup ke masa lampau. Sebagai seorang imam bisa sadar atau tidak sadar menderita post power syndrome sehingga merasa masih punya kekuasaan. Bagaimanapun juga saya hidup di dunia nyata sesuai dengan perkembangan masyarakat yang amat diwarnai oleh maju pesatnya tekhnologi informasi. Bagaimanapun juga sebagai rama sepuh saya adalah anggota komunitas di bawah kepemimpinan seorang direktur.

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...