Karena Sekitar 92% di Kamar Masing-masing

Ini terjadi ketika para rama sepuh Domus Pacis sedang makan bersama di ruang makan. Rm. Suhartana berkata "Rama Bambang le HPan ngantos jam telu enjing, nggih? Betah mboten sare" (Ternyata Rm. Bambang kontakan memakai HP sampai jam 03.00 pagi, ya? Begitu tahan tidak tidur). Rm. Suhartana bagi Domus Pacis kini adalah penghuni terakhir. Sebelumnya beliau menjadi pastor di Paroki Lampersari, Semarang. Dalam usia 85 tahun beliau tentu termasuk golongan lansia. Setelah mendapatkan SK dari Bapak Uskup Semarang, Rm. Suhartana mulai masuk dan tinggal di Domus Pacis Santo Petrus pada tanggal 4 Januari 2025. Tentu saja waktu sebulan lebih sedikit masih menjadi masa beliau mengenal kehidupan Domus Pacis. Apalagi sekitar 92% para rama sepuh Domus dalam keseharian berada di kamar masing-masing. Perjumpaan bersama terutama hanya dalam makan bersama 3 kali sehari dan dalam Misa Komunitas. Rm. Suhartana tentu belum sungguh tahu kehidupan para rama sepuh lain di kamar masing-masing. Kata-kata Rm. Suhartana mengomentari Rm. Bambang yang pada jam 03.00 sudah on line dalam HP, hal itu menunjukkan kebelumtahuan beliau kebiasaan Rm. Bambang di kamarnya. Yang menanggapi kata-kata Rm. Suhartana adalah Rm. Jarot. Rm Jarot berkata "Rama Bambang pancen sampun wungu saderengipun jam tiga" (Rm. Bambang memang sudah bangun sebelum jam 03.00). Ketika Rm. Suhartana bertanya "Le sare jam pinten?" (Jam berapa berangkat tidur?), Rm. Bambang berkata "Yen mboten kesah kula pun saget tilem jam pitu. Kepara bibar nedha dalu, kula saget langsung tilem sanadyan dereng jam pitu" (Kalau tak pergi ke luar Domus saya sudah bisa tidur pada jam 19.00. Bahkan sesudah makan malam saya bisa langsung tidur walau belum jam 19.00). Itulah mengapa pada jam 02.00 Rm. Bambang kerap sudah terbangun. Dia memang banyak menulis renungan dan beberapa peristiwa pada pagi hingga sekitar jam 04.45 sebelum mandi pagi.