Di dalam Gereja Katolik ada tujuh sakramen. Dari semua itu yang paling ditakuti oleh banyak umat Katolik biasa disebut Sakramen Perminyakan. Itu diperuntukkan bagi orang Katolik yang menderita sakit. Dalam hal ini kerap muncul pemahaman di kalangan umat bahwa dengan menerima Sakramen Minyak Suci orang sakit bisa cepat sembuh tetapi juga bisa cepat meninggal dunia. Padahal Sakramen Pengurapan Orang Sakit, inilah sebutannya, adalah Perayaan Liturgi Gereja untuk memohonkan orang dibebaskan dari penyakit. Selain untuk yang sakit berat dan yang berada dalam kondisi membawa bahaya maut, seperti akan maju perang, Sakramen Pengurapan Orang Sakit juga bisa diterimakan kepada lansia.
"Setiap 11 Februari, Gereja Katolik memperingati Hari Orang Sakit Sedunia, yang bertepatan dengan Hari Raya Bunda Maria dari Lourdes. Peringatan ini menjadi momentum refleksi bagi umat Katolik untuk memberikan perhatian lebih kepada mereka yang sakit dan membutuhkan" (https://www.google.com/search?q). Tak sedikit paroki mengadakan Misa khusus dengan penerimaan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Misa seperti ini juga terbuka, bahkan ada yang dikhususkan, untuk kaum lansia Katolik. Ternyata pada 11 Februari 2025 Domus Pacis Santo Petrus juga mengadakan Misa dengan penerimaan Sakramen Orang Sakit untuk semua yang ikut Misa. Bahkan rama yang selalu tinggal di kamarnya juga mendapatkan pelayanan Pengurapan. Rm. Bambang menerima kiriman foto-foto dari Rm. Hartanta lewat HP pada hari itu jam 18.17 dengan narasi "Para romo di domus menerima sakramen pengurapan orang sakit pada kesempatan Ekaristi HOS sedunia 11 februari ini. Penerimaan dilayani oleh Rm Hartanta dan Rm Jarot. Umat yang hadir juga menerima, ibu titik, enggar, ardhy, hari, ibu hosti. Rm Soeprijanto dan Rm Tri Wahyono dilayani di kamar disertai oleh Ardhy dan Enggar." Rm. Bambang tidak ikut di Domus. Dia ikut menerima Pengurapan Orang Sakit bersama umat dalam Misa di Paroki Medari yang dipimpin oleh Rm. Saryanta.
No comments:
Post a Comment