Monday, February 24, 2025

Bahagia dalam Kekacauan?


Tata-tertib adalah hal biasa dalam hidup bersama. Bahkan tata-tertib bisa dianggap sebagai keharusan untuk kebaikan hidup bersama. Di dalam kehidupan yang amat diorganisasi, tata-tertib menjadi wajib. Dalam negara dan bahkan dalam agama tata-tertib bisa menjadi hukum. Upacara dan perayaan agama biasa dijalankan dengan tatanan yang bisa menjadi kebiasaan yang harus dijaga. Dalam hal ini kaum tua dan lansia kerap dipandang sebagai penjaga tatanan dan tradisi kebiasaan. Peran kaum tua dan lansia itu biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat dan keagamaan. 

Gambaran tata-tertib di atas mewarnai banyak rombongan pengunjung Domus Pacis Santo Petrus. Kerap terjadi ucapan pengunjung yang ditujukan kepada para rama sepuh dengan rumusan sekitar "Para rama sepuh dados patuladan kawula sadaya kangge ndherek Gusti" (Para rama sepuh, Anda adalah tauladan kami untuk ikut Tuhan). Tentu saja itu adalah ketauladanan dalam penghayatan hidup beragama. Dalam hal ini Rm. Bambang kerap menyahut dengan kata-kata "Jangan meneladan kami. Kami biasa tidak tertib dalam beragama", yang kerap membuat para tamu cukup terkejut sehingga bisa muncul tanggapan kata "Kok gitu?" Kemudian Rm. Bambang mensharingkan dalam Misa paling tampak kekeliruannya. Pembuka tak pernah berdiri. Dalam pembacaan Injil juga selalu enak duduk tak berdiri. Bahkan dalam Misa ada satu atau beberapa rama tak memperhatikan karena tidur. Mendengar sharing Rm. Bambang biasa terjadi tawa terpingkal dari para pengunjung. 

Bagi yang dalam keseharian ada di Domus Pacis, tata-tertib sungguh hal yang tak dapat dituntut untuk para rama. Kondisi masing-masing rama sepuh amat menentukan yang terjadi secara personal. Ada yang harus ganti pakaian lebih dari dua atau tiga kali sehari karena ngompol tak tertampung pempers yang dipakai. Ada yang tak ikut makan bersama karena tidur. Dalam makan bersama juga bisa terjadi di luar tatanan. Misalnya, pada Senin 17 Februari 2025 dalam makan ada doa di luar jadual yang sudah ditata oleh Direktur. Salah satu rama sudah membuka dengan doa pembuka makan pagi. Beberapa saat kemudian datang terlambat seorang rama lain. "Sudah doa belum?" tanya yang terlambat dan dijawab oleh salah satu rama lain "Sudah" sementara para rama yang tak terlambat sudah mulai menyantap menu makan bagian masing-masing. Eeee, yang datang terlambat bilang "Kalau begitu saya akan doa" dan kemudian beliau berdoa pembuka makan dengan suara keras. Begitu selesai, beberapa rama lain menjawab bersama "Amiiiin" sambil menikmati santapan. Apapun kejadian tak tertib, yang di luar Domus bisa menjadi kekacauan, di Domus tak pernah mengganggu ketenangan batin bersama. Bahkan itu tampaknya malah menjadi hiburan yang menghadirkan tawa dalam kebersamaan.

No comments:

Post a Comment

Pengembangan Pendamping PIA

Pada Sabtu sore Rm. Bambang akan menuju salah satu warga di salah satu Lingkungan Paroki Kalasan. Dia diminta memimpin Misa Peringatan arwah...