Saya punya keyakinan bahwa anugrah atau rahmat Allah itu berlimpah. Yang saya ketahui atau saya sadari hanyalah sebagian kecil saja. Bahkan talenta yang Allah berikan pada saya pasti melebihi yang saya sudah lakukan terutama dalam karya saya sebagai imam hingga kini tinggal di rumah para rama praja sepuh Keuskupan Agung Semarang, yang bernama Domus Pacis Santo Petrus. Kesadaran anugrah itu akan bertambah secara pelahan-lahan sejalan dengan refleksi atas peristiwa-peristiwa yang saya jumpai. Yang terakhir saya menyadari anugrah besar pada zaman saya masih SMA. Ini berkaitan dengan kiriman foto lewat WA dari Mbak Daniek pada Rabu 5 Februari 2025 jam 20.09. Sebenarnya itu foto saya bersama dengan dengan umat Lingkungan Yohanes Rasul Ambarrukmo. Mbak Daniek, salah satu penyumbang rutin snak Domus, datang bersama 15 orang umat Lingkungannya ikut merayakan ulang tahun imamat Rm. Ria ke 52. Jujur saja, ketika mereka datang dalam benak saya terbayang kehidupan saya sejak remaja hingga tahun 1974. Kebanyakan yang datang pada waktu itu masih kanak-kanak. Bahkan sebagian adalah anak dan menantu yang dulu masih kanak-kanak. Tetapi dalam foto yang dikirim ada narasi singkat yang agak menghentak kenangan saya di masa lalu. Narasi dalam foto itu mengomentari gambar saya yang berkursi roda : "Niki diapit Rondo Mo🤭😀". Sayapun tertawa melihat foto itu. Sebelah kanan saya ada Mbak Tinah dan sebelah kiri ada Mbak Wining. Keduanya sepantaran dengan saya dan suami keduanya memang sudah almarhum. Tetapi melihat keduanya saya disadarkan akan pengalaman yang sungguh bermakna dalam hidup saya sebagai berikut :
- Dapat teman di rumah. Mbak Tinah mengingatkan saya pada Mas Parno, suaminya. Ketika saya masih SMA Mas Parno adalah pemuda lajang yang bekerja di Ambarrukmo Palace Hotel (APH). Mas Parno di Ambarrukmo, tanah asal saya, adalah pendatang dari Bligo Kabupaten Magelang. Tahu akan hal itu bapak saya meminta Mas Parno untuk tinggal di rumah saya. Pada waktu itu saya sendirian berada di rumah besar, karena orangtua saya tinggal di rumah lain di Kumetiran. Padahal saya adalah anak tunggal bapak. Maka, dengan tinggal di rumah saya, saya tidak sendirian dan mengalami rasa sepi. Mas Parno pernah menjadi satu-satunya teman di rumah. Dia juga tak jarang mengajari bahasa Inggris pada saya. Mengenang keberadaan Mas Parno pada waktu itu, membuat saya yakin Tuhan selalu menemani dalam keadaan apapun. "Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman." (Matius 28:20).
- Dapat pelindung dalam konflik dan pemberi ruang berkembang. Mbak Wining mengingatkan saya akan sosok almarhum Bapak Sastro Suwarnoto, ayahnya. Ingatan akan almarhum Pak Sastro membuat saya melayang ke masa ketika saya masih calon baptis atau katekumen. Saya dipermandikan pada tanggal 25 Maret 1967. Ketika belum baptis saya sudah aktif ikut kegiatan sembahyangan Kring (kini Lingkungan). Dalam pertemuan sering juga ada pembicaraan tentang hal-hal yang menyangkut kehidupan Kring. Dalam pembicaraan saya pernah terlibat perbedaan pendapat yang cukup tajam dengan tokoh sepuh. Hal itu membuat umat ada yang pro dan kontra akan sikap saya. Ketika ada desakan agar saya meminta maaf, Pak Sastro bertanya apakah saya merasa salah atau tidak. Ketika saya menjawab "Kula mboten rumaos klentu" (Saya tak merasa salah), Pak Sastro mengatakan tak perlu minta maaf. Selain itu Pak Sastro juga pernah mendesak saya untuk mau membaca Kitab Suci dalam Misa di gereja Mrican. Sebelumnya saya, yang memang belum baptis, menolak karena malu berjalan di muka umat. Bukankah saya pincang sejak kecil? Tetapi Pak Sastro mendesak karena katanya suara saya keras dan bisa mengatur tempo. Bukankah pada waktu itu belum ada sound system di gereja? Eeee, ternyata yang memimpin adalah almarhum Rama Kardinal Justinus Darmojuwana. Tampaknya peristiwa ini membuat saya dikenal oleh Uskup yang memberi izin saya ketika selepas SMA ingin masuk Seminari. Bukankah pada waktu itu orang cacad belum gampang masuk Seminari? Rasa-rasanya saya menemukan realisasi dari sabda Tuhan "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah gemetar.. sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Ulangan 31:6).
No comments:
Post a Comment