Friday, February 28, 2025

Kepedulian Konsumsi Ekstra Februari 2025


Bagaimanapun juga para rama Domus Pacis Santo Petrus memang sudah tidak memiliki topangan seperti di Paroki. Banyak even Paroki, paling tidak dalam Misa Minggu dan Harian, membuat para rama bisa jumpa secara alami dengan umat. Di Domus Pacis para rama sudah tidak memiliki tugas mengurus umat dan hidup dalam naungan rumah kelansiaan. Di Paroki even-even pribadi para rama, seperti ulang tahun kelahiran dan tahbisan imamat, bisa dipestakan oleh Dewan Paroki dengan anggaran yang sudah direncanakan. Di Domus Pacis untuk pesta anggaran rutin dari Keuskupan hanya untuk kehidupan harian. Tetapi, ternyata Tuhan tidak abai terhadap kehidupan para rama yang ada di rumah tua Domus Pacis. Inisiatif penjualan kain batin telah membuat Domus Pacis mendapatkan dana di luar kebutuhan rutin harian. Alat komunikasi media sosial membuat Domus masuk dalam jaringan hubungan dengan umat. Maka, datanglah kepedulian warga-warga umat menyumbang dana kebutuhan di luar rutin. Bahkan ada juga warga-warga yang tidak menyumbang uang tetapi makanan kudapan. Dari sini para penghuni Domus bisa terbantu dalam pengadaan snak setiap bulan untuk pagi dan sore. Dari sini Domus terbantu bisa mengundang umat untuk even-even ulang tahun imamat para rama, perayaan Malam Paskah/Natal, ulang tahun pemberkatan rumah, peringatan arwah rama yang pernah menghuni Domus Pacis Santo Petrus. Semua ini sungguh membuat para rama sepuh bisa tetap ada dalam topangan kehidupan umat dan tak terabut darinya. Tentu saja Rm. Hartanta Direktur Domus dan Rm. Bambang pemegang dana Konsumsi even khusus hanya bisa mengucapkan Syukur kepada Allah dan TERIMA KASIH TAK TERHINGGA kepada para donator. Untuk bulan Februari 2025 dalam catatan Rm. Bambang nama-nama para pemeduli itu adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Emma, 2. Ibu Rachel, 3. Ibu Ieneke, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Tita, 6. Ibu Rini, 7. Ibu Endang Prayitno, 8. Ibu Joni, 9. Ibu Wahyuni, 10. Ibu Tutik, 11. Ibu Daniek, 12. Ibu Sintari, 13. Ibu Anna Jatmiko, 14. Ibu Septi, 15. Ibu Siwi Janong, 16. Ibu Lucinda, 17. Ibu Debby, 18. Ibu Jondit, 19. Ibu Satya, 20. Dek Okti, 21. Ibu Joko Sumadyono, 22. Oma Rico, 23. Ibu Hartinah, 24. Mbak Lusi, 25. Ibu Atik Nugroho.
  • Penyumbang Hajatan : 1. Ibu Lies, 2. NN, 3. Kakak Ibu Endah Widyasari, 4. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 5. Ibu Yinni Tjia, 6. Dari Sonosewu Baru, 7. Keluarga Hariyadi, 8. Sylvia Fembiandita Cucu bu Yucha, 9. Ibu Ambar, 10. Ibu Nadya, 11. Keluarga Patuk (5 orang), 12. Ibu Happy Rianawati, 13. Ibu Umi, 14. Bapak Blasius Chasto, 15. Ibu Sri Purwaningsih, 16. Ibu Agnes Trijoko, 17. Ibu Yucha, 18. Ibu Nike, 19. Apotik Jaya Sehat, 20. Ibu Rini Wahyudi.

Santo Paus Felix III

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 02 Agustus 2013 Diperbaharui: 29 Februari 2020 Hits: 9884

  • Perayaan
    01 Maret
  •  
  • Lahir
    Hidup abad ke-5
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 492 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Paus Felix III adalah paus kita yang ke-48, menggantikan paus St. SimplisiusPaus Felix III berasal dari keluarga Senator Romawi. Ia adalah seorang yang jujur, tegas dan gagah berani dalam menghadapi masa-masa sulit. Pada saat Felix dinobatkan menjadi paus tahun 483, Gereja dalam keadaan terpecah-belah atas beberapa kelompok karena ajaran-ajaran sesat. Faktor-faktor politis mempersulit pelayanan kepausan. Tetapi, Paus Felix berhasil membuktikan diri sebagai seorang yang gagah berani dalam membela kebenaran-kebenaran iman dan hak-hak Gereja.

Di tahun 484 dengan berani Paus Felix III mengekskomunikasi patriark Konstantinopel Acacius karena bersekutu dengan kaisar Zeno dan menerbitkan dokumen yang disebut Henotikon, yang mendukung ajaran Monofisitisme (Monofisitisme telah dinyatakan sesat dalam Konsili Kalsedon ).

Banyak yang memperbandingkannya dengan St. Paus Leo Agung yang wafat pada tahun 461. Paus Felix sungguh universal dalam pandangannya. Ia berusaha memahami serta menyelesaikan masalah-masalah Gereja di berbagai belahan dunia.

Santo Paus Felix III melewatkan sembilan tahun dari masa hidupnya sebagai paus. Ia akan dikenang sebagai seorang yang berdedikasi total kepada Yesus dan Gereja-Nya. Paus St. Felix wafat pada tahun 492.

Lamunan Pekan Biasa VII

Sabtu, 1 Maret 2025

Markus 10:13-16

13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kata “berkat” biasa dimengerti beraura ilahi. Di kalangan orang Jawa yang beragama Katolik biasa muncul ucapan “Berkah Dalem” yang artinya terimalah berkat Tuhan.
  • Tampaknya, ada anggapan bahwa penyampaian berkat diterima orang dari yang lebih tua atau yang dituakan. Pastor memberikan berkat pada umat dan di rumah orangtua kepada anak-cucunya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun Tuhan bisa menyampaikan berkatnya lewat siapapun, orang baru sungguh bisa menghayati kesejatian berkat kalau bisa hidup dalam perkembangan situasi zaman yang kini melahirkan anak-anak kecil. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati berapapun usianya orang baru bisa menghayati kesejatian hidup kalau bisa ceria gembira dalam perkembangan zaman masa kini.  

Ah, bagaimanapun juga yang anak-anak harus ikut model yang tua sebagai panutan.

Thursday, February 27, 2025

Tambahan Dana untuk Karyawan Domus Februari 2025


Sebenarnya menjadi tenaga kerja di Domus Pacis Santo Petrus itu tidak ringan. Di Domus mereka harus selalu siaga. Kondisi pada umumnya rama sepuh sudah rentan karena penyakit-penyakit yang disandang. Pada umumnya dalam mobilisasi sudah harus dengan kursi roda. Bahkan dua di atara sudah hanya di kamar dan dalam segala hal membutuhkan perhatian dan pelayanan total dari karyawan. Dalam hal kebutuhan kamar mandi WC pada umumnya juga sudah membutuhkan bantuan karyawan. Secara ragawi karyawan selalu dituntut ada dalam kebugaran. Lebih dari itu semua, ketuaan bahkan kelansiaan para rama sepuh pada umumnya biasa rewel. Barangkali post power syndrom juga mewarnai pada umumnya rama sepuh Domus. Hal ini tentu juga menjadi beban psikologis bagi para karyawan. Selain kebugaran ragawi, para karyawan juga harus memiliki ketahanan mental. Meskipun demikian para karyawan yang bekerja di Domus tampak kerasan dan ceria sekalipun beban raga jiwa cukup berat. Hal ini tentu amat berkaitan dengan honorarium yang melebihi standar karyawan honorer di pastoran-pastoran pada umumnya. Selain honor sesuai upah minimum yang ditetapkan pemerintah, mereka juga menerima tambahan-tambahan bonus seperti lemburan, kinerja, dan kebutuhan sosial. Liburan juga selalu dijadualkan secara khusus. Sebenarnya kemampuan Domus kalau hanya mengandalkan anggaran dari Keuskupan hanya sampai pemberian upah standar. Kalau hanya standar, bisa diduga tak sedikit karyawan akan meninggalkan Domus. Puji Tuhan, ada saja warga Gereja lintas paroki bahkan dari luar Keuskupan Agung Semarang yang memberikan kepedulian. Mereka biasa membantu Domus dengan menyumbang dana untuk tambahan honor karyawan yang berjumlah 13 orang. Pada bulan Februari 2025 Rm. Bambang mencatat jumlah dana masuk sebesar Rp. 14.010.000. Dana ini berasal sari uluran penuh kasih nama-nama berikut :

1. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Niken, 4. Ibu Naryo, 5. Ibu Wartini, 6. Bapak Jono, 7. Ibu Ida, 8. Ibu Tantiana Windy, 9. Ibu Frans Desi Darmawati, 10. Ibu Kanaya, 11. Ibu Christine, 12. Ibu Dicky, 13. Ibu Lili Herawati, 14. Ibu Lucy, 15. Ibu Dewi Anggraeni, 16. Ibu Evy, 17. Ibu Maria Kristina Dannie, 18. Ibu Malya, 19. Ibu Tri Nor Setyawan, 20. Ibu Mamik, 21. Ibu Chatarina Gunarti, 22. Ibu Harno, 23. Ibu Yuliana Sutarni, 24. ML Setiyani Indrawati, 25. Ibu Istiyono, 26. Ibu Bernadet Suwarni, 27. Devosan Kerahiman Ilahi Mungkid, 28. Ibu dr. Wara Aris Wakiman, 29. Ibu drg Yuristianti.

Santo Romanus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 10200

  • Perayaan
    28 Februari
  •  
  • Lahir
    Tahun 390
  •  
  • Kota asal
    Upper Bugey, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 465 | Oleh sebab alamiah.
    Dimakamkan di the abbey of Beaume
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat.

Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya.

Tak lama kemudian, adiknya - Santo Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama.

Banyak orang kemudian datang untuk bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan keras. Mereka banyak berdoa dan mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras menanami serta memelihara kebun mereka dan senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara hidup mereka membantu mereka untuk mencapai tujuan rohani mereka.

Lamunan Pekan Biasa VII

Jumat, 28 Februari 2025

Markus 10:1-12

1 Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. 2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" 3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" 4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." 5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." 10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, setiap agama memiliki tatanan dalam menghayati ikut Tuhan. Maka ada hukum agama.
  • Tampaknya, hukum agama dibuat agar orang bisa tidak salah dalam menghayati imannya. Hukum agama untuk menjaga hidup umat agar taat pada kehendak Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hukum agama dimaksudkan untuk menjaga umat dalam mentaati kehendak Tuhan, egoism dan kerakusan duniawi dapat membuat orang lalai tujuan pokok hukum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati tatanan keagamaan dengan landasan rohani yang ada dalam Kitab Suci. 

Ah, asal taat hukum agama orang akan terjaga imannya.

Wednesday, February 26, 2025

Kelompok CSR PT VST ECS Indo Jaya Jogja

Dalam kehidupan ini sikap peduli kerap dimasukkan dalam kategori watak sosial. Kalau ada orang yang  mudah peduli dan berjuang membantu orang lain, dia bisa disebut sosok sosial. Kalau ada kelompok orang datang membantu kebutuhan orang lain, kegiatan itu bisa disebut bakti sosial. Sikap sosial biasa dilawankan dengan sikap bisnis yang hanya mencari keuntungan. Tetapi ternyata lembaga-lembaga bisnis juga kena aturan untuk menyisihkan bagian keuntungan untuk kegiatan sosial. Setiap lembaga bisnis kena aturan sosial yang disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Google menjelaskan bahwa "CSR (Corporate Social Responsibility) adalah tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. CSR merupakan keputusan strategis perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan dan etis". Berkaitan dengan CSR pada Rabu 26 Februari 2025 Domus Pacis menerima kehadiran kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang. Mereka adalah Bapak Dony, Bapak Dion, Ibu Wulan, dan Bapak Dito. Keempatnya berasal dari PT VST ECS Indo Jaya. Ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis Information Technology (IT). Kantornya ada di Jl. Ki Mangunsarkoro No. 40, Pakualaman, Yogyakarta. Di Domus kelompok kecil ini menyerahkan dos-dos bingkisan sosial. Kehadiran mereka diterima oleh Rm. Bambang yang kemudian mengajak Rm. Yadi dalam foto bersama.

Santa Anna Line

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Maret 2017 Diperbaharui: 27 Oktober 2019 Hits: 13486

  • Perayaan
    27 Februari
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1563
  •  
  • Kota asal
    Dunmow Essex Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Digantung di Tyburn London Inggris pada tanggal 27 Februari 1601
  •  
  • Venerasi
    8 Desember 1929 oleh Paus Pius XI (decree of martyrdom)
  •  
  • Beatifikasi
    15 December 1929 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI

Santa Anna Line hidup di Inggris pada masa Reformasi Anglikan, saat di mana agama Katolik dinyatakan terlarang dan para penganutnya akan dihukum mati. Ia lahir pada sekitar tahun 1563 di Dunmow Essex Inggris sebagai putri sulung dari William Higham of Jenkyn Maldon, seorang Calvinist Puritan (para pengikut fanatik tokoh reformasi Protestan; John Clavin) yang makmur dan berpengaruh. Nama kecilnya adalah  Alice Higham.

Disekitar tahun 1580 Alice dan adiknya William Higham, dalam terang Roh Kudus, mengambil keputusan berani untuk menjadi anggota gereja Katolik.  Akibat keputusan ini, mereka diusir dari rumah dan dicabut hak warisnya. Namun semua itu sama sekali tidak menggoyahkan iman kedua bersaudara ini.  Alice dan William Higham telah menemukan Mutiara Surgawi dan mereka tidak akan melepaskannya lagi.

Di kalangan umat katolik Inggris yang sedang teraniaya, nama Alice Higham disamarkan menjadi “Anna”, untuk melindunginya dari kejaran polisi dan mata-mata keluarganya. Pada tahun 1583, Alice menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik Inggris yang saleh. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Anna Line, sesuai nama suaminya.

Roger Line bersama William Higham ditangkap saat sedang mengikuti misa hari Minggu. Mereka berdua lalu disiksa dan dipenjarakan karena iman mereka. William Higham dapat dibebaskan dengan membayar uang jaminan, sementara Roger Line dibuang ke Flanders Belgia. Ia meninggal sebagai seorang martir Kristus di pengasingan tersebut pada tahun 1594.

Sejak suaminya dibuang ke Flanders, Anna membaktikan hidupnya untuk membantu para imam Katolik yang dikejar-kejar oleh polisi kerajaan. Ketika pater John Gerard, SJ membuka sebuah rumah perlindungan untuk menyembunyikan para imam Jesuit di Inggris, Anna menawarkan diri untuk mengelola rumah perlindungan tersebut. Walau ia sering sakit-sakitan, namun Anna Line mampu mengelola rumah perlindungan ini selama tiga tahun, dan telah menyelamatkan banyak imam Jesuit dari kejaran mata-mata kerajaan.

Ketika pater John Gerard, SJ tertangkap, Anna berkeras untuk tidak menutup rumah perlindungan tersebut.  Ia bahkan mengatur upaya pembebasan Jesuit tersebut dari penjara Tower of London yang terkenal itu.  Upayanya sukses dan pater John Gerard selamat dari hukuman mati. Di kemudian hari, John Gerard SJ menulis dalam biografinya :

Peristiwa penangkapan ini terjadi pada tanggal 2 Februari 1601. Saat polisi datang, pater Fransiskus Page, imam yang memimpin misa berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi di ruangan rahasia yang sudah disiapkan. Anna bersama rekannya Margareth Gage, ditahan. Margareth kemudian dibebaskan dengan uang jaminan sedangkan Anna dipenjarakan di Newgate.

Anna Line lalu disidang dengan dakwaan menampung seorang imam Katolik dan dijatuhi hukuman mati.  Saat berada di tempat pelaksanaan hukuman mati, Anna diminta untuk mengucapkan kata-kata terakhir didepan rakyat Inggris.  Dengan lantang wanita pemberani ini mengulangi apa yang telah ia katakan di depan pengadilan :

Hari itu tanggal 27 Februari 1601, darah para martir Kristus kembali tumpah di tanah Inggris. Santa Anna Line, bersama seorang imam Jesuit, Beato Roger Filcock SJ, dan seorang imam Ordo BenediktinBeato Mark Barkworth OSB, tewas di atas tiang gantungan sebagai saksi iman yang tidak tergoyahkan.

Anna Line dibeatifikasi bersama Mark Barkworth OSB pada tanggal 15 Desember 1929 oleh Paus Pius XI, sedangkan Roger Filcock SJ dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 November 1987. Anna kemudian dikanonisasi pada tanggal 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI.(qq)

Lamunan Pekan Biasa VII

Kamis, 27 Februari 2025

Markus 9:41-50

41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."

42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. 49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat memiliki kelemahan karena kecacadan. Dia menjadi tak berkemampuan karena cacad mata, anggota tubuh, pendengaran, dan bahkan grahita.
  • Tampaknya, orang dapat saja mengalami kekeliruan. Orang bisa saja keliru karena sesat jalan bahkan bisa jahat karena membuat orang lain sesat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki berbagai kelemahan baik ragawi maupun jiwani, orang akan tetap memiliki makna dalam kehidupan bersama kalau selalu memelihara daya batin yang mengalir dari kemesraan dengan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dalam kondisi apapun akan memelihara keceriaan batin berlandaskan kemesraan dengan relung hati. 

Ah, mana bisa orang jahat berjuang demi kedamaian.

Tuesday, February 25, 2025

Berkat Bujukan Rm. Hartanta

Ini adalah hari Selasa 25 Februari 2025 pada sekitar jam 19.30. Rm. Bambang tiba di Domus diantar mobil sekembali dari mendampingi Kelompok Jagongan Iman lansia Paroki Pringgolayan. Setiba di halaman depan ruang tamu, Rm. Bambang tak melihat 2 mobil yang biasa ada di parkiran. Dia pikir yang satu dibawa pergi Rm. Hartanta yang mungkin tugas rapat kevikepan. Sedang yang satu dipikir oleh Rm. Bambang mungkin untuk mengantar salah satu rama sepuh yang pergi minta diantar sopir. Ketika sudah berada di kamar dan naik di tempat tidur, Rm. Bambang mendengar dering di HP-nya. Ternyata ada pesan WA dari Rm. Hartanta pada jam 20.09 "Rm suntara diantar ke igd rspr ..... Badan lemas dan 3 hari kalau tidur pakai oksigen, nafsu makan ga baik ..... Ini masih diterapi oksigen. Tadi saturasi oksigen sempat di 70 an skrg udah naik ke 92 ..... beliau merasa udah selesai udah cukup ..... mau pulang". Rm. Bambang menanggapi dengan menulis "Tenang mawon. Nek ken inap nggih ken taat" (Tenang saja. Kalau diminta rawat inap, diminta taat saja). Pada jam 22.07 ternyata Rm. Hartanta mengirim lagi pesan WA "Selamat malam... Beliau sempat ..... memaksa untuk pulang, tidak mau dirawat; namun setelah dibujuk ..... mau untuk dirawat di RSPR. Beliau dirawat di Lukas 307 RSPR. Nuwunn". Rm. Bambang yakin bahwa Rm. Hartanta mengirim kabar ke Keuskupan. Ini terbukti pada jam 22.19 sudah ada WA dari Mgr. Rubiyatmoko dalam grup WA para rama praja Keuskupan Agung Semarang "MOHON DOA KESEMBUHAN ..... Para Romo, mohon doa untuk Rm  Suntoro yang sedang dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih. ..... Semoga lekas sembuh dan sehat kembali. Matur nuwun dan berkah Dalem."

Santo Porphyrius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 8243

  • Perayaan
    26 Februari
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-5
  •  
  • Kota asal
    Tesalonika - Yunani
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 420 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Porphyrius dilahirkan pada abad kelima dalam keluarga bangsawan yang kaya. Ia meninggalkan keluarganya ketika ia berusia duapuluh lima tahun. Porphyrius pergi ke Mesir untuk menggabungkan diri dalam sebuah pertapaan. Setelah lima tahun, ia mengadakan perjalanan ke Yerusalem. Ia ingin mengunjungi tempat-tempat di mana Yesus pernah berada semasa hidup-Nya di dunia.

Porphyrius amat terkesan dengan Tanah Suci. Kasihnya kepada Yesus membuatnya semakin sadar akan penderitaan kaum miskin. Di rumahnya di Tesalonika, ia tak pernah tahu bagaimana rasanya menjadi miskin. Ia masih memiliki segala yang diwariskan orangtuanya kepadanya, tapi tidak untuk jangka waktu yang lama. Ia meminta temannya - Markus - untuk pergi ke Tesalonika dan menjual segala harta miliknya. Setelah tiga bulan, Markus kembali dengan uang. Porphyrius lalu membagi-bagikannya kepada mereka yang sungguh membutuhkannya.

Pada usia empatpuluh tahun Porphyrius ditahbiskan sebagai imam dan kepadanya diberikan tanggung jawab untuk memelihara relikwi Salib asli Yesus. Porphyrius selanjutnya ditahbiskan sebagai Uskup Gaza. Ia bekerja giat untuk menghantar banyak orang percaya kepada Yesus dan menerima iman. Tetapi, kerja kerasnya menghasilkan buah amat lambat dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Mayoritas penduduk pada waktu itu bertaut pada praktek-praktek kafir dan takhayul.

Meski Porphyrius dapat mengakhiri banyak dari praktek-praktek ini, ia juga mendapat banyak musuh yang membuatnya banyak menderita. Yang lain, yang adalah umat Kristiani, amat mengasihi dan mengagumi Porphyrius. Mereka berdoa dan bermatiraga untuknya. Mereka memohon Tuhan untuk menjaga dan melindunginya. Uskup Porphyrius menghabiskan bertahun-tahun lamanya guna memperkuat komunitas Kristiani di Palestina. Ia memaklumkan dengan tegas segala yang diyakini teguh umat Kristiani. St. Porphyrius wafat pada tahun 420.

Lamunan Pekan Biasa VII

Rabu, 26 Februari 2025

Markus 9:38-40

38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. 40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.

Butir-butir Permenunga

  • Katanya, era masa kini adalah zamannya persaingan. Untuk eksis orang harus unggul di antara sesamanya.
  • Katanya, persaingan juga terjadi antara kelompok. Setiap kelompok akan mengunggulkan tokohnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sebesar dan seberat apapun perkembangan dunia persaingan, permusuhan tak akan ada ada kalau setiap orang dan kelompok menjalani usaha dan kerjanya tanpa menegatifir orang atau kelompok lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya, dengan gema relung hati sekalipun punya usaha dan gerakan sama, antar orang dan atau kelompok tak akan terjadi persaingan dan permusuhan kalau semua tekun dalam urusan masing-masing.

Ah, bagaimanapun juga sosok hebat harus waspada terhadap tokoh lain.

Monday, February 24, 2025

Bahagia dalam Kekacauan?


Tata-tertib adalah hal biasa dalam hidup bersama. Bahkan tata-tertib bisa dianggap sebagai keharusan untuk kebaikan hidup bersama. Di dalam kehidupan yang amat diorganisasi, tata-tertib menjadi wajib. Dalam negara dan bahkan dalam agama tata-tertib bisa menjadi hukum. Upacara dan perayaan agama biasa dijalankan dengan tatanan yang bisa menjadi kebiasaan yang harus dijaga. Dalam hal ini kaum tua dan lansia kerap dipandang sebagai penjaga tatanan dan tradisi kebiasaan. Peran kaum tua dan lansia itu biasa terjadi dalam kehidupan masyarakat dan keagamaan. 

Gambaran tata-tertib di atas mewarnai banyak rombongan pengunjung Domus Pacis Santo Petrus. Kerap terjadi ucapan pengunjung yang ditujukan kepada para rama sepuh dengan rumusan sekitar "Para rama sepuh dados patuladan kawula sadaya kangge ndherek Gusti" (Para rama sepuh, Anda adalah tauladan kami untuk ikut Tuhan). Tentu saja itu adalah ketauladanan dalam penghayatan hidup beragama. Dalam hal ini Rm. Bambang kerap menyahut dengan kata-kata "Jangan meneladan kami. Kami biasa tidak tertib dalam beragama", yang kerap membuat para tamu cukup terkejut sehingga bisa muncul tanggapan kata "Kok gitu?" Kemudian Rm. Bambang mensharingkan dalam Misa paling tampak kekeliruannya. Pembuka tak pernah berdiri. Dalam pembacaan Injil juga selalu enak duduk tak berdiri. Bahkan dalam Misa ada satu atau beberapa rama tak memperhatikan karena tidur. Mendengar sharing Rm. Bambang biasa terjadi tawa terpingkal dari para pengunjung. 

Bagi yang dalam keseharian ada di Domus Pacis, tata-tertib sungguh hal yang tak dapat dituntut untuk para rama. Kondisi masing-masing rama sepuh amat menentukan yang terjadi secara personal. Ada yang harus ganti pakaian lebih dari dua atau tiga kali sehari karena ngompol tak tertampung pempers yang dipakai. Ada yang tak ikut makan bersama karena tidur. Dalam makan bersama juga bisa terjadi di luar tatanan. Misalnya, pada Senin 17 Februari 2025 dalam makan ada doa di luar jadual yang sudah ditata oleh Direktur. Salah satu rama sudah membuka dengan doa pembuka makan pagi. Beberapa saat kemudian datang terlambat seorang rama lain. "Sudah doa belum?" tanya yang terlambat dan dijawab oleh salah satu rama lain "Sudah" sementara para rama yang tak terlambat sudah mulai menyantap menu makan bagian masing-masing. Eeee, yang datang terlambat bilang "Kalau begitu saya akan doa" dan kemudian beliau berdoa pembuka makan dengan suara keras. Begitu selesai, beberapa rama lain menjawab bersama "Amiiiin" sambil menikmati santapan. Apapun kejadian tak tertib, yang di luar Domus bisa menjadi kekacauan, di Domus tak pernah mengganggu ketenangan batin bersama. Bahkan itu tampaknya malah menjadi hiburan yang menghadirkan tawa dalam kebersamaan.

Santa Walburga

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 27 Maret 2017 Diperbaharui: 01 Februari 2020 Hits: 17698

  • Perayaan
    25 Februari
    1 Mei
  •  
  • Lahir
    Tahun 710
  •  
  • Kota asal
    Devonshire, Inggris
  •  
  • Wilayah karya
    Bavaria Jerman
  •  
  • Wafat
  •  
  • 25 Februari 779 di Heidenheim Jerman
    Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Walburga lahir pada tahun 710 di Devonshire, Inggris dalam keluarga aristokrat. Ia adalah putri Santo Richard (Santo Richard Peziarah), raja Kerajaan Saxons di Wessex Inggris. Dua orang saudaranya juga menjadi orang kudus; yaitu Santo Winebald dan Santo Willibaldus. Seorang pamannya, yaitu adik dari ibunya, adalah Santo BonifasiusUskup dan rasul bangsa Jerman yang terkenal itu.

Ketika ia berumur 11 tahun, Ayahnya Richard bersama kedua saudaranya berangkat ziarah ke tanah suci Yerusalem. Walburga dititipkan di biara susteran Benediktin di Wimborne Dorsetshire Inggris. Ia dididik oleh para biarawati dan ditahbiskan menjadi seorang suster. Ia tinggal di biara ini selama 26 tahun sampai keberangkatannya ke Jerman pada tahun 748.

Walburga tiba di Jerman sesudah dua saudaranya, Willibald dan Winebald, untuk membantu Santo Bonifasius, dalam karya penginjilan diantara bangsa Jerman yang masih kafir. Bersama santo Bonifasius, mereka mendirikan biara-biara di beberapa wilayah Jerman yang baru menerima iman Kristiani. Selanjutnya Walburga diutus ke biara Benediktin di Heidenheim untuk membantu Winebald yang telah ditunjuk sebagai pimpinan biara tersebut.

Sesudah santo Winebald meninggal dunia pada tahun 761, Walburga ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah kepemimpinan suster Walburga, biara Heidenheim menjadi terkenal ke seluruh Jerman.  Bukan hanya terkenal karena mempraktekkan disiplin hidup membiara yang ketat, namun juga karena suster Walburga, sang pemimpin biara, diberkati Tuhan dengan karunia penyembuhan. Ia memiliki kuasa atas berbagai macam penyakit dan mampu menyembuhkan orang sakit dengan doa dan minyak pengurapan.

Santa Walburga tutup usia dengan tenang pada tanggal 25 Februari 779 dan di makamkan di biara tersebut. Pada tahun 870 relikwi-nya dipindahkan ke Gereja Salib Suci Eichstatt, Jerman.(qq)

Santa Fransiska dari Roma

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  02 Agustus 2013  Diperbaharui:  23 Oktober 2020  Hits:  30210 Perayaan 09 Maret   Lahir...