Thursday, March 31, 2022

Dana untuk Karyawan Domus Maret 2022

Peristiwa yang amat mencolok terjadi di tengah masyarakat adalah langka dan mahalnya minyak goreng. Tempe menyeruak menunjukkan kenaikan harga. Tampaknya harga beberapa sembako juga merambat naik. Rm. Bambang memang hanya mengetahui itu dari TV, koran, dan medsos. Meskipun demikian hatinya setiap kali berdesir mengetahui hal itu. Dalam hatinya dia berkata "Pada umumnya masyarakat sedang berprihatin secara ekonomis". Pikirannya juga melayang kepada kondisi umat. Namun selama sebulan Maret Rm. Bambang masih menerima gambar-gambar yang berisi bukti transfer uang untuk tambahan dana honorarium karyawan. Memang, mayoritas pengirim adalah sosok-sosok yang setiap bulan memberikan bantuan. Sehingga Rm. Bambang, tanpa mengesampingkan penyumbang baru, amat yakin akan kepedulian yang mendalam dari mereka. Dalam kondisi ekonomi yang terasa memprihatinkan, mereka masih menyisihkan uang untuk kebutuhan rumah para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Rm. Bambang sebagai pencatat hanya mampu bersyukur dan membawanya dalam doa dan Misa.


Dari catatan pemberi dana untuk tambahan honorarium karyawan Domus Pacis, Rm. Bambang mencatat ada 43 pengiriman. Dari 44 pengiriman itu paling tidak ada 142 orang penyumbang. Hal ini belum terhitung berapa jumlah anggota yang tidak tercantumkan dari Kelompok Kerahiman Ilahi Mungkid dan Kelompok Ibu-ibu Babadan. Secara keseluruhan terkumpul uang dana sebesar Rp. 24.640.000. Pengiriman yang berjumlah 43 itu adalah : Ibu Dewi Anggraeni; PUPIP Ungaran (86 org); Ibu Haryono; Ibu Ida, Bogor; Bapak Jono; Ibu Wartini; Ibu Christine, Semarang; Ibu Wellanda; Ibu Maria Kristina Dannie; Ibu Lani Harsono; Ibu Maryati; Ibu Indarto; Ibu Lucy; Ibu Tantiana Windy; Ibu Endang W; Ibu Th. Sumaryati; Ibu Tri Nor Prasetyawan; Ibu Emiliana Kasmudjiastuti; Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Babadan); Ibu Yuliana Sutarni; Ibu Evy; Ibu Lanny Hendrawati; Ibu Harno; Ibu Sugono; Ibu Bernadet Suwarni; Ibu Nike, Ngluwar; Ibu Malya; Ibu ML Setiyani; Ibu Mamik; Ibu Narto; Ibu Mrihadi; Ibu Melly; Ibu Yenyen; Bapak Blasius Chasto; Bapak Suwarno; Ibu Lili Herawati; Ibu Chatarina Gunarti; Bapak Triada; Ibu Istiyono; NN; Ibu Eny Bernadette; Kelompok Kerahiman Ilahi Mungkid; Kelompok Yosefin Medari (14 org).

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Jumat, 1 April 2022

Yohanes 7:1-2.10.25-30

1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.  

10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.

25 Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." 28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." 30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat merasa paham akan Tuhan karena memeluk agama. Dia akan makin mengenal Tuhan kalau rajin mendalami iman lewat buku keagamaan atau terlibat dalam kegiatan pendalaman iman.
  • Tampaknya, kalau ingin memahami Tuhan dengan amat mendalam orang bisa ikut belajar teologi. Titel studi teologi membuat dia bisa mempertanggungjawabkan pemahamannya akan Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rajin membaca buku-buku keagamaan dan bahkan lulus studi teologi, orang belum tentu sungguh memahami Tuhan tanpa biasa berelasi personal dengan-Nya dalam keheningan relung hati dan mentaati aura kata-kata gaibnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan terbiasa bergaul secara personal dengan Tuhan sehingga siaga menjadi pelaku perintah-Nya yang terumus dalam kata-kata nurani.

Ah, asal rajin mendalami agama orang akan sungguh mengenal Tuhan.

Beata Yohana de Toulouse

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Mei 2017 Hits: 5106

  • Perayaan
    31 Maret
  •  
  • Lahir
    Tidak ada catatan
  •  
  • Kota asal
    Tuolouse - Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1286 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    11 February 1895 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Pada tahun 1260, beberapa biarawan Karmel bersama pemimpin mereka yang termashur, Santo Simon Stock, datang ke Perancis dan mendirikan biara Karmel di Tolouse dan Bordeaux.

Seorang wanita saleh mohon bertemu dengannya. Wanita tersebut memperkenalkan diri hanya sebagai Yohana. Dengan sungguh-sungguh ia bertanya kepada imam, “Bolehkah saya bergabung dengan Ordo Karmel sebagai seorang awam?” St. Simon Stock adalah pemimpin ordo yang mempunyai wewenang untuk mengabulkan permohonan Yohana. Ia mengatakan “ya”. Dan Yohana pun menjadi anggota ordo ketiga Karmel (karmelit awam) yang pertama. Ia menerima jubah Ordo Karmel dan di hadapan St. Simon Stock, Yohana mengucapkan kaul.

Yohana melanjutkan kehidupannya yang tenang serta bersahaja di rumahnya sendiri. Ia berusaha sekuat tenaga untuk senantiasa mentaati regula (=peraturan-peraturan biara) Karmelit sepanjang hidupnya. Setiap hari ia ikut ambil bagian dalam Misa dan ibadat-ibadat di gereja Karmel. Sesudah itu, ia mengisi harinya dengan mengunjungi mereka yang miskin, yang sakit serta yang kesepian. Ia melatih para putera altar. Ia memberikan pertolongan kepada mereka yang jompo serta yang tak berdaya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Yohana berdoa bersama mereka serta membangkitkan semangat banyak orang dengan percakapannya yang riang gembira.

Yohana menyimpan gambar Yesus tersalib dalam sakunya. Itulah “buku”-nya. Sewaktu-waktu ia akan mengeluarkan gambar tersebut dari sakunya serta memandanginya. Matanya bersinar-sinar. Orang mengatakan bahwa Yohana membaca suatu pelajaran baru yang mengagumkan setiap kali ia memandangi gambarnya.

Wednesday, March 30, 2022

Blenderan Bubur : Ketawa Cara Domus

Domus Pacis St. Petrus memang rumah khusus untuk para rama praja sepuh. Tetapi yang tinggal di dalamnya pada umumnya adalah yang sudah tidak bisa seutuhnya melayani diri sendiri. Kini difabilitas sudah amat mewarnai. Bahkan warna kepikunan dari yang ringan hingga yang berat termasuk menjangkiti sementara rama. Meskipun demikian suasana itu, yang mengharuskan ada karyawan-karyawan khusus. Bagi semua (termasuk para karyawan dan Rm. Hartanta Direktur Domus yang berusia 41 tahun) semua tidak menjadi hal yang membuat frustrasi. Bagi para rama sepuh ada kegembiraan karena terlayani. Sebelaiknya, entah bagaimana keadaan masing-masing rama sepuh bisa menghadirkan keceriaan bagi karyawan dan Rm. Hartanta. Rm. Bambang termasuk yang juga biasa mendapatkan keceriaan karena melihat rama-rama sepuh serumah. Karena keceriaan Rm. Bambang kerap dilontarkan dalam kata-kata, hal ini bisa membuat suasana tawa bagaikan hiburan batin.

Sebenarnya ada banyak peristiwa dan kebiasaan dari para rama sepuh yang kalau diceritakan sungguh menghadirkan kegelian. Tetapi Rm. Bambang tidak berani menyampaikan di sini karena kuatir dianggap melecehkan. Seandainya mengomongkan kepada tamu yang berkunjung, Rm. Bambang akan menggunakan cara hati-hati sekalipun akhirnya membuat para tamu dan para rama Domus ikut tertawa bahkan terpingkal-pingkal. Tetapi di sini Rm. Bambang akan menyampaikan dua kebiasaan. Pertama, memakai tisu sehabis makan. Tentu saja tisu berfungsi untuk melap atau membersihkan bibir. Tetapi ada dua rama yang membuat Rm. Hartanta dan Rm. Bambang tertawa. Yang satu sesudah makan mengambil tisu untuk melap dagu, bukan bibirnya. Yang lain akan melap dan membersih bibir sebersih-bersihnya lalu dengan tisu yang sama meneruskan melap pipi kiri kanan dan dahi. (Pembaca nangkap gak ya lucunya? Kalau gak nangkap ya sudah). Kedua, menyantap santapan diblender lebih dahulu. Dua rama menikmati itu karena sudah harus dibantu dengan sonde. Tetapi satu rama akan makan bubur hasil blenderan menu karena sudah ompong. Pada suatu ketika ada sajian tertentu yang membuat Rm. Bambang bertanya kepada karyawan "Mau diblender ora?" (Tadi diblender tidak?) yang mendapat jawaban "Inggih" (Ya). Ternyata yang meminta adalah rama yang bersangkutan. Tahu itu Rm. Bambang tertawa. Ketika Rm. Hartanta bertanya "Pripun ta?" (Kenapa?) Rm. Bambang menjawab "Sarapane bubur ta?" (Bukankah menunya sudah bubur ta?) (Aduh, pembaca nangkap gak ya lucunya? Kalau gak nangkap ya sudah)

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Kamis, 31 Maret 2022

Yohanes 5:31-47

31 Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. 35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, 38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. 41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. 42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. 43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia. 44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa? 45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu. 46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. 47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kalau terjadi konflik antara satu orang dengan lain, orang berjuang untuk membuktikan kebenaran dirinya. Untuk ini dibutuhkan hadirnya saksi untuk membuktikan kebenaran.
  • Tampaknya, hadirnya saksi menjadi amat penting dalam kasus yang diangkat ke dalam pengadilan. Satu sama lain dapat menghadirkan saksi-saksi yang bisa menguatkan dan melemahkannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kesaksian orang lain bisa dipandang penting untuk menguatkan seseorang ketika dalam sebuah konflik mempertahankan kebenaran, tetapi kesaksian yang amat kuat justru datang dari dirinya sendiri, yaitu rekam jejak yang dikerjakannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sungguh menjadi sosok yang baik dan benar serta mulia bukan dibangun dari omongan tetapi dari perbuatan.

Ah, kalau pintar omong pasti bisa meyakinkan orang lain akan kebenaran yang dilakukannya.

Tuesday, March 29, 2022

Santa Irene dari Roma

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 April 2017 Diperbaharui: 19 April 2017 Hits: 8368

  • Perayaan
    30 Maret
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Roma, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Dihukum mati di Roma pada tahun 288 M
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Irene bersama suaminya Santo Castulus adalah pasangan suami-isteri kudus yang hidup di kota Roma pada masa pemerintahan Kaisar Diokletianus (kaisar Romawi tahun 284 – 305). Bersama Santo Tiburtius, Castulus dan Irene berkarya memberikan perlindungan bagi umat Kristen di Roma yang saat itu dikejar-kejar oleh pasukan kerajaan. Diantara mereka yang dilindunginya terdapat Santo Markus dan Santo Marcellianus (dari Roma), dua orang saudara kembar yang dikemudian hari juga tewas menjadi martir Kristus.   

Santo Tiburtius kemudian tertangkap dan tewas dihukum mati bersama saudaranya Santo Valerianus. Suaminya Castulus juga tertangkap setelah dikhianati oleh seorang kristen yang murtad bernama Torquatus. Castulus dibelenggu dan dibawa kehadapan prefek (walikota) Roma bernama Fabianus. Ia kemudian disiksa lalu dieksekusi mati dengan cara dikubur hidup-hidup dalam sebuah lubang pasir, di Via Labicana disebelah tenggara kota Roma.

Setelah kemartiran suaminya yang terjadi pada tahun 286 M, Irene tetap melanjutkan karyanya. Ia memberi perlindungan kepada umat Kristen dan berupaya memberi penguburan yang layak bagi para martir yang tewas ditangan para algojo atau tewas mengenaskan dalam arena Gladiator karena dicabik-cabik binatang buas.

Saat Santo Sebastianus tertangkap dan dihukum mati, Irene berhasil memperoleh tubuh perwira tersebut untuk dimakamkan dengan layak. Namun ia menemukan Sebastianus ternyata masih hidup walau disekujur tubuhnya tertancap puluhan anak panah. Ia membawa Sebastianus ke rumah perlindungan dan mengobati luka-lukanya. Setelah Sebastianus pulih, Irena membujuknya agar menyelamatkan diri keluar kota. Namun Sebastianus tidak hendak melarikan diri. Ia malah mendatangi Kaisar Diokletianus dan mendesaknya untuk menghentikan penganiayaan terhadap umat Kristiani. Keberaniannya ini membuat ia kembali ditangkap, didera lalu dipengggal lehernya.

Menyusul kemartiran Sebastianus, Irene juga ditangkap dan dihukum mati sebagai martir Kristus yang jaya. Kemartiran mereka terjadi pada sekitar tahun 288M. Kisah santa Irene menyelamatkan Santo Sebastianus menjadi subyek lukisan para pelukis kenamaan dari masa ke masa.(qq)

Karyawan Jaga Keamanan Rama Sepuh

Pada Senin sore 28 Maret 2022 ada pertanyaan dari Methodius Thodi, seorang teman Rm. Bambang di FB, "Minta infonya mo.. Sleman ujan gak?" Rm. Bambang menjawab "Paling tidak tempatku amat deras pakai angin". Beberapa saat kemudian Bu Ambar, salah satu pemeduli Domus Pacis St. Petrus, menyapa menanggapi status Rm. Bambang "Sugeng sonten Romooo ..." (Selamat sore Romo) yang langsung dijawab "Sugeng sonten lan nikmati jawah deres sanget buuuuu ha ha ha" (Selamat sore dan menikmati hujan yang amat deras). Ternyata sesaat kemudian Bu Ambar mengirim gambar tangan yang memegang butir-butir es disertai narasi "Inggih Romooo ..Jl. Kabupaten hujan es" (Ya Romooo .. Jalan Kabupaten hujan es). Sore itu hujan memang lebat sekali disertai angin yang terasa kuat serta geludug berkali-kali. Ternyata hal ini cukup merata baik dari berita Bu Ambar yang ada di wilayah Jogja Kota maupun Bu Rini yang tinggal di Sleman. Ketika pada jam 18.38 Rm. Bambang bertanya pada Bu Rini lewat WA "Sida latihan kor ora ha ha ha" (Jadi latihan kor tidak?), Bu Rini baru menjawab pada jam jam 21.35 "Ora la ora terang udane nganti tekan jam 7. Lampu iki $etengah 10 baru hidup" (Tidak, karena tidak reda hingga jam 7. Lampu listrik baru hidup jam 09.30 malam). Ternyata hujan memang mengerikan. Dari grup WA lain Rm. Bambang menemukan informasi dari gambar-gambar termasuk baliho besar yang roboh.


Peristiwa itu juga berdampak untuk Domus Pacis St. Petrus. Pada jam 15.12 Rm. Hartanta mengirim video di grup WA rama-rama praja Keuskupan Agung Semarang GUYUB UNIO KAS disertai narasi "Akibat hujan angin. Beberapa pohon di depan domus kentungan roboh. Beberapa kamar kemasukan air dan sedang dipel oleh karyawan. Lantai di refter, depan kapel domus "ngecembeng" air dan baru dikeringkan. Beberapa saluran air di lantai 2 tertutup daun sehingga air ga bisa mengalir melalui saliran air di lantai 2... Situasi dikendalikan hehehe... besok mungkin akan memotong beberapan pohon yang "rungkat"... terlebih yang nempel di depan rumah domus/wisma petrus lama." Ketika memimpin Misa Komunitas di sore hari, Rm. Hartanta memuji para karyawan yang cepat menanggapi keadaan. Mereka dengan gesit bisa langsung membuat lantai Domus yang cukup luas menjadi kering lagi. Dengan tangan mereka mengambil daun-daun pohon yang masuk saluran lantai 2 sehingga air langsung mengalir. Padahal pada saat ini karyawan yang bekerja baru kurang. Mas Ardy isolasi mandiri di rumahnya, Mas Abas menunggu Rm. Tri Hartono yang opname di RS Panti Rapih, Mas Haryono menjaga terus Rm. Supriyanto yang isoman di kamar lantai 3, Mbak Tri libur, Mbak Pipit masuk malam. Pada siang yang bekerja ada 8 orang dan pada malam hari hanya 4 orang. Peristiwa hari Senin 28 Maret 2022 itulah yang melatarbelakangi mengapa Selasa 29 Maret 2022 pagi ada kerjabakti para karyawan Domus dibantu oleh 1 orang frater Seminari Tinggi dan kemudian diselesaikan oleh Rm. Fajar, Minister Seminari, bersama karyawannya.

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Rabu, 30 Maret 2022

Yohanes 5:17-30

17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga." 18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. 20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. 21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. 22 Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, 23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. 24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. 25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. 26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. 27 Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. 28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, 29 dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. 30 Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya agama memiliki ajaran-ajaran dogmatis. Ini menjadi pegangan hidup beriman.
  • Tampaknya, apa dan siapa Tuhan sudah menjadi rumusan paparan secara dogmatis. Orang memahami Tuhan harus sesuai dengan ajaran dogmatis dan dalam doa-doapun penyebutan terhadap Dia harus sesuai dengan nama yang ada dalam dogma.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun nama dan sebutan masuk dalam ajaran dogmatis keagamaan, karena pengalaman relasi dalam relung hati orang bisa mendapatkan gambaran tentang Tuhan sehingga terungkap dalam sebutan khas individual. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati selain penghayatan dalam kejemaatan orang juga menghayatan hubungan dengan Tuhan secara personal individual.

Ah, orang baru sungguh ikut Tuhan kalau memakai yang jelas jadi dogma agama.

Monday, March 28, 2022

Santo Berthold

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 29 Maret 2015 Diperbaharui: 19 Oktober 2020 Hits: 8174

  • Perayaan
    29 Maret
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1155
  •  
  • Kota asal
    Limoges, Perancis
  •  
  • Wilayah karya
    Yerusalem - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1195 di Gunung Karmel Israel - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Bila anda memiliki informasi tentang Kanonisasi Santo Berthold; dimohon menghubungi admin; Terimakasih.

Santo Berthold Calabria (Perancis : Berthold de Malifaye) awalnya adalah seorang Crusaders (Tentara Kristen dalam Perang Salib) yang berangkat ke Yerusalem untuk bertempur membebaskan kota itu dari tangan bangsa muslim Saracen. Namun saat berada di Anthiokia, Berthold menerima penglihatan dari Tuhan kita Yesus Kristus yang menuntunnya meninggalkan dunia kemiliteran dan menjadi seorang pertapa di Gunung Karmel.

Pada saat itu, ada sejumlah pertapa yang tersebar di seluruh wilayah Israel, dan Berthold mengumpulkan mereka bersama-sama, mendirikan sebuah komunitas pertapa yang menetap di puncak Gunung Karmel, dan menjadi Abbas mereka yang pertama. Komunitas kecil pertapa inilah yang di kemudian hari menjadi cikal-bakal dari Ordo Karmel.

Komunitas pertapa ini kemudian membangun sebuah biara dan gereja di Gunung Karmel dan mendedikasikan biara dan gereja tersebut untuk menghormati Nabi Elia, yang pernah mengalahkan nabi-nabi Baal di gunung tersebut (1Raj 18:20-46). Santo Berthold menjalani seluruh sisa umurnya di Gunung tersebut, dan memimpin komunitas pertapa yang telah dikumpulkannya selama empat puluh lima tahun sampai pada hari kematiannya ditahun 1195.

Teladan dan cara hidup suci dari para pertapa di Gunung Karmel menarik minat banyak pencari Tuhan untuk menggabungkan diri. Dan semakin hari jumlah mereka semakin bertambah. Pada tahun 1207, Santo Brocardus, yang menjadi pemimpin para Karmelit menggantikan Berthold, meminta Patriark Yerusalem, Santo Albertus dari Yerusalem, untuk menyusun sebuah aturan hidup membiara mereka. Aturan hidup yang disebut Regula Karmel atau Regula Santo Albertus ini selesai ditulis pada tahun 1210, dan disahkan oleh Paus Honorius III pada tahun 1226. Regula tersebut telah menjadi pedoman hidup bagi para Karmelit sampai hari ini.

Rm. Petrus Supriyanto

"Wah, aku ora isa turu. Watuk terus" (Aku semalam tak dapat tidur karena batuk terus-terusan) kata Rm. Suntara dengan suara serak pada waktu makan pagi Minggu 27 Maret 2022. Katanya ingus juga keluar terus. "Iki kan pergantian musim" kata beliau yang disambung oleh Rm. Bambang "Iya, pancaroba". Kata banyak orang perubahan musim memang bisa mengakibatkan kesehatan orang terganggu. Rm. Supriyanto menurut karyawan juga menderita flu. Beberapa kali tidak ikut Misa bahkan juga tidak tampak di meja makan pada waktu makan bersama. Minggu itu bagi Domus Pacis St. Petrus memang ada rasa prihatin. Rm. Tri Hartono harus opname lagi. Bahkan seorang rama yang baru ditinggal keluar dari pendamping yang menjaga, terjatuh dari tempat tidur bersama gulingnya.

Ternyata kondisi Rm. Supriyanto tampaknya cukup merepotkan yang menjaga. Maka sesudah makan siang hari Minggu itu beliau diantar oleh Rm. Hartanto ke RS Panti Rapih. Kepikunan yang sudah amat berat katanya membuat tidak mudah untuk menanganinya. Kata Rm. Hartanta ada 5 orang, dokter perawat dan karyawan termasuk Rm. Hartanta, yang harus menuntun dan agak memaksa untuk menjalani pemeriksaan. Dari pemeriksaan laboratorium kondisi fisik beliau bagus. Beliau memang menjadi satu-satunya yang secara fisik sehat dibandingkan rama-rama sepuh lain di Domus Pacis. Tetapi ternyata beliau dan Mas Ardy, salah satu karyawan, terpapar Covid-19 setelah swab dan PCR. Kini Rm. Pri harus diisolasi dalam salah satu kamar di lantai 3 Domus Pacis St. Petrus. Sedang Mas Ardy meminta dengan sangat untuk isolasi di rumahnya.

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Selasa, 29 Maret 2022

Yohanes 5:1-16

1 Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. 2 Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya 3 dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. 4 Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan menggoncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah goncangan air itu, menjadi sembuh, apapun juga penyakitnya. 5 Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. 6 Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" 7 Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." 8 Kata Yesus kepadanya: "Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah." 9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. 10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu." 11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah." 12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?" 13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. 14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." 15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. 16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di dalam hidup beragama juga ada tatanan. Tak sedikit agama yang menghadirkan tatanan bagi umat dalam bentuk hukum tertulis dan dalam bentuk hukum adat.
  • Tampaknya, dengan beragama orang dihadapkan pada berbagai kewajiban dan larangan untuk berperilaku. Itu dipandang sebagai pegangan beriman sehingga yang abai dapat masuk golongan pendosa bahkan sesat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun segala perintah kewajiban dan larangan dalam agama bermakna untuk mendorong umat mengolah hati, demi kepedulian pada yang papa dan menderita serta berkebutuhan khusus orang dapat berada di luar tatanan tetapi tetap berada dalam kesejatian isi dari rumusan tatanan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati berbagai macam tatanan keagamaan sebagai pintu masuk menjalani perintah Tuhan yang terdengar dalam nurani.

Ah, orang jelas beriman kalau setia menjalani aturan agama dengan teliti.

Sunday, March 27, 2022

Santo Tutilo

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 5849

  • Perayaan
    28 Maret
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-9
  •  
  • Kota asal
    Swiss
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 915 di Biara Saint Gall Switzerland | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Tutilo hidup di akhir abad kesembilan dan awal abad kesepuluh. Ia mendapatkan pendidikan di Biara Benediktine Saint-Gall. Dua teman sekelasnya telah digelari “beato”. Ketiga orang ini menjadi biarawan di biara di mana mereka mengenyam pendidikan.

St. Tutilo adalah seorang dengan banyak bakat. Ia seorang penyair, pelukis potret, pematung, orator dan arsitek. Ia juga seorang ahli mesin. Bakatnya yang terutama adalah musik. Ia dapat memainkan semua alat musik yang dipergunakan para biarawan untuk liturgi mereka. Ia dan temannya, Beato Notker, menggubah lagu-lagu tanggapan liturgi. Hanya tiga puisi dan satu nyanyian tersisa dari seluruh karya Tutilo. Tetapi lukisan dan patung-patungnya masih dapat ditemukan sekarang di beberapa kota di Eropa. Lukisan-lukisan dan patung-patungnya diidentifikasikan sebagai karyanya karena ia senantiasa menandai karyanya dengan sebuah motto.

Akan tetapi, Tutilo tidak dimaklumkan sebagai seorang kudus karena bakat-bakatnya yang banyak itu. Ia seorang rendah hati yang ingin hidup hanya untuk Tuhan. Ia memuliakan Tuhan dengan cara-cara yang ia tahu: dengan melukis, membuat patung dan menggubah musik.

Tutilo dimaklumkan sebagai seorang kudus sebab ia melewatkan hidupnya dengan memuji dan mengasihi Allah. St. Tutilo wafat pada tahun 915.

Rm. Tri Hartono Opname lagi

Kini Rm. Tri Hartono memang menjadi lemah. Stroke membuat separo tubuhnya hilang daya. Untuk omong juga amat kesulitan. Santapan harian selalu dengan bantuan sonde. Dari tanggal 30 Desember 2021 beliau mengalami 3 kali opname. Tetapi tampaknya keinginan untuk mengaktifkan tubuh masih besar. Beliau mengalami terjatuh dari tempat tidur karena tampaknya mau bangun dan duduk sendiri. Padahal biasanya dibantu oleh karyawan. Sejauh ditangkap oleh Rm. Bambang, Rm. Tri Hartono adalah yang paling kerap memanggil karyawan dibanding dengan beberapa rama lain sesama memiliki bel panggil. Karena setiap bel memiliki nada sendiri. Milik Rm. Tri Hartono adalah yang paling kerap bunyi. Dari setiap pemeriksaan yang dilakukan oleh karyawan, yang paling memprihatinkan untuk beliau adalah kadar gula darahnya. Sekalipun kini hanya menyantap menu dengan sonde dengan bahan-bahan makanan yang tidak berbahaya untuk diabetes, gula darah Rm. Tri Hartono selalu di atas 300. Ada yang memperkirakan itu adalah ekses dari perasaan tidak tenang. Pada jam 10.01 Minggu 27 Maret 2022 Rm. Hartanta mengirim pesan WA ke Rm. Bambang "Saya di RSPr nggih. Belum tau sampai jam berapa. Nuwunnn". Dalam hati Rm. Bambang yakin Rm. Hartanta menyusul Rm. Tri Hartono. Pada pagi itu ada ambulans RS Panti Rapih datang menjemput Rm. Tri Hartono. Hal ini disebabkan gula darahnya pada alat periksa hanya terisi kata "Hi"yang berarti High atau tinggi sehingga alat tak bisa menditeksi. Dan pada hari ini Rm. Tri Hartono masuk keempat kali untuk opname di RS Panti Rapih sejak 30 Desember 2021.


Lamunan Pekan Prapaskah IV

Senin, 28 Maret 2022

Yohanes 4:43-54

43 Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea, 44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri. 45 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu.

46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit. 47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati. 48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." 49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati." 50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. 51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup. 52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." 53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya. 54 Dan itulah tanda kedua yang dibuat Yesus ketika Ia pulang dari Yudea ke Galilea.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, omong termasuk kebiasaan hidup bagi pada umumnya orang. Dalam omong-omong dengan orang lain orang dapat senang atau meragukan atau tidak percaya pada yang diomongkan.
  • Tampaknya, ketika berpidato orang juga omong di muka umum. Omongan bisa menjadi sarana berstrategi untuk mencari simpati dan bahkan dukungan dalam pemilihan umum.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun hanya berhadapan dengan omongan yang tidak disertai perbuatan kongkret, itu dapat menjadi pegangan kepercayaan kalau yang omong adalah sosok yang memiliki rekam jeak baik, benar, dan mulia. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang selalu bisa menjadi sumber kebaikan dan kebenaran di dalam omongannya.

Ah, jaman kini ada banyak hoax sehingga harus hati-hati pada omongan orang.

Santo Yohanes dari Mesir

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 4281

  • Perayaan
    27 Maret
  •  
  • Lahir
    sekitar tahun 304.
  •  
  • Kota asal
    Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 394 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yohanes dari Mesir adalah seorang yang merindukan untuk hidup sendiri bersama Tuhan saja, yang kelak menjadi salah seorang dari para pertapa terkenal di masanya. St. Yohanes dari Mesir dilahirkan sekitar tahun 304.

Tidak banyak yang diketahui tentang masa mudanya, kecuali bahwa ia belajar ketrampilan seorang tukang kayu. Ketika usianya duapuluh lima tahun, Yohanes memutuskan untuk meninggalkan segala urusan duniawi dan mempergunakan seluruh hidupnya untuk berdoa serta bermatiraga demi Tuhan. Ia kemudian menjadi salah seorang dari para pertapa padang gurun yang terkenal pada masa itu.

Selama sepuluh tahun ia menjadi murid seorang pertapa tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan. Pertapa kudus tersebut mengajarkan kehidupan rohani kepada Yohanes. St. Yohanes menyebutnya sebagai “bapa rohani”-nya. Setelah bapa rohaninya wafat, St. Yohanes melewatkan empat atau lima tahun dalam berbagai biara. Ia ingin lebih mengenal kehidupan doa serta gaya hidup para rahib.

Pada akhirnya, Yohanes menemukan sebuah gua yang terletak di atas batu karang yang tinggi. Sekelilingnya tenang serta terlindung dari terik matahari dan angin padang gurun. Ia membagi guanya menjadi tiga bagian: ruang tamu, ruang kerja dan ruang doa. Penduduk daerah tersebut membawakan makanan serta segala keperluan lain untuknya. Banyak juga orang yang datang untuk meminta nasehatnya tentang hal-hal yang penting. Bahkan Kaisar Theodosius I dua kali meminta nasehatnya, yaitu pada tahun 388 dan pada tahun 392.

Para kudus terkenal seperti St. Agustinus dan St. Hieronimus menulis tentang kekudusan St. Yohanes dari Mesir. Begitu banyak orang datang mengunjunginya, sebagian di antara mereka tinggal untuk menjadi murid-muridnya. Mereka membangun sebuah pondok. Mereka merawat pondok tersebut dengan baik agar lebih banyak orang dapat datang serta memperoleh manfaat dari kebijaksanaan St. Yohanes.

St. Yohanes dapat mengetahui kejadian-kejadian di masa mendatang. Ia dapat membaca jiwa-jiwa mereka yang datang kepadanya. Ia dapat membaca pikiran mereka. Jika ia mengoleskan minyak krisma kepada mereka yang menderita suatu penyakit jasmani, seringkali mereka menjadi sembuh.

Meskipun Yohanes menjadi seorang yang terkenal, ia tetap rendah hati dan tidak mau hidup enak-enakan. Tidak pernah ia makan sebelum matahari terbenam. Jika ia makan, makanannya hanyalah buah-buahan kering serta sayuran. Ia tidak pernah makan daging atau makanan yang dimasak atau pun makanan yang hangat. St. Yohanes percaya bahwa hidup matiraganya membantunya memiliki hubungan yang akrab mesra dengan Tuhan. St. Yohanes wafat dalam damai pada tahun 394 pada usia sembilanpuluh tahun.

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...