Santa Elisabet dari Hungaria, Biarawati
Senin, 17 November 2025
Lukas 18:35-43
35 Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. 36 Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" 37 Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." 38 Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" 39 Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" 40 Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: 41 "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" 42 Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" 43 Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, pada umumnya kaum agamawan tahu bahwa doa adalah tanda utama keberagamaan. Kalau beragama orang pasti berdoa.
- Tampaknya, ada yang bilang bahwa berdoa itu menghadap Tuhan yang Mahakuasa. Orang harus memantas diri dan membuat suasana khidmat misalnya dengan menata sikap tubuh dan bahkan dengan memasang lilin.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun kemahakuasaan Tuhan kerap digambarkan seperti kekuasaan pimpinan kenegaraan, kesejatian doa adalah perjumpaan personal dengan Tuhan yang amat peduli dan penuh dekat memperhatian yang papa sehingga amat diwarnai oleh hubungan lugas jauh dari seremonial ritual. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati dalam doa orang berjumpa dengan Tuhan sebagai sahabat yang penuh kepedulian kasih.
Ah, dalam berdoa orang harus bersikap dan berbicara sopan pada Tuhan.

No comments:
Post a Comment