Tak Ada Larangan

Pada Senin 3 November 2025, sesudah Misa Arwah dan ziarah makam, para rama praja Keuskupan Agung Semarang (KAS) makan siang bersama di aula Domus Pacis Santo Petrus. Suasana sungguh tampak menyenangkan. Tak ada acara seremoni dan para rama bisa bebas bercengkerama dengan wajah-wajah ceria. Suasana seperti ini membuat para rama bisa tampil natural. Suasana ini tak hanya terjadi pada para rama yang bertamu dengan jumlah lebih dari 125 orang. Para rama Domus Pacis juga bisa gembira dan juga tampil natural. 

Itulah kesan yang ditangkap oleh Rm. Bambang. Kenaturalan itu di mata Rm. Bambang terlihat pada para rama yang biasa merokok. Mereka dengan enaknya menikmati dengan gerakan terampil jari-jari dan mulut. Bagaimana dengan para rama Domus Pacis? Sebenarnya yang masih aktif biasa menjadi perokok adalah Rm. Suhartono. Tetapi itu biasa dijalani di dalam kamarnya atau ketika jalan-jalan. Rm. Djoko Setyo Prakosa juga masih merokok. Tetapi dalam menghirup rokok, itu tak tampak terjadi di ruang makan. Namun demikian pada Senin 3 November 2025, kehadiran para rama di Domus sungguh membuat beda dari biasanya. Beberapa rama yang biasa merokok bergerombol di ruang makan omong-omong lucu-lucuan sambil merokok di sekitar Rm. Djoko Setyo dan Rm. Saptoko. Itu terjadi di deretan meja makan para rama Domus bagian barat. Ternyata di bagian timur Rm. Martoyoto, salah satu rama praja KAS duduk omong-omong dengan Rm. Suhartono yang sedang merokok seusai menghabiskan santap siang. Rm. Martoyoto tanya ini itu kepada Rm. Suhartono sekitar rokok. Rm. Yadi, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang ikut mendengarkan. Ketiganya tidak merokok. Tiba-tiba dari deretan barat terdengar suara "Rama Ria nggih ngersakke rokok?" (Apakah Rm. Ria juga ingin merokok). Ternyata Rm. Ria mengangguk. Kemudian ada yang memberi Rm. Ria sebatang rokok yang langsung dijepit dengan jari terus ada yang membakar pucuknya. Maka, merokoklah Rm. Ria.