Tuesday, November 18, 2025

Tentang Tubuh (2)

Catatan :  Dalam tulisan Tentang Tubuh (1) dalam https://domuspacispetrus.blogspot.com saya menyatakan bahwa manusia itu tak hanya ragawi dan jiwani. Manusia seutuhnya sebagai ciptaan Allah adalah roh, jiwa, dan tubuh. Tubuh adalah ciptaan dari debu tanah yang mendapatkan anugrah roh, yaitu nafas Allah. Dalam roh apapun kondisinya debu tanah yang jadi tubuh ikut terangkat jadi gambar Allah. Kini saya melanjutkan dengan paparan renungan saya bagaimana tubuh berperan sebagai gambar Allah.

Tubuh Peraga Gambar Allah

Bagaimanapun juga di sini saya berada dalam suasana renungan hidup beriman. Barangkali dalam upaya pengembangan iman renungan bisa dipandang paling sederhana. Rekoleksi berada di tingkat kedua dan yang paling leluasa adalah retret. Di sini saya teringat renungan atau rekoleksi atau retret zaman dulu. Dulu ada materi yang tampaknya dipandang menjadi langkah dasar untuk olahan iman lebih dalam. Untuk materi itu dulu juga ada bukunya. Judulnya adalah Who Am I (Siapakah Aku). Dengan melihat diri siapa aku, hal ini akan saya terapkan dalam permenungan unsur tubuh dalam penghayatan hidup manusia sebagai gambar Allah.

Realita perkembangan tubuhku

Dari Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (Ardas KAS) 1996-2000 saya mendapatkan pegangan pemahaman akan iman. “Beriman berarti semakin mengikuti Tuhan Yesus Kristus dalam perkembangan situ asi hidup dan budaya setempat.” Perkembangan situasi hidup sering dipahami sebagai situasi masyarakat sehingga orang harus mencari wawasan tentang situasi sosial, ekonomi, dan politik. Tetapi bagi saya situasi diri saya secara pribadi juga termasuk harus diperhitungkan. Dalam kaitan dengan tubuh, saya harus menyadari kondisi nyata kini dan di sini dari tubuh saya.

Yang paling mudah adalah menyadari bahwa tubuh saya berasal dari bayi yang lahir pada 30 Januari 1951. Itu  berarti kini usia tubuh saya dalam perjalanan menuju 75 tahun. Tubuh saya mulai sekitar di dunia selama setahun menderita kaki bagian kiri yang membuat tak tumbuh normal seperti kaki kanan. Tubuh ini memang masih bisa jalan dengan kaki tak seimbang hingga berada di dunia lebih dari 57 tahun. Kepincangan usai karena untuk mobilisasi tubuh saya pakai tongkat penyangga yang bernama kruk yang dipegang oleh tangan kanan dan kiri. Pada usia ke 62 tahun tubuh itu bersahabat dengan kursi roda hingga kini. Yang jelas tubuh itu bertahun-tahun bisa ke sana sini dengan motor atau mobil hingga kekuatan mata melemah pada sekitar November 2020.

Itu bentuk tubuh yang bisa diurai lebih lanjut kalau mau lebih diperinci. Tetapi sejak Desember 1972 tubuh itu harus dijaga dengan obat hipertensi. Obat-obatan bertambah untuk tidak normalnya kolesterol, trigliserida, asam urat, dan diabetes. Hingga kini tubuh saya amat bersahabat dengan obat-obat yang disantap setiap hari. Tentu saja itu adalah bagian kecil dari realita tubuh saya. Tentu saja untuk orang lain bisa spontan menyadari realita tubuh yang ada dalam kondisi lebih positif. Bahwa saya secara spontan itulah yang muncul ketika menyadari realita tubuh, barangkali itu diwarnai oleh keberadaan tubuh yang menjelang 75 tahun dan setiap hari dijaga dengan obat serta sudah cukup banyak anggota rentan sehingga bersahabat dengan kursi roda.

Tubuh hidup dari roh

Tetapi apapun keadaan tubuh saya, tak sedikit orang menangkap adanya warna segar ceria menyelimuti tampilan saya. Terhadap realita itu saya yakin bahwa itu adalah peran roh yang menggerumuti tubuh dan meresap lewat pori-pori. Itu adalah pengaruh roh bagian Roh Kudus yang bertahta di relung organ hati. Seperti Kristus sebagai firman yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita, roh saya sebagai bagian dari Roh Allah juga menjadi daging dalam debu tanah tubuh saya (bandingkan Yoh 1:14).

Ketika saya merenungkan segar cerianya tubuh, saya teringat pengalaman Bunda Maria. Karena karya Roh Kudus, Bunda Maria mengandung Kristus (Mat 1:18; Luk 1:35). Manusia pada umumnya sejatinya jadi putra-putri Allah karena daya Roh. “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa” (Rom 8:14-15). Dalam hal ini Bunda Maria memang penuh roh. Orang Katolik dalam doa Salam Maria akan mengatakan “Salam Maria penuh rahmat ....” Sebenarnya ini adalah kata-kata Malaikat Gabriel ketika memberi warta gembira “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau” (Luk 1:28). Karunia Roh Allah yang menghadirkan nafas-Nya dan mengalirkan hidup manusia (Kej 2:7) membuat debu tanah tubuh manusia hidup dalam roh.

Bagi saya daya hidup roh pada tubuh manusia menghadirkan keelokan bukan main. Secara biologis tubuh manusia juga ada hewan. Tetapi martabat manusia karena daya roh membuatnya amat sangat mengatasi segala ciptaan di dunia termasuk hewan. Semua ini saya sadari terutama yang terjadi pada organ otak dan hati. Sebenarnya banyak jenis hewan juga punya otak dan hati. Bahkan otak dan hati hewan dapat menjadi sajian kuliner yang disukai oleh banyak orang. Tetapi otak dan hati manusia memiliki daya istimewa yang tak ada pada hewan. Daya roh membuat otak manusia bisa untuk berpikir dan merenung, dan hatinya bisa menampung berbagai macam hal dan kejadian yang dihadapi. Bunda Maria, yang menjadi model utama hidup beriman, ketika berhadapan dengan peristiwa-peristiwa dalam kediamannya bisa “menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya” (Luk 2:19 bandingkan juga ayat 51). Dengan daya roh dalam hati dan otak, saya bisa merenung di tengah berbagai macam realita sehingga bisa menghayati kebersamaan dengan Tuhan dalam relung hati. Ini membuat seluruh organ tubuh dalam kondisi apapun menghadirkan kesegaran dan keceriaan. Karena kesadaran untuk terbuka pada dan bersama Allah dalam relung hati adalah hidup beriman, apa yang terpancar lewat debu tanah tubuh dan perilakunya, itu semua sungguh jadi ungkapan dan wujud iman.

Tubuh Perlambang Hidup Bersama

Ketika diciptakan manusia mendapatkan amanat dari Allah “Beranakcuculah dan bertambah banyak” (Kej 1:28). Terhadap amanat ini saya pernah membuat catatan :

Tak sedikit yang memahami perintah ini sebagai kewajiban hidup berkeluarga. Tentu saja ada hubungan dengan hidup berkeluarga untuk ambil bagian karya Allah menciptakan manusia. Tetapi dalam Yesus hidup juga bisa dipahami tak hanya dalam bentuk perkawinan membangun keluarga. Tuhan Yesus berkata “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti” (Mat 19:12). Ada yang tak dapat kawin karena impotensi bawaan. Ada yang dikebiri. Tetapi ada yang memilih hidup total demi Kerajaan Sorga. Dengan terang firman ini saya memahami kata “Beranakcuculah dan bertambah banyak” sebagai tugas hidup bersama banyak orang dengan semangat kasih persaudaraan. Ini adalah tugas membangun persaudaraan sejati dengan siapapun. Orang yang ada dalam Allah akan selalu terbuka dengan siapapun dari agama atau kepercayaan apapun. Semua adalah umat Allah. Di dalam Gereja kaum awam, imam, biarawan-biarawati adalah sesama murid Kristus bagian dari keluarga atau umat Allah.

Dinamika hubungan antar organ tubuh

Sebagai ciptaan gambaran Allah orang menjalani tugas membangun persaudaraan sejati dengan siapapun dalam hidup ini. Persaudaraan dalam kebersamaan berarti adanya ikatan satu sama lain antar anggota. Karena fokus saya dalam permenungan adalah tentang tubuh, tiba-tiba saya menyadari adanya aneka macam organ yang menjadi anggota tubuh. Secara umum dalam google dikatakan “Organ tubuh dapat dibagi berdasarkan letaknya, yaitu organ dalam (jantung, paru-paru, otak, ginjal, hati, lambung, usus) dan organ luar (kulit, mata, hidung, telinga). Organ-organ ini bekerja sama dalam berbagai sistem organ, seperti sistem pernapasan, pencernaan, peredaran darah, dan saraf”.

Yang disebut dalam organ dalam dan organ luar di situ tentu hanya sebagian kecil. Dari https://www.kompas.com/tren/read/2024/08/01/111500865 yang berjudul Daftar Lengkap 78 Organ pada Tubuh Manusia saya menemukan nama-nama organ : 1. Kelenjar adrenal, 2. Anus, 3. Usus buntu, 4. Kandung kemih (saluran kemih), 5. Tulang, 6. Sumsum tulang, 7. Otak, 8. Otak kecil, 9. Bronkus (saluran di paru-paru), 10. Diafragma (otot pernapasan), 11. Telinga, 12. Kerongkongan, 13. Mata, 14. Tuba falopi, 15. Kantong empedu, 16. Alat kelamin, 17. Jantung, 18. Hipotalamus (di otak), 19. Sendi, 20. Ginjal, 21. Usus besar, 22. Laring (kotak suara), 23. Hati, 24. Paru-paru, 25. Kelenjar getah bening, 26. Kelenjar susu, 27. Mesenterium (penutup usus), 28. Mulut, 29. Rongga hidung, 30. Hidung, 31. Ovarium, 32. Pankreas, 33. Kelenjar pineal, 34. Kelenjar paratiroid, 35. Tekak, 36. Kelenjar pituitari, 37. Prostat, 38. Rektum, 39. Kelenjar ludah, 40. Otot rangka, 41. Kulit, 42. Usus halus, 43. Sumsum tulang belakang, 44. Limpa, 45. Perut, 46. Gigi, 47. Kelenjar timus, 48. Tiroid, 49. Batang tenggorok, 50. Lidah, 51. Ureter, 52. Uretra, 53. Rahim, 54. Kerangka manusia, 55. Ligamen (menghubungkan otot ke tulang), 56. Tendon (menghubungkan tulang ke tulang), 57. Sel darah, 58. Vagina, 59. Rambut, 60. Sistem vestibular telinga, 61. Plasenta, 62. Testis, 63. Kuku, 64. Vas deferens, 65. Vesikula seminalis, 66. Kelenjar Bulbouretralis, 67. Penis, 68. Skrotum, 69. Kelenjar paratiroid, 70. Saluran toraks, 71. Arteri, 72. Pembuluh darah, 73. Kapiler, 74. Pembuluh limfatik, 75. Amandel (cincin jaringan Waldeyer), 76. Saraf, 77. Jaringan subkutan, 78. Epitel olfaktorius (hidung).

Ketujuhpuluh delapan organ ini bekerja dalam kerja sama satu sama lain. Kerjasama ada dalam sistem organ. Dalam https://www.kompas.com/tren/read/2023/08/09/074500865 Mengenal 11 Sistem Organ pada Tubuh Manusia, saya menemukan nama-nama sistem organ : 1. Sistem kardiovaskular (sistem peredaran darah), 2. Sistem pencernaan, 3. Sistem endokrin, 4. Sistem integumen, 5. Sistem limfatik, 6. Sistem otot, 7. Sistem saraf, 8. Sistem kerangka, 9. Sistem reproduksi, 10. Sistem pernapasan, 11. Sistem urine.

Dalam debu tanah yang jadi tubuh manusia ternyata terjadi hubungan timbal balik antar organ. Sementara itu secara keseluruhan dalam tubuh, kegiatan organ-organ terorganisasi dalam wilayah-wilayah sistem organ. Ada dinamika kehidupan yang bisa diperbandingkan dengan kehidupan masyarakat luas. Ada hubungan antar orang secara individual dalam rumah tangga, antar rumah tangga dan hubungan-hubungan struktural sebagaimana dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Barangkali gambaran kenyataan seperti inilah yang membuat hidup tradisional orang Jawa memandang realita hidup. Dalam pandangan Jawa tradisional ada dua macam jagad (dunia), yaitu jagad gedhé (dunia besar) dan jagad cilik (dunia kecil). Dunia besar adalah kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sementara itu dunia kecil adalah tubuh setiap orang. Dalam realita hidup orang menghayati keduanya.

Tubuh lambang kebersamaan iman

Satu hal yang akhirnya masuk dalam relung hati saya adalah betapa debu tanah yang jadi tubuh ciptaan Allah sungguh menjadi bagian dari keagungan ilahi. Karena nafas atau Roh Allah, tubuh manusia menjadi bagian manusia sebagai gambar Allah. Allahpun karena begitu cinta-Nya kepada manusia menganugerahkan Putra-Nya sendiri (bandingkan Yoh 3:16). Tuhan Yesus Kristus yang adalah Allah mengalami karya dengan mengambil tubuh manusia untuk tinggal di antara kehidupan manusia (Yoh 1:1.14). Bahkan tubuh Kristus seutuhnya adalah bukti kasih-Nya kepada manusia. Tuhan Yesus berkata “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:54-56).

Sabda Tuhan Yesus tentang tubuh-Nya, daging dan darah-Nya, terhayati oleh para murid Kristus dalam Misa. Dalam Misa umat menerima Tubuh Kristus. Tubuh Kristus ini juga disebut Komuni, yang berarti persekutuan. Persekutuan umat ini sungguh-sungguh menjadi tubuh Kristus. Ketika menganiaya para murid Kristus dan terpelanting karena terkena cahaya terang lebih dari 3.000.000.000 watt di jalan menuju Damaskus, Saulus menyadari siapa Tuhan Yesus. Kitab Suci mencatat “Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu” (Kis 9:4-5). Yang dianiaya oleh Saulus, kemudian terkenal dengan nama Paulus, adalah para murid Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus mengatakan “Akulah Yesus yang kauaniaya itu”. Dari sini Santo Paulus menggambarkan Gereja dengan gambaran tubuh. Tubuh manusia bisa jadi model untuk ikut Tuhan Yesus dalam hidup Gereja. Dia melukiskan Gereja demikian :

"Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh? Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman? Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya. Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh? Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh. Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau." Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya." (1Kor 12:12-27)

No comments:

Post a Comment

Santa Sesilia

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  16 Agustus 2014  Diperbaharui:  26 November 2019  Hits:  45811 Perayaan 22 November   L...