Tuesday, August 19, 2025

Rm. Willybrodus Aditya Yudistira Menjadi Imam


Beberapa rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus memang kadang ada yang pergi keluar untuk mengikuti acara tertentu. Seperti Rm. Suhartana ada yang pergi karena ada hajatan keluarga. Bisa pula peristiwa perginya rama karena undangan yang juga menyangkut dirinya. Rm. Djoko Setyo pernah tidak ikut makan di Domus karena diundang Seminari Tinggi untuk perpisahan dengan para rama dan frater. Pada waktu masuk Domus beliau langsung dari RS Panti Rapih sehingga belum ada perpisahan dengan Seminari Tinggi tempat tinggal beliau cukup lama. Pada tanggal 12 Agustus 2025 Rm. Djoko juga tidak ikut makan malam di Domus. Beliau pergi ke rumah asal Bapak Uskup Agung Semarang untuk ikut perayaan ulang tahun tahbisan imamat ke 33 bersama teman-teman imam angkatannya. Rm. Djoko memang seangkatan tahbisan dengan Bapak Uskup Mgr. Rubiyatmoko. Perayaan ulang tahun tahbisan bersama angkatan juga akan terjadi pada Rm. Jarot. Sebenarnya Rm. Jarot dan teman-teman seangkatan ditahbisan pada tanggal 16 Agustus 1991. Tetapi perayaan bersama akan dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2025 di Paroki Klaten. Dalam hal seperti ini pada Senin 18 Agustus 2025 Rm. Bambang juga pergi tidak ikut makan malam bersama di Domus Pacis. Dia pergi ke Muntilan memenuhi undangan keluarga Bapak Laurentius Sutikno.

Lebih dari 2 bulan sebelumnya atau tepatnya pada 24 Mei 2025 Pak Tikno dan Bu Siwi, istri beliau, datang di Domus Pacis. Keluarga ini mengundang Rm. Bambang untuk menghadiri Misa Perdana yang direncanakan pada 18 Agustus 2025. Itu adalah Misa perdana anak kedua beliau, yaitu Rm. Willybrodus Aditya Yudistira SX. Keluarga ini tampaknya memandang Rm. Bambang ikut berperan dalam perjalanan panggilan Rm. Willy yang kini lebih dikenal dengan panggilan Rm. Yudis, yang mendapatkan tahbisan imamat pada 14 Agustus 2025 di Paroki Bintaro, Keuskupan Agung Jakarta. Menjelang tahbisan diakon, 27 April 2024, sehari sebelumnya Rm. Bambang lewat FB menulis akan ikut berdoa khusus. Pak Tikno pada 26 April 2024 mengucapkan terima kasih dan juga menulis tentang Rm. Yudis bahwa "Benih panggilan itu tumbuh berkat berkativitas dalam asuhan Rm. melalui P3J KAS kala itu". P3J KAS adalah singkatan nama lembaga Pelayanan Pendampingan Penggembala Jemaat untuk mengembangkan partisipasi awam dalam Gereja. Bapak dan Ibu Tikno dulu memang masuk dalam anggota tim inti. Tetapi lembaga itu melebur menjadi Tim Edukasi Museum Misi Muntilan Pusat Animasi Misioner (MMM PAM) yang dulu pernah dipimpin oleh Rm. Bambang. 

Sebenarnya Rm. Bambang sadar bahwa perjalanan Rm. Yudis sejak masuk Seminari hingga tahbisan selama 16 tahun pasti panjang dan amat banyak sekali orang dan peristiwa yang ikut berperan. Rm. Bambang memang pernah melibatkan Willy remaja ketika masih SMP dalam gerakan Remaja Misioner terlibat hidup berparoki. Pada waktu itu Willy memang pintatr main gitar. Di dalam tulisan beliau tentang perjalanan panggilan, yang tertulis dalam buku Misa Perdananya, Rm. Yudis menulis "Keinginan masuk ke seminari semakin kuat saat aku aktif terlibat dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh tim Museum Misi Muntilan, puncaknya saat aku diajak untuk mengikuti SOMA (School of Missionary Animator) di Keuskupan Bandung dan selanjutnya di Keuskupan Malang". Itu tertulis sebanyak 5 baris dari tulisan Rm. Yudis sebanyak 154 baris. Kalau dihitung-hitung, sebenarnya peran Rm. Bambang hanya sekitar 3,24% dari seluruh perjalanan Rm. Yudis dari masuk Seminari hingga tahbisan imamat. Tetapi ketika Misa selesai beliau memeluk, mencium, dan kemudian merangkul akrab Rm. Bambang dalam bergambar khusus. Mungkinkah yang sepletik dari Rm. Bambang ikut membinarkan imamat Rm. Yudis?

No comments:

Post a Comment

Kaum Tua Lansia Perlu Tahu Penurunan Daya Otot?

Pada suatu ketika, ketika saya masih bertugas purna waktu di Komisi Karya Misioner dan Karya Keapusan Indonesia  Keuskupan Agung Semarang se...