Rm. Saptoko 34 Tahun Tahbisan

Ini terjadi pada hari Kamis tanggal 14 Agustus 2025. Pada waktu itu para rama sudah berada bersama di ruang makan. Rm. Andika, Rm. Saptoko, Rm. Djoko, Rm. Bambang, dan Rm. Jarot ramai berbalas omongan penuh kelakar. Rm. Ria, Rm. Yadi, Rm. Suntara, dan Mgr. Blasius hanya sering memandang. Barangkali karena yang omong-omong tampak bersemangat disertai tawa riang, Rm. Suntara bertanya kepada Rm. Bambang yang duduk di depannya "Dha omong apa?" (Apa yang diomongkan?). Rm. Bambang berkata dengan volume suara dikeraskan "Umure Saptoko wis telungpuluh papat" (Rm. Saptaka sudah berumur 34 tahun). Rm. Suntara langsung menyergap "Ulang tahun apa. Kowe ki waton omong" (Mana ada ulang tahun. Kalau bicara selalu ngawur). Ternyata ucapan Rm. Bambang dan Rm. Suntara membuat yang saling omong tertawa terbahak-bahak. Rm. Saptoko malah memberi komentar "Telungpuluh papat diulat-ulet" (Tigapuluh empat diolah sana olah sini). Sementara itu kata-kata Rm. Suntara barangkali dilandasi pengertian bahwa usia Rm. Saptoko sudah lebih dari 50 tahun. Rm. Saptoko memang lahir pada 11 Maret 1963. Sebenarnya keramaian omong-omong itu dimulai ketika Rm. Bambang masuk ruang makan langsung berseru "Sugeng tiga empatan, Rama Saptoko" (Selamat 34 tahun, Rm. Saptoko). Sebenarnya pada jam 03.01 Rm. Bambang sudah menulis WA ke Rm. Saptoko "Selamat 34 tahun nggiiiiih. Gusti tansah njangkung" (Selamat ulang tahun ke 34, yaaaa. Tuhan selalu menyertai). Di tahun 1991 pada tanggal 14 Agustus Rm. Saptaka menerima Sakramen Tahbisan Imamat. Seusai makan Rm. Suhartana mendatangi Rm. Saptoko untuk menyalami. Rm. Bambang berkata "Kula le nyalami njing tanggal nembelas" (Saya menyalami besok tanggal 16 Agustus 2025 saja). Sementara itu Rm. Suntoro sudah didorong dengan kursi rodanya menuju kamar. Tampaknya beliau belum tahu hari itu kalau Rm. Saptoko berulang tahun tahbisan imamat ke 34.