Sebetulnya sudah ada beberapa kali kunjungan yang berasal dari kelompok-kelompok Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP). Kelompok-kelompok seperti ini biasa terjadi di paroki-paroki, tetapi penyelenggaraan di paroki tertentu akan terbuka keikutsertaan umat dari paroki-paroki lain. Penyelenggaraan di kelompok tertentu bisa terjadi beberapa kali sehingga mempunyai kelompok-kelompok dengan angkatan-kangkatan tertentu. Pada Minggu 24 Agustus 2025 para rama Domus Pacis Santo Petrus juga mendapatkan kunjungan kelompok SEP. Tetapi kelompok SEP yang datang pada hari itu berbeda dengan kelompok-kelompok SEP yang pernah datang di Domus. Kelompok-kelompok SEP yang datang sebelumnya biasa beranggotakan bapak-bapak dan ibu-ibu atau yang bisa dikategorikan dalam kelompok tua. Lain halnya dengan kelompok yang berjunjung pada Minggu itu. Para anggota SEP itu adalah Kelompok SEP OMK Jogja. Karena OMK adalah singkatan dari Orang Muda Katolik, maka yang hadir adalah orang-orang muda. Kata salah satu wakil pengunjung mereka terdiri dari remaja, mahasiswa, dan ada juga yang sudah bekerja. Selain Rm. Adika Bhayangkara sebagai direktur Domus, ada 8 rama sepuh yang ikut menyambut : Rm. Djoko Setyo, Rm. Suhartana, Rm. Jarot, Rm. Harto, Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Ria, dan Rm. Bambang.
Seperti biasa kalau ada rombongan kunjungan, selalu ada tanya jawab antara para tamu dan para rama. Sebetulnya ada pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh para pengunjung. Tetapi dalam kunjungan SEP OMK Jogja ini untuk berita bisa diketengahkan dua hal dari pertanyaan yang belum pernah muncul dalam kunjungan-kunjungan sebelumnya :
- Apakah yang para rama ketahui tentang SEP? Kecuali Rm. Andika dan Rm. Djoko, ternyata tujuh rama sepuh hanya mendengar saja bahwa pada masa kini ada SEP. Bahkan, tampaknya 2 orang rama sepuh sebenarnya tidak tahu. Rama sepuh lain hanya tahu ada angkatan-angkatan dalam penyelenggaraan-penyelenggaraan dalam satu tempat atau paroki. Yang sudah tahu adalah Rm. Djoko dan Rm. Andika. Keduanya tahu bahwa kelahiran SEP ada kaitannya dengan gerakan Persekutuan Doa Karismatik. Kedua rama bisa menunjuk tokoh besarnya, yaitu Rm. Noto Budya. Ternyata Rm. Djoko dan Rm. Andika mengalami SEP OMK di Semarang. Itu ternjadi pada tahun 2007 ketika Rm. Djoko Setyo menjadi Rektur Seminari TOR Jangli dan Rm. Andika masih seorang frater. Tampaknya itu adalah SEP OMK pertama di Keuksupan Agung Semarang.
- Hal apa yang membuat para rama gembira berada di Domus Pacis Santo Petrus yang tak diketemukan di tempat lain? Ternyata para rama sepuh menyebut terjadinya tamu-tamu kunjungan. Kalau itu di pandang sebagai khas Domus barangkali karena suasananya tidak seremonial tetapi akrab persaudaraan santai omong-omong spontan. Suasana humor membuat pertemuan jauh dari warna upacara. Hal ini juga diiyakan oleh para tamu yang ternyata sebenarnya sudah menyusun acara-acara seperti pertemuan resmi. Selain itu yang dirasa tak diketemukan di lain tempat, terutama paroki dan keluarga, di Domus para rama sungguh-sungguh mendapatkan perhatian berkaitan dengan hal jiwani maupun terutama berkaitan dengan kondisi penyakit-penyakit yang disandang. Yang di lain tempat akan banyak merepotkan dan sulit terakomodasi, di Domus semua amat terjaga. Para karyawan Domus Domus sungguh terlatih mengurus rama sepuh termasuk penyakit-penyakitnya. Bahkan Domus memiliki ambulans khusus yang sewaktu-waktu untuk membawa ke RS Panti Rapih bagi yang membutuhkan. Perawat home care rutin datang bahkan seminggu sekali. dan juga ada dokter datang dari RS Panti Rapih.
No comments:
Post a Comment