Sunday, August 17, 2025

Pengalaman Kebersamaan 6,25% Sehari-semalam


Sebenarnya ini dari peristiwa Misa Domus Pacis yang menghadirkan sekitar 250 orang. Dalam Misa itu umat Lingkungan Santo Timotius Paroki Banteng hadir sebagai kelompok kor. Itu terjadi pada Sabtu sore hingga malam pada tanggal 16 Agustus 2025. Itu adalah Misa perayaan ulang tahun tahbisan 5 orang rama. Rm. Tri Wahyono 38 tahun pada 19 Agustus, Rm. Jarot 36 tahun pada 16 Agustus, Rm. Saptoko 34 tahun pada 14 Agustus, Rm. Djoko Setyo 33 tahun pada 12 Agustus, dan Rm. Andika 8 tahun pada 25 Juli. Kecuali Rm. Tri Wahyono, yang sudah harus terus berada dalam kamar karena kondisinya, keempat rama secara bergilir menyampaikan sharing imamat. Ternyata saya amat tersentuh oleh keempat sharing ini. Inilah yang membuat permenungan saya di kamar terisi oleh sharing yang disampaikan dalam bagian homili. Ketersentuhan itu terjadi karena keempat rama dalam sharingnya menyinggung diri saya. 

Berdasarkan sharing keempat rama, saya sungguh menyadari diri kalau omong-omong kerap bernuansa tidak serius penuh kesembronoan. Saya kerap membeluk-belokkan pembicaraan sehingga nyerempet-nyeremput hal-hal negatif bahkan berbau porno. Tetapi dalam sharing itu, saya tidak menemukan penilaian negatif. Para rama tampaknya menemukan kegembiraan hidup di Domus Pacis. Ada berbagai hal yang membuatnya gembira dan saya menjadi salah satu yang ikut menggembirakan :

  • Rm. Jarot. Beliau memandang saya menjadi sosok yang bisa diajak omong dengan enak dan katanya bisa mengomongkan terobosan-terobosan olah kegembiraan dalam ketaatan teguh pada pimpinan.
  • Rm. Saptoko. Sebenarnya ketika diminta oleh Bapak Uskup untuk tinggal di Domus, beliau mengalami kekuatiran hidup bersama dengan saya. "Saya menggambarkan Rm. Bambang sebagai sosok galak" kata Rm. Saptoko. Ternyata setelah serumah dengan saya, beliau bilang bahwa saya termasuk rama, enak bergaul, dan bisa diajak omong saru.
  • Rm. Djoko Setyo. Rm. Djoko amat dekat dengan Rm. Saptoko. Keduanya biasa berkelakar dan menurut Rm. Djoko saya bisa ikut menjadi bumbu menambah kehangatan omongan.
  • Rm. Andika. Beliau baru masuk Domus pada 10 Agustus 2025. Tetapi setelah beberapa hari berada di Domus beliau mengalami nuansa kemerdekaan. Setiap rama bisa bebas berada dalam jati diri masing-masing. Beliau menyinggung saya "Bahkan Rm. Bambang berkata bahwa jati dirinya memang suka omong ngawur dan saru". Ternyata di hadapan Rm. Andika, Direktur Domus pengganti Rm. Hartanta, saya dinilai bisa ikut menghadirkan kegembiraan. 

Di dalam permenungan, saya menemukan pertanyaan yang saya sadari sebagai hal baru :

  • Apakah kenegatifkan bisa diperhitungkan sebagai talenta? Bukankah dalam bergaul bahkan dalam pertemuan yang tidak terlalu menekankan model seremonial, saya bisa enak omong spontan? Saya memang mengalami beberapa kritik bahwa saya kerap tidak memperhatikan etika sopan santun. Bahkan dalam omongan ada yang mengatakan bisa menjadi sandungan. Tetapi saya merasa, barangkali menjadi kesombongan batin, tak sedikit umat menyukai saya. Saya memang kerap tak lepas dari yang seperti itu. Tetapi dalam diri saya ikut menjadikan itu semacam entry point untuk masuk ke hal penting dalam omongan tentang hidup ikut Tuhan Yesus. Kalau yang mungkin dalam gambaran umum negatif tetapi bisa melancarkan dan menggampangkan omongan kegembiraan batin (Injili?), apakah memang ada talenta yang sering dianggap negatif oleh gambaran umum?
  • Apakah kegembiraan dalam hidup bersama bisa hanya kecil-kecilan saja? Yang disharingkan poleh keempat rama sebenarnya adalah yang biasa terjadi di meja makan ketika makan bersama. Tiga kali makan bersama sudah membuat beberapa rama terasa lama kalau masing-masing hingga 30 menit belum doa penutup. Maka kalau masing-masing 30 menit, perjumpaan saya dalam kebersamaan hanya sekitar 90 menit sehari. Kalau dipersentasi dalam 24 jam sehari semalam, perjumpaan saya dalam kebersamaan hanya sekitar 6,25%. Kalau ditambah Misa selama 30 menit (0,21), saya dalam 91,66% hidup sehari semalam ada dalam kesendirian di kamar. Tetapi ternyata yang hanya 6,25% itu sudah dianggap bisa ikut menyumbangkan kegembiraan dalam Komunitas Para Rama Domus Pacis. 

No comments:

Post a Comment

Kaum Tua Lansia Perlu Tahu Penurunan Daya Otot?

Pada suatu ketika, ketika saya masih bertugas purna waktu di Komisi Karya Misioner dan Karya Keapusan Indonesia  Keuskupan Agung Semarang se...