Thursday, October 9, 2025

Santo Paulinus dari York

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Maret 2016 Diperbaharui: 08 April 2017 Hits: 8366

  • Perayaan
    10 Oktober
  •  
  • Lahir
    Tahun 584
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wilayah karya
    Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 644 di Rochester Inggris - Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Bede Venerabilis menggambarkannya sebagai seorang yang : "Jangkung, sedikit bungkuk, berambut hitam, berwajah tipis dan sempit, hidungnya bengkok, namun kehadirannya adalah sebuah kemuliaan dan membangkitkan rasa kagum".  Ia adalah Santo Paulinus York, salah seorang missionaris yang dikirim Paus Santo Gregorius Agung untuk mengkristenkan bangsa Anglo-Saxon (Inggris) yang saat itu adalah bangsa pagan penyembah berhala. Tidak banyak catatan tentang Paulinus sebelum keberangkatannya ke Inggris. Yang bisa diketahui adalah bahwa Paulinus sebelumnya adalah seorang biarawan dan berasal dari kota Roma.

Ia tiba di Inggris pada tahun 601 dan karyanya dimulai dengan bekerja membantu Santo Agustinus Canterbury. Agustinus sudah lebih dahulu diutus Paus ke Inggris pada tahun 596. Paulinus lalu diutus ke Kerajaan Kent, dimana ia kemudian membabtis seluruh keluarga Kerajaan Kent serta para bangsawan bawahan raja. Ia tinggal di Kent sampai pada tahun 625. Pada tahun itu diselenggarakan perkawinan antara Edwin, raja Northumbria yang masih kafir, dengan puteri Ethelburga, saudari raja Kent yang sudah dibabtis dan menjadi seorang Kristen yang saleh. Kelak, Ethelburga juga dinyatakan sebagai seorang kudus. (Santa Ethelburga – Pesta : 8 September).

Sehubungan dengan perkawinan itu Paulinus mengajukan kepada Edwin syarat berikut ini : Perkawinan itu tidak boleh membatasi kebebasan Ethelburga, dalam melaksanakan kewajiban agamanya dan Edwin harus melindungi Ethelburga dalam menghayati imannya. Edwin menerima syarat tersebut. Setelah pernikahan, Paulinus pindah ke Northumbria untuk menjadi pembimbing rohani Ethelburga.

Pada awal karyanya di Northumbria, Paulinus secara perlahan menanamkan iman Kristen dalam hati orang-orang Northumbria termasuk raja Edwin. Sang raja kemudian bertobat dan minta dipermandikan pada tahun 627. Peristiwa ini berdampak besar pada seluruh rakyat Northumbria. Banyak orang yang memberikan dirinya untuk dibabtis mengikuti contoh raja mereka.

Namun enam tahun kemudian karya Paulinus di Northumbria hancur berantakan saat kerajaan itu diinvasi oleh Raja Cadwallon ap Cadfan dari Gwynedd, yang memerangi Nortumbria bersama raja Penda dari Mercia. Edwin dan putera mahkota Osfrith tewas dalam sebuah pertempuran di Hatfield (Battle of Hatfield Chase). Kerajaan Northumbria runtuh dan wilayahnya jatuh ketangan para penyerbu yang masih kafir.

Invasi ini membuat karya misi di Northumbria dihentikan. Paulinus dan para diakonnya, bersama dengan Ratu Ethelburga dan dua orang anaknya berhasil menyelamatkan diri ke Kerajaan Kent. Ada catatan tentang seorang diakon bernama James yang memilih untuk tetap tinggal di Northumbria agar dapat memberikan pelayanan iman kepada umat.

Di tengah masa yang sulit ini, Paulinus menerima Pallium dari Paus Honorius I, tanda pentahbisan dan kewenangannya sebagai seorang Uskup Agung. Ia ditunjuk menjadi Uskup Agung wilayah York dan beberapa tahun kemudian menjadi Uskup Agung di Rochester.

Santo Paulinus berkarya di Rochester sampai ia tutup usia di tahun 644. Ia digantikan oleh uskup Ithmar, Uskup Agung pertama dari kalangan pribumi Anglo-Saxon.

Lamunan Pekan Biasa XXVII

Jumat, 10 Oktober 2025

Lukas 11:15-26

15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." 16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. 17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. 18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 18 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

24 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. 25 Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. 26 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, sejahat apapun seseorang, dia tetap punya hati nurani. Kalau bertobat, bekas penjahat memang bisa menjadi sosok yang amat mengagumkan kebaikannya.
  • Tampaknya, sosok pertobatan bisa menjadi agamawan penuh kedisiplinan dan ketaatan. Banyak orang akan memuji dan mengidolakan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang sudah bertobat dari segala kejahatan dan kemudian menjadi idola hidup keagamaan, kalau terjadi keteledoran batin dan tak menjaga kemesraan dengan relung hati, pengaruh jahat bisa masuk lagi dan bisa menjadi penjahat dan berlipat kejahatannya dibandingkan sebelum bertobat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sebaik dan sebenar apapun seseorang, kalau mudah memandang orang baik lain sebagai saingan berbuat baik, dia mudah jatuh dalam berlapis-lapis kejahatan.

Ah, asal rajin dan taat agama orang jauh dari yang jahat.

Wednesday, October 8, 2025

Rombongan CU Ganjuran

Pada waktu makan pagi pada Sabtu tanggal 4 Oktober 2025, ketika Rm. Bambang masuk kamar makan, Rm. Saptaka berkata kepadanya "Jangan pergi. Nanti ada tamu". Kata-kata itu membuat beberapa rama lain tertawa. Maklumlah, pada pagi itu Rm. Bambang akan ke Klaten untuk menghadiri Misa Peringatan 1000 hari Bapak Tukiman, ayahanda Rm. Agoeng. "Hari ini saya kan akan piknik" Rm. Bambang ganti berkata yang langsung disergap oleh Rm. Saptaka "Kalau ada tamu, yang harus menjadi pemandu kan Rm. Bambang". Tetapi Rm. Bambang langsung menimpali "Bukankah ada Rama Saptaka. Kalau Rama Saptaka yang tampil memandu, pasti jauh lebih seru, karena Rama Sapta lebih saru daripada aku". Para ramapun tertawa berderai.


Pada hari itu memang ada rombongan tamu di Domus Pacis Santo Petrus. Para tamu datang dari Kelompok CU (Credit Union) Paroki Ganjuran. Berita ini ditulis atas dasar yang didengar dari cerita Rm. Jarot. Yang diketahui oleh Rm. Bambang pertama-tama adalah hasil penjualan kain batik dan slondok yang diserahkan oleh Mbak Tri, salah satu karyawan Domus, di sore hari. Dari Rm. Jarot Rm. Bambang diberi tahu bahwa jumlah yang datang 40an orang. Dari omong-omong dengan para rama, Rm. Jarot menghadirkan tangkapan bahwa yang paling gayeng adalah soal kematian. Itu berasal dari pertanyaan tama "Apakah para rama tidak merasa takut tinggal di rumah berdekatan dengan kuburan?". Jawaban para rama menghadirkan nuansa tak adanya ketakutan. Bahkan jawaban-jawaban bisa membuat tawa karena Rm. Andika kerap menyela dengan komentar-komentar. Rm. Djoko juga sering mengetengahkan kata-kata yang menggelitik tanggapan yang membuat tawa. Rm. Djoko pernah mengalami penanganan medis harus dilobangi lehernya karena penyakitnya. Beliau langsung meminta karyawan Seminari membuat lobang makam baru. Hal itu dilandasi pengalaman beberapa rama yang mengalami seperti itu lalu meninggal dunia. Dari berbagai jawaban, kata Rm. Jarot, yang paling gayeng adalah pengalaman Rm. Saptaka. Beliau mengalami jatuh naik motor 10 kali. Rm. Saptaka pernah menyepi merenungkan tentang kematian. 

Santo Louis Bertrand

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 Oktober 2015 Diperbaharui: 09 Oktober 2015 Hits: 11878

  • Perayaan
    9 Oktober
  •  
  • Lahir
    1 Januari 1526
  •  
  • Kota asal
    Valencia, Spanyol
  •  
  • Wilayah karya
    Spanyol, Kolombia, Panama, Amerika Selatan
  •  
  • Wafat
  •  
  • 9 Oktober 1581 - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    19 Juli 1608 oleh paus Paulus V
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 12 April 1671 oleh paus Klemens X

Santo Louis Bertrand lahir di Valencia, Spanyol pada tanggal 1 Januari 1526 dari pasangan suami isteri Katolik yang saleh, Juan Bertrand dan Juana Angela Exarch. Dari garis keturunan ayahnya, ia masih berhubungan darah dengan Santo Vinsensius Ferrer, seorang biarawan Dominikan yang terkenal kudus itu. Mengikuti jejak Vinsensius Ferrer, Louis masuk biara Dominikan di Valencia pada tangga1 26 Agustus 1544 saat ia telah berusai 18 tahun. Tiga tahun kemudian (1547), ia ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Agung Valencia, Santo Thomas dari Villanova.

Tugas pertamanya sebagai seorang imam ordo Dominikan adalah menjadi pembimbing para novis Dominikan. Tugas ini diembannya selama 30 tahun. Pengalamannya dalam membimbing para novis kelak membuatnya diangkat menjadi santo pelindung para novisiat.

Keunggulan cintanya kepada umat mulai tampak menonjol tatkala pada tahun 1557 wabah penyakit menular menyerang penduduk Valencia. Tanpa takut tertular, dengan tangannya sendiri Louis merawat mereka yang sakit dan menguburkan yang mati setiap hari.

Setelah serangan wabah penyakit berlalu, Louis mulai giat berkotbah. Walaupun ia adalah seorang yang pendiam, namun ia memiliki watak yang lembut dan penuh welas asih. Hal ini membuat ia disenangi umat dan akhirnya membuat ia menjadi seorang pengkotbah yang dicintai. Kotbah-kotbahnya sederhana, namun menarik dan menyentuh hati. Setiap kali ia berkotbah, umat akan berbondong-bondong datang demi mendengarkan wejangannya. Sering kali ia harus merayakan misa dan berkotbah di lapangan umum kota Valencia karena gereja tidak dapat lagi menampung umat yang membludak. Ketenaran Louis dalam berkotbah membuat santa Theresia dari Avilla, yang saat itu sedang berupaya keras me-reformasi ordo kedua Karmel, memohon nasihatnya.

Selain sebagai seorang pengkotbah ulung, Louis juga dikaruniai kemampuan untuk melihat kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan. Ia juga terkenal karena mujizat-mujizat yang sering dikerjakannya menyertai kotbah-kotbahnya.

Pada tahun 1562 Louis diutus ke Amerika Selatan untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Indian di benua baru itu. Mula-mula ia bekerja di Cartegena, sebuah kota di New Granada, Colombia. Dari sana ia menjelajahi seluruh wilayah Isthmus Panama, Kepulauan Leeward, Kepulauan Virginia, dan kepulauan Windward, untuk mewartakan Injil. Di dunia baru Louis berhasil mempermandikan banyak orang. Tercatat ia membabtis lebih dari 1500 orang.

Pada tahun 1569 ia dipanggil kembali ke Spanyol. Di sana ia diangkat menjadi pemimpin biara Dominikan di San Onofre, lalu menjadi pembimbing jenderal. Kemudian ia ditugaskan kembali ke Valencia untuk menjalani lagi tugasnya yang dahulu sebagai pembimbing para novis Dominikan.

Pada tahun 1580 saat sedang berkotbah di Katedral Valencia, Louis jatuh tak sadarkan diri dari mimbar. Sejak itu ia tidak bisa bangun lagi dari tempat tidurnya sampai tutup usia 18 bulan kemudian. Santo Louis Bertrand meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 1581 dalam usia 58 tahun. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Klemens X pada tahun 1671 dan diangkat sebagai Santo Pelindung Gereja Katolik Kolumbia.

Lamunan Pekan Biasa XXVII

Kamis, 9 Oktober 2025 

Lukas 11:5-13

5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa berdoa adalah kebiasaan dalam beragama. Petunjuk dan pelaksanaan doa bisa masuk dalam tatanan agama.
  • Tampaknya, orang beragama bisa berpandangan bahwa untuk berdoa harus bersikap pantas. Bahkan kepantasan juga diungkapkan dengan sikap tubuh disertai perlengkapan misalnya lilin hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada tatanan yang mengatur kesantunan dalam berdoa, orang baru sungguh berdoa kalau punya sikap sedia menjadi telanjang tampak segala keburukan dan kebusukannya di hadapan Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati di dalam berdoa orang sadar jumpa Tuhan sebagai sahabat sehingga tak akan malu karena sikap dan tindakan dosa-dosa yang disandangnya.

Ah, berdoa itu menghadap Tuhan Sang Mahakuasa sehingga harus dengan tata tertib.

Tuesday, October 7, 2025

Asal-Usul Rosario

diambil dari https://yesaya.indocell.net/id1266.htm

Oleh : P. William P. Sauders

Dalam pelajaran agama anak saya diajarkan bahwa Oktober adalah bulan rosario. Karena saya baru menjadi Katolik, dapatkah kiranya dijelaskan lebih lanjut mengenai asal-usul rosario?
~ seorang pembaca di Leesburg

Rosario adalah salah satu doa yang paling disukai dalam Gereja Katolik kita. Uskup Agung Fulton Sheen mengatakan, “Rosario adalah kitab bagi mereka yang buta, di mana jiwa-jiwa melihat dan di sana ditampilkan drama kasih teragung yang pernah dikenal dunia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang sederhana, yang menghantar mereka masuk ke dalam misteri-misteri dan pengetahuan yang lebih memuaskan hati dari pendidikan manusia; Rosario adalah kitab bagi mereka yang lanjut usia, yang matanya tertutup terhadap bayang-bayang dunia ini dan terbuka pada dunia mendatang. Kuasa rosario melampaui kata-kata.”

Diawali dengan Kredo, Bapa Kami, tiga Salam Maria dan Doksologi (Kemuliaan), serta diakhiri dengan Salve Regina (Salam ya Ratu), rosario merupakan pendarasan lima misteri; masing-masing misteri terdiri dari Bapa Kami, 10 Salam Maria dan Doksologi. Selama mendaraskan rosario, kita merenungkan misteri-misteri penyelamatan dalam hidup Tuhan kita dan kesaksian iman Bunda Maria. Melalui peristiwa-peristiwa Gembira, Cahaya, Sedih dan Mulia dalam rosario, kita dihantar pada kenangan akan inkarnasi Tuhan kita, pewartaan-Nya di hadapan publik, sengsara dan wafat-Nya, dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Dengan demikian, rosario membantu kita untuk bertumbuh dalam penghayatan yang lebih mendalam atas misteri-misteri ini, dalam mempersatukan hidup kita dengan lebih akrab pada Tuhan kita dan dalam memohon bantuan rahmat-Nya untuk mengamalkan iman. Kita juga memohon bantuan doa Bunda Maria, teladan iman, yang menghantar semua orang percaya kepada Putranya.

Asal-usul rosario agak “kabur”. Penggunaan “manik-manik” dan pendarasan doa yang diulang-ulang untuk membantu orang dalam meditasi berasal dari masa-masa awal Gereja dan telah ada bahkan pada masa-masa sebelum kekristenan. Didapati bukti-bukti dari Abad Pertengahan bahwa untaian manik-manik dipergunakan untuk membantu orang menghitung jumlah Bapa Kami atau Salam Maria yang didaraskan. Sesungguhnya, untaian manik-manik ini kemudian dikenal sebagai “Paternosters,” bahasa Latin untuk “Bapa kami”. Sebagai contoh, pada abad ke-12, guna membantu agar mereka yang kurang terpelajar dapat berpartisipasi lebih baik dalam liturgi, pendarasan 150 Bapa Kami dipakai untuk menggantikan 150 Mazmur, dan dikenal sebagai “brevir orang-orang sederhana”.

Struktur rosario perlahan-lahan berkembang antara abad ke-12 dan abad ke-15. Pada akhirnya 50 Salam Maria (atau lebih) didaraskan dan dihubungkan dengan ayat-ayat Mazmur atau ayat-ayat lain mengenangkan “sukacita Maria” dalam hidup Yesus dan Maria. Dominikus dari Prussia, seorang biarawan Carthusian, pada tahun 1409 mempopulerkan praktek mempertalikan 50 ayat mengenai hidup Yesus dan Maria dengan 50 Salam Maria. Pada masa ini, bentuk doa ini dikenal sebagai rosarium (“kebun mawar”), sesungguhnya suatu istilah umum, yang berarti bunga rampai, yang dipergunakan untuk menyebut suatu kumpulan bahan yang serupa, misalnya suatu bunga rampai kisah-kisah dengan subyek atau tema yang sama. Pada akhirnya, ditambahkan juga “dukacita Maria” dan “sukacita surgawi”, sehingga jumlah Salam Maria menjadi 150. Dan akhirnya, ke-150 Salam Maria digabungkan dengan ke-150 Bapa Kami; satu Salam Maria sesudah satu Bapa Kami.

Pada awal abad ke-15, Henry Kalkar (wafat 1408), seorang biarawan Carthusian lainnya, membagi ke-150 Salam Maria ke dalam kelompok-kelompok; satu kelompok berisi 10 Salam Maria dengan diawali satu Bapa Kami. Pada abad ke-16, struktur lima misteri rosario didasarkan pada tiga rangkaian peristiwa - Peristiwa GEMBIRA (1. Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel; 2. Maria mengunjungi Elisabet, saudarinya; 3. Yesus dilahirkan di Betlehem; 4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah; 5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah), Peristiwa SEDIH (1. Yesus berdoa kepada BapaNya di surga dalam sakrat maut; 2. Yesus didera; 3. Yesus dimahkotai duri; 4. Yesus memanggul salib-Nya; 5. Yesus wafat disalib) dan Peristiwa MULIA (1. Yesus bangkit dari kematian; 2. Yesus naik ke surga; 3. Roh Kudus turun atas para Rasul; 4. Maria diangkat ke surga; 5. Maria dimahkotai di surga). Pada tahun 2002, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menetapkan peristiwa CAHAYA (1. Yesus dibaptis di Sungai Yordan; 2. Yesus menyatakan DiriNya dalam perjamuan nikah di Kana; 3. Yesus mewartakan Kerajaan Allah serta menyerukan pertobatan; 4. Yesus dipermuliakan; 5. Yesus menetapkan Ekaristi). Juga, setelah penampakan Bunda Maria di Fatima pada tahun 1917, doa yang diajarkan Bunda Maria kepada anak-anak secara umum ditambahkan pada akhir setiap misteri, “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami, selamatkanlah kami dari api neraka. Hantarlah jiwa-jiwa ke surga, teristimewa jiwa-jiwa yang amat membutuhkan kerahiman-Mu.”

Menurut tradisi, St. Dominikus (wafat 1221) menyusun rosario seperti yang kita kenal sekarang. Tergerak oleh suatu penampakan Bunda Maria, ia mewartakan penggunaan rosario dalam karya misionarisnya di antara kaum Albigensia, suatu kelompok bidaah yang fanatik. Albigensia berasal dari nama kota Albi di Perancis selatan di mana mereka tinggal; mereka percaya bahwa semua yang jasmaniah adalah jahat dan semua yang rohaniah adalah baik. Karenanya, mereka menyangkal inkarnasi Tuhan kita; bagi mereka, Yesus, sungguh Allah yang menjadi sungguh manusia dan mengenakan kodrat manusiawi kita, sungguh tidak masuk akal. Menurut ajaran Albigensia, jiwa orang dianggap terbelenggu dalam tubuh yang jahat. Sebab itu, mereka berpantang kasih perkawinan dan prokreasi, sebab dianggap jahat membelenggu suatu jiwa lain dalam suatu raga. Tindakan religius mereka yang paling “luhur” disebut “endura,” suatu tindakan bunuh diri yang membebaskan jiwa dari raga. Mereka juga menentang otoritas manapun yang mewakili suatu kerajaan dunia ini, sebab itu mereka membantai para pejabat kerajaan dan para pejabat Gereja. Gereja mengutuk bidaah ini, dan St Dominikus berusaha mempertobatkan mereka melalui khotbah-khotbah yang logis dan kasih Kristiani sejati. Sayangnya, otoritas kerajaan tidak cukup berbelaskasih. (Sekedar tambahan, suatu siaran traveling menyiarkan di televisi suatu program traveling di Perancis selatan, dan mengunjungi kota Albi, mengatakan bahwa orang-orang di sana “dianiaya oleh Gereja”; narator program tersebut tidak menyebutkan bahwa orang-orang ini adalah bidaah bunuh diri yang ajarannya membahayakan jiwa-jiwa umat beriman.) Namun demikian, St Dominikus mempergunakan rosario sebagai suatu sarana ampuh untuk mempertobatkan kaum Albigensia.

Sebagian ilmuwan mengesampingkan peran aktual St Dominikus dalam terbentuknya rosario sebab kisah-kisah riwayat hidupnya yang ditulis lebih awal tidak menyebutkan hal itu, konstitusi Dominikan tidak menghubungkannya dengan hal tersebut, dan pelukis-pelukis pada masa St Dominikus tidak memasukkan rosario sebagai lambang yang menjadi ciri khas St Dominikus. Pada tahun 1922, Dom Louis Gougaud menyatakan, “Berbagai unsur yang ada dalam komposisi devosi Katolik yang umum disebut rosario merupakan hasil dari suatu perkembangan yang panjang dan perlahan yang dimulai sebelum masa St Dominikus, dan yang terus berlanjut tanpa ia ikut ambil bagian di dalamnya, dan yang akhirnya mendapati bentuk akhirnya beberapa abad setelah kematiannya.” Namun demikian, sebagian ilmuwan lain menyanggah pendapat bahwa St Dominikus tidak begitu terlibat dalam “menciptakan” rosario, sebab ia mewartakan penggunaannya untuk mempertobatkan para pendosa dan mereka yang telah menyimpang dari iman. Di samping itu, sekurangnya ada selusin paus yang menyebutkan hubungan antara St Dominikus dengan rosario dalam berbagai pernyataan kepausan, mendukung perannya setidak-tidaknya sebagai seorang “beriman yang saleh”. Dari antaranya, yang pertama-tama dinyatakan oleh Paus Alexander VI pada tahun 1495.

Rosario menjadi semakin populer pada tahun 1500-an, teristimewa melalui upaya Paus St Pius V. Pada waktu itu, kaum Muslim Turki menyerang Eropa Timur. Pada tahun 1453 Konstantinopel telah jatuh ke tangan Muslim, sementara Balkan dan Hungaria nyaris ditaklukkan. Pada tahun 1521 kaum Muslim berhasil menaklukkan Belgrade, Hungaria, dan pada tahun 1526 mereka telah berada di perbatasan Vienna, Austria. Dengan kaum Muslim menyerbu bahkan pesisir Italia, maka penguasaan atas Mediterania sekarang di ujung tanduk.

Pada bulan Februari 1570, utusan Turki menyampaikan ultimatum kepada Republik Venisia: menyerahkan kepulauan Siprus secara damai atau menghadapi perang. Venisia menolak, dan setelah berperang selama sebelas bulan, Siprus takluk pada kekuasaan Muslim pada tanggal 1 Agustus 1571. Syarat-syarat penyerahan diri ditetapkan demi keselamatan pasukan Kristen yang kalah. Tetapi, begitu komandan Muslim mengambil alih kuasa kota, ia memerintahkan agar komandan Kristen, Marcantonio Bragadin, dikuliti hidup-hidup. Tubuhnya kemudian dibelah menjadi empat, dan sayatan kulitnya diisi jerami dan seragamnya dikenakan padanya, lalu diseret sepanjang kota. Sekarang kaum Kristen tahu benar musuh macam apa yang tengah mereka hadapi.

Pada tahun 1571, Paus St Pius V mengorganisir suatu armada di bawah komando Don Juan dari Austria, sanak Raja Philip II dari Spanyol. Bala tentara dari Spanyol, Venisia, Roma, Savoy, Genoa, Lucca, Tuscany, Manova, Parma, Urbino, dan Ferrara, juga Malta membentuk suatu aliansi melawan Turki. (Menariknya, Perancis yang Katolik menolak bersatu dan bahkan mendanai pasukan Muslim Turki demi melemahkan musuh bebuyutan mereka, Jerman-Austria). Sementara persiapan dilakukan, Bapa Suci meminta segenap umat beriman untuk mendaraskan rosario dan memohon bantuan doa Bunda Maria di bawah gelar “Bunda Kemenangan,” memohon Tuhan menganugerahkan kemenangan kepada umat Kristiani.

Meski armada Muslim jauh melampaui armada Kristiani, baik dalam jumlah kapal-kapal perang maupun pasukan, kedua armada siap bertempur. Kapal pemimpin Kristen mengibarkan bendera biru dengan lukisan Kristus Tersalib, sementara bendera Muslim mencantumkan ayat-ayat dari Al Quran menyerukan jihad dan membasmi “orang-orang kafir”. Pada hari Minggu, 7 Oktober 1571, pukul 11 pagi, Pertempuran di Lepanto dimulai, dan dalam tempo lima jam, kaum Muslim dikalahkan. Siang itu, sementara Paus St Pius V tengah berada dalam suatu rapat, sekonyong-konyong beliau berdiri, menuju jendela, menatap ke luar ke arah pertempuran berlangsung bermil-mil jauhnya, dan mengatakan, “Marilah kita berhenti menyibukkan diri dengan masalah-masalah ini dan marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan. Armada Kristen telah meraih kemenangan.”

Tahun berikutnya, Paus St Pius V sebagai ungkapan syukur menetapkan Pesta Rosario Suci pada tanggal 7 Oktober di mana umat beriman tidak hanya mengenangkan kemenangan ini, melainkan juga terus menyampaikan syukur kepada Tuhan atas segala rahmat-Nya dan mengenangkan kuasa perantaraan Bunda Maria kita. Bapa Suci juga secara resmi menganugerahkan gelar, “Auxilium Christianorum” atau “Pertolongan Orang-orang Kristen” pada Bunda Maria. Mejelis Tinggi Venesia juga mencantumkan pada sebilah papan dalam ruang pertemuan mereka, “Non virtus, non arma, non duces, sed Maria Rosari, victores nos fecit,” yang artinya, “Bukan kegagahan, bukan senjata, bukan pemimpin, melainkan Maria dari Rosario yang membuat kita menang.”

Mengenangkan tindakan Paus Pius V, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II, dalam sebuah amanat Angelus yang disampaikan pada bulan Oktober 1983 mengatakan, “Rosario juga mengambil perspektif baru dan dibebani dengan intensi-intensi yang terlebih dahsyat dan terlebih banyak dari masa lalu. Sekarang bukan masalah memohon kemenangan besar, seperti di Lepanto dan di Vienna, melainkan memohon Maria untuk menyediakan bagi kita pejuang-pejuang yang gagah berani melawan roh kejahatan dan kesesatan, dengan senjata-senjata Injil, yakni Salib dan Sabda Allah. Doa Rosario adalah doa manusia untuk manusia. Rosario adalah doa solidaritas kemanusian, doa bersama orang-orang yang ditebus, dengan merefleksikan roh dan intensi dari dia yang pertama-tama ditebus, yakni Maria, Bunda dan Citra Gereja. Rosario adalah doa bagi segenap manusia di dunia dan dari sepanjang sejarah, yang hidup dan yang mati, yang dipanggil untuk menjadi Tubuh Kristus bersama kita dan bersama-sama kita menjadi ahli waris bersama dengan Dia dalam kemuliaan Bapa.”

Di masa-masa belakangan ini, rosario telah dijunjung tinggi dan dianjurkan sebagai suatu sarana yang efektif bagi pertumbuhan rohani. Banyak para kudus mendorong didaraskannya rosario, termasuk St Petrus Kanisius, St Filipus Neri dan St Louis de Montfort. Paus Leo XIII, yang kerap disebut “Paus Rosario”, berupaya memelihara tradisi doa ini, yang ditegaskannya sebagai suatu senjata rohani yang ampuh melawan kejahatan (Supremi Apostolatus Officio, 1884). Paus Pius XI pada tahun 1938 memberikan indulgensi penuh kepada barangsiapa yang mendaraskan rosario di depan Sakramen Mahakudus. Paus Beato Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI keduanya juga dikenal sebagai penganjur rosario yang gigih. Buku Pedoman Indulgensi (1969), yang mendapatkan persetujuan Paus Paulus VI, memberikan indulgensi penuh “jika rosario didaraskan di sebuah gereja atau suatu tempat doa umum, atau dalam suatu kelompok keluarga, suatu komunitas religius atau perkumpulan saleh….” (No. 48).

Yang paling akhir, untuk menandai diawalinya 25 tahun masa pontifikatnya, Bapa Suci Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae, dimana beliau menetapkan Peristiwa Cahaya dan lagi, mendorong umat beriman untuk menggunakan rosario untuk “bersama Maria, merenungkan wajah Kristus.” Dengan mengesampingkan adanya gagasan bahwa rosario mengalihkan perhatian orang dari liturgi atau gagasan bahwa rosario merupakan penghalang bagi ekumene, Bapa Suci menegaskan, “Alasan paling kuat untuk mendesakkan pelaksanaan doa rosario adalah karena doa rosario merupakan sarana yang paling efektif untuk mengembangkan di kalangan kaum beriman komitmen untuk berkontemplasi pada misteri Kristiani; ini sudah saya usulkan dalam Surat Apostolik Novo Millennio Ineunte sebagai `latihan kekudusan' yang sejati. `Kita memerlukan kehidupan Kristiani yang menonjol dalam seni berdoa.'” (No 5).

Sebab itu, rosario meupakan bagian dari sejarah rohani Gereja yang patut dijunjung tinggi. Rosario memampukan umat beriman untuk berpartisipasi dalam sejarah keselamatan yang hidup, mempersatukan kita secara lebih akrab dengan Juruselamat dan BundaNya yang Tesuci, dan dengan segenap Gereja. Rosario perlu menjadi bagian dari sejarah tiap-tiap individu dan tiap-tiap keluarga, sebab melalui doa rosario ikatan kasih diperteguh.

Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Christendom's Notre Dame Graduate School in Alexandria.
sumber : “Straight Answers: The Origins of the Rosary” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan“diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”

Santo Yohanes Leonardi

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 12 Agustus 2013 Diperbaharui: 06 Oktober 2016 Hits: 12778

  • Perayaan
    08 Oktober
  •  
  • Lahir
    Tahun 1541
  •  
  • Kota asal
    Diecimo, Lucca, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 8 October 1609 | Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    10 November 1861 oleh Beato Paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 7 April 1938 oleh Paus Pius XI

Giovanni Leonardi  dilahirkan pada tahun 1541. Ia awalnya berprofesi sebagai seorang apoteker di Lucca, Italia. Ketika usianya duapuluh lima tahun, Yohanes merasakan panggilan untuk menjadi seorang imam. Ia mulai belajar dan akhirnya ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1572. Pastor Leonardi menghabiskan waktunya dengan mengajarkan iman kepada anak-anak dan mempersiapkan para katekis. Pelayanan aktif juga membawanya ke rumah-rumah sakit dan penjara-penjara.

Sekelompok pemuda di Lucca berkumpul menyertai Pastor Leonardi serta membantunya dalam karya-karyanya yang mengagumkan. Pada akhirnya, kelompok ini menjadi suatu kongregasi religius para imam yang disebut “Pekerja-pekerja Bunda Allah”. Kepada Pastor Leonardi diberikan sebuah gereja sebagai pusat karyanya di Lucca.

Para pengikutnya memberikan perhatian pada kebutuhan-kebutuhan rohani umat di paroki baru mereka. Pastor Leonardi selanjutnya pindah ke Roma di mana sahabat karibnya, St. Filipus Neri, tinggal. St. Filipus adalah pembimbing rohaninya. Pelayanan Pastor Leonardi terkadang terasa berat dan sulit akibat segala gejolak politik dan rohani di Eropa. Tetapi, St. Filipus percaya pada Pastor Leonardi dan pada karya-karya baik yang dilakukan kongregasi para imamnya. St. Filipus memberikan rumahnya sendiri di Roma. Wisma itu disebut “St. William dari Cinta Kasih”. Bersama rumah, diberikan juga kucing St. Filipus. Dengan senang hati St. Yohanes memeliharanya.

St. Yohanes Leonardi dan para imamnya mendatangkan pengaruh religius yang kuat atas umat di Italia. Konggregasi mereka kemudian secara resmi diakui oleh Paus Klemens VIII pada tahun 1595.

St. Yohanes Leonardi wafat akibat wabah penyakit pada tanggal 9 Oktober 1609 pada saat sementara melayani pasien-pasien kurban wabah penyakit. Ia dimaklumkan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1938.

Lamunan Pekan Biasa XXVII

Rabu, 8 Oktober 2025

Lukas 11:1-4

1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." 2 Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. 3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya 4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, sekalipun agamawan, orang bisa mengalami kesulitan berdoa. Dia bisa bingung doa apa yang bisa menjawab segala kerinduannya.
  • Tampaknya, sekalipun agamawan, orang bisa saja mengalami kekeringan batin untuk berdoa. Dia bisa bingung doa apa yang bisa menghadirkan ketenteraman hati.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berada dalam situasi sulit berdoa dan bingung doa apa yang bisa diucapkan, kesejatian doa dalam keadaan apapun harus dimulai dengan rasa hati memuliakan Tuhan sebagai gantungan handal dalam hidup keseharian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa dalam doa orang mengarahkan diri pada Tuhan dan tidak terlalu sibuk pada pikiran, perasaan, dan kehendak diri sendiri.

Ah, doa itu yang minta dikabulkan keinginan diri.

Monday, October 6, 2025

Rm. Harto di RS Panti Rapih

Rm. Fransiscus de Sales Suharto Widodo adalah salah satu rama sepuh yang ada di Domus Pacis Santo Petrus. Beliau berusia 70 tahun dan merupakan salah satu rama sepuh terlama yang berada di rumah rama sepuh Domus Pacis. Beliau termasuk penghuni Domus Pacis Puren, Pringwulung, yang ikut dipindahkan ke Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Rm. Harto masuk rumah sepuh sesudah Rm. Yadi, yang kini 87 tahun, dan sebelum Rm. Bambang, yang kini 74 tahun. Sekalipun masih ikut Misa Harian Komunitas dan ikut menerima kalau ada rombongan tamu, Rm. Harto sudah harus berada dalam kamarnya bahkan banyak berbaring di tempat tidurnya. Beliau termasuk yang harus mendapatkan pelayanan dan penjagaan khusus. Untuk santap makan Rm. Harto sudah harus menggunakan bantuan sonde. Daya fisiknya amat rendah. Di dalam Misa Harian setiap rama akan mengambil sendiri Tubuh Kristus lalu mencelupkan dalam Darah-Nya dan baru disantap. Untuk itu Rm. Harto dibantu oleh salah satu rama untuk disuapkan ke dalam mulutnya. Daya mengunyah mulutnya juga sudah lemah. Kondisi fisik seperti itu membuat Rm. Harto termasuk yang setiap hari mendapatkan pemeriksaan khusus dari karyawan Domus. Untunglah pada umumnya karyawan Domus mendapatkan pendidikan dan pelatihan menjadi pramurukti. Kalau salah satu rama Domus menampakkan gejala agak bahaya dalam kesehatannya, rama itu langsung dirujukkan ke IGD RS Panti Rapih. Dalam hal Rm. Harto, beliau pada Senin 6 Oktober 2025 mengalami diare dan tensi rendah. Perawat RS Panti Rapih langsung didatangkan bersama ambulans. Infus langsung dipasang dan Rm. Harto dibawa ke RS Panti Rapih. Kini beliau harus opname di Ruang Lukas 217. Rm. Andika, Direktur Domus Pacis, memberi informasi bahwa Rm. Harto mengalami stres lambung. Mas Abas, karyawan yang menunggu, menulis WA ke HP Rm. Bambang "Romo Harto BAB ada darahe  cairan  lambunge warna hitam".

Santo Paus Markus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 04 Agustus 2014 Diperbaharui: 12 September 2020 Hits: 13193

  • Perayaan
    07 Oktober
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Roma Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 7 Oktober 336 di Roma, Italia - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Paus Markus  adalah Paus kita yang ke-34. Ia terpilih menggantikan Paus Santo Sylvester I yang meninggal pada tanggal 31 Desember 335.  Masa Paus Markus sangat singkat; hanya berlangsung selama 10 bulan,  dimulai dari pentahbisannya tanggal  18 Januari sampai  pada hari kematiannya tanggal 7 Oktober 336.

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan awal Paus Markus. Menurut Liber Pontificalis, dia adalah seorang Romawi, dan nama ayahnya adalah Priscus. Walau masa kepausannya sangat singkat, namun Paus Santo Markus meninggalkan banyak warisan abadi pada Gereja kita.  Beberapa bukti menunjukkan Paus Markus adalah Paus pertama yang  berusaha menghimpun dan mencatat riwayat hidup para martir dan para uskup sebelumnya. Catatannya kini dikenal sebagai Episcoporum Depositio dan Depositio Martyrum.

Beberapa tradisi juga menyebutkan bahwa Paus Markus telah mendirikan dua gereja di Roma. Salah satunya adalah yang saat ini sebagai Basilika San Marco, meskipun saat itu tentu saja bentuknya sama sekali berbeda dengan bentuknya saat ini.  Gereja lain yang diyakini dibangun oleh Paus Markus adalah sebuah Gereja di katakombe Balbina, yang dibangun di atas lahan yang dihadiahkan oleh Kaisar Konstantinus Agung kepada Gereja.

Paus Santo Markus juga yang menetapkan bahwa Uskup Ostia (Ostia adalah sebuah diosis di kota Pelabuhan dekat kota Roma) harus menjadi orang yang menyucikan Uskup Roma (Uskup Roma di kemudian hari disebut Paus). Paus Markus juga mungkin adalah Paus pertama yang menyatakan penggunaan pallium.

Ada tradisi yang menyebutkan bahwa Paus Markus telah menulis surat dukungan kepada Santo Athanasius, uskup Alexandria yang tengah berjuang melawan bidaah Arian. Namun, hal ini tidak terbukti. Paus Markus juga mungkin telah disebutkan dalam salah satu surat Kaisar Konstantinus Agung, sebelum ia diangkat menjadi paus, tapi sekali lagi tradisi ini juga tidak bisa dibuktikan. Kaisar Konstantinus mungkin saja mengacu pada Markus yang lain yang saat itu terkait dengan gereja di Roma.

Paus Santo Markus meninggal pada tanggal, 7 Oktober 336 di Roma.  Atas permintaannya sendiri, ia dimakamkan di pemakaman Katakombe Balbina, di mana salah satu gereja itu sedang dibangun. Pada tahun 1048 jenazahnya dipindahkan ke kota Velletri, dan pada tahun 1145 dipindahkan ke Basilika San Marco di Roma, di mana sisa-sisa jenazahnya kini disimpan dalam sebuah guci di bawah altar Basilika tersebut. 

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Perawan Maria, Ratu Rosario

Selasa, 7 Oktober 2025 

Lukas 10:38-42

38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dalam hidup orang berhadapan dengan berbagai hal. Orang akan memilih dan atau mengerjakan yang dipandang bisa menghadirkan damai sejahtera.
  • Tampaknya, untuk sungguh berhasil meraih damai sejahtera orang harus menghayati dan atau mengerjakan pilihannya dengan sungguh-sungguh. Orang harus fokus menjalani pilihannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kemampuan fokus menghayati dan atau mengerjakan pilihan kesibukan akan menjamin kebahagiaan, itu semua baru terjadi kalau dalam segalanya dilandasi oleh pilihan dasar membiasakan diri mendengarkan bisikan-bisikan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjalani hidup terutama sebagai ungkapan dan wujud ketaatannya terhadap suara relung hati.

Ah, ketenangan hidup itu kalau sudah punya simpanan harta untuk masa depan.

Sunday, October 5, 2025

Berita Lelayu

Rm. Stefanus Istata Raharja adalah salah satu Imam Praja Keuskupan Agung Semarang. Tuhan memanggil beliau pada Minggu 5 Oktober 2025 jam 15.40 di RS Panti Rapih. Karena beliau bertugas di Paroki Banyutemumpang, jam 17.00 ada Misa RIP di Banyutemumpang pada Senin 6 Oktober 2025. Misa Requiem ditreuskan pemakaman akan diselenggarakan di Kapel Seminari Tinggi Kentungan pada Selasa 6 Oktober 2025 jam 10.00.

Wafat Rm. Istata membuat grup WA para rama praja Keuskupan Agung Semarang GUYUB UNIO KAS dihujani ucapan bernada kehilangan teman. Ternyata berita wafat Rm. Istata juga diketemukan oleh Rm. Bambang di beberapa grup WA termasuk grup alumni SMA de Britto. Rm. Bambang juga menemukannya di FB dan Tik Tok yang diberitakan oleh kaum bukan rama. Pak Adios dari Paroki Medari dalam WA menulis "Sore ini dapat kabar mengejutkan,salah satu sahabat Moist telah berpulang. Dapat kabar beliau opname hari Rabu di RS Panti Rapih, dan aku belum sempat nengok. Tadi pagi masih kirim WA berisi renungan pagi, rupanya itu kiriman terakhirnya. Tak ada lagi yang ngirimi renungan pagi. Selamat jalan ke Surga Mo....." Almarhum Rm. Istata memang setiap hari mengirimkan renungan dengan judul Pelita Hati. Pergaulan Rm. Istata juga merambah ke bidang seni Jawa. Beliau juga termasuk rama yang bisa memainkan wayang kulit. Ketika Pesta Perak Imamat Rm. Bambang, Rm. Istata juga membawa pengiring karawitan dari SD Kanisius Sengkan untuk menyumbang pagelaran wayang kulit. Layaklah kalau kemampuan seninya membuat beliau setiap Malam Jumat Pertama ada di Ganjuran yang selalu Misa dengan gending Jawa. Kedekatan dengan seni Jawa ternyata juga membuat Dalijo Angkring membuat konten di FB dengan ucapan "Rest In Peace. Romo St Istoto Raharjo Pr. Tinampi Ing Ngarsa Dalem Gusti Allah. Manunggal kaliyan Para Suci ing Kaswargan Jati.. Amiin 5 Oktober 2025".

Omongan tentang wafat Rm. Istata ternyata juga amat mewarnai para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Itu terjadi ketika makan malam pada hari Minggu 5 Oktober 2025. Tetapi omongan dikaitkan dengan penyakit dan kemudian usia. Rm. Istata pernah dinyatakan sembuh dari kanker getah bening. Ternyata kambuh lagi lalu masuk RS Panti Rapih bahkan pada hari itu jam 15.30 Mgr. Rubiyatmoko mengabarkan Almarhum masuk ICU. Tetapi pada jam 15.40 Tuhan membanggil beliau. Omongan tentang penyakit tampaknya untuk rama sepuh tertentu membuat wajah tampak tidak segar. Mungkin beliau jadi merasa takut. Rama itu memang amat sangat takut berusrusan dengan dokter dan rumah sakit. Maklumlah, para rama sepuh Domus amat mesra dengan penyakit-penyakit. Ketika omongan berapa tahun usia Rm. Istata, ternyata tak ada yang tahu pasti. Bagi para rama sepuh, Rm. Istata masuk golongan muda. Rm. Bambang hanya bilang 50an belum 60 tahun. Rm. Djoko Setyo yang di antara para rama sepuh adalah termuda bilang "Adik kelasku". Pada dini hari 6 Oktober 2025, ketika membuka berita lelayu wafat Rm. Istata, Rm. Bambang menemukan hari lahir Rm. Istata pada 1 September 1968.

Santo Bruno

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 16 Maret 2020 Hits: 17332

  • Perayaan
    06 Oktober
  •  
  • Lahir
    Tahun 1030
  •  
  • Kota asal
    Cologne - Jerman
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 1101 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1623 oleh Paus Urbanus VIII

Santo Bruno dilahirkan sekitar tahun 1030. Pendiri Ordo Carthusian ini pada mulanya sama sekali bukanlah seorang pertapa. Selama delapanbelas tahun ia adalah seorang profesor teologi di tanah kelahirannya, Perancis. Ia berupaya sekuat tenaga membawa para muridnya semakin dekat dengan Tuhan. Kemudian, kepadanya diberikan suatu kedudukan penting di Keuskupan Rheims.

Bruno tidak terkesan dengan kehormatan pun tidak takut memikul tanggung jawab. Ia menjadi sadar bahwa hatinya merindukan kesendirian bersama Yesus. St. Hugo dari Grenoble memberikan kepada Bruno dan teman-temannya sebidang tanah di gurun yang tersembunyi yang disebut Chartreuse. Mereka mendirikan sebuah kapel dan gubug-gubug kecil sebagai tempat tinggal. Inilah awal mula Ordo Carthusian. Mereka sangat bahagia di sana, bekerja di ladang, berpuasa dan berdoa, tersembunyi dalam Tuhan. Dalam keheningan biara di padang gurun para St. Bruno dan para muridnya menemukan kedamaian sejati bersama Tuhan. Banyak karunia ilahi yang diperoleh saat mereka tenggelam dalam doa. St. Bruno sering mengalami ektase rohani dan mengalami penglihatan akan Kerajaan Surga.

Akan tetapi, enam tahun kemudian Paus Urbanus II, yang merupakan seorang mantan murid dari Santo Bruno, meminta suatu pengorbanan besar darinya. Bapa Suci yang sangat mengagumi kesucian Santo Bruno memintanya datang ke Roma untuk menjadi penasihat beliau. Hal ini amat menyedihkan hati santo kita, karena ia sangat mencintai kehidupannya sebagai seorang pertapa. Tetapi ia taat pada Tahta Suci. Jadi Ia mempercayakan tanggung jawab biara di Chartreuse kepada salah seorang biarawan lalu berangkat menuju Roma. Bruno melayani Paus Urbanus II dengan sebaik-baiknya.

Di kemudian hari, Bruno akhirnya diperkenankan untuk kembali menjalani hidup membiara di dekat kota Roma. Jadi, dengan pengikut-pengikut baru, Bruno memulai membangun segala sesuatunya lagi di Calabria, Italia. Seperti kita ketahui dari surat-suratnya, St. Bruno senantiasa seorang yang gembira dan giat. Ia tak hendak melihat seorang muridnya pun bersedih hati. Ia menggambarkan kehidupan mereka yang keras dengan ungkapan-ungkapan yang menyenangkan. Bruno bahkan mendesak seorang sahabat untuk datang melihatnya sendiri.

St. Bruno wafat pada tahun 1101. Ordonya berlanjut hingga kini. Ordo Carthusian adalah satu-satunya ordo religius dalam Gereja yang tidak pernah perlu direformasi. Para pengikut St. Bruno senantiasa memelihara semangat kasih dan pengorbanan diri pendirinya.

Lamunan Pekan Biasa XXVII

Senin, 6 Oktober 2025

Lukas 10:25-37

25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya kesamaan selalu ada wujud lahiriahnya. Yang tak lahiriah selalu ada perbedaan sehingga muncul kata-kata seperti “seribu mata membentuk seribu penglihatan dan seribu pikiran menjadikan seribu pendapat”.
  • Tampaknya, dengan wujud lahiriah muncul kesamaan atribut dalam kebersamaan. Atribut itu bisa berupa pakaian sehingga ada pakaian seragam, berupa slogan sehingga ada kesamaan yel-yel, atau ungkapan dan bentuk-bentuk lain.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun kesamaan dalam kebersamaan dalam wujud lahiriah biasa menghadirkan keseragaman, sejatinya penghayatan kebersamaan sebagai sesama manusia akan dikaitkan dengan sikap dan tindakan orang ketika berhadapan dengan yang papa dan menderita. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kesamaan perhatian kepada sesama manusia akan menghadirkan keragaman sikap dan tindakan antar orang karena selalu dikaitkan dengan realitas kongkrit berhadapan dengan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.

Ah, yang namanya kesamaan itu selalu keseragaman.

Santo Paulinus dari York

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  23 Maret 2016  Diperbaharui:  08 April 2017  Hits:  8366 Perayaan 10 Oktober   Lahir Ta...