Saturday, November 30, 2024

Dana Karyawan Domus Pacis November 2024


Di dalam tanya jawab antara rombongan pengunjung dan para rama Domus Pacis, sering muncul pertanyaan tentang karyawan Domus. Para tamu sering tampak keheranan ketika tahu di antara 14 orang karyawan 6 orang di antaranya beragama Islam. Ketika ada yang bertanya "Kok ada Islamnya?", Rm. Bambang biasa menjawab "Kami berfokus pada para rama sepuh dengan segala kondisinya. Yang kami butuhkan adalah kerjanya apapun agamanya". Biasanya Rm. Bambang menambahkan "Bayangkan kalau semua Katolik. Pada Paskah dan Natak mereka minta libur. Apakah kami harus mengadakan sripahan?" Para tamu biasa tertawa karena kata sripahan dalam bahasa Jawa berarti peristiwa ditinggal wafat keluarga. Kondisi para rama sepuh memang harus dijaga secara ekstra. Ini membutuhkan komitmen dan energi raga jiwa dari para karyawan. Rm. Bambang juga sering mengatakan "Para rama sepuh pada umumnya sudah mengalami penurunan kondisi tak hanya ragawi tetapi juga jiwani. Hal ini menuntut karyawan hanya bekerja terus menerus di hari Senin". Ketika para tamu membelalakkan mata karena "Kerja karyawan kok hanya hari Senin?", Rm. Bambang menjelaskan karena harus siaga selalu di-Senen-i. Senin dalam bahasa Jawa adalah Senen, bisa berarti hari Senin tetapi dengan awalan di dan akhiran i berarti dimarahi. Maklumlah, orang-orang yang sudah lansia dengan segala kerentanannya bisa mudah marah sekalipun bilang tak pernah marah. Semua ini bisa menjadi indikasi betapa kerja untuk para rama sepuh dengan kondisi menyandang berbagai penyakit sesungguhnya tidak ringan. Maka honorarium esktra harus diupayakan bagi para karyawan agar mereka bekerja dengan tenang, senang, dan penuh komismen. Memang, anggaran dari Keuskupan masih membutuhkan tambahan. Puji Tuhan, selalu saja ada para warga umat yang memberikan kepedulian dengan menyumbang uang. Untuk bulan November 2024 ada 28 orang penyumbang yang menghadirkan dana sebesar Rp, 14.085.000. Mereka adalah :

1. Ibu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Evy, 4. Ibu Wartini, 5. Ibu Maria Kristina Dannie, 6. Ibu Niken, 7. Bapak Jono, 8. Ibu Christine, 9. Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 10. ML Setiyani Indrawati, 11. Ibu Yuliana Sutarni, 12. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 13. Ibu Malya, 14. Ibu Kanaya, 15. Ibu Dewi Anggraeni, 16. Ibu Lili Herawati, 17. Ibu Lucy, 18. Ibu Yuristianti Drg, 19. Ibu Chatarina Gunarti, 20. Ibu Bernadet Suwarni. 21. Kerahiman Ilahi Mungkid, 22. Ibu Harno, 23. Ibu Istiyono, 24. Ibu Endang W, 25. Ibu dr. Wara Aris Wakiman, 26. Ibu Haryono, 27. Kelompok Yosefin Medari, 28. Bapak Suryadi.

Santa Natalia dari Nikomedia

 diambil dari https://www.mirifica.net/santa-natalia-dari-nikomedia-01-desember

NATALIA adalah isteri dari Santo Adrianus, seorang perwira tentara romawi yang menjadi martir Kristus pada masa penganiayaan orang kristen oleh kaisar Maximian (286-305). Pada masa itu tentara Romawi sering diperintahkan mengejar dan menangkapi orang Kristen. Tak sampai disitu saja, tidak jarang nyawa orang Kristen juga dirampas. Saat itu Natalia sudah dibabtis, namun Adrianus masih seorang katekumen. Suatu ketika Adrianus harus memimpin anak buahnya melakukan penangkapan dan penganiayaan terhadap umat Kristen. Walau masih seorang katekumen, namun dengan berani Adrianus menolak perintah tersebut. Karena itu ia segera ditangkap dan digiring ke dalam penjara.

Santa Natalia menjenguk suaminya dan mengatur, supaya ia tetap mendapat pelajaran agama dan dibaptis dalam penjara. Saat Adrianus dijatuhi hukuman mati, ia sudah tidak boleh lagi dikunjungi oleh isterinya. Natalia tak kehabisan akal, ia menyamar sebagai seorang pemuda dan berhasil menemui suaminya. Natalia minta, agar bila nanti telah di surga Adrianus berdoa untuknya.

Natalia menyaksikan pelaksanaan hukuman mati suaminya, melihat bagaimana anggota tubuh suaminya dicincang. Dan ia hampir tak dapat dibendung keinginannya untuk ikut terjun ke dalam bara api, ketika tubuh Adrianus dilempar ke tengah gulungan api bersama martir-martir lain. Api kemudian padam, karena sekonyong-konyong turun hujan lebat.

Orang Kristen mengumpulkan sisa jenasah dan menguburkannya dekat Argypolis, di pantai Bosporus (sekarang Turki). Natalia menyimpan relikwi berupa sepotong tangan suaminya. Dan sejak itu ia memutuskan untuk hidup tidak jauh dari makam suaminya. Ketika Natalia tutup usia, ia dikuburkan di samping suaminya Adrianus dan di antara para martir Kristus.

Sumber: katakombe.org

Lamunan Pekan Adven I

Minggu, 1 Desember 2024

Lukas 21:25-28.34-36

25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." 

34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. 35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. 36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan

 

·       Tampaknya, dunia memang selalu baru dan diperbarui. Dunia mengalami perubahan baik secara alami maupun akibat ulah manusia.

·       Tampaknya, perubahan dunia akibat ulah manusia terjadi karena perkembangan tekhnologi dan sikap hidup manusia. Sikap hidup besar-besaran terjadi dalam konflik dan peperangan.

·       Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun terjadi banyak kekacauan karena pergolakan kehidupan baik karena perubahan zaman maupun konflik-konflik baik secara local dan nasional dan internasional, orang akan tetap mengalami ketenangan batin asal tidak terjerat dalam kebiasaan hanya cari enak dan nikmat sendiri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yakin akan selamat dalam kekacauan apapun asal tak hidup gila-gilakan akan kenikmatan duniawi. 

Ah, sebaiknya orang itu ikut arus saja.

Friday, November 29, 2024

Sumbangan Konsumsi November 2024

Pada Sabtu 23 November 2024 hajatan Domus terjadi peringatan 3 arwah : Rm. Tri Hartono, Rm. Budyopranata, dan Rm. Sari Jatmiko. Sesudah Misa selalu ada makan malam bersama. Selain tamu keluarga dari 3 almarhum, ada juga kelompok umat dari Paroki Pugeran dan Paroki Nandan. Orang-orang dekat Domus juga diundang. Maka, bersama orang serumah para rama dan karyawan Domus, lebih dari 160 orang ikut Misa Peringatan arwah. Hajatan memang selalu diadakan demi para rama sepuh agar tetap memiliki perjumpaan dengan banyak umat sehingga tidak merasa tercerabut dari umat. Di bulan Desember 2024 hajatan akan terjadi 2 kali, yaitu ulang tahun imamat Rm. Yadi dan Rm Priyanto dan juga Perayaan Malam Natal. Semua ini tentu membutuhkan beaya. Rm. Bambang memang mencari dana dengan menjual kain batik. Sekalipun cukup laris, dana yang diperoleh memang masih membutuhkan tambahan. Puji Tuhan, sejumlah warga Gereja lintas paroki bahkan lintas keuskupan memberikan sumbangan. Perhatian umat memang bisa mencukupi kebutuhan konsumsi hajatan. Lebih dari itu perhatian umat juga bisa membuat para penghuni Domus Pacis bisa mendapatkan snak memadahi. Para penyumbang snak dan hajatan untuk Domus Pacis pada bulan November 2024 adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak. 1. Ibu Emma, 2. Ibu Rini, 3. Ibu Endang Prayitno, 4. Ibu Rachel, 5. Mbak Sinta, 6. Ibi Wahyu, 7. Mbak Nia, 8. Sdri. Lusia, 9. Ibu Endang, 10. Ibu Tutik, 11. Ibu Chandra, 12. Ibu Lucinda, 13. Ibu Dewa, 14. Ibu Kanti, 15. Ibu Daniek, 16. Oma Rico, 17. Ibu Roni, 18. Dek Okti, 19. Ibu Irene Paul, 20. Ibu Andreas, 21. Ibu Siwi Janong, 22. Ibu Sintari, 23. Ibu Atik, 24. Ibu Tita, 25. Ibu Anita Eko, 26. Ibu Debby, 27. Ibu Joni.
  • Penyumbang Hajatan. 1. Ibu Ambar, 2. Ibu Nadya, 3. Patuk (5 org), 4. Ibu Happy Rianawati, 5. Ibu Umi, 6. Ibu Ratmi, 7. Ibu Mardanu, 8. Bapak Blasius Chasto, 9. Ibu Sri Purwaningsih, 10. Ibu Agnes Kadyartini, 11. Ibu Rini Wahyudi, 12. Ibu Lucy, 13. Bapak Agustinus Sudiyono, 14. Apotek Jaya Sehat, 15. Ibu Retno Willy, 16. Ibu Sri Suprihatin, 17. Bapak Agustinus Rahmadi, 18. Ibu Retno Wiraksi, 19. Bapak Fredy, 20. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 21. PUPIP Pugeran, 22. Warasemedi Gereja Brayat Minulyo, 23. Ibu Nike, 24. Ibu Sri Widati.

Santo Andreas, Rasul

 diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/30Nov.html

Andreas, salah seorang dari keduabelas Rasul Yesus, Tuhan kita. Mulanya ia berguru pada Yohanes Pembaptis; tetapi kemudian ia bersama seorang kawannya mengikuti dan menjadi murid Yesus, segera setelah Yohanes mengarahkan perhatian murid-muridnya kepada Yesus dengan menyebutNya "Anak Domba Allah" yang dinantikan Israel (Yoh 1:36-42).

Saudara Simon Petrus ini adalah nelayan kelahiran Betsaida, sebuah kota di tepi danau Genesaret (Mrk 6:45; Yoh 1:44; 12:21). Ayahnya Yohanes (Yona) adalah juga seorang nelayan di Kapernaum, sebuah kota yang letaknya 4 km sebelah barat muara Yordan pada danau Genesaret. Andreas-lah yang membawa Simon saudaranya (yang kemudian disebut Yesus 'Petrus', Si Batu Karang) kepada Yesus. Bersama Yakobus dan Yohanes (anak-anak Zebedeus). Andreas dan Simon adalah murid-murid Yesus yang pertama. Ketika beberapa orang Yunani mau bertemu dengan Yesus, Andreas-lah yang membawa mereka kepada Yesus dan menyampaikan maksud mereka itu kepadaNya. Karena keutamaannya ini, Santo Beda menjuluki dia "Pengantar kepada Kristus.

Andreas memainkan suatu peran yang penting di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Ia hadir pada saat Yesus mengadakan mujizat perbanyakan roti kepada lima ribu orang; bahkan justru dialah yang memberitahukan kepada Yesus perihal anak lelaki kecil yang membawa lima ketul roti dan dua ekor ikan itu (Yoh 6:5-9). Ia juga ada di antara empat orang rasul yang mempertanyakan kepada Yesus perihal tibanya hari akhirat (Mrk 13:3.4).

Setelah Yesus naik ke surga, Andreas ada di antara rasul-rasul lainnya di ruang atas untuk menantikan turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Konon, ia kemudian mewartakan Injil di Scytia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi (yang agak diragukan), ia pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi Uskup setempat.
Di mana, kapan, dan bagaimana Andreas wafat kurang diketahui jelas. Namun seturut tradisi, ia wafat di Patras, Acaia, digantung pada sebuah salib yang berbentuk huruf "X" (silang). Ia bergantung di salib itu selama 2 hari, dan selama itu ia terus berkotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan melainkan diikat saja pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum menghembuskan nafasnya. Salib ini kemudian dinamakan orang "Salib Santo Andreas".

Pada masa pemerintahan Kaisar Konstansius II, salib relikui Andreas itu dipindahkan dari Patras ke gereja para Rasul di Konstantinopel. Sesudah kota itu rusak oleh Perang Salib pada tahun 1204, maka salib itu dicuri dan kemudian disimpan di katedral Amalfi di Italia. Kurang jelas apakah ia pernah berkotbah di Rusia dan Skotlandia seperti yang dikatakan oleh tradisi. Yang jelas ialah bahwa ia dijadikan pelindung kedua negara itu.

Lamunan Pesta

Santo Andreas, Rasul

Sabtu, 30 Oktober 2024

Matius 4:18-22

18 Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." 20 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. 21 Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka 22 dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada yang berpandangan bahwa untuk menjadi tokoh iman orang harus punya pengetahuan agama. Maka kini ada kursus-kursus keagamaan seperti Kitab Suci dan ajaran-ajaran Gereja.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa yang menguasai ilmu keagamaan akan menjadi tauladan pewartaan iman. Mereka adalah orang-orang lulusan teologi dan kateketik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun pengetahuan kognitif atau otak penuh kepurnaan ilmu ketuhanan dan kegerejaan, pewarta iman sejati adalah yang dalam kerja hariannya dikuasai hati ikut Tuhan memperjuangkan kebaikan manusia yang dilayani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kesejatian warta iman adalah ikut Tuhan dalam tugas harian demi orang-orang sekitarnya.   

Ah, pewarta iman handal itu ya yang lulus kuliah ilmu keagamaan.

Thursday, November 28, 2024

Tamu dari Paroki Jetis

Limabelas menit lagi jam 11.00 hari itu, Senin 25 November 2024. Rm. Bambang masih tiduran di tempat tidur sambil melihat sinetron TV. "Rama, wonten tamu madosi rama" (Rama, ada tamu mencari Anda) seorang karyawan bersuara diarahkan ke kamar Rm. Bambang. Rm. Bambang langsung turun pindah duduk di kursi roda. Tiba-tiba Rm. Parman, Pastor Paroki Jetis, masuk dan menyapa serta menyalaminya. Ternyata ada juga Rm. Winaryanto yang juga masuk melayani Rm. Bambang. Ketika keluar dari kamar, Rm. Bambang melihat ada rombongan menyertai kedua rama tamu. Rm. Ria dan Rm. Jarot juga keluar ikut menyambut. Omong-omong spontan terjadi dalam suasana humor penuh gelak tawa. Ternyata rombongan dari Paroki Jetis baru saja mengadakan ziarah kubur di Makam Para Rama depan Domus Pacis. Mereka mengadakan tabur bunga di makam para rama yang pernah berkarya di Paroki Jetis. Semua dilakukan dalam rangka akan terjadinya "Peletakan batu pertama" program pembangunan gereja Jetis. Rm. Parman mengenalkan bapak ibu yang menyertainya satu per satu. Ketika para tamu sudah meninggalkan Domus Pacis, di tengah makan siang Rm. Bambang bilang ke Rm. Suntara "Aku mau ana sing ngira Rama Harto" (Tadi ada yang mengira aku adalah Rm. Harto). "Kok isa?" (Bagaimana bisa?) tanya Rm. Suntara. Kemudian Rm. Bambang menceritakan bahwa ketika menerima rombongan tamu dari Jetis ada yang bertanya kepada Rm. Bambang "Rama dari Bangirejo, kan?". Rm. Bambang tertawa dan berkata "Kuwi Rama Harto" (Itu Rm. Harto). Rm. Harto memang berasal dari Bangirejo salah satu Lingkungan Paroki Jetis. "Ndak rupaku kaya Harto?" (Apakah wajahku seperti Harto" tanya Rm. Bambang pada Rm. Suntara pada makan siang itu. Rm. Jarotpun ikut tertawa.

Santo Dionisius a Navititate

                                                diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 21 Agustus 2014 Diperbaharui: 23 November 2019 Hits: 11133

  • Perayaan
    29 November
  •  
  • Lahir
    12 Desember 1600
  •  
  • Kota asal
    Honfleur, Perancis
  •  
  • Wilayah karya
    Goa - India, Sumatra - Indonesia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Kepalanya di pukul dengan Gada hingga pecah lalu lehernya digorok; di Aceh Indonesia pada tanggal 27 November 1638
  •  
  • Beatifikasi
    tanggal 10 Juni 1900 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Nama babtis Beato Dionisius a Nativitate adalah Pierre Berthelot. Ia lahir di kota Honfleur, Perancis pada tanggal 12 Desember 1600. Ayahnya adalah seorang dokter dan nakoda kapal dan ibunya yang bernama Fleurie Morin adalah seorang aristokrat Prancis yang harum namanya. Semua adiknya : Franscois, Jean, Andre, Geoffin dan Louis menjadi pelaut seperti ayahnya. Pierre sendiri semenjak kecil (12 tahun) telah mengikuti ayahnya mengarungi lautan luas; dan ketika berusia 19 tahun ia sudah menjadi seorang pelaut ulung.

Selain darah pelaut, ia juga mewarisi hidup keagamaan yang kuat dari ayahnya. Ini tercermin di dalam kerendahan hatinya, kekuatan iman, kemurnian dan kesediaan berkorban. Pierre muda bekerja pada perusahaan dagang Prancis. Dalam rangka tugas dagang, ia berlayar sampai ke Banten, Indonesia. Tetapi kapalnya dibakar oleh saudagar-saudagar Belanda dari kongsi dagang VOC. Berkat pengalamannya mengarungi lautan, ia sangat pandai menggambar peta laut dan memberikan petunjuk jalan.

Pierre kemudian bekerja pada angkatan laut Portugis di Goa, India. Namun ia senantiasa tidak puas dengan pekerjaannya itu. Ada keresahan yang senantiasa mengusik hatinya. Ia selalu merenungkan dan mencari arti hidup yang lebih mendalam. Ketika itu ia sudah berusia 35 tahun. Akan tetapi usia tidak menghalangi dorongan hatinya untuk hidup membiara. Ia diterima di biara Karmel. Namanya diubah menjadi Dionisius a Nativitate. Sekalipun ia sudah menjalani hidup membiara, namun ia masih beberapa kali menyumbangkan keahliannya kepada pemerintah, baik dengan menggambar peta maupun dengan mengangkat senjata membuyarkan blokade di Goa yang dilancarkan oleh armada Belanda (1636).

Di biara Karmel itulah, Dionisius bertemu dengan Bruder Redemptus a Cruce, yang bertugas sebagai penjaga pintu biara, koster, penerima tamu dan pengajar anak-anak.

Pada tahun 1638, Wakil Raja Portugis di Goa, Pedro da Silva, bermaksud mengirim misi diplomatik ke Aceh yang baru saja berganti sultan; dari Sultan Iskandar Muda ke Sultan Iskandar Thani. Pedro da Silva ingin menjalin hubungan persahabatan karena hubungannya dengan sultan terdahulu tidak begitu baik. Sebagai seorang bekas pelaut yang sudah pernah datang ke Banten, Dionisius ditunjuk sebagai almusenir, juru bahasa dan pandu laut. Oleh karena itu tahbisan imamatnya dipercepat. Dionisius ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1637 oleh Mgr. Alfonso Mendez. Bruder Redemptus dengan izinan atasannya ikut serta dalam perjalanan dinas itu sebagai pembantu.
 
Misi ini dipimpin oleh Dom Francisco Sousa de Castro sebagai duta. Para anggota misi yang lainnya adalah : Pater tentara Dionisius, Bruder Redemptus, Don Ludovico da Soza, dua orang biarawan Fransiskan, seorang pribumi dan 60 orang awak kapal. Mereka berlabuh di Ole-Ole (kini: Kotaraja) dan disambut dengan ramah.
 
Tetapi keramahan orang Aceh ternyata hanyalah tipu muslihat belaka. Orang-orang Belanda telah menghasut Sultan Iskandar Thani dengan menyebarkan isu bahwa bangsa Portugis datang hanya untuk menyebarkan agama Katolik di wilayah Aceh. Karena itu semua anggota misi ini ditangkap, dipenjarakan, dan disiksa agar menyangkal imannya. Selama sebulan mereka meringkuk di dalam penjara dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Beberapa orang dari antara mereka meninggalkan imannya untuk membeli kebebasan mereka.
 
Dionisius dan Redemptus terus meneguhkan iman saudara-saudaranya dan memberi mereka hiburan. Akhirnya di pesisir pantai tentara sultan mengumumkan bahwa mereka dihukum mati bukan karena berkebangsaan Portugis melainkan karena mereka adalah pemeluk agama KatoIik. Maklumat sultan ini diterjemahkan oleh Pater Dionisius kepada teman-temannya.
 
Sebelum menyerahkan nyawa ke tangan para algojo, mereka semua berdoa dan Pater Dionisius mengambil salib dan memperlihatkan kepada mereka supaya jangan mundur, melainkan bersedia mengorbankan nyawa demi Kristus Yang Tersalib dan yang telah menebus dosa dunia, dosa mereka. Dionisius memohon ampun kepada Tuhan dan memberikan absolusi terakhir kepada mereka satu per satu. Segera tentara menyeret Dionisius dan dimulailah pembantaian massal.
 
Setelah teman-temannya dibunuh satu-demi satu, Pater Dionisius masih bersaksi tentang Kristus dengan penuh semangat. Kotbahnya itu justru semakin menambah kebencian rakyat Aceh terhadapnya. Algojo-algojo semakin beringas untuk segera menamatkan riwayat Dionisius. Namun langkah mereka terhenti di hadapan Dionisius. Dengan sekuat tenaga mereka menghunuskan kelewang dan tombak akan tetapi seolah-olah ada kekuatan yang menahan, sehingga tidak ada yang berani. Segera kepala algojo mengirim utusan kepada sultan agar menambah bala bantuan.
 
Dionisus lalu berdoa kepada Tuhan agar niatnya menjadi martir dikabulkan. Dan permintaannya dikabulkan. Seorang algojo - yang adalah seorang Kristen Malaka yang murtad - mengangkat gada dan mengayunkan dengan keras ke kepala Dionisius, disusul dengan kelewang yang memisahkan kepala Dionisius dari tubuhnya.
 
Kemartiran Dionisius dengan kawan-kawannya disahkan Tuhan: mayat mereka selama 7 bulan tidak hancur, tetap segar seperti sedang tidur. Menurut saksi mata, jenazah Dionisius sangat merepotkan orang sekitarnya, karena setiap kali dibuang - ke laut dan tengah hutan - senantiasa kembali lagi ke tempat ia dibunuh. Akhirnya jenazahnya dengan hormat dimakamkan di Pulau Dien ('pulau buangan'). Kemudian dipindahkan ke Goa, India.
 
Pater Dionisius a Nativity dibeatifikasi bersama dengan Bruder Redemptus a Cruce pada tanggal 10 Juni 1900 oleh Paus Leo XIII.

Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Jumat, 29 November 2024

Lukas 21:29-33

29 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. 30 Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. 31 Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. 32 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. 33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang akan senang sekali ada barang baik. Itu bisa disimpan agar awet.
  • Tampaknya, orang akan senang kalau mengalami peristiwa yang membahagiakan. Dia bisa berusaha melestarikan dengan mengulang-ulang secara periodik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada dorongan untuk mengawetkan barang bagus dan melestarikan acara membahagiakan, bagaimanapun juga segalanya akan berubah dan paling tidak terpandang baru. Dalam yang ilahi semua yang duniawi akan selalu baru dan diperbarui bahkan hilang kecuali getaran nurani.

Ah, tetapi orang bisa mengabadikan peristiwa dengan memotret atau mencatat.

Wednesday, November 27, 2024

Informasi Misa Malam Natal Domus Pacis Petrus 2024


Besuk Minggu 1 Desember 2024 umat Katolik sudah masuk Masa Adven. Itu berarti 23 hari sesudahnya, yaitu 24 Desember 2024, ada Misa Malam Natal. Bagi Komunitas Rama Domus Pacis Santo Petrus, sebagaimana Misa Malam Paskah, Misa Malam Natal juga dibuka untuk keikutsertaan umat Katolik umum. Umat Katolik siapapun dan dari manapun bisa ikut Misa Malam Natal di Domus. Di Domus Petrus peristiwa seperti ini sudah terjadi sejak Malam Natal tahun 2021. Sebenarnya Domus mengadakan sendiri Misa Malam Paskah dan Malam Natal sudah sejak di Domus Pacis Puren, Pringwulung karena terjadinya pandemi Covid-19. Tetapi itu terjadi karena para rama sepuh Domus Pacis Puren tidak bisa ikut Misa Paroki. Maka mulailah pelaksaan sendiri Misa Malam Paskah dan Malam Natal sediri. Tetapi yang ikut hanya orang serumah, beberapa orang relawan, dan kelompok kor. Jumahnya tidak sebanyak sesudah ada di Domus Pacis Santo Petrus. Setelah ada di Kentungan, peserta harus mendaftar dan ternyata jumlahnya biasa lebih dari 100 orang termasuk kelompok kor. Dan sejak di Kentungan, sesudah Misa selalu ada makan malam bersama. Ini diupayakan karena sejak berada di Kentungan para rama tidak bisa mengalami kedekatan dengan umat seperti ketika masih di Puren, Pringwulung. Maklumlah ketika di Puren rumah para rama menyatu dengan Kampung Puren dan melekat dengan Paroki Pringwulung. Inilah mengapa Rm. Bambang sudah mulai mengumumkan pelaksanaan Misa Malam Natal 2024 di Domus Pacis. Yang berminat ikut Misa Malam Natal di Domus Pacis memang harus mendaftarkan diri paling lambat seminggu sebelum Malam Natal 2024. Bukankah Domus harus menyiapkan konsumsi?

Santa Katarina Laboure

 diambil dari https://www.mirifica.net/santa-katarina-laboure-28-november

NAMA kecil Santa Katarina Laboure adalah : Zoe Laboure. Ia lahir di desa Fainles Mautiers, Perancis pada tanggal 2 Mei 1806, anak kesembilan dari 11 orang bersaudara.  Ayahnya bernama Pierre Laboure, adalah seorang petani yang sangat bersahaja namun saleh. Ibundanya, Louise Madeleine Gontard, juga adalah seorang katolik yang sangat saleh. Ibunda Santa Katarina meninggal pada tanggal 9 Oktober 1815, ketika ia baru berusia sembilan tahun. Dikisahkan bahwa setelah pemakaman ibunya, Katarina mengambil patung Santa Perawan Maria dan menciumnya seraya berbisik; “Sekarang engkaulah ibuku.”

Setelah kematian ibundanya, Katarina bekerja dan tinggal dirumah bibinya  di Saint-Rémy, sebuah desa yang berjarak sembilan kilometer dari rumah mereka.  Namun karena tertarik dengan kehidupan religius; ia memutuskan untuk  masuk biara Suster “Puteri Kasih” (didirikan oleh Santo Vincentius de Paul) dan diberi nama biara “Katarina”. Ia kemudian menjadi seorang suster yang amat sederhana, saleh, rajin serta penuh pengabdian. Beberapa hari setelah menjadi postulan di biara Rue de Bac, Paris,  Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.  Pada tengah malam tanggal 18/19 Juli 1830, suster Katarina terjaga dari tidurnya karena suatu suara ajaib yang memanggilnya sebanyak tiga kali :  “Suster Laboure . . . Suster Laboure . . . Suster Laboure!” Ia tersentak bangun dan tampaklah di hadapannya seorang anak kecil berusia kira-kira 4 sampai 5 tahun. Anak kecil ini mengajaknya ke kapela biara.

“Bunda Maria menanti engkau di kapel!” kata anak kecil itu. Dalam sikap ragu-ragu, penuh tanda tanya dan takut, Suster Katarina bersama anak kecil ajaib itu melangkah ke kapel. Herannya, semua pintu kapel terbuka dengan sendirinya, lilin-lilin dan lampu-lampu di dalam kapel itu menyala. Dan benarlah pemberitahuan anak kecil itu! Setelah menunggu setengah jam lamanya, tiba-tiba anak kecil itu berseru: “Lihat, itulah Bunda Maria!” Bunda Maria muncul dan berlutut menyembah Sakramen Mahakudus, lalu duduk di kursi Pastor Kepala. Suster Katarina segera mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas pangkuan Bunda Maria. Lebih dari dua jam lamanya Bunda Maria berbicara dengan Katarina perihal tugas perutusannya yang dipercayakan Tuhan kepadanya.

Pada tanggal 27 November 1830, jam setengah enam malam, sekali lagi Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dalam rupa sebuah gambar. Bunda Maria tampak sedang berdiri di atas bola bumi dengan berkas-berkas cahaya ajaib memancar dari tangannya. Bola bumi itu dikelilingi tulisan berikut : “Oh Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung kepadamu!” Gambar itu lalu membalik dan menampakkan huruf “M”; di atasnya terdapat sebuah hati dan salib yang saling berhubungan. Sementara itu terdengar olehnya suruhan Bunda Maria agar ia segera membuat satu medali yang berbentuk bulat lonjong seperti yang tergambar dalam tanda penampakan itu. Bunda Maria berjanji : “Semua orang yang mengenakan medali ini pada lehernya akan memperoleh karunia khusus.” Katarina, meneruskan pesan tersebut kepada yang berwajib. Lalu sesuai suruhan Bunda Maria, dibuatlah medali tersebut dan segera disebarluaskan kepada umat. Banyaklah permohonan yang terkabul karena medali tersebut, misalnya penyembuhan, pertobatan dll. Semuanya itu sungguh-sungguh ajaib, karena semula hal-hal itu memang tak dapat diatasi dengan cara biasa.

Penampakan itu terus berlanjut beberapa kali lagi sampai bulan September 1881. Kemudian Suster Katarina menceritakan penampakan-penampakan itu dengan jelas kepada Pastor Aladel, Bapa Pengakuannya. Setelah diselidiki dengan saksama, pastor itu mohon kepada Uskup Agung de Quelen di Paris untuk memberikan restu dan izin bagi pembuatan medali tersebut. Medali inilah yang sekarang lazim disebut ‘Medali Wasiat’. Kata ‘wasiat’ tidak menunjuk kepada hasil yang diperoleh umat oleh karena memakai medali itu, melainkan menunjuk pada asal dan cara bagaimana medali itu terjadi.

Katarina melanjutkan cara hidupnya dalam kesederhanaan dan kerendahan hati dengan melakukan tugasnya sebagai penjaga pintu dan tukang masak di biara Enghien-Reuilly. Rahasia penampakan Bunda Maria yang dialaminya tidak diketahui oleh rekan-rekannya sebiara. Delapan bulan sebelum kematiannya, barulah ia menceritakan beberapa penampakan yang dialaminya kepada Suster Dufes, Superiornya.

Suster Katarina Laboure meninggal dunia pada tanggal 31 Desember 1876 dalam usia 70 tahun.
Pada tahun 1933, demi proses beatifikasinya, makamnya digali kembali dan tubuhnya ditemukan tetap utuh. Saat ini tubuh Santa Katarina yang masih utuh tersebut diletakan dalam sebuah peti mati kaca di samping altar Kapela Santa Maria dari Medali Ajaib (sering hanya disebut oleh alamatnya, 140 Rue du Bac), Paris;  tempat di mana Bunda Maria pernah menampakkan diri kepadanya.

Santa Katarina Laboure dibeatifikasi pada tanggal 28 Mei 1933 oleh Paus Pius XI dan dikanonisasi oleh Paus Pius XII pada tanggal 27 Juli 1947.

Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Kamis, 28 November 2024

Lukas 21:20-28

20 "Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu."

25 "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, entah besar entah kecil orang bisa mengalami tantangan. Bahkan tantangan itu bisa berkembang menjadi ancaman.
  • Tampaknya, dalam menghadapi ancaman orang bisa makin lemah kedudukannya. Bahkan segalanya bisa sungguh memporakporandakan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berbagai ancaman dapat membuat ketakutan dan bisa memporakporandakan hidup, kedekatan dengan relung hati akan membuat orang tetap tegar dan tidak takut untuk menghadapinya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa dengan berani menghadapi berbagai tantangan dan ancaman orang justru menemukan jalan kedamaian sejati. 

Ah, kalau memang terancam bagaimanapun juga orang harus menyingkir.

Peringatan Arwah Tiga Rama


Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pringwulung. Sejak pindah ke Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, hajatan tetap terjadi dan juga menjadi kebiasaan. Tetapi hingga pindah di Kentungan, hajatan diselenggarakan untuk peringatan ulang tahun tahbisan imamat masing-masing rama penghuni Domus Pacis. Selain hajatan ulang tahun imamat, di Domus Petrus Kentungan bertambah ulang tahun hari pemberkatan rumah, Malam Paskah dan Malam Natal, dan pembaharuan janji imamat menjelang Kamis Putih. Memang, hajatan pembaharuan janji imamat tidak sebesar hajatan-hajatan lain. Tetapi, ketika rama penghuni Domus ada yang wafat, hajatan bertambah dengan diadakannya peringatan arwah. Semua hajatan diselenggarakan dalam rangka agar terjadi kehadiran umat untuk peristiwa di Domus Pacis. Hal ini dikandung harapan agar para rama sepuh, yang karena kondisinya sudah jauh dari umat, tetap merasakan seperti ketika masih di paroki. Maklumlah, seseorang menjadi imam Katolik adalah untuk umat dan bersama umat. Maka, layaklah kalau pada Sabtu sore 23 November 2024 ada Misa khusus yang dihadiri lebih dari 150 umat Katolik. Umat berasal dari keluarga almarhum Rm. Tri Hartono, Rm. Budyopranoto, dan Rm. Sari Jamiko, kelompok PUPIP Pugeran, Warasemedi Nandan, Cebongan, dan beberapa undangan individual. Kelompok Kor yang berasal dari Cebongan menyemarakkan Misa yang dipimpin oleh Rm. Hartanta Direktur Domus Pacis. Ketika datang para tamu mendapatkan sajian welcome snak. Sesudah Misa semua menikmati makan bersama dan ketika pulang mendapatkan dos berisi snak sumbangan Ibu Ticka. Itulah peringatan arwah : 100 hari Rm. Tri Hartono, 1 tahun Rm. Budyopranoto dan juga 1 tahun Rm. Sari Jatmiko.

Tuesday, November 26, 2024

Santo Yakobus dari Persia, Martir

 diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/27Nov.html

Yakobus dari Beth-Lapeta, Persia (sekarang: Iran) lahir pada akhir abad keempat. Beliau seorang bangsawan Kristen kaya raya dan berpangkat tinggi di dalam Kerajaan Persia sebagai penasehat raja. Tetapi kebesarannya ini justru kemudian mendatangkan kecelakaan atas dirinya. Ketika raja mulai menganiaya orang-orang Kristen, Yakobus mengkhianati imannya dengan maksud supaya terlindung dari bahaya mati dan terus hidup terjamin. Namun isteri serta ibunya tetap setia kepada Kristus. Dengan terus terang mereka menegur Yakobus dan menunjukkan kesalahannya. Meskipun sejak itu mereka segan bergaul dengannya, namun karena terdorong oleh cinta sejati, mereka tetap mendoakan agar hatinya berbalik lagi kepada Kristus.

Demikianlah akhirnya, oleh sinar cahaya rahmat ilahi yang menembusi hatinya yang tegar dan keras, Yakobus kembali kepada Tuhan. Semenjak itu ia tidak pernah lagi pergi ke istana bahkan dengan berani meletakkan jabatannya yang tinggi itu. Perubahan sikapnya itu tak dibiarkan begitu saja oleh raja. Yakobus dipanggil lalu dimintai pertanggungjawabannya tentang sikapnya itu. Ia menyatakan secara tegas bahwa ia seorang Kristen yang tidak boleh bekerja sama dengan raja yang lalim. Maka murkalah raja, lalu segera memanggil pembesar-pembesar kerajaan dan hakim-hakim untuk menentukan hukuman yang tepat atas orang-orang Kristen.

Tuduhan yang dikemukakan ialah bahwa orang-orang Kristen menghina dan tidak mau menyembah dewa-dewa nasional. Oleh karena itu hukuman mati pantas dijatuhkan atas mereka termasuk Yakobus. Anggota badan Yakobus dipotong-potong. Menyaksikan hukuman mati yang dijatuhkan kepada Yakobus, orang-orang Kristen tak putus-putusnya berdoa agar Yakobus dapat bertahan dan berkanjang dalam menahan sengsara yang ditimpakan kepadanya. Doa mereka itu dikabulkan. Yakobus dengan gembira dan tersenyum menanggung penderitaan itu. Ia bahkan mengucap syukur kepada Allah karena boleh turut serta menanggung sengsara Kristus. Yakobus mati sebagai martir Kristus pada tahun 421.


Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Rabu, 27 November 2024

Lukas 21:12-19

12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh 17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. 18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."

Butir-butir Permenungan

  • Katanya, agama adalah jalan ke Tuhan. Di lingkungan agama orang-orang banyak mendapatkan khasanah tentang Tuhan.
  • Katanya, agama adalah tempat adanya pengajaran kebaikan dan kebenaran. Di lingkungan agama orang-orang didorong menyebarkan kedamaian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun agama dan lingkungan bukan agama rindu akan kedamaian dan kesejahteraan, kalau terisi orang-orang haus kuasa dan harta, orang yang sungguh menjaga sikap dan perilaku berdasarkan ketaatan pada relung hati bisa mengalami kebencian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yang melandaskan hidup berdasar nurani akan siaga mengalami penentangan sekalipun di kalangan agama.   

Ah, orang yang sungguh baik akan diterima oleh semua orang.

Monday, November 25, 2024

Palur untuk Rm. Suntara


Rm. Suntara adalah salah satu rama sepuh di Domus Pacis Santo Petrus. Beliau termasuk pindahan dari rombongan rama sepuh dari Domus Pacis Puren, Pringwulung. Rm. Suntara memang banyak tidak ikut menyambut rombongan pengunjung Domus Pacis seperti Rm. Harta, Rm. Ria, Rm. Yadi, Mgr. Blasius, Rm. Jarot, Rm. Bambang, dan tentu saja Rm. Hartanta yang masih muda tetapi Direktur Domus. Tetapi berbeda dengan para sepuh lain, Rm. Suntara adalah yang paling banyak mendapatkan kunjungan dari rombongan mantan umat yang pernah dilayani. Tak sedikit umat terkesan oleh komitmen pelayanan Rm. Suntara yang penuh ketegasan pastoral. Sebenarnya tak sedikit umat paroki mengalami dampak salah satu karya pastoral Rm. Suntara. Kalau tak sedikit paroki punya gerakan model "Tabungan Cinta Kasih", Rm. Suntaralah inisiatornya. Beliau mengadakan itu di Paroki Mlati, Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk membantu umat ekonomi lemah punya modal mengembangkan hidup. Maka layaklah kalau Rm. Suntara masuk kenangan khusus umat yang pernah dilayani sehingga ada yang berkunjung khusus untuk beliau. Hal ini juga terjadi pada Sabtu 23 November 2024. Rm. Suntara mendapatkan kunjungan dari rombongan umat Paroki Palur, Sala. Tampaknya umat Palur termasuk yang amat terkesan dengan pelayanan Rm. Suntara. Hal ini terbukti selama di Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan, Rm. Suntara mengalami beberapa kali rombongan kunjungan khusus untuk beliau dari Paroki Palur.

Santo Silvester Gozzolini

 diambil dari https://www.mirifica.net/santo-silvester-gozzolini-26-november

SILVESTER Gozzolini lahir di Osimo, Italia pada tahun 1177 dalam sebuah keluarga bangsawan yang kaya raya.  Pada masa mudanya ia belajar ilmu hukum di Bologna dan Padua. Namun pada tahun 1197 ia menerima Panggilan Tuhan untuk menjalani hidup religius. Ia lalu meninggalkan studi hukumnya dan belajar Theologi dan Kitab Suci untuk menjadi imam.  Sepuluh tahun kemudian ia pun ditahbiskan menjadi seorang imam praja di Osimo.

Pada usia 50 tahun, Silvester memutuskan untuk menjadi seorang pertapa. Ia mohon ijin pada uskupnya lalu meninggalkan keramaian kota dan menjalani kehidupan sebagai seorang pertapa miskin di Grotta Fucile.

Beberapa saat kemudian ia pindah ke sebuah biara pertapaan di Monte Fano. Di sinilah pada tahun 1231 Silvester mendirikan sebuah komunitas pertapa untuk menghimpun semua pertapa yang menjadi muridnya. Persaudaraan religius ini kemudian dikenal dengan nama “Ordo Santo Silvester” atau “Ordo Silvestrine”.  Mereka menghayati suatu cara hidup yang keras sesuai regula Santo Benediktus, namun tetap otonom dan tidak secara resmi menjadi cabang dari Ordo Benediktin. Mereka bahkan menerapkan disiplin hidup membiara yang jauh lebih ketat dari biara Benediktin umumnya.

Di bawah pimpinan Silvester sendiri selama 36 tahun, Ordo Silvestrin ini berkembang sangat pesat. Selama itu ia berhasil mendirikan 25 buah biara di Italia. Santo Silvester Gozzolini tutup usia pada tanggal 26 Nopember 1261 dalam umur 90 tahun. dan dinyatakan ‘kudus’ oleh Paus Klemens VIII pada tahun 1598.

Sepanjang abad ke-19 Ordo Sylvestrine mengalami banyak kemunduran akibat perang dan gejolak politik di Eropa. Terutama karena Perang Revolusi Perancis 1792–1802 dan Risorgimento atau Proses Unifikasi Italia yang berlangsung dari tahun 1815 sampai 1871.  Pada tahun 1907 hanya dijumpai sembilan biara Sylvestrine yang masih berfungsi di Italia.

Sejak pertengahan abad ke-20, Ordo Silvestrine akhirnya bergabung dalam Konfederasi Benediktin (Benedictine Confederation) dan para biarawan “Silvestrine” kini dikenal sebagai biarawan “Benediktin Silvestrine”  atau lengkapnya : “Ordo Sancti Benedicti Silvestrine” yang disingkat OSB.Silv.

Para Benediktin Silvestrine saat ini lebih banyak berkarya di luar Italia. Seperti di Kongo Afrika Tengah, Australia, India, Srilanka dan Filipina. Di Amerika Serikat karya mereka telah dimulai sejak tahun 1928 di Keuskupan Agung Detroit. Kini telah berkembang sampai di Negara bagian Kansas dan New Jersey.

Sumber: yesaya.indocell.net

Lamunan Pekan Biasa XXXIV

Selasa, 26 November 2024

Lukas 21:5-11

5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 6 "Apa yang kamu lihat di situ--akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya keindahan memang mudah menghadirkan kebahagiaan. Berbagai rumah dan bangunan-bangunan megah dengan berbagai ornament bisa menjadi kebanggaan yang menghadirkan daya tarik pemandangan.
  • Tampaknya, bangunan keagamaan juga bisa tersentuh oleh daya ketrampilan pembuatan keindahan. Bagi umat itu bisa diharapkan menjadi sentuhan ke lubuk hati untuk mengagumi karya Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dunia ini begitu indah dan berbagai bangunan kena sentuhan arsitektur mengagumkan, bagimanapun juga bentuk-bentuk duniawi cepat atau lambat atau lambat sekali akan hilang dan berganti yang baru. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati segala yang duniawi akan selalu baru dan diperbarui. 

Ah, apapun kalau masuk dalam cagar pasti akan lestari.

Sunday, November 24, 2024

Alumni Kursus Evangelisasi Pribadi V Kalasan

Rombongan yang terdiri dari 26 orang dari alumni Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) V Paroki Kalasan pada Sabtu 23 November 2024 berkunjung di Domus Pacis Santo Petrus. Para rama yang menyambut adalah Rm. Hartanta sebagai Direktur Domus bersama para rama sepuh, yaitu Rm. Yadi, Rm. Ria, Rm. Harto, Rm. Jarot, dan Rm. Bambang. Sesudah sambutan dan doa, tanya jawab terjadi seperti kalau ada rombongan kunjungan. Dari para tamu muncul pertanyaan-pertanyaan dan para rama menjawab. Rm. Bambang yang menjadi pemandu memang sudah akrab dengan para tamu. Suasana ceria penuh gelak tawa amat mewarnai. Ternyata dalam tanya jawab muncul sebuah pertanyaan yang baru sekali ini terjadi diarahkan ke rama-rama sepuh. "Para rama pasti mengarungi imamat lama hingga usia sepuh seperti sekarang. Mengapa dulu ingin masuk seminari?" demikian pertanyaan yang disampaikan oleh seorang anggota tamu. Rm. Ria dan Rm. Harto memiliki kesamaan alasan, yaitu terkesan dengan rama paroki yang dulu berkarya di parokinya. Rm. Jarot mengalami kerap dikunjungi rama di rumahnya. Sedang Rm. Yadi bercerita bahwa dulu pernah jadi bruder tetapi keluar. Cukup lama jadi guru dan kemudian setelah hati tenang muncullah keinginan menjadi seorang pastor. 


"Rama Bambang gimana?" suara muncul ketika Rm. Bambang hanya tertawa dan tertawa. Akhirnya Rm. Bambang mengatakan bahwa dia masuk seminari karena menang taruhan. Ketika masih SMA dia pernah terlibat pembicaraan dengan salah satu sepupu. Pada waktu Rm. Bambang bilang "Aku berani jadi pastor", sepupunya tertawa dan berkata "Kalau kamu masuk seminari, dua bulan gajiku untuk kamu". Maklumlah sepupunya sudah bekerja. Ternyata Rm. Bambang berhasil masuk seminari. Sepupunya amat heran. Dia punya keyakinan ayah Rm. Bambang tak akan menyetujui. Padahal untuk masuk seminari harus ada persetujuan. Bukankah Rm. Bambang adalah anak tunggal almarhum Bapak Subadi dari Ambarrukmo. Kepada sepupunya Rm. Bambang tak mengatakan bagaimana dia menteror sang ayah. Kalau ayahnya tak mau bertandatangan, Rm. Bambang akan menandatangani sendiri. Pada waktu SMPpun dia sudah kerap melakukannya. "Ora percayaaaa ..." (Tidak percayaaaa) beberapa orang tamu berseru tak percaya. Ternyata bagi mereka alasannya tak religius dan tak bagus. Itu dianggap hanya banyolan belaka. Padahal itu benar terjadi.  "Tuhan yang mengolah aku lhoooo. Bukankah tak sedikit santo santa dulunya juga busuk?" kata Rm. Bambang yang disambut tawa.

Santa Katarina dari Alexandria

 diambil dari https://www.mirifica.net/santa-katarina-dari-alexandria-25-november

KATARINA hidup pada masa Gereja Perdana. Ia adalah puteri dari pasangan kafir yang kaya di Alexandria, Mesir. Ia seorang gadis yang cantik jelita dengan minat belajar yang mengagumkan. Katarina suka sekali mempelajari pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang filsafat dan agama. Suatu hari, ia mulai membaca tentang agama Kristen. Tak lama kemudian ia sudah menjadi seorang Kristen.

St. Katarina baru berusia delapanbelas tahun ketika Kaisar Maxentius mulai melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Tanpa gentar sedikit pun, gadis Kristen yang cantik ini menghadap raja untuk mengatakan pendapatnya tentang perbuatan raja yang kejam. Ketika raja berbicara tentang berhala-berhala, Katarina dengan gamblang menunjukkan kepadanya bahwa berhala-berhala itu adalah bohong. Maxentius tidak dapat membantah penjelasan Katarina. Oleh karenanya, ia memerintahkan agar dipanggil limapuluh orang ahli fisafat kafir yang terbaik. Sekali lagi, Katarinalah yang berhasil membuktikan kebenaran agamanya. Kelimapuluh ahli filsafat itu menjadi yakin bahwa Katarina benar. Karena amat murka, Maxentius membunuh semua ahli filsafat itu. Kemudian, raja mencoba membujuk Katarina dengan menjanjikan mahkota ratu baginya. Ketika Katarina dengan tegas menolak, ia memerintahkan agar Katarina disesah dan dijebloskan ke dalam penjara.

Ketika Maxentius pergi, isterinya dan seorang pejabat istana amat penasaran. Mereka ingin mendengar gadis Kristen yang menakjubkan ini berbicara. Maka mereka mendatangi Katarina di penjara. Akibatnya adalah mereka beserta duaratus pasukan pengawal bertobat. Karena itu, mereka semuanya dijatuhi hukuman mati. Katarina sendiri hendak digilas dengan sebuah roda penuh duri besar dan disiksa hingga tewas. Ketika roda mulai berputar, secara misterius roda terbelah menjadi dua dan hancur berantakan. Pada akhirnya, St. Katarina dihukum penggal. St. Katarina adalah pelindung para ahli filsafat Kristen.

Sumber: yesaya.indocell.net

Ternyata Ada Yang Senang Misa Paskah Domus

Tampaknya, sekalipun sederhana tak akan semeriah yang terjadi di paroki-paroki, Malam Paskah di Domus Pacis Santo Petrus akan termasuk mengh...