diambil dari https://terangiman.com/2022/09/02/sejarah-singkat-penomoran-alkitab
Oleh Philip Kosloski
Penomoran Alkitab adalah penemuan yang relatif baru dalam sejarah Kitab Suci.
Umat Kristen di seluruh dunia sudah terbiasa mengutip Alkitab dengan nomor bab dan ayatnya. Kendati demikian, hal seperti ini tidak terjadi sebelumnya. Sebenarnya, membagi bagian Alkitab seperti ini adalah cara yang agak baru dan baru dikembangkan selama beberapa abad terakhir.
Dengan memperhatikan kitab Kejadian yang berasal dari sekitar 1400 SM, maka penemuan ini tidak dipunyai umat Yahudi dan Kristen selama berabad-abad.
Butuh waktu hingga abad ke-13, sampai seorang kardinal Katolik di Inggris melakukan pembagian naskah kitab suci dalam bentuk bab (pasal) yang kita ketahui sekarang. Sebelum itu, Alkitab disalin dalam bentuk gulungan per masing-masing kitab. Perjanjian Lama sudah dipisahkan menjadi bentuk paragraf dan bagian, tapi belum punya sistem penomoran. Juga, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru secara tradisional diteruskan secara lisan. Secara khusus, melantunkan kitab suci adalah cara kuno dalam mewariskan perkataan Wahyu Ilahi kepada generasi berikutnya. Umat Kristen mempelajari metode ini dari umat Yahudi, yang sudah melantunkan perkataan Kitab Suci selama ribuan tahun.
Oleh karena alasan ini, dalam homili-homili kuno dan awal abad pertengahan, tidak ada kutipan ayat-ayat Alkitab. Kutipan kitab suci berasal dari ingatan atau hasil salinan dari gulungan atau kitab yang digunakan oleh kaum klerus dan religius. Umat biasa tidak punya akses ke salinan fisik kitab suci, dan dalam mewariskan Alkitab kepada anak-anak mereka yaitu dengan apa yang didengar pada waktu Misa serta melalui karya seni visual dalam bentuk lukisan dan arsitektur gereja.
Kemudian semuanya berubah pada abad ke-13 oleh Kardinal Stephen Langton, Uskup Agung Canterbury. Ia membagi Vulgata Latin menjadi beberapa bab, sampai semua Alkitab modern lain melakukan sistem penomorannya sendiri. Kemudian, karya Robert Estinne, seorang umat biasa dari kalangan Protestan di abad ke-16, melakukan pemisahan Alkitab lebih rinci lagi dalam bentuk ayat-ayat. Ia sering dianggap sebagai orang pertama yang mencetak Alkitab dengan nomor ayat di setiap bab.
Sejak saat itu, Alkitab di berbagai tempat sudah dibuat dengan bab dan ayat untuk membantu semua orang dalam mempelajari perkataan dalam Alkitab.
No comments:
Post a Comment