Tamu dari Jakarta

Pada Rabu sore 30 April 2025, ketika sedang Misa Komunitas Domus Pacis Santo Petrus, Rm. Bambang melihat sosok laki-laki ikut menjadi umat. Pertama-tama Rm. Bambang berpikir laki-laki itu mungkin tamu Rm. Hartanta. Tetapi sesudah Misa ternyata Rm. Jarot mengajak untuk ikut makan malam bersama para rama sepuh Domus. Yang mengherankan bagi Rm. Bambang adalah karena Rm. Hartanta minta karyawan memindah tempat duduk Rm. Harta. Bagian meja yang biasa ditempati oleh Rm. Harta disedikan untuk laki-laki yang tadi ikut Misa. Rm. Hartanta menempatkan tamu itu agar cukup dekat dengan Rm. Jarot. Ternyata tamu itu adalah seorang rama yang sudah kenal baik dengan Rm. Jarot. "Dulu ketika kami sampai pada tahap memilih akan masuk praja atau ordo atau kongregasi, Rm. Bambang yang datang mensharingkan tentang rama praja. Pada waktu itu Rm. Bambang ada di Salam" kata rama itu. 

Omongan memang menjadi asyik berkaitan dengan hidup bersama Rm. Bambang dan karya di Museum Misi Muntilan yang dialami oleh Tm. Bambang. Rama itu memang termasuk tahu bahwa ada perjuangan agar almarhum Rm. Mangun diangkat jadi salah satu pahlawan nasional. Rm. Lili pernah tahu kedekatan Rm. Bambang dengan almarhum Rm. Mangun dan juga karyanya di Museum Misi Muntilan. Ketika Rm. Bambang bertanya "Rama tinggal dimana?", Rm. Lili bilang "Di Driyarkara". Ternyata beliau menjadi dosen Driyarkara. Ketika membuka internet Rm. Bambang menemukan https://id.wikipedia.org/wiki/Simon_Petrus_Lili_Tjahjadi. Di situ tertulis "R.D. Dr. Simon Petrus Lili Tjahjadi (lahir 13 Juni 1963) adalah seorang imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta dan dosen filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Beliau saat ini menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Beliau memiliki minat pada tiga arus berfilsafat. Pertama, Filsafat Barat pada Filsafat Jerman dan Ateisme. Kedua, Filsafat Timur pada Filsafat Jepang, Bushido, dan Kyoto School. Ketiga, Filsafat Nusantara pada Alam Pikiran Batak dan Etika Jawa."