Saturday, May 31, 2025

Santo Yustinus

diambli dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 27 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 14132

  • Perayaan
    01 Juni
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-2
  •  
  • Kota asal
    Samaria - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tahun 165 - 166 di kota Roma | Martir. Dipancung
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yustinus berasal dari kota Nablus (Israel). Ia hidup pada abad kedua. Ayahnya membesarkannya tanpa pengenalan akan Tuhan. Ketika masih kanak-kanak, Yustinus membaca puisi, sejarah dan ilmu pengetahuan. Sementara tumbuh dewasa, ia terus belajar. Tujuan utamanya dalam belajar adalah untuk menemukan kebenaran akan Tuhan.

Suatu hari, ketika sedang berjalan menyusuri tepi pantai, Yustinus bertemu dengan seorang tua. Mereka berbincang-bincang. Karena Yustinus kelihatan gelisah, orang tua itu bertanya apa yang menggelisahkan hatinya. Yustinus menjawab bahwa ia bersedih karena tidak menemukan kepastian tentang Tuhan dalam semua buku yang telah dibacanya. Orang tua itu bercerita kepadanya tentang Yesus, Sang Juruselamat. Ia mendorong Yustinus untuk berdoa agar dapat memahami kebenaran Tuhan.

St. Yustinus mulai berdoa dan membaca Sabda Tuhan, yaitu Kitab Suci. Ia jatuh cinta padanya. Ia juga amat terkesan mengetahui betapa beraninya umat Kristiani yang bersedia mati demi iman serta cinta mereka kepada Yesus. Setelah memperdalam pengenalannya tentang agama Kristen, Yustinus menjadi seorang Kristen pula. Kemudian, ia mempergunakan pengetahuannya yang luas itu untuk menjelaskan serta mempertahankan iman dengan banyak tulisannya.

Di kota Roma, St. Yustinus ditangkap karena menjadi seorang pengikut Kristus. Hakim bertanya padanya, “Apakah kamu pikir dengan mati, maka kamu akan masuk surga dan memperoleh ganjaranmu?”

“Bukan saja aku berpikir demikian,” orang kudus itu menjawab, “Tetapi aku yakin mengenainya.”  "Buat apa saja yang kalian suka terhadap kami; tapi kami orang Kristen tidak akan pernah menyembah berhala..."  dan ia pun wafat sebagai martir dengan cara dipancung sekitar tahun 166.

Lamunan Pekan Paskah VII

Minggu, 1 Juni 2025

Yohanes 17:20-26

20 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; 21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: 23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 25 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang tahu bahwa selain bersifat indidividual, manusia juga bersifat sosial. Orang tak hanya menghayati diri sebagai pribadi tetapi juga butuh hidup dalam kebersamaan.
  • Tampaknya, sebagai makhluk sosial orang akan merasa bahagia karena bisa kumpul dengan orang lain. Pada zaman kini ada banyak kelompok dan atau organisasi yang bisa dipilih untuk bergabung.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ikut kumpulan bisa menghadirkan kegembiraan, orang justru akan mengalami penghargaan satu sama lain dalam persekutuan kalau kesatuannya dilandasi oleh kemesraan dengan relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami hakikat Tuhan sebagai jati persekutuan sumber dan landasan dari kemuliaan dan damai sejahtera berbagai macam kumpulan dan kebersamaan.

Ah, kumpul atau tak kumpul dengan orang lain itu bukan keharusan.

Friday, May 30, 2025

Sumbangan untuk Tambahan Honorarium Karyawan


Dari kenyataan adanya penyumbang-penyumbang untuk pengadaan konsumsi, baik snak maupun untuk even-enen khusus, para rama Domus Pacis Santo Petrus sungguh merasakan hidup tetap ada dalam topangan umat. Ternyata kepedulian umat untuk kehidupan para rama Domus sungguh menyangkut kondisi para rama sepuh yang tak satupun bebas dari penyakit. Selain 2 orang rama yang dalam segalanya harus dilayani, mayoritas rama sepuh lain sudah berkursi roda. Ada beberapa yang selain berkursi roda, kondisinya sudah harus dipasangi kateter untuk menampung air kencing. Yang jelas kecuali 1 orang rama sepuh, yang lain sudah amat membutuhkan bantuan karyawan untuk mayoritas keperluannya. Semua ini tentu membutuhkan jumlah karyawan yang memadahi. Pada saat ini ada 15 orang karyawan. Setiap hari selalu ada 6 orang yang menginap. Karena selalu ada yang bergiliran libur, selalu juga ada yang harus lembur. Untuk menjaga ketenangan dan komitmen kerja para karyawan, Domus Pacis mengupayakan honor di atas upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun demikian anggaran dari Keuskupan terbatas. Puji Tuhan, selalu ada umat yang memberi sumbangan kepedulian. Pada bulan Mei 2028 Rm. Bambang, sebagai pengumpul, mencatat jumlah sumbangan sebesar Rp. 13.830.000. Sumbangan sebesar ini berasal dari :

1. Ibu Dicky, 2. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 3. Ibu Bernadet Suwarni (dobel April-Mei), 4. Kerahiman Ilahi Mungkid (dobel April-Mei), PUPIP Ungaran, 5. Ibu Ida, 6. Ibu Naryo, 7. Ibu Theresia Niken, 8. Ibu Yuliana Sutarni, 9. Ibu Maria Kristina Dannie, 10. Ibu Dewi Anggraeni, 11. Bapak Djono Keman, 12. Ibu Christine, 13. Ibu Wartini (dobel April-Mei), 14. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Ibu Marcus Smg), 15. Ibu Lili Herawati, 16. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 17. Ibu Lucy, 18. Ibu Mamik, 19. Ibu Malya, 20. Bapak Bambang Triono, 21. Ibu Harno, 22. Ibu Istiyono, 23. Ibu Endang W, 24. Ibu Eny Bernadette, 25. Ibu dr. Wara Aris Wakiman.

Santo Felix dari Nicosia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Juni 2014 Diperbaharui: 14 Maret 2017 Hits: 10625

  • Perayaan
    31 Mei
  •  
  • Lahir
    5 November 1715
  •  
  • Kota asal
    Nicosia, Sisilia Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Mei 1787 di Nikosia, Italia - Oleh sebab alamiah
    Makamnya dipindahkan ke Kathedral Nikosia pada tahun 1891
  •  
  • Venerasi
    4 Maret 1862 oleh Paus Pius IX
  •  
  • Beatifikasi
    12 Februari 1888 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 23 Oktober 2005 oleh Paus Benediktus XVI

Santo Felix dari Nicosia, O.F.M. Cap, (Italia: Felice di Nicosia) adalah seorang biarawan Fransiskan Kapusin yang kudus dan penuh dengan karunia ajaib.  Ia dilahirkan di Nicosia, Pulau Sisilia Italia pada tanggal 5 November 1715, dan dibabtis dengan nama Fillipo Giacomo Amoroso. Filippo kecil selalu bekerja membantu ayahnya yang adalah seorang pembuat sepatu. Toko sepatu ayahnya terletak didekat sebuah biara kapusin;  karena itu sejak kecil, ia sudah mengenal para biarawan dan mengagumi cara hidup mereka.

Pada usia 20 tahun, ia meminta pada superior biara Kapusin di Nikosia untuk menyampaikan permohonannya kepada Provinsial biara di Messina agar bisa diterima sebagai seorang Bruder. Permohonannya ditolak karena ia adalah seorang buta huruf yang tidak bisa membaca dan menulis. Namun Fillipo tidak patah arang. Setiap tahun Ia kembali lagi mengajukan permohonan. Setelah delapan tahun, melihat kesetiaannya mengajukan permohonan dan kesungguhannya untuk menjadi seorang biarawan, akhirnya ia diterima juga dan dikirim untuk menjalani novisiat di Mistretta.

Fillipo masuk novisiat Kapusin pada tanggal 19 Oktober 1743 dan diberi nama Bruder Felix. Ia mengucapkan kaulnya sebagai seorang biarawan Ordo Fransiskan Kapusin setahun kemudian.

Tidak seperti biasanya, Provinsial biara Kapusin menugaskan Bruder Felix di Kota kelahirannya. Ini sangat bertentangan dengan norma umum yang berlaku dalam biara Kapusin pada saat itu,  dimana seorang biarawan muda  biasanya akan ditempatkan jauh dari tempat asal mereka. Kehadiran keluarga dan teman-teman lama dianggap dapat menjadi godaan untuk kembali menjalani kehidupan duniawi dan mengganggu perkembangan rohani mereka. Namun karena kehidupan rohani  Bruder Felix yang begitu kudus, para atasannya membuat sebuah pengecualian baginya.

Di kota kelahirannya, Bruder Felix ditugaskan menjadi seorang quaestor, yaitu sebagai biarawan pengemis yang tugasnya berkeliling di wilayah sekitar biara untuk meminta-minta dan mengumpulkan sedekah bagi kelangsungan hidup biara.  Setiap hari ia akan berkeliling kampung halamannya dan mengetuk pintu rumah para kerabat dan sahabatnya untuk meminta-minta sedekah. Tugas ini sungguh sangat berat untuk dijalani. Hinaan dan ejekan dari orang-orang yang mengenalnya akan selalu diterimanya di sepanjang perjalanan. Namun apapun yang diterimanya; Bruder Felix akan tetap tersenyum.  Kelembutan hatinya sedemikian rupa sehingga ia akan selalu berkata “Terima kasih”.  Bahkan ketika ia diperlakukan dengan sangat kasar,  ia akan berseru : “Biarkanlah ini terjadi demi cinta kepada Tuhan.”

Ia memiliki devosi yang sangat mendalam kepada Yesus dan Bunda Maria. Setiap hari Jumat, ia akan berpuasa merenungkan sengsara dan wafat Kristus dan pada setiap hari Jumat dalam masa prapaskah,  ia akan berpuasa berat dengan hanya makan sekerat roti dan segelas air. Ia juga memiliki rasa hormat dan cinta yang mendalam kepada Sakramen Mahakudus.  Sering menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk berdoa di depan tabernakel,  bahkan setelah mengalami cobaan yang keras setiap hari.

Kekudusannya membuat ia diberkahi Tuhan dengan karunia penyembuhan bagi berbagai macam penyakit,  fisik maupun rohani.  Dia juga dianugerahi kemampuan untuk bisa hadir di dua tempat berbeda pada saat yang bersamaan (bilokasi);  sama seperti penerusnya seorang biarawan Kapusin di zaman modern, Santo Padre Pio.

Pada saat wabah penyakit menyerang kota Cerami di bulan Maret 1777; Bruder Kudus ini dimintai pertolongan untuk dapat membantu menyembuhkan para korban. Dengan penuh semangat Bruder Felix datang dan membantu para pasien. Ia menghibur para korban dan melakukan banyak penyembuhan ajaib bagi mereka.

Selama 33 tahun Bruder Felix hidup di bawah seorang wali yang merasa bahwa adalah tugasnya untuk membuat Felix menjadi seorang kudus. Wali ini membuat Felix harus menjalani kehidupan yang sangat keras dan penuh dengan penghinaan; namun semuanya itu dengan penuh kerendahan hati dapat dijalani dengan baik olehnya.

Pada bulan Mei tahun 1787 Bruder yang kudus ini terserang demam tinggi secara tiba-tiba saat sedang bekerja di kebun. Ia berkata kepada dokter yang memeriksanya bahwa obat-obatan tidak akan bisa menyembuhkannya, karena ini adalah penyakitnya yang terakhir. Dia begitu menghormati kaul ketaatan pada Ordonya, karena itu ia masih sempat meminta kepada walinya  izin untuk mati.

Bruder Felix tutup usia pada tanggal 31 Mei 1787 pada jam dua pagi.  Ia dibeatifikasi pada tanggal 12 Februari 1888 oleh Paus Leo XIII dan dikanonisasi pada tanggal 23 Oktober tahun 2005 oleh Paus Benediktus XVI.

Lamunan Pesta

Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet

Sabtu, 31 Mei 2025

Lukas 1:39-56

39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang akan merasa gembira kalau mendapatkan sanjungan. Dia dapat berbangga diri.
  • Tampaknya, orang bisa mendapatkan sanjungan karena memiliki kelebihan dari banyak orang lain. Bahkan dia bisa menjadi idola orang banyak.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun wajar orang bergembira dan bisa menyadari kelebihan di hadapan banyak orang lain karena ada sanjungan, orang akan sungguh mengalami kebahagiaan sejati kalau semua rasa bangga disampaikan ke Tuhan dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, kalau mengalami ucapan sanjungan atas martabat hebat dirinya, orang akan menjadikan bunyi kebanggaannya tidak terucap lewat bibir tetap terjadi dalam hati.

Ah, kalau ada sanjungan orang bisa populer dan rejeki akan mengalir.

Thursday, May 29, 2025

Agar Para Rama Domus Tak Tercabut dari Umat

Peristiwa Gerejawi di Paroki biasa menjadi momen perayaan. Setiap perayaan tentu membutuhkan pembeayaan. Tentu saja yang menjadi keuangan paroki adalah kolekte dalam Misa dan persembahan bulanan dari umat serta beberapa sumbangan lain. Itu sungguh menjadi perayaan umat. Para rama Domus Pacis Santo Petrus sudah tak bisa memiliki kehidupan seperti ketika masih berkarya di tengah umat. Meskipun demikian Domus Pacis juga mengusahakan even-even perayaan bersama umat. Ini sungguh diusahakan agar para rama sepuh tidak merasa tercerabut dari umat. Harus diakui bahwa Domus memang ada dalam tanggungan Keuskupan. Tetapi anggaran dari Keuskupan hanya untuk mencukupi kebutuhan harian. Untuk merayakan even-even tertentu seperti ulang tahun imamat, Domus mengupayakan tambahan dana. Rm. Bambang dibantu oleh Bu Rini mencari dana sumbangan umat lewat penjualan batik. Tentu saja hasilnya tak akan mencukupi. Tetapi, puji Tuhan, kepedulian umat juga menjadi rahmat khusus bagi para rama Domus. Selalu saja ada warga Gereja yang memberikan sumbangan dana untuk kebutuhan konsumsi khusus. Bahkan untuk 15 hari di setiap bulan, Domus selalu menerima sumbangan snak. Semua itu bisa mencukupi kebutuhan para rama untuk tetap merasakan kebersamaan dengan umat. Untuk bulan Mei 2025 Domus memang punya dua even cukup besar, yaitu ulang tahun pemberkatan rumah dan giliran menjadi tempat untuk Kolasi Kevikepan Jogja Barat. Puji Tuhan, selain sumbangan snak, pada bulan Mei 2025 tetap datang sumbangan kepedulian umat. Para penyumbang adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Septi Sudarto, 2. Ibu Rachel, 3. Ibu Ieneke, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Endang Baciro, 6. Ibu Rini, 7. Ibu Harni, 8. Ibu Titus, 9. Ibu Wahyu, 10. Ibu Siwi Janong, 11. Ibu Joni, 12. Ibu Atik, 13. Ibu Debby, 14. Ibu Tutik, 15. Ibu Emma, 16. Ibu Sintari, 17. Ibu Septi Unanto, 18. Ibu Lucinda, 19. Ibu Tita, 20. Ibu Jondit, 21. Ibu Roni, 22. Ibu Daniek, 23. Ibu Jatmiko, 24. Oma Rico, 25. Ibu Titik.  
  • Penyumbang untuk Konsumsi Khusus : 1. Ibu Sri Daruningsih, 2. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 3. Bapak Danu, 4. Ibu Yinni Tjia, 5. Ibu dr. Pongky, 6. Legio Maria DIY, 7. Ibu Ambar, 8. Ibu Nadya, 9. Patuk (5 org), 10. Ibu Happy Rianawati, 11. Ibu Umi, 12. Bapak Blasius Chasto, 13. Ibu Sri Purwaningsih, 14. Ibu Agnes Trijoko, 15. Ibu Yucha, 16. Ibu Primitiva, 17. Ibu Rini Wahyudi,18. Ibu Nike, 19. Apotek Jaya Sehat, 20. Ibu Pargiono.

Santo Ferdinandus III dari Kastila

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 07 Mei 2014 Diperbaharui: 09 Mei 2017 Hits: 15511

  • Perayaan
    30 Mei
  •  
  • Lahir
    5 Agustus 1199 di sebuah Biara di Valparaíso (sekarang Provinsi Zamora - Spanyol)
  •  
  • Kota asal
    Castille
  •  
  • Wafat
  •  
  • 30 Mei 1252 di Seville Spanyol - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    31 Mei 1655 oleh Paus Alexander VII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1671 oleh Paus Klemens X

Santo Ferdinandus III dari Kastila adalah seorang pahlawan Gereja dan juga pahlawan Nasional Spanyol. Ia adalah seorang kudus, yang menjalani panggilan hidupnya sebagai seorang Raja dan seorang Katolik dengan sangat luar biasa. Sebagai seorang Katolik;  ia hidup kudus sesuai regula  Ordo Ketiga Fransiskan, dan  ia berjuang keras mempertahankan tegaknya ajaran iman yang benar terhadap rongrongan bidaah Albigensia. Sebagai seorang Raja; Ia berhasil membebaskan rakyatnya dari penjajahan bangsa Moor yang telah belangsung selama lebih dari 700 tahun.  Di Spanyol, ia dikenal sebagai Fernando el Santo, San Fernando atau San Fernando Rey.  

Ferdinandus adalah putra Raja Alfonso IX dari Kerajaan Leon, dan Ratu Berengaria dari Kerajaan Kastilia. Ia lahir di Biara Valparaíso (sekarang Provinsi Zamora - Spanyol) pada tanggal  5 Agustus 1199.  Ketika berumur 18 tahun, ia diangkat menjadi Raja Kastilia menggantikan ibunya; dan ketika ayahnya meninggal dunia pada tahun 1230, Ia juga diangkat menjadi raja Leon. Dengan demikian Ferdinandus menyatukan kedua kerajaan ini dan memerintah sampai hari kematiannya pada tanggal 30 Mei 1252.

Masa pemerintahannya mempunyai arti yang sangat penting bagi sejarah Spanyol dan sejarah Gereja Katolik di Eropa.  Ferdinandus berusaha sekuat tenaga untuk menyebarkan agama Kristen di seluruh kerajaannya dan mengusir pergi penjajah Moor dari seluruh wilayah Spanyol. Satu persatu wilayah yang diduduki para penjajah dibebaskannya. Kota Cazorla dibebaskan Ferdinandus  pada tahun 1231, Kota Úbeda direbut pada tahun 1233. Ibukota kerajaan bangsa Moor; Kordoba di kuasainya pada tahun 1236. Setelah menguasai ibukota Andalusia; Raja Ferdinand dan pasukannya bagai tak terbendung terus bergerak ke arah Selatan untuk merebut kota-kota yang masih dikuasai para penjajah Moor.

Ferdinandus merebut Kota Niebla and Huelva pada tahun 1238. Menyusul Kota Écija dan Lucena pada tahun 1240. Kota Murcia dikuasai pada tahun 1243,  Kota Arjona, Mula dan Lorca pada tahun 1244.  Kota Jaén pada tahun 1246, Kota Alicante pada tahun 1248 dan akhirnya kota terbesar di Andalusia,  Sevilla, dikuasai Ferdinandus pada tahun 1248.  Dengan penaklukan ini, Ferdinandus berhasil membebaskan seluruh Spanyol dari kekuasaan bangsa Moor kecuali Wilayah Granada, yang Sultannya menyatakan takluk sebagai raja bawahan dari Ferdinandus (Granada baru dibebaskan pada tahun 1492  oleh para penerusnya, Raja Ferdinand II dan Ratu Isabella, pasangan Raja-Ratu Katolik yang digelari Los Reyes Católicos).

Ferdinandus berusaha keras memajukan perkembangan agama Kristen di seluruh wilayah kerajaannya. Ia mendirikan banyak biara, merubah mesjid-mesjid yang ditinggalkan para penjajah menjadi Katedral-katedral dan memberikan bantuan keuangan bagi banyak rumah sakit. Pada tahun 1242 Ferdinandus mendirikan sebuah Universitas yang sangat megah, yaitu Universitas Salamanca yang terkenal itu, sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Ketika ajaran bidaah sesat Albigensia merebak; Raja Ferdinandus dengan gigih melawan mereka.

Ferdinandus tutup usia pada tanggal 30 Mei 1252 dalam usia 52 tahun. Ia dimakamkan dengan mengenakan jubah ordo ketiga Fransiskan di dalam Katedral Santa Maria Sevila (Catedral de Santa María de la Sede de Sevilla). Katedral ini sebelumnya adalah sebuah Mesjid bernama Mesjid Almohad. Nisan di makamnya ditulis dalam empat bahasa : Ibrani, Latin, Arab dan Kastilia. Banyak mujizat dilaporkan terjadi pada makamnya sehingga banyak orang menganggap dia sebagai orang Kudus. Tubuhnya pun secara ajaib tidak mengalami kerusakan (Incorrupt Corpse). Namun Kekudusan raja Ferdinandus baru diakui Gereja hampir lima abad setelah kematiannya, saat ia dikanonisasi oleh Paus Klemens X pada tahun 1671. Saat ini makam dan tubuh Santo Ferdinandus masih dapat dilihat di Katedral Santa Maria Sevila. 

Lamunan Pekan Paskah VI

Jumat, 30 Mei 2025

Yohanes 16:20-2a

20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. 21 Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia. 22 Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. 23a Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak ada orang yang tak merindukan kebahagiaan. Susah dan derita adalah hal yang harus disingkiri.
  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu yang tak mengenakkan mudah menjadi kesusahan. Orang bisa mengejar yang enak dan menghadirkan kenyamanan agar bisa hidup bahagia.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun susah derita sungguh amat membuat hidup tidak nyaman, kalau derita datang menjadi konsekuensi perbuatan baik, orang akan memetik buah bahagia yang melekat tak lepas dalam hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kebahagiaan sejati adalah buah dari kerelaan menderita demi kebaikan hidup bersama. 

Ah, bagaimanapun juga derita harus disingkiri.

Wednesday, May 28, 2025

Pesta Kecil

"Mangke siang le dhahar jamipun menyesuaikan nggih. Amargi dhaharipun tumbas njawi" (Nanti siang jam makan menyesuaikan, ya. Menunya beli dari luar) kata Rm. Hartanta, Direktur Domus Pacis, kepada para rama ketika santap pagi selesai pada Kamis 29 Mei 2025. Setelah itu Rm. Bambang berkata kepada Rm. Hartanta "Mangke kula takrenungan sekedhik nggih" (Nanti saya akan sedikit memberi renungan), tetapi Rm. Hartanta menunjukkan jari telunjuknya ke Rm. Jarot. Rm. Bambang ingat kalau ada peristiwa yang akan terjadi seperti siang hari itu, Rm. Jarot memang diserahi sebagai pendoa pemberkatan tumpeng. "Mangke kula renungan singkat riyin nggih. Bar niku njenengan nembe doa" (Nanti saya renungan singkat dulu, dan kemudian Anda doa) kata Rm. Bambang yang dijawab oleh Rm. Jarot "Nggih" (Ya). Kepada Rm. Hartanta Rm. Bambang mengatakan "Rama Yadi niku penghuni pertama Domus Pacis sejak 2001" (Rm. Yadi adalah penghuni pertama Domus Pacis sejak 2001). Rm. Yadi memang ditempatkan di rumah tua para rama praja Keuskupan Agung Semarang, yang bernama Domus Pacis Puren sebagai penghuni pertama. Beliau termasuk yang bersama para rama serumah di Puren yang dipindah ke Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan.

Ketika jam menunjukkan angka 11.30, pada Kamis itu, ruang makan Domus tak hanya berisi para rama. Ada kursi-kursi ditambahkan. Sanak saudara Rm. Yadi, termasuk kakaknya yang menjadi Suster Sang Timur, membuat yang ikut santap siang bertambah 10 orang. Para karyawan Domus, yang biasa mempunyai ruang sendiri untuk makan, ikut makan siang bersama para rama. Tumpengpun diposisikan dekat dengan tempat Rm. Yadi duduk di kursi rodanya. Sebelum makan Rm. Bambang melantunkan tembang macapat :

Samangke sewlas windu (Kini sudah 8 windu)

Rama Yadi wolungpuluh wolu (Rama Yadi berusia 88 tahun)

Wis kapareng ngenyam ngugrahaning Gusti (Sudah boleh menikmati anugrah Tuhan)

Saka miyos garba ibu (Mulai dengan dilahirkan dari rahim bunda)

Nganti Domus ing samengko (Sampai kini berada di Domus). 

Kemudian Rm. Jarot berdoa untuk ulang tahun Rm. Yadi ke 88 termasuk mohon berkat bagi santapan dan tumpeng. Habis doa ada pemotongan tumpeng yang diiringi nyanyian bersama Selamat Ulang Tahun. Kemudian semua menikmati makan siang bersama sambil omong-omopng dan kelakar. Suasana menggembirakan penuh keceriaan. Hari itu Domus memang tidak memasak. Tetapi semua santapan didatangkan dari luar Domus yang diurus oleh Bu Titik dan Bu Rini, dua relawan Domus.

Santo Sirilus dari Kaisarea

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Mei 2014 Diperbaharui: 11 Mei 2017 Hits: 8823

  • Perayaan
    29 Mei
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Cappadocia - Turki
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dipancung pada tahun 251 di Caesarea Cappadocia Turki
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sirilus lahir di Kapadokia, Asia Kecil (sekarang wilayah Turki) pada pertengahan abad ke-3. Ia masih berusia remaja saat dibabtis menjadi seorang Kristen. Karena imannya ini; ia harus meninggalkan segala miliknya, meninggalkan keluarganya, dan mengorbankan nyawanya sebagai seorang saksi Kristus.  

Ayah Sirilus adalah seorang penyembah berhala. Ia menjadi sangat marah ketika mendengar bahwa anaknya telah dibabtis menjadi seorang kristen. Ia berusaha dengan berbagai cara agar Sirilus meninggalkan iman barunya. Ia menganiaya dan menyiksa putranya untuk memaksanya murtad. Karena Sirilus tetap teguh memeluk imannya; ia diusir dari rumah dan dijebloskannya ke dalam penjara.  Sirilus sedih; namun bukan karena perlakuan kejam ayahnya; tapi karena ayah dan keluarganya tidak mau mengerti akan keputusannya. Satu-satunya yang menguatkan hatinya adalah kata-kata Kristus dalam kitab suci :

“Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; ....... ”  (Mat 10:37)

Ketika dihadapkan ke pengadilan, Sirilus sedikitpun tidak takut ketika diancam oleh hakim. Karena itu sang hakim mencoba untuk membujuknya. Ia mengatakan bahwa Sirlilus akan diberi pengampunan dan tidak akan dihukum jika ia membenci dan menghujat nama Yesus. Sirilus juga akan memperoleh bagian yang besar dari harta warisan ayahnya bila ia berbaikan dengan sang ayah.  

Tetapi dengan tegas remaja ini menjawab :  “Karena iman, aku telah diusir dari rumah. Namun aku pergi dengan dengan gembira, sebab aku mempunyai tempat tinggal lain yang lebih mulia yang sedang menantikanku.”  

Hakim lalu mencoba menakut-nakuti pikiran remaja ini. Ia memerintahkan agar Sirilus dibawa ke sebuah api unggun besar, seakan-akan hendak dibakar hidup-hidup. Ketika mereka kembali, sang hakim berkata membujuknya :  "Anakku, engkau telah melihat api yang akan membakarmu dan pedang yang akan memenggal kepalamu. Segera tinggalkan Yesus, dan kembalilah ke rumah ayahmu.  Engkau akan sangat beruntung dan akan memperoleh harta warisan dari ayahmu."

Namun dengan gagah martir belia ini menjawab, "Tuan hakim, anda telah berbuat kesalahan dengan membawa saya kembali ke sini. Saya tidak takut pada api atau pedang sebab Yesus akan menerima saya.  Seharusnya anda tidak menunda waktu lagi. Segera jatuhkanlah hukumanmu, supaya saya cepat pergi kepada-NYA".

Mendengar kata-kata remaja ini, sang hakim menjadi sangat marah. Ia lalu menyuruh para serdadu untuk segera memenggal kepala Sirilus. 

Santo Sirilus dari Kaisarea menerima mahkota kemartirannya sekitar tahun 251.

Lamunan Hari Raya

Kenaikan Tuhan

Kamis, 29 Mei 2025

Lukas 24:46-53

46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini. 49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. 51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. 52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. 53 Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang beragama memahami bahwa yang namanya berkat selalu bernuansa rohani. Berkat utama datang dari Tuhan.
  • Tampaknya, dengan menerima berkat orang akan mengalami damai sejahtera. Hidup dijauhkan dari konflik dan segala kebutuhan terpenuhi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun berkat Tuhan kerap dipahami sebagai anugrah kenyamanan hidup, sejatinya berkat yang datang dari Tuhan akan menghadirkan daya ilahi yang membuat orang mampu dan berani menjadi penghadir kebenaran karya Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memuliakan dan mengalami Tuhan yang mulia yang memberdayakannya untuk ambil bagian mewartakan Tuhan yang Mahakasih dan Mahapengampun.    

Ah, yang namanya berkat itu yang kepenuhan apapun yang diingini.

Tuesday, May 27, 2025

Ketidakenakan yang Mengenakkan

Setiap menuju ruang makan untuk makan bersama dengan para rama lain, saya selalu membawa botol kecil yang terbuat dari plastik. Ukuran botol untuk makan pagi dan makan malam sama. Tetapi botol untuk makan siang hanya separo ukuran pagi dan malam. Itu adalah botol-botol yang berisi pil-pil tablet yang harus menjadi bagian santapan makan tiga kali sehari. Hal seperti ini sudah berjalan bertahun-tahun. Ber-SANTAP obat-obatan adalah hal ringan. Tetapi, entah bagaimana, saya selalu merasakan KENGGANAN MENYIAPKAN dengan memasukkan tablet-tablet ke dalam botol-botol kecil itu. Memang, itu bukan keengganan besar yang menghalang untuk mengisikan pil-pil itu. Meskipun demikian saya selalu memaksa diri walau dalam kadar amat kecil. 


Keengganan itu ternyata menjadi hal yang dalam keseharian selalu merupakan ketidakenakan kecil yang masuk dalam hidup saya. Terus terang, itu baru saya sadari ketika saya akan mengisi ketiga botol itu dengan pil-pil pada Senin 26 Mei 2025 sekitar jam 14.00. Kesadaran itu menimbulkan kesadaran juga bahwa di setiap hari sebenarnya ada yang terasakan lebih meng-enggan-kan dibandingkan dengan ketika harus mengisi ketiga botol kecil dengan pil-pil. Itu terjadi ketika setiap hari saya harus menuliskan hasil renungan dari Injil sekalipun bukan tulisan panjang. Seringkali saya harus menunda untuk menuliskan di pagi ke siang dan bahkan masih tertunda lagi hingga harus memaksa diri menuliskannya di malam hari ketika siap tidur. Ketidakenakan harus menulis itu juga terjadi ketika harus menulis peristiwa yang terjadi di Domus misalnya kunjungan dan omong-omong dengan rama-rama. Setiap hari saya harus mem-publish tiga tulisan dalam blog dan menyebarkan lewat WA dan FB bahkan juga dalam Tik Tok. Satu hal yang tersadarkan dalam renungan ini  adalah ketika beberapa kali saya menulis kata HARUS. Siapa yang mengharuskan? Ternyata keharusan itu datang dari diri saya dan bukan dari pimpinan rumah apalagi Uskup. Sebenarnyalah, semua keharusan harian itu berawal pada tahun 2012. Rm. Agoeng melatih saya untuk ber-medsos-an agar memasukkan tulisan. Tentu saja itu adalah demi sosialisasi keberadaan Domus Pacis. Dan itu hingga kini saja jalani sebagai keharusan harian untuk menjaga keberadaan Domus Pacis di tengah umat Katolik sekalipun on line. Katakan saja, mungkin saya melakukan keharusan harian ini sebagai ambilbagian saya dalam kehidupan Komunitas Domus Pacis. Mungkinkah ini ini bisa menjadi perbuatan iman untuk menanggapi kata-kata Tuhan Yesus "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Lukas 9:23) Ketika itu semua saya sadari, sadarlah saya bahwa yang namanya keceriaan cukup mewarnai hati saya dan terlihat oleh banyak orang pada muka saya. Bukankah salib adalah jalan ikut Tuhan Yesus yang Roh-Nya adalah Penghibur sumber segala penghiburan?

Beata Margareta Pole

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Agustus 2013 Diperbaharui: 22 Januari 2019 Hits: 10879

  • Perayaan
    28 Mei
  •  
  • Lahir
    14 Agustus 1473
  •  
  • Kota asal
    Somerset, Wilshire, Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • 28 Mei 1541 | Martir; dipenggal kepalanya di Tower Hill, London, England
    Dimakamkan di Saint Peter ad Vincula, Tower of London
  •  
  • Beatifikasi
    29 Desember 1886 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Raja Inggris Henry VIII  mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala Gereja di Inggris dan melepaskan segala hubungan Gereja Inggris dengan Tahta Suci di Roma. Henry berbuat begitu hanya beberapa saat setelah Paus sebagai Kepala Gereja menolak keinginannya untuk menceraikan Istri sahnya yaitu Ratu Katarina. Henry ingin menceraikan Katarina supaya ia dapat menikahi seorang gundiknya yang juga bekas pelayan isterinya yaitu Anne Boleyn; wanita yang telah membuatnya tergila-gila. 

Raja Henry kemudian menyatakan bahwa Gereja Khatolik adalah terlarang diseluruh Inggris. Ia kemudian menguasai Gereja, menghancurkan banyak biara dan mengeksekusi para biarawan serta semua orang yang menentang keinginannya. Beata Margaretha Pole adalah salah satu martir dalam Reformasi Anglikan ini.

Margareta Pole dilahirkan pada tahun 1471. Ia adalah kemenakan dua orang raja Inggris, Edward IV dan Richard III. Henry VII mengatur pernikahannya dengan Sir Reginald Pole. Sir Pole adalah seorang prajurit gagah, sahabat keluarga kerajaan.

Pada saat Raja Henry VIII naik tahta, Margareta telah menjadi janda dengan lima orang anak. Raja Henry VIII masih muda dan belum berpengalaman dalam hal mengendalikan kerajaan dan kekuasaan. Ia menyebut Margareta sebagai wanita paling kudus di seluruh Inggris. Ia begitu terkesan pada Margareta hingga ia mengembalikan sebagian harta keluarganya yang hilang di masa lampau. Raja juga memberinya gelar kerajaan.

Raja Henry VIII amat mempercayainya hingga Margareta diberi kepercayaan untuk mendidik Puteri Maria, putri raja dan Ratu Katarina. Tetapi kemudian, Henry VIII berusaha menikahi Anne Boleyn, meskipun ia sudah beristeri. Margareta tidak menyetujui perilaku raja. Karena itu, raja mengusirnya dari istana.

Raja menunjukkan bagaimana ia sangat tidak suka kepadanya. Raja bertambah murka ketika seorang putera Margareta, seorang imam, menulis sebuah artikel panjang menentang tuntutan Henry untuk menjadi kepala gereja Inggris (Putera Margareta itu kelak menjadi Kardinal Reginald Pole yang terkenal). Henry VIII tidak dapat mengendalikan diri lagi. Ia menjadi seorang yang kejam serta penuh rasa dengki. Ia mengancam akan membinasakan seluruh keluarga Margareta.

Henry VIII mengutus orang-orangnya untuk menginterogasi Margareta. Mereka harus dapat membuktikan bahwa Margareta adalah seorang pengkhianat. Mereka menginterogasinya mulai pagi hingga petang. Tetapi, tidak pernah sekali pun Margareta berbuat kesalahan. Tidak ada yang disembunyikan olehnya.

Kemudian Margareta dikenai tahanan rumah di sebuah kastil seorang bangsawan. Lalu, ia dipindahkan ke sebuah menara besar di London. Ia bahkan tidak diadili sebelum dipenjarakan. Selama musim dingin yang panjang, Margareta menderita kedinginan yang hebat. Tidak ada api dan tidak cukup pakaian hangat baginya.

Akhirnya, pada tanggal 28 Mei 1541, Beata Margereta dihantar keluar dari menara menuju tempat pelaksanaan hukuman mati. Ia lelah dan sakit, tetapi ia berdiri tegak dan gagah untuk mati demi imannya. “Aku bukan seorang pengkhianat,” demikian katanya dengan berani. Margareta dipenggal kepalanya. Usianya saat itu tujuh puluh tahun.

Gereja Inggris kemudian disebut Gereja Khatolik Anglikan dan sampai hari ini tidak lagi mengakui Paus sebagai Kepala Gereja.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Paskah VI

Rabu, 28 Mei 2025

Yohanes 16:12-15

12 Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. 13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. 14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. 15 Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa untuk beriman orang harus mempelajari agama. Ternyata ada tahap-tahap pengajaran agama sesuai dengan jenjang kehidupan seperti kanak-kanak, remaja, muda, tua, dan lansia.
  • Tampaknya, untuk memahami hidup keagamaan sesuai dengan jenjangpun orang bisa tetap berhadapan soal-soal yang sulit dimengerti. Maka agama bisa dimengerti karena bicara tentang misteri sehingga mana benar mana salah bisa tergantung alirannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun banyak hal keagamaan tak terpahami mana yang sungguh benar, dengan terbuka pada tuntunan Roh dalam relung hati orang bisa berjalan di luar kesesatan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa Penuntun utama kebenaran hidup mengalir dari daya Roh Kudus yang dijumpai dalam omong-omong dengan nurani.

Ah, asal taat aturan agama orang tak akan salah.

Monday, May 26, 2025

Wanita Katolik RI Kelurahan Magelang

"Kanyata tamune kanca-kancane Rm. Bambang" (Teranyata yang menjadi tamu adalah teman-teman Rm. Bambang). Kata Bu Rini itu adalah kata-kata karyawan. Bu Rini juga bilang bahwa para tamu datang dari Paroki Mlati. Maka tidak mengherankan kalau Bu Rini heran bahwa Rm. Bambang amat dekat dengan para tamu. Kalau para tamu sudah tahu Rm. Bambang, Bu Rini tidak merasa heran. Tertapi kalau kemudian mendengar dari para karyawan bahwa para tamu bisa amat akrab sekali dan banyak omong kenangan dengan Rm. Bambang, itulah yang mengherankan. 


Terhadap omongan Bu Rini, Rm. Bambang bilang "Ora seka Mlati. Sing berkunjung kelompok Wanita Katolik RI Ranting Kelurahan Magelang" (Mereka bukan dari Paroki Mlati. Pengunjung dari kelompok Wanita Katolik RI Ranting Kelurahan Magelang). Ketika Bu Rini berkata "Apa rombongane Bu Tik sing wis tau WA aku ya?", Rm. Bambang berkata "Bener. Bu Tik kuwi biyen terkenal sebagai Bu Pardi" (Betul. Dulu Bu Tik lebih dikenal sebagai Bu Pardi). Kemudian Rm. Bambang bercerita kepada Bu Rini bahwa dulu, sejak tahun 1983 hingga 2010, Rm. Bambang menjadi tenaga petugas Keuskupan Agung Semarang yang berbasis di Kevikepan Kedu. Sebelum punya tempat sendiri di Museum Misi Muntilan Rm. Bambang pernah tinggal di Salam dan kemudian dari September 1990 hingga tahun 1998 dia menumpang di kompleks Pastoran Santo Ignatius Magelng. Pada saat-saat luang progam tugas Keuskupan, Rm. Bambang ikut membantu beberapa keperluan paroki dan umat Magelang. Bahkan tidak sedikit umat Magelang yang mengira Rm. Bambang berkarya di Paroki Magelang. Kebetulan Rm. Bambang juga biasa bergaul dan berkunjung ke umat Magelang. Banyak umat juga biasa bertandang di kantornya. Itulah sebabnya Rm. Bambang mendapatkan perlakuan khusus ketika ibu-ibu Wanita Katolik itu berkunjung di Domus. Selain sumbangan dan banyak bingkisan untuk Domus, seorang karyawan membawa satu dos khusus dimasukkan di kamar Rm. Bambang. "Niki khusus ngge Rm. Bambang saking tamu" (Ini khusus dari tamu untuk Rm. Bambang). Pada waktu itu, selain Rm. Bambang yang ikut menemui adalah Rm. Yadi, Rm. Suhartana, Rm. Harto, Rm. Ria, dan Rm. Jarot. Memang, rasa-rasanya para rama itu seperti ikut menghadiri reuni ibu-ibu dengan Rm. Bambang. 

Santo Julius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 Oktober 2014 Diperbaharui: 23 Mei 2016 Hits: 18919

  • Perayaan
    27 Mei
  •  
  • Lahir
    Tahun 255
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - dipenggal di Dorostorum (sekarang wilayah Bulgaria) pada tahun 302
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Julius adalah seorang perwira tentara kekaisaran Romawi. Sampai saat kemartirannya, Julius telah berdinas selama 27 tahun dan pernah bertempur bagi Kekaisaran Romawi dalam tujuh perang besar.

Tidak diketahui kapan dan bagaimana ia dibabtis menjadi Kristen; namun karena ia adalah seorang perwira senior yang sangat disegani, maka kekristenannya tidak pernah dipermasalahkan.

Ketika Kaisar Diocletianus mulai menganiaya orang Kristen, Julius ditangkap dan dipenjarakan di Dorostorum (sekarang Bulgaria). Sahabatnya, seorang walikota bernama Maximus, menjenguknya di penjara dan berusaha membujuknya agar meninggalkan imannya, namun Julius menolak.

Santo Julius bersama Santo Hesikius (P: 15 Juni) dan llima orang martir Kristus lainnya yang tidak tercatat namanya dihukum penggal kepala di Dorostorum pada sekitar tahun 302.

Lamunan Pekan Paskah VI

Selasa, 27 Mei 2025

Yohanes 16:5-11

5 tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.  8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya perpisahan  bisa menjadi peristiwa menyedihkan. Orang bisa menderita susah karena berjauhan dengan orang dekat.
  • Tampaknya, yang namanya pisah karena ditinggal wafat orang dekat bisa disebut musibah. Orang bisa tak bisa jumpa lagi di dunia ini.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun yang namanya perpisahan bahkan ditinggal wafat bisa jadi peristiwa susah dan dukacita, seberat apapun perpisahan pasti menghadirkan hal baru yang amat menghadirkan sukacita khusus. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seberat apapun peristiwa kalau dihayati dan dihadapi akan menghadirkan kebahagiaan istimewa. 

Ah, yang namanya pisah dengan orang dekat akan buat susah.

Rm. Harto di RS Panti Rapih

Rm. Fransiscus de Sales Suharto Widodo adalah salah satu penghuni Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Kalau Rm. Yadi tercatat sebagai pengh...