Friday, February 19, 2021

Yang Ketujuhpuluh Enam

Semenjak Desember 2011 Domus Pacis memiliki kebiasaan mengadakan peringatan khusus untuk peristiwa ulang tahun. Tetapi yang diperingati adalah ulang tahun tahbisan imamat. Kalau disebut "mengadakan peringatan khusus", hal ini berarti ada uang dari kas bersama Komunitas Rama Domus Pacis yang ikut dibelanjakan. Penonjolan ulang tahun tahbisan imamat sering secara kelakar diberi alasan agar tampaknya para rama tua masih berusia belum lansia, karena pada umumnya belum menyentuh angka 40 apalagi 50. Meskipun demikian ulang tahun kelahiran tidak menjadi larangan asal pengeluaran beaya tidak menyentuh keuangan Domus. Dan ini memang juga beberapa kali terjadi. Sekalipun keuangan beberapa rama secara individual mepet, ada saja relasi yang mengirimkan tanda ulang tahun kelahiran seperti snak, tambahan lauk, roti tart ulang tahun, dan bahkan ada yang menghadirkan tumpeng khusus.

Ulang tahun kelahiran juga terjadi pada hari Sabtu 20 Februari 2021. Sebetulnya sosok rama Domus yang dilahirkan pada hari ini amat tidak suka diulangtahuni. Setiap hari ulang tahun, baik imamat maupun kelahiran, beliau selalu teringat ayahnya yang wafat beberapa hari sebelum tahbisan pada tanggal 25 Januari 1982. Dia adalah Rm. FA Suntara. Rama ini lahir pada tanggal 20 Februari 1945. Maka pada tanggal yang sama tahun 2021 Rm. Suntara genap berusia 76 tahun. Sekalipun kalau berbicara masih dapat bersuara keras dan mantap, tetapi kondisi fisik sudah membuat beliau harus banyak ditopang kursi roda untuk mobilitas. Beliau juga sudah tidak memimpin misa karena gangguan penglihatan yang membuatnya sudah tidak memiliki ketajaman dalam melihat huruf-huruf tulisan.

Ternyata beberapa hari sebelum 20 Februari 2021 ada berita dari warga Katolik Paroki Pringgolayan akan berkunjung untuk mengucapkan ulang tahun kelahiran. Mereka akan datang di pagi hari. Dan pada hari ini memang ada nuansa khusus mewarnai Domus Pacis. Tanpa mengganggu keuangan Domus, masakan makan pagi yang disajikan berupa bubur dengan lauknya bahkan ada tambahan petai sebagai menu khusus. Pada jam 10.00 hadirlah rombongan kecil dari Paroki Pringgolayan. Rombongan ini terdiri dari 5 ibu, 1 bapak, dan Rm. Ariawan. Maklumlah, secara formal Rm. Suntara masih terdaftar sebagai pastor di Paroki ini. Ternyata pada makan siang ada sajian khusus dari Bu Titik Waluyanti, salah satu relawan Domus, berupa nasi gurih dengan segala perlengkapan lauk-pauknya termasuk sop jagung.

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...