Wednesday, February 24, 2021

Kesepian, Lansia yang Hidup Sendiri Kerap Dikira Mengalami Depresi

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-2851038

Kamis, 05 Mar 2015 20:01 WIB

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth


Jakarta
 - Setelah sang anak beranjak dewasa dan menikah, banyak orang tua yang menghabiskan masa tua mereka berdua saja. Namun, ketika salah satu pasangan meninggal dunia, di hari tua suami atau istri rentan kesepian dan mengalami depresi.

Dalam studi yang dilakukan University of Leuven di Belgia, ditemukan bahwa dalam kondisi berkabung di mana mereka telah ditinggalkan pasangannya, para lansia (orang lanjut usia) sering pergi ke dokter untuk mengobati perasaan kesepian mereka.

"Tapi mereka sering salah didiagnosis dengan depresi dan diberi obat antidepresan yang sebenarnya tidak perlu. Para janda dan duda di usia tua juga dekat dengan stigma mengalami penyakit mental," tutur ketua peneliti Dr Eiko Fried.

Memang, dikatakan Dr Fried, kesepian yang dirasakan seseorang berpotensi menimbulkan depresi. Namun, jika kesepian itu bisa diatasi, setidaknya depresi bisa dihindari dan paramedis tak perlu buru-buru memberi antidepresan yang sebenarnya tidak diperlukan.

"Kami menemukan sebenarnya kondisi mental para lansia, terutama yang pasangannya sudah tiada bermuara dari kesepian yang dialami. Setelah pasangannya meninggal, mereka cenderung menarik diri dari pergaulan sosial. Oleh karena itu, kerja sama keluarga, masyarakat, dan paramedis sangat dibutuhkan," papar Dr Fried.

Dalam laporannya di Journal of Abnormal Psychology dan dikutip pada Kamis (5/3/2015), Dr Fried menyarankan supaya keluarga lebih memperhatikan lagi kondisi para lansia dan sebisa mungkin buatlah mereka tidak merasa kesepian. Sebab, perubahan suasana di mana sebelumnya mereka memiliki pendamping lalu segalanya dilakukan sendiri, bisa menimbulkan masalah psikologi pada lansia.

"Oleh karena itu penting bagi keluarga untuk mengatur bagaimana agar orang tua mereka tidak merasa kesepian. Bisa dengan tinggal bersamanya, bergantian mengunjungi mereka, serta melibatkan tetangga sekitar sehingga yang bersangkutan bisa terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggalnya," kata Caroline Abrahams dari Age UK.

Caroline menambahkan, para dokter juga bisa membantu meningkatkan kesejahteraan lansia dengan mengidentifikasi gejala depresi yang memang muncul lalu menginformasikannya kepada keluarga. Dengan begitu, pencegahan agar depresi tidak makin parah bisa dilakukan.

(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)

No comments:

Post a Comment

Santo Bruno, Pengaku Iman

diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/6Okt.html Bruno lahir di kota Koln, Jerman pada tahun 1030. Semenjak kecil ia bercita-ci...