- Pelatihan Pendamping Anak. Salah satu ibu dari Lingkungan Yohanes Pembaptis Tanah Mas maju dan berbicara ditujukan kepada saya. "Rama, saya dulu ikut pelatihan pendamping PIA di Tanah Mas". Benak saya langsung terisi peristiwa di aula Paroki Tanah Mas awal-awal tahun 2000an. Saya masih berkeling sana-sini bersama Tim Kerja Misioner yang berpusat di Museum Misi Muntilan. Salah satu kegiatan adalah pelatihan untuk penggerak anak-anak Katolik dalam menggereja lewat PIA (Pendampingan Iman Anak). Derap proses pelatihan di aula Tanah Mas tergambar dalam benak saya termasuk menginap semalam bersama anggota tim di salah satu rumah umat.
- SOMA. Di tengah pertemuan dengan Wilayah Yohanes Paulus II Kalasan Timur ada tampilan nyanyi. Itu ditampilkan dua orang remaja SMP Kelas II dan seorang pemudi. Salah satu remaja pegang gitar. Si Pemudi mengenalkan bahwa ketiganya adalah hasil SOMA. Ketika saya tanyakan ke para tamu apa itu SOMA, tak ada yang tahu. Namun si pemudi menjelaskan bahwa itu adalah singkatan dari School Of Missionary Animators. Katanya mereka pernah ikut SOMA di Kalasan. Saya mengangguk-angguk. Tetapi kepala saya terbayang teman-teman dari Museum Misi Muntilan dan beberapa teman jaringan misioner tempo dulu. Di tahun-tahun akhir 1990an hingga tahun-tahun awal 2010 saya adalah Direktur Karya Kepausan Indonesia di Keuskupan Agung Semarang. SOMA adalah bagian dari program pengembangan anak dan remaja untuk terlibat dalam Gereja. Berbagai pelatihan tempo dulu terbayang dengan jelas di kepala saya.
- Solis Litani. Ini juga terjadi dalam kunjungan Wilayah Yohanes Paulus II Kalasan Timur. Seorang bapak muda, salah satu anggota pengunjung, berkata "Dulu saya amat terkesan setiap kali Rama Bambang menyanyikan Litani dalam Malam Paskah". Ternyata itu adalah pengalaman berkaitan dengan lagu-lagu Gereja dalam bahasa Jawa dengan iringan gamelan. Itu terjadi di antara tahun 1978-1980 ketika saya belum tahbisan. Saya memang aktif di Paroki Kalasan. Banyak lagu-lagu baru gending Jawa dicoba dengan pencipta Bapak Sukodi salah satu tokoh nyanyian liturgi gending Jawa. Saya sebagai kerabat Pak Kodi bisa menjadi pencoba pertama dan gereja Kalasan menjadi tempat pemakaian. Bapak muda itu pada waktu itu pasti baru berusia sekitar pra hingga post TK. Gambaran sebagai calon imam yang sering tampil di depan umat Kalasan kembali terlukis dalam imajinasi saya.
Teringat peristiwa-peristiwa yang terkuak lewat tiga sharing itu, rasa-rasanya saya seperti berjumpa kembali dengan teman-teman kerja pastoral tempo dulu. Bahkan orang-orang yang pernah dekat ikut kegiatan yang saya jalani juga seperti masuk lagi dalam hidup. Rasa-rasanya saya mengalami REUNI YANG TERJADI DALAM HATI.
No comments:
Post a Comment