Sunday, October 27, 2024

Jadi Katekumen Masuk Sorga Minggu 8

 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (Mat 18:3-4)

Siapa tak ingin masuk sorga? Paling tidak kaum beragama pada umumnya ingin masuk sorga. Sorga adalah keadaan bahagia yang meresap ke dalam relung kalbu. Kebahagiaan seperti itu tak akan lekang hanya karena berhadapan dengan kesusahan, penderitaan, dan bahkan kematian. Tetapi, karena aku ikut Yesus, ternyata untuk masuk sorga aku harus berguru pada anak kecil. Untuk saya anak kecil itu adalah Chrissel umur 4 tahun dan Nel yang lebih dari 10 bulan. Pada suatu hari aku mendapatkan foto dan video Chrissel. Dalam foto itu Chrissel tampak tak memiliki tampilan rapi. Rambutnya masih amburadul. Aku berpikir mungkin dia bangun tidur bahkan belum mandi. Tetapi dia tampak menikmati yang ada di piring plastik. Ternyata dia sedang menghias diri pakai mainan alat kecantian untuk anak-anak. Sedang dalam video rambutnya juga belum kena sisir rambut. Padahal rambutnya amat lebat karena lebih dari 4 tahun baru sekali mengalami cukur ketika berusia 35 hari. Dengan tampilan seperti itu dalam video Chrissel menyanyikan lagu yang tak kumengerti itu lagu apa. Yang jelas tampilan Chrissel baik dalam foto maupun dalam video tampak penuh keyakinan diri. Padahal dia belum didandani. Dalam hal ini aku kerap berjumpa kaum remaja, muda, dan dewasa termasuk tua akan mematut diri untuk diambil gambarnya. Paling tidak orang akan menata dan menyisir rambutnya agar PD (Percaya Diri). Seorang perempuan akan merias pipi dan bibirnya agar gambar foto atau video menarik. Tetapi dengan tampilan gambar Chrissel aku merasa mendapatkan ajaran bahwa KETENANGAN TAMPILAN ITU MENGALIR DARI KECERIAAN BATIN DIRI DAN BUKAN TAMPILAN LUAR.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...