Wednesday, October 16, 2024

Melayat Pak Ambrosius Isdiarto

"Mangke badhe tumut dhateng makam menapa mboten?" (Nanti akan ikut ke makam atau tidak?) tanya seorang petugas yang mengatur parkir mobil. Dengan tetap memegang stir mobil Bu Rini menjawab "Badhe ngandhapaken rumiyin. Mawi kursi rodha" (Akan menurunkan penumpang pakai kursi roda lebih dahulu). Seorang bapak muda mendekati pintu mobil sebelah kiri dan membuka sambil berkata "Mangga, rama" (Mari, silahkan rama) sambil memegang kursi roda untuk mobilisasi Rm. Bambang. Bapak muda itu memberi tahu kepada petugas parkir untuk membiarkan mobil parkir di tempat menurunkan Rm. Bambang. Bapak muda itu adalah salah satu putra Bapak Ambrosius Isdiarto yang pada Sabtu 12 Oktober 2024 sekitar jam 15.30 dipanggil Tuhan. Sebenarnya keluarga dan tokoh Katolik setempat tahu kondisi Rm. Bambang sekarang. Dia sudah tak dapat bermotor dan bermobil sendiri kalau tak ada yang bersedia mengantar. Tetapi mereka menempatkan Rm. Bambang sebagai pilihan pertama untuk Misa Requiem pada Minggu 13 Oktober 2024 jam 11.00. Bahwa Rm. Bambang menjadi pilihan pertama karena dia sedikit banyak dimasukkan dalam persaudaraan alumni Seminaris Mertoyudan angkatan masuk 1967 dan 1969. Hubungan kelompok alumni ini memang sungguh dekat satu sama lain. Keeratannya bagaikan keluarga dekat sehingga peristiwa dari salah satu anggota menjadi peristiwa bersama. Maka pada Minggu itu kehadiran Rm. Bambang memimpin Misa dan pemberkatan jenasah Bapak Ambros sungguh juga menjadi perjumpaan penuh kehangatan dengan teman-teman eks Seminaris. Kebetulan dulu Rm. Bambang kerap Misa di Kapel Tamberan, dimana Lingkungan Pak Ambros termasuk di dalamnya. Maka Minggu itu juga menjadi semacam jumpa kangen dengan umat Wilayah itu.

No comments:

Post a Comment

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...