"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga." (Mat 18:3-4)
Siapa tak ingin masuk sorga? Paling tidak kaum beragama pada umumnya ingin masuk sorga. Sorga adalah keadaan bahagia yang meresap ke dalam relung kalbu. Kebahagiaan seperti itu tak akan lekang hanya karena berhadapan dengan kesusahan, penderitaan, dan bahkan kematian. Tetapi, karena aku ikut Yesus, ternyata untuk masuk sorga aku harus berguru pada anak kecil. Bersama anak-anak kecil aku punya pengalaman. Itu terjadi ketika Mas Tian mengantar aku dengan mobilnya dari ikut Misa di salah satu keluarga. Mbak Rachel, istri Mas Tian juga ikut mengantar aku. Bahkan Mbak War ART rumahnya termasuk di dalam mobil. Tentu saja kesertaan Mbak Rachel dan Mbak War dikarenakan harus menjaga anak-anak kecilnya : Chrissel usia 4 tahun dan Nel 10 bulan. Aku duduk di muka. Nel dan Chrissel duduk di tengah bersama maminya dan Mbak War. Chrissel berdiri sambil mengelus lenganku dan kadang mau mencabut-cabut bulunya. Tiba-tiba Nel, yang sudah bisa berdiri dengan merambat kursi yang kududuki, meletakkan telapak tangannya di kepalaku. Kemudian tangan kecilnya aktif mencabut-cabut rambutku. Tahu hal itu, Chrissel menimbrung ikut memegang aku dan juga menjambak-jambak rambutku berebutan dengan adiknya. Ketika Mbak War melarang karena mungkin ada yang dirasa tidak sopan, Chrissel berkata “Ini Yangmo Icel”. Yangmo adalah kependekan dari Eyang rama yang berarti kakek rama. Sementara itu Nel meneruskan menjambak-jambak sambil tertawa-tawa. Bagi orang dewasa yang dilakukan Chrissel dan Nel memang tak sopan. Sopan santun adalah tata hubungan dalam kebersamaan. Tetapi ketika kepalaku untuk rembutan Nel dan Chrissel, aku merasakan dua anak kecil itu mengungkapkan cinta atau kasihnya kepadaku. Bukankah kasih itu di atas segala macam tatanan? Aku jadi teringat kata-kata dalam Injil “mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” (Mrk 12:330). DALAM ANAK ADA SUKACITA KARENA ADA CINTA SEJATI.
No comments:
Post a Comment