Sunday, February 28, 2021

Ini 6 Makanan untuk Orang Tua Lansia

 diambil dari https://www.halodoc.com/artikel

Ditinjau oleh: dr. Gabriella Florencia


Halodoc, Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi bahwa seiring bertambahnya usia seseorang, maka kemampuan tubuhnya untuk memetabolisme tubuh akan semakin melambat. Terlebih saat tubuh bertambah tua, ada banyak halangan yang membuat seseorang mencerna makanan lebih sulit. Misalnya, kemampuan gigi berkurang untuk mengunyah makanan atau hilangnya selera makan karena efek samping pengobatan yang tengah dijalani.

Melihat perubahan saat proses penuaan ini, maka kamu membutuhkan asupan nutrisi yang baik setiap harinya untuk mendukung fungsi tubuh. Kamu mungkin tahu dasar-dasar diet sehat seperti banyak buah-buahan dan sayuran, protein sehat, biji-bijian, susu rendah lemak dan lemak sehat, dan sedikit garam. Namun, ada beberapa jenis makanan yang paling disarankan untuk dikonsumsi para lansia demi menjaga kesehatan mereka, antara lain: 

Air Putih

Seiring bertambahnya usia, seseorang mungkin tidak minum cukup air karena mereka tidak merasa haus seperti dulu. Meskipun tidak merasa haus, kebutuhan air harian harus dicukupi. Jika kamu mengalami dehidrasi kronis, pikirkan saja seperti apa sel-sel tubuh nantinya. Saat lansia kekurangan asupan air maka ia sulit berpikir dengan jernih, mudah lelah, dan mudah mengalami dehidrasi. Orang yang kekurangan asupan cairan akan sering mengeluh hal-hal seperti kelelahan, sakit kepala ringan, hingga sembelit. Jadi, pastikan untuk minum air putih, setidaknya delapan gelas per hari.

Makanan Tinggi Serat

Serat dari makanan seperti sayuran, biji-bijian, buah-buahan, dan kacang-kacangan memainkan peran penting dalam sistem pencernaan. Zat ini membantu mencegah atau meringankan gejala sembelit serta menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, dan peradangan yang terjadi di dalam tubuh. Mengonsumsi serat yang cukup bisa mengarah pada jantung yang lebih sehat. Serat juga dapat mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko diabetes. 

Ikan Berlemak

Semua jenis ikan yang sehat bagi jantung seperti salmon, makarel, dan sarden kaya asam lemak omega-3. Mereka bisa kamu pilih sebagai menu yang disajikan setidaknya dua porsi seminggu. Asam lemak ini penting untuk orang-orang dari segala usia termasuk orang tua karena mereka membantu mencegah peradangan yang menyebabkan kanker, rheumatoid, radang sendi, dan penyakit jantung.

Asam lemak juga dipercaya memperlambat perkembangan Macular Degeneration (AMD), yakni kondisi yang mengarah pada penglihatan yang buruk. Asam lemak juga mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan membuat otak tetap waspada.

Yogurt

Pengeroposan tulang adalah hal yang paling umum dan akan semakin memburuk seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, lansia membutuhkan kalsium untuk mencegah kondisi memburuk. Mereka dapat mengonsumsi yogurt sebagai sumber kalsium yang baik. Yogurt diperkaya dengan vitamin D, yang dapat mencerna dan menggunakan mineral utama tersebut, Yoghurt juga membantu proses pencernaan makanan dan juga mengandung protein. Yogurt juga sangat cocok disajikan dengan buah segar, sehingga manfaatnya akan  semakin besar untuk lansia. 

Tomat

Makanan ini adalah salah satu jenis makanan yang mengandung likopen tinggi, yakni bahan kimia alami yang membantu melindungi tubuh terhadap kanker prostat dan juga mencegah kanker paru-paru. Tomat yang dimasak atau diproses (dalam jus, pasta, dan saus) mungkin lebih baik daripada tomat mentah. Para peneliti percaya bahwa memanaskan atau menumbuk tomat dapat melepaskan lebih banyak likopen.

Kacang-Kacangan

Makanan ini penuh dengan omega-3, lemak tak jenuh, serat, dan protein. Kacang-kacangan juga mengandung nutrisi yang menyehatkan jantung. Lansia disarankan untuk mengonsumsi lima porsi sebanyak 1 ons per minggu. Beberapa jenis kacangan yang disarankan antara lain kacang almond, kacang mede, hazelnut, kacang Brazil, kacang macadamia, pecan, dan kenari. 

Itulah beberapa jenis makanan yang paling baik untuk lansia. Jika kamu tengah merawat lansia, pastikan ia selalu memeriksakan kondisi kesehatannya secara rutin di rumah sakit. Meskipun tidak memiliki gejala penyakit, namun kesehatan harus terus dipantau untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Buat janji dengan dokter di Halodoc sebelum memeriksakan lansia ke rumah sakit, dengan begini kamu jadi lebih praktis karena bisa menyesuaikan waktu kedatangan dengan waktu pemeriksaan. Sehingga kamu tidak akan membuang waktu lama saat berada di rumah sakit. Praktis, bukan? Segera download aplikasi Halodoc, sekarang juga!

Referensi:
Aging.com - National Council for Aging Care. Diakses pada 2020. Elderly Nutrition 101: Ten Foods To Keep You Healthy.

Web MD. Diakses pada 2020. Best Foods for Your Anti-Aging Diet.

Lamunan Pekan Prapaskah II

Senin, 1 Maret 2021

Lukas 6:36-38

36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati." 37. "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang dapat yakin bahwa hidup beragama adalah jalan untuk berjuang berdekatan dengan Tuhan. Dalam agama tersedia berbagai kegiatan yang mendekatkan orang dengan Tuhan.
  • Tampaknya, ada anggapan dalam hidup beragama bahwa untuk menjalani kegiatan-kegiatan agama ada patokan-patokan agar orang tidak keliru. Dengan setia pada patokan-patokan itu orang dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rajin berdoa dan beribadat serta menjalani kegiatan-kegiatan agama, orang belum tentu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan kalau tidak biasa mengembangkan hati berbela rasa pada orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa untuk berada dalam lingkungan Tuhan orang harus biasa mengolah hati agar selalu terbuka berbaikan dengan orang lain.

Ah, asal rajin jalani agama orang pasti dekat Tuhan.

Santo Romanus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 28 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014 Hits: 4095

  • Perayaan
    28 Februari
  •  
  • Lahir
    Tahun 390
  •  
  • Kota asal
    Upper Bugey, Perancis
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 465 | Oleh sebab alamiah.
    Dimakamkan di the abbey of Beaume
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Sebagai seorang pemuda, Romanus dikagumi semua orang oleh karena kebaikan hatinya. Ia memiliki hasrat yang kuat untuk menjadi seorang kudus. Karena ia melihat bahwa di dunia amatlah mudah orang melupakan Tuhan, maka Romanus memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Terlebih dahulu, ia meminta nasehat dari seorang rahib yang kudus dan kemudian berangkat.

Ia membawa sebuah buku bersamanya, yaitu Hidup Para Bapa dari Padang Gurun tulisan Cassian. Ia juga membawa serta benih-benih tanaman dan beberapa peralatan. Dengan perlengkapan tersebut, Romanus masuk ke dalam hutan di pegunungan Jura antara Swiss dan Perancis. Ia menemukan sebuah pohon yang amat besar dan tinggal di bawahnya. Romanus melewatkan waktunya dengan berdoa dan membaca bukunya. Ia juga menanami serta merawat kebunnya, dengan tenang menikmati alam sekitarnya.

Tak lama kemudian, adiknya - Santo Lupicinus - bergabung dengannya. Romanus dan Lupicinus amat berbeda kepribadiannya. Romanus keras terhadap dirinya sendiri. Tetapi, ia lemah lembut dan penuh pengertian terhadap orang lain. Lupicinus keras serta kasar terhadap dirinya sendiri dan biasanya demikian juga ia menghadapi orang lain. Namun demikian, maksudnya baik. Kedua bersaudara itu saling mengerti satu sama lain dan hidup rukun bersama.

Banyak orang kemudian datang untuk bergabung dengan mereka. Orang-orang itu pun juga ingin menjadi rahib, maka mereka mendirikan dua buah biara. Romanus menjadi pemimpin di biara yang satu dan Lupicinus menjadi pemimpin di biara yang lainnya. Para rahib itu hidup sederhana dan keras. Mereka banyak berdoa dan mempersembahkan kurban-kurban mereka dengan sukacita. Mereka melakukan silih untuk mempererat panggilan hidup mereka. Mereka bekerja keras menanami serta memelihara kebun mereka dan senantiasa hening sepanjang waktu. Mereka memilih untuk hidup demikian oleh sebab perhatian utama mereka adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Cara hidup mereka membantu mereka untuk mencapai tujuan rohani mereka.

Saturday, February 27, 2021

Ada 22 Penyumbang Masakan

Rencana perpindahan para rama Domus Pacis dari Puren, Pringwulung, ke Kentungan pada awalnya memang direncanakan pada akhir Agustus atau permulaan September 2020. Dulu proses pembangunan rumah para rama tua di Kentungan direncanakan selesai pada bulan Juli 2020. Tetapi ternyata pembangunan berkali-kali mundur penyelesaiannya. Perpindahan diundur ke Oktober kemudian November 2020. Bahkan kemudian ada berita kepastian tanggal 15 Desember 2020 kegiatan mulai mengusung barang-barang dari Puren dimulai. Dan pada 21 Desember 2020 para rama tua Domus Pacis beserta para karyawan mulai tidur di Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Tetapi ternyata muncul kepastian bahwa "Kepastiannya adalah belum pasti" menunggu perintah Uskup.

Situasi itu bagi Rm. Bambang membuat perasaan yang sungguh tidak enak. Hal ini berkaitan dengan soal penyediaan masakan tiga kali sehari. Bersama para koordinator kelompok dia bisa mendapatkan kepedulian 89 orang yang rela untuk menangani dan mengantar masakan ke Domus bagi para rama dan karyawan.  Ini sudah berlangsung sejak September 2013. Dengan rencana kepindahan ke Kentungan Rm. Bambang mengatakan bahwa kegiatan rela masuk akan berhenti pada akhir Agustus 2020 sehingga mulai dengan September 2020 sudah ada tukang masak khusus di Kentungan. Akan tetapi, dengan kenyataan kepindahan mengalami pengunduran beberapa kali, Rm. Bambang juga terpaksa meminta beberapa kali kesediaan para relawan masak untuk masih mengadakan masakan. Hal ini terjadi empat kali perpanjangan kegiatan rela masak karena ada empat bulan dari September hingga Desember 2020.

Sebenarnya mulai dengan 1 September 2020 Rm. Hartanta, yang diangkat oleh Uskup menjadi direktur Domus Pacis, sudah tinggal bersama dengan para rama tua dan karyawan di Puren. Tetapi beliau tetap minta Rm. Bambang untuk mengurus konsumsi tiga kali sehari. Ketika Rm. Bambang sudah merasa tidak enak karena harus menunda sampai empat bulan, dengan persetujuan direktur dia memutuskan kegiatan rela masak berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. Mulai tanggal 1 Januari 2021 akan ada tukang masak sekalian antisipasi besuk kalau sudah berada di Kentungan karena akan ada tukang masak untuk mengurus konsumsi harian. Pada bulan Desember 2020 Rm. Bambang mengundang Bu Rini, Bu Madi, dan Bu Sri Handoko untuk membicarakan tentang rencana masak sendiri. Ketika pertemuan terjadi, Bu Mardanu juga datang atas ajakan Bu Madi. 

Dua kali pembicaraan menghasilkan beberapa contoh atau model menu. Bu Sri Handoko menyanggupi untuk memasak setiap hari di dapur Domus Pacis. Di dalam perjalanan Bu Rini menangani belanja kebutuhan bahan masakan di pasar. Bu Sri Handoko kalau diperlukan dapat menambah sedikit belanja bahan. Satu hal yang bagi Rm. Bambang terharu adalah munculnya beberapa warga yang tetap rela ikut menyediakan masakan pada hari dan jam makan tertentu. Ada juga yang sering mengirimkan bahan masakan seperti Bu Mumun, Bu Madi, dan Bu Mardanu. Sedang Bu Ninik, Bu Rini, Bu Rati Harjo, dan Bu Titik Waluyanti dapat menggerakkan 22 warga yang menyumbang masakan selama para Rm Domus belum pindah ke Kentungan.

Lamunan Pekan Prapaskah II

Minggu, 28 Februari 2021

Markus 9:2-10

2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." 8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di zaman milineal yang namanya media komunikasi elektronik menjadi alat yang amat menonjol. Orang serumah yang tinggal beda-beda kamar dalam berkomunikasi dapat menggunakan HP.
  • Tampaknya, untuk mengenal orang amat populer yang tidak pernah dijumpai secara tatap muka sangatlah mudah. Orang tinggal membuka konten yang akan berisi amat banyak informasi dari banyak judul tentang dia.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun dapat mengenal orang lain dari berbagai macam informasi, orang dapat mengalami hal yang amat jauh berbeda dan mengagumkan kalau mengalami sendiri dalam perjumpaan menyendiri secara tatap muka personal. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menyadari bahwa perjumpaan personal tatap muka jauh lebih membuat orang akan menyaksikan keindahan dan kemuliaan satu sama lain dengan orang lain.

Ah, kini adalah jaman hp, ngapain urus yang temu-temu tatap muka?

Santa Anna Line

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Maret 2017 Diperbaharui: 27 Oktober 2019 Hits: 4580

  • Perayaan
    27 Februari
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1563
  •  
  • Kota asal
    Dunmow Essex Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | Digantung di Tyburn London Inggris pada tanggal 27 Februari 1601
  •  
  • Venerasi
    8 Desember 1929 oleh Paus Pius XI (decree of martyrdom)
  •  
  • Beatifikasi
    15 December 1929 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI

Santa Anna Line hidup di Inggris pada masa Reformasi Anglikan, saat dimana agama Katolik dinyatakan terlarang dan para penganutnya akan dihukum mati. Ia lahir pada sekitar tahun 1563 di Dunmow Essex Inggris sebagai putri sulung dari William Higham of Jenkyn Maldon, seorang Calvinist Puritan (para pengikut fanatik tokoh reformasi Protestan; John Clavin) yang makmur dan berpengaruh. Nama kecilnya adalah  Alice Higham.

Disekitar tahun 1580 Alice dan adiknya William Higham, dalam terang Roh Kudus, mengambil keputusan berani untuk menjadi anggota gereja Katolik.  Akibat keputusan ini, mereka diusir dari rumah dan dicabut hak waris-nya. Namun semua itu sama sekali tidak menggoyahkan iman kedua bersaudara ini.  Alice dan William Higham telah menemukan Mutiara Surgawi dan mereka tidak akan melepaskannya lagi.

Dikalangan umat katolik Inggris yang sedang teraniaya, nama Alice Higham disamarkan menjadi “Anna”, untuk melindunginya dari kejaran polisi dan mata-mata keluarganya. Pada tahun 1583, Alice menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik Inggris yang saleh. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Anna Line, sesuai nama suaminya.

Roger Line bersama William Higham ditangkap saat sedang mengikuti misa hari Minggu. Mereka berdua lalu disiksa dan dipenjarakan karena iman mereka. William Higham dapat dibebaskan dengan membayar uang jaminan, sementara Roger Line dibuang ke Flanders Belgia. Ia meninggal sebagai seorang martir Kristus di pengasingan tersebut pada tahun 1594.

Sejak suaminya dibuang ke Flanders, Anna membaktikan hidupnya untuk membantu para imam Katolik yang dikejar-kejar oleh polisi kerajaan. Ketika pater John Gerard,SJ membuka sebuah rumah perlindungan untuk menyembunyikan para imam Jesuit di Inggris, Anna menawarkan diri untuk mengelola rumah perlindungan tersebut. Walau ia sering sakit-sakitan, namun Anna Line mampu mengelola rumah perlindungan ini selama tiga tahun, dan telah menyelamatkan banyak imam Jesuit dari kejaran mata-mata kerajaan.

Ketika pater John Gerard, SJ tertangkap, Anna berkeras untuk tidak menutup rumah perlindungan tersebut.  Ia bahkan mengatur upaya pembebasan Jesuit tersebut dari penjara Tower of London yang terkenal itu.  Upayanya sukses dan pater John Gerard selamat dari hukuman mati. Dikemudian hari, John Gerard SJ menulis dalam biografinya :

Peristiwa penangkapan ini terjadi pada tanggal 2 Februari 1601. Saat polisi datang, pater Fransiskus Page, imam yang memimpin misa berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi di ruangan rahasia yang sudah disiapkan. Anna bersama rekannya Margareth Gage, di tahan. Margareth kemudian dibebaskan dengan uang jaminan sedangkan Anna dipenjarakan di Newgate.

Anna Line lalu disidang dengan dakwaan menampung seorang imam Katolik dan dijatuhi hukuman mati.  Saat berada di tempat pelaksanaan hukuman mati, Anna diminta untuk mengucapkan kata-kata terakhir didepan rakyat Inggris.  Dengan lantang wanita pemberani ini mengulangi apa yang telah ia katakan di depan pengadilan :

Hari itu tanggal 27 Februari 1601, darah para martir Kristus kembali tumpah di tanah Inggris. Santa Anna Line, bersama seorang imam Jesuit, Beato Roger Filcock SJ, dan seorang imam Ordo BenediktinBeato Mark Barkworth OSB, tewas di atas tiang gantungan sebagai saksi iman yang tidak tergoyahkan.

Anna Line dibeatifikasi bersama Mark Barkworth OSB pada tanggal 15 Desember 1929 oleh Paus Pius XI, sedangkan Roger Filcock SJ dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada 22 November 1987. Anna kemudian dikanonisasi pada tanggal 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI.(qq)

Friday, February 26, 2021

Minggu Prapaskah II/B – 28 Feb 2021(Mrk 9:2-10 & Rm 8:31a-34)

diambil dari https://unio-indonesia.org/2021/02/26; ilustrasi dari koleksi Blog Domus 


TERANG BATIN DAN HIKMAT

Rekan-rekan yang baik!

Dikisahkan dalam Mrk 9:2-10 yang dibacakan pada hari Minggu Prapaskah II tahun B bagaimana Yesus yang mengajak tiga orang muridnya, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di sana mereka melihat sisi lain dari pribadi Yesus. Ia “berubah rupa dan pakaiannya pun bersinar putih berkilauan”. Tampak juga kepada mereka Elia dan Musa yang sedang berbicara dengan Yesus. Petrus spontan ingin mendirikan tiga kemah bagi masing-masing. Saat itu juga terdengar suara yang menyatakan bahwa “Inilah AnakKu yang terkasih , dengarkanlah dia!” Ketika para murid “memandangi sekeliling”, artinya sadar kembali masih menjejak bumi ini, hanya Yesus seorang dirilah yang mereka lihat. Apa arti peristiwa penampakan kemuliaan ini? Apa maksud larangan agar para murid tidak menceritakan penglihatan mereka sebelum “Anak Manusia” bangkit dari antara orang mati? (ay. 9-10)

Pada awal petikan disebutkan “enam hari kemudian”. Markus bermaksud merangkaikan kejadian ini dengan pengakuan Petrus bahwa Yesus itu Mesias (Mrk 8:29) dan pernyataan Yesus sendiri bahwa dirinya sepenuhnya hidup dan dibimbing Yang Maha Kuasa, juga dalam mengalami penderitaan. Inilah artinya Anak Manusia (8:31). Sebutan ini muncul kembali pada akhir petikan ini. Selang waktu enam hari dalam Injil Markus tidak usah diartikan sebagai 6 x 24 jam. Itu cara menyebut tenggang waktu yang cukup untuk menyadari pengalaman batin mengenai pernyataan-pernyataan tadi. Dalam petikan yang diperdengarkan hari ini, pengalaman tadi didalami lebih lanjut.

GUNUNG YANG TINGGI

Dalam Alkitab acap kali gunung yang tinggi digambarkan sebagai tempat orang bertemu dengan Yang Maha Kuasa dalam kebesaran-Nya. Di situ Ia menyatakan kehendak-Nya. Di puncak Sinai turunlah Sabda Tuhan kepada Musa; di sana juga Musa menerima loh batu, yakni Taurat, yang kemudian dibawakan kepada umat dan menjadi pegangan hidup mereka (Kel 24:12-18). Juga nabi Elia berjalan 40 hari 40 malam sampai ke gunung Horeb dan di sana ia menerima penugasan dari Allah untuk menunjukkan kewibawaan-Nya kepada raja Israel (1Raj 19:8-18). Pembaca zaman itu akan segera menangkap motif berjumpa dengan Allah di gunung yang tinggi dengan penugasan khusus seperti terjadi pada Elia dan Musa. Tokoh-tokoh itu juga tampil dalam peristiwa kali ini.

Dalam petikan hari ini dikatakan Yesus membawa serta Petrus, Yakobus, dan Yohanes ke atas gunung. Apa artinya pengisahan ini? Mereka ini murid-murid paling dekat. Ketiga murid itu juga nanti jelas-jelas disebut Markus diajak Yesus menyertainya di taman Getsemani (Mrk 14:33, bdk. Mat 26:37). Mereka diperbolehkan menyelami batin Yesus, baik sisi kebesarannya, seperti kali ini, maupun sisi paling manusiawinya nanti di Getsemani. Yesus itu pribadi yang bisa dikenali dan membiarkan diri dikenali. Dan pengalaman ini betul-betul bisa ikut dialami. Sejauh mana mereka dapat memasukinya adalah soal lain. Yang penting ada orang-orang yang mengikutinya yang diajak berbagi pengalaman batin. Pengalaman batin yang mana?

BERUBAH RUPA

Di atas gunung itu Yesus “berubah rupa”. Pakaiannya jadi putih berkilauan. Dalam cara bicara orang waktu itu, pakaian membuat sosok yang berpakaian itu dilihat dan dikenal. Jadi maksudnya, sosok Yesus dilihat sebagai penuh cahaya. Kerap gambaran ini ditafsirkan sebagai pernyataan kebesarannya. Dan memang benar. Namun ada latar yang dalam yang patut dikenali pula. Rumus berkat dalam Bil 6:25 dapat membantu kita mengerti kedalamannya. Ayat ini ialah salah satu dari tiga pasang berkat yang boleh diucapkan oleh imam Harun bagi umat (Bil 6:24-27). Bunyinya: “Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia”. Sinar yang terpancar dari wajah Tuhan dijajarkan dengan kasih karunia yang diberikan-Nya. Dengan latar alam pikiran ini, bisa dipahami bila sosok Yesus menjadi terang bercahaya itu karena dipenuhi kasih karunia Yang Maha Kuasa. Sebentar kemudian juga terdengar suara dari awan-awan “Inilah AnakKu yang terkasih!” Pembaca zaman kini sebaiknya menyadari bahwa kita tidak diajak melihat peristiwa itu atau diajak membayang-bayangkannya. Yang disampaikan di situ ialah pengalaman batin ketiga murid terdekat tadi. Saat itu mereka melihat Yesus sebagai orang yang terberkati secara khusus, sebagai orang yang disinari terang wajah Yang Maha Kuasa, dan menerima kasih karunia-Nya. Pengalaman inilah yang mereka bagikan kepada generasi selanjutnya lewat Injil. Karena itu, kita dapat ikut menikmati buahnya tanpa mendapat penampakan seperti itu sendiri. Pengalaman rohani dalam retret dan latihan rohani acap kali lebih baik dibahasakan sebagai menikmati buah hasil pengalaman para murid tadi daripada sebagai penglihatan mistik secara langsung.

Dalam Pengkhotbah 8:1 disebutkan, hikmat kebijaksanaan membuat wajah orang menjadi bersinar. Yesus ditampilkan Injil sebagai orang yang penuh dengan hikmat kebijaksanaan. Hikmat kebijaksanaan ialah ujud kehadiran ilahi yang nyata di tengah-tengah masyarakat manusia. Dikatakan juga dalam ayat kitab Pengkhotbah tadi bahwa sinar wajah berkat kebijaksanaan tadi mengubah “kekerasan wajah” orang. Dalam cara bicara Ibrani, wajah yang terang bersinar berlawanan bukan dengan wajah gelap dan sayu, melainkan dengan wajah penuh ungkapan kekerasan, kelaliman dan menakutkan. Dalam diri Yesus kini berdiamlah kebijaksanaan ilahi. Cahaya kasih karunia ilahi inilah yang akan menyingkirkan sisi-sisi kekerasan dari kemanusiaan. Inilah yang mulai disadari ketiga murid tadi.

SUARA DARI ATAS

Ketiga murid tadi juga melihat Elia dan Musa bercakap-cakap dengan Yesus. Markus tidak menyebutkan isi pembicaraan mereka. Juga Matius tidak merincikannya. Boleh jadi memang Markus bermaksud mengatakan isi pembicaraan itu bukan hal penting lagi. Yang lebih penting ialah mengalami bahwa Yesus itu seperti tokoh-tokoh besar yang akrab dengan Allah sendiri. Dari Injil Lukas diketahui sedikit tentang pembicaraan mereka. Musa dan Elia disebutkan berbicara dengan Yesus mengenai “tujuan perjalanan”, Yunaninya “exodos”-nya, Yesus (Luk 9:31) yang kini sedang menuju Yerusalem. Di sanalah ia nanti membawa keluar kemanusiaan dari kungkungan keberdosaan menuju ke kehidupan baru. Tokoh-tokoh besar yang akrab dengan Allah itu kini menyertai perjalanan Yesus ke sana.

Bagaimanapun juga, reaksi Petrus yang dicatat ketiga Injil menunjukkan bahwa para murid tidak serta merta menangkap arti penglihatan tentang Elia dan Musa tadi. Petrus ingin mendirikan kemah bagi ketiga tokoh itu. Hikmat kebijaksanaan dan kasih karunia seolah-olah bisa dinikmati kehadirannya tanpa hubungan dengan umat manusia di luar sana. Ini malah cenderung membatasi ruang gerak kebijaksanaan.

Mereka mendengar suara dari atas yang menyatakan bahwa Yesus itu “AnakKu yang terkasih”. Artinya, ia sedemikian dekat dengan Dia yang ada di atas sana dan mendapatkan semua dari-Nya. Pernyataan tadi diikuti dengan seruan untuk mendengarkannya. Ia dapat memperdengarkan kebijaksanaan ilahi karena hikmat telah memenuhi dirinya.

MENGENDAPKAN PENGALAMAN BATIN

Ketika keluar dari pengalaman batin yang kuat tadi, ketiga murid itu hanya mendapati Yesus seorang diri. Mereka kembali ke pengalaman sehari-hari. Tapi kali ini keadaannya berbeda. Mereka baru saja melihat bagaimana Yesus mendapat terang ilahi sepenuh-penuhnya. Namun demikian, pengalaman batin ini masih perlu mereka endapkan agar tidak tercampur baur dan malah membuat mereka lupa daratan. Dalam bahasa sekarang, masih butuh diintegrasikan dengan kehidupan yang nyata, bukan untuk dibangga-banggakan.

Karena itulah mereka dilarang menyiarkan apa yang mereka lihat di gunung tadi. Bukannya mereka diminta merahasiakannya. Mereka diharapkan menyadari artinya bagi kehidupan mereka sendiri terlebih dahulu. Dikatakan, larangan itu diberikan sampai Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati. Maksudnya, lebih dari sekedar menanti sampai waktu Paskah. Murid-murid diminta agar semakin menyadari siapa sebenarnya Yesus itu: dia yang nanti bangkit mengatasi maut, yang mendapat kasih karunia sedemikian penuh sehingga kematian nanti tak lagi menguasainya. Ia malah mendapatkan kehidupan baru bagi kemanusiaan.

Tidak usah orang zaman ini merasa terdorong melihat penampakan kebesaran Yesus seperti tiga murid tadi. Juga tidak semua murid Yesus waktu itu ikut melihatnya demikian. Bagian kita seperti bagian para pembaca Injil awal, yakni menyadari dan mengerti siapa Yesus itu lewat pengalaman batin ketiga murid tadi. Seperti mereka, baru bila kesadaran ini sudah menyatu dalam kehidupan, maka kita dapat merasa diperbolehkan menyiarkannya. Kita tidak diminta begitu saja menceritakan gebyarnya Yesus. Kita diajak menekuni siapa dia itu bagi kita dan bila sudah makin terang bagi kita sendiri, maka kita baru bisa membawakannya kepada orang lain. Yesus sendiri baru mulai memperkenalkan siapa Allah setelah ia dinyatakan sebagai Anak yang terkasih-Nya ketika dibaptis (Mrk 1:11 Mat 3:17 Luk 3:22) dan akan semakin membawakan-Nya ketika sekali lagi dinyatakan sebagai Anak-Nya yang terkasih dalam peristiwa di gunung kali ini (Mrk 9:7 Mat 17:5 Luk 9:35). Inilah teologi pewartaan yang disarankan dalam petikan Injil hari ini.

DARI BACAAN  KEDUA (Rm 8:31a-34)

Dalam bagian suratnya kepada umat di Roma yang dibacakan kali ini, Paulus menegaskan bahwa orang yang percaya bakal dilindungi oleh Yang Mahakuasa sendiri tanpa hitung menghitung. Bahkan Ia rela mengorbankan orang yang paling dekat dengan-Nya sendiri, “anak-Nya”, demi membela kemanusiaan. Itulah pemahaman Paulus  mengenai peristiwa penyaliban Yesus – dan juga kebangkitannya yang menjadi tanda bahwa pengorbanannya tidak sia-sia.

Gambaran mengenai kebesaran serta kerelaan ilahi ini menggemakan kisah pengorbanan Abraham akan  Ishak yang diperdengarkan dalam bacaan  pertama (Kej 22:1-2; 9a,10-13, 15-18). Dalam kedua bacaan ini diketemukan kata serta gagasan “tidak menyayangkan” orang yang amat dekat dan dikasihi, lihat Kej 22:16 dan Rm 8:32. Dalam kitab Kejadian, kisah ini diceritakan bukan semata-mata untuk menampilkan keberanian serta iman Abraham melainkan terutama untuk menunjukkan betapa besarnya kesetiaan Allah sendiri pada janji-Nya kepada Abraham. Paulus memahami peristiwa ini lebih dalam. Seperti  Abraham yang tidak menyayangkan anaknya satu-satunya yang terkasih – Ishak – begitu pula Allah: Ia tidak menyayangkan Yesus, Anak-Nya, demi orang banyak. Inilah yang terpikir Paulus.

Tapi ada yang lebih. Dalam kisah Abraham, Ishak tidak jadi dikorbankan karena suruhan mengorbankan hanyalah batu ujian dan petunjuk mengenai kesetiaan. Yesus mati di  salib. Ia korban sungguhan. Allah berani kehilangan orang yang paling dekat pada-Nya agar banyak orang melihat keberanian-Nya dan percaya. Orang yang membiarkan diri dibuat percaya bakal selamat, bakal tahan dicobai. Tak bakal terhukum karena yang bakal bisa menghukum, yakni Allah dan Kristus yang kini duduk di sisi-Nya justru telah mau mengorbankan diri agar manusia tak terhukum. Inilah teologi Paulus. Ini juga penjelasan mengapa ia mengajak agar orang menjadi percaya akan kebesaran ilahi.

Salam hangat,
A. Gianto

Lamunan Pekan Prapaskah I

Sabtu, 27 Februari 2021

Matius 5:43-48

43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. 44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. 46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? 47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang mengalami yang namanya permusuhan. Sebaik apapun seseorang, dia juga mengalami paling tidak dimusuhi oleh orang lain.
  • Tampaknya, adalah wajar kalau orang memendam rasa benci pada musuh. Bahkan karena menyimpan dendam ada dorongan membalas sakit hati yang juga bisa dialami oleh banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada rasa tidak suka bahkan benci terhadap musuh, di dalam permusuhan sejatinya orang justru mendapatkan kesempatan membuka hati peduli pada yang berseberangan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang justru mendapatkan jalan tol untuk mencicipi kesempurnaan Tuhan lewat pembelajaran tidak mendendam musuh.

Ah, bagaimanapun juga yang namanya musuh memang memuakkan.

Santo Alexander dari Alexandria

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 26 Juli 2016 Diperbaharui: 05 Agustus 2016 Hits: 7188

  • Perayaan
    26 Februari
    17 April (Sebelumnya)
    29 Mei (Gereja Orthodox)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Alexandria - Mesir
  •  
  • Wafat
  •  
  • Februari 326 | Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Alexander adalah Uskup Aleksandria Mesir diabad ke-3. Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupannya sebelum ia menjadi pemimpin umat di Alexandria.  Sedikit catatan menyatakan bahwa ia awalnya adalah seorang imam di Alexandria dan pernah mengalami penganiayaan pada masa Kaisar Galerius dan Maximinus Daia. Ia terpilih menjadi Uskup Alexandria setelah meninggalnya Uskup Achillas pada tahun 313.

Santo Alexander terkenal akan perjuangannya melawan bidaah Arianisme. Ia dengan tegas menentang Arius, sang pemimpin bidaah, ketika Arius mencoba berkhotbah di wilayah keuskupannnya.  Santo Alexander adalah salah satu tokoh kunci pada Konsili Nicea pada tahun 325.

Thursday, February 25, 2021

Kepedulian APP 2021

Ini adalah hari Kamis tanggal 25 Februari 2021. Rm. Hartanta, direktur Domus Pacis, pergi rapat di Purbowardayan, Sala. Beliau juga menjadi salah satu pengurus UNIO, persaudaraan para imam praja, Keuskupan Agung Semarang. Rm. Hartanta sudah hidup bersama dengan para rama lansia lagi difabel dan lemah fisik sejak 1 September 2020. Kedatangan beliau hingga kini berada dalam kondisi pandemi Virus-19. Kondisi ini membuat Domus Pacis menjadi sepi pengunjung. Tetapi ternyata Domus Pacis mendapatkan topangan baru dengan adanya Rm. Hartanta. 

Simpanan barang dan dana untuk menutup kekurangan pemenuhi kebutuhan harian, yang menipis, secara pelan-pelan cukup tertangani oleh Rm. Hartanta. Sebagai pastor yang masih aktif produktif muda dan segar, Rm. Hartanta bisa memberi informasi kebutuhan harian. Kelompok-kelompok kecil dan tamu perorang sering datang dan tak sedikit yang memberi sumbangan. Inilah yang bagi Rm. Bambang membuat Domus Pacis bisa bernapas cukup lega. Maklumlah, jatah dari Keuskupan hingga kini masih harus dicarikan tambahan. Karena jaringan hubungan Rm.Hartanta cukup luas baik face to face maupun daring, Domus Pacis makin banyak yang kenal. Hari ini, Kamis 25 Februari 2021, sesudah makan siang Rm. Bambang menerima tamu empat orang ibu. Mereka adalah empat sekawan yang terdiri dari tiga orang warga Paroki Babadan dan seorang warga Paroki Banteng. Dalam rangka Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2021 mereka menyampaikan bingkisan 10 buah bungkus beras masing-masing berisi 5 Kg.   

Lamunan Pekan Prapaskah I

Jumat, 26 Februari 2021

Matius 5:20-26

20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, agamawan dapat berkeyakinan bahwa dengan beragama orang akan menemukan kebenaran hidup. Segala tatanan yang ada dalam agama adalah pegangan untuk hidup dengan benar.
  • Tampaknya, agamawan juga dapat berkeyakinan bahwa segala tatanan dalam agama mendekatkan orang dengan Tuhan. Bahkan dengan setia menjalaninya orang selalu ada dalam lingkungan keilahian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, walaupun dalam beragama ada penyadaran hubungan dengan Tuhan, kalau terlalu terpancang pada tata aturannya orang tak akan sampai pada kedekatan dengan-Nya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati segala tatanan agama dengan menempatkannya dalam konteks kemanusiaan. 

Ah, asal taat pada aturan agama orang punya tiket masuk surga.

Santa Walburga

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 27 Maret 2017 Diperbaharui: 01 Februari 2020 Hits: 6159

  • Perayaan
    25 Februari
    1 Mei
  •  
  • Lahir
    Tahun 710
  •  
  • Kota asal
    Devonshire, Inggris
  •  
  • Wilayah karya
    Bavaria Jerman
  •  
  • Wafat
  •  
  • 25 Februari 779 di Heidenheim Jerman
    Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Walburga lahir pada tahun 710 di Devonshire, Inggris dalam keluarga aristokrat. Ia adalah putri Santo Richard (Santo Richard Peziarah), raja Kerajaan Saxons di Wessex Inggris. Dua orang saudaranya juga menjadi orang kudus; yaitu Santo Winebald dan Santo Willibaldus. Seorang pamannya, yaitu adik dari ibunya, adalah Santo BonifasiusUskup dan rasul bangsa Jerman yang terkenal itu.

Ketika ia berumur 11 tahun, ayahnya Richard bersama kedua saudaranya berangkat ziarah ke tanah suci Yerusalem. Walburga dititipkan di biara susteran Benediktin di Wimborne Dorsetshire Inggris. Ia dididik oleh para biarawati dan ditahbiskan menjadi seorang suster. Ia tinggal di biara ini selama 26 tahun sampai keberangkatannya ke Jerman pada tahun 748.

Walburga tiba di Jerman sesudah dua saudaranya, Willibald dan Winebald, untuk membantu Santo Bonifasius, dalam karya penginjilan diantara bangsa Jerman yang masih kafir. Bersama santo Bonifasius, mereka mendirikan biara-biara di beberapa wilayah Jerman yang baru menerima iman Kristiani. Selanjutnya Walburga diutus ke biara Benediktin di Heidenheim untuk membantu Winebald yang telah ditunjuk sebagai pimpinan biara tersebut.

Sesudah santo Winebald meninggal dunia pada tahun 761, Walburga ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah kepemimpinan suster Walburga, biara Heidenheim menjadi terkenal ke seluruh Jerman.  Bukan hanya terkenal karena mempraktekkan disiplin hidup membiara yang ketat, namun juga karena suster Walburga, sang pemimpin biara, diberkati Tuhan dengan karunia penyembuhan. Ia memiliki kuasa atas berbagai macam penyakit dan mampu menyembuhkan orang sakit dengan doa dan minyak pengurapan.

Santa Walburga tutup usia dengan tenang pada tanggal 25 Februari 779 dan di makamkan di biara tersebut. Pada tahun 870 relikwi-nya dipindahkan ke Gereja Salib Suci Eichstatt, Jerman.(qq)

Peringatan Arwah Tiga Rama

Hajatan yang diselenggarakan di Domus Pacis memang sudah dimulai dan kemudian menjadi kebiasaan. Itu terjadi sejak masih berada di Puren Pri...