Pengunjung Domus Pacis Santo Petrus pada Minggu 8 Juni 2025 sebenarnya berasal dari pedesaan yang masuk Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tetapi, ketika memberi sambutan, ibu Ketua Lingkungan sekalipun kerap memakai bahasa Jawa terasa kagok. Ternyata beliau berasal dari Manggarai, Flores. Ketika mengisi nyanyian, salah satu bapak yang tampil juga menujukkan gaya bersuara bukan asal Jawa. Ternyata beliau orang asal Pematang Siantar, Batak. Memang, banyak bapak dan ibu lainnya sudah biasa kenal dan dikenal oleh Rm. Bambang. Bahkan anak-anak remaja dan yang masih kecil-kecil juga langsung mendekat untuk menyalami Rm. Bambang. Para rama yang ikut menyambut pada saat itu adalah Rm. Ria, Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Jarot, Mgr. Blasius, dan tentu saja termasuk Rm. Bambang. "Niki tamu saking pundi?" (Ini tamu dari mana?) tanya Rm. Yadi yang langsung mendapat aklamasi jawaban dari beberapa orang anggota tamu "Saking Berbah, ramaaa" (Kami dari Berbah, rama). Salah satu tamu kemudian menjelaskan bahwa mereka dari Lingkungan Santo Antonius Padua Berbah, Paroki Kalasan.
Ketika Rm. Bambang memperkenalkan nama-nama 12 rama yang ada di Domus, untuk beberapa rama, mereka selalu kerap membunyikan "Ooooo lenggah ngriki, ta?" (O, tinggal di sini, ta?). Ketika mengenalkankan Rm. Yadi, yang ikut menemui, mereka mengatakan "Pun nate lenggah Kalasan" (Sudah pernah berkarya di Paroki Kalasan). Tetapi bunyi ""Ooooo lenggah ngriki, ta?" menyambut ketika disebut nama-nama Rm. Suntara, Rm. Tri Wahyono, dan Rm. Saptoko. Memang, 1/3 jumlah rama Domus pernah berkarya di Kalasan. Itulah yang membuat banyak anggota tamu bisa merasa sudah akrab dengan rama-rama Domus. Apalagi karena salah satu rama adalah Rm. Bambang yang memandu penyambutan dan pertemuan karena Rm. Hartanta sedang membantu Misa di Paroki Bonoharjo, Kulon Progo. Salah satu rumah dari salah satu keluarga anggota tamu adalah tempat Rm. Bambang dilahirkan pada 30 Januari 1951. Dan banyak dari anggota tamu adalah sanak keluarga sedarah dari jalur ibunda Rm. Bambang. Bahkan ibu Ketua Lingkungan yang dari Flores dan Bapak yang dari Batak berkeluarga dari sanak sedarah Rm. Bambang yang kini kembali tinggal di Berbah. Itulah yang membuat perjumpaan menjadi meriah seperti reuni trah. Mereka bisa berceloteh tanya ini itu secara spontan. Yang paling membuat sungguh ramai penuh gelak tawa adalah "Apakah rama yang sudah sepuh pernah punya keinginan keluar dari imamat?" dan "Kalau dulu, ketika masih muda berkarya, apakah pernah ingin keluar?" Sebenarnya itu adalah pertanyaan ditujukan kepada Rm. Bambang. Tetapi Rm. Bambang mengatakan kepada para rama sepuh yang ada "Ada pertanyaan untuk Anda semua ....." Jawaban para rama sering dibelok-belokkan oleh Rm. Bambang. Dan umat Berbah sudah biasa tahu kebiasaan Rm. Bambang bercengkerama. Maka, kunjungan hari itu sungguh amat menyenangkan.
No comments:
Post a Comment