Sunday, June 8, 2025

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Perawan Maria Bunda Gereja

Senin, 9 Juni 2025

Yohanes 19:25-34

25 Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. 26 Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" 27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!" 29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

31 Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib --sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. 32 Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; 33 tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, 34 tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. 

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak sedikit orang sadar bahwa dengan makin tua bahkan lansia makin dia mengalami kesendirian. Padahal ada yang mengatakan bahwa kesendirian mengalirkan kesepian.
  • Tampaknya, tak sedikit menganganggap menjadi tua sebatang kara, sendiri tak ada pasangan dan anak, sungguh akan mengalami rasa sepi amat mendalam. Itu adalah derita hidup amat berat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun sudah tua dan lansia sebatang kara tiada topangan pasangan dan anak, kalau hidupnya mesra dengan yang bertahta dalam relung hati, orang akan tetap memiliki keluarga karena menjadi orangtua banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, setua dan setiada topangan orang sedarah apapun, seseorang tak akan lepas dan banyak anak dan cucu sesama keluarga Tuhan.  

Ah, yang namanya sebatang kara ya mudah sengsara.

No comments:

Post a Comment

Rm. Harto di RS Panti Rapih

Rm. Fransiscus de Sales Suharto Widodo adalah salah satu penghuni Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Kalau Rm. Yadi tercatat sebagai pengh...