Katanya, ini kata Rm. Hartanta direktur Domus Pacis Santo Petrus, ada yang bilang bahwa bahwa Domus "bersikap sok". Maksudnya "sok kaya". Komentarnya berkaitan dengan Domus yang biasa mengadakan hajatan seperti Ulang Tahun Imamat masing-masing rama, Peringatan Arwah rama mantan penghuni Domus, dan Malam Paskah/Natal. Hajatan-hajatan itu tentu membuat Domus mengeluarkan beaya paling tidak untuk menghadirkan catering. Padahal di luar kebutuhan harian Domus Pacis membutuhkan dana uang yang datang dari para penyumbang yang peduli Domus. Katanya, Rm. Hartanta yang merasa tak enak hati menjawab "Domus memang kaya, kok". Ketika hal ini menjadi omongan dengan Rm. Bambang, Rm. Bambang berkata "Paling tidak kita bukan golongan miskin". Kebetulan saja Rm. Bambang baru saja menemukan tayangan Tik Tok yang mengetengahkan renungan tentang kesejatian orang miskin. Ada tiga hal yang membuat orang yang mengalami kesejatian miskin :
- Dalam hidup amat banyak mengejar yang gratisan, yaitu mencari yang tanpa bayar.
- Dalam hidup banyak diwarnai oleh sikap pelit, yaitu sulit berbagi walau punya kelebihan.
- Dalam hidup biasa bersikap serakah, yaitu selalu mengejar untuk lebih dan lebih sekalipun sudah lebih kecukupan.
Anggaran Domus untuk hidup harian memang sudah tercukupi oleh Keuskupan. Tetapi demi penghayatan imamat para rama Domus, kehadiran umat dalam momen-momen tertentu sungguh dibutuhkan. Kunjungan-kunjungan memang ada. Tetapi gembira bersama umat pada hari istimewa masing-masing rama dan pada hari besar Gereja diharapkan menjadi pupuk yang menyegarkan rasa para rama tetap ada dalam kerangka umat. Puji Tuhan, ada sementara umat yang secara bergilir sebulan sekali menghadirkan snak pagi dan sore. Maka, rasa-rasanya masih seperti di paroki. Ada juga sementara umat yang memberi sumbangan uang dalam pelaksanaan hajatan-hajatan. Bahkan beberapa umat yang dulu biasa bergilir ikut menyediakan santap malam, karena Domus sudah punya tukang masak sendiri, sumbangan tambahan untuk sajian masih diteruskan hingga kini. Dengan demikian, dana untuk konsumsi selalu mencukupi untuk beaya hajatan bahkan masih menyisakan saldo. Dalam hal ini Domus ingin menjadi tempat "orang yang miskin di hadapan Allah" (Mat 5:3). Bagi Domus ini berarti :
- Berjuang ikut jadi rahmat ilahi. Kata rahmat adalah terjemahan bahasa latin gratia. Domus ikut juga hadir secara cuma-cuma dan gratisan untuk semua yang hadir dalam hajatan.
- Berjuang untuk mengembangkan sikap murah hati. Orang yang secara duniawi materiilpun dalam beriman pasti tak pelit. Apalagi Domus boleh mengalami kelebihan karena sumbangan dan kepedulian umat.
- Berjuang untuk hidup secukupnya. Karena kebutuhan harian sudah tercukupi oleh Keuskupan, sumbangan dari umat dimanfaatkan untuk kebutuhan khusus.
Puji Tuhan, semua yang dipaparkan di atas bisa terjadi di Domus dari bulan ke bulan dan tahun ke tahun sejak tahun 2021. Dalam hal kebutuhan konsumsi khusus, Rm. Bambang biasa mencatat para penyumbang setiap bulan. Mereka adalah orang-orang yang jadi uluran tangan Allah mencintai keluarga Domus Pacis. Yang tercatat untuk bulan April 2025 adalah sebagai berikut :
- Penyumbang Snak : 1. Ibu Wahyuni, 2. Ibu Rachel, 3. Ibu Endang Prayitno, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Jatmiko, 6. Ibu Tutik, 7. Lingkungan Antonius Pringwulung, 8. Ibu Rini, 9. Ibu Septi, 10. Ibu Joni, 11. Ibu Herini, 12. Ibu Emma, 13. Ibu Tita, 14. Ibu Jondit, 15. Ibu Sintari, 16. Ibu Atik, 17. Ibu Yudianti, 18. Ibu Jantoro, 19. Oma Rico, 20. Ibu Lucinda, 21. Ibu Daniek, 22. Ibu Darsono, 23. Ibu Titik, 24. Lusi.
- Penyumbang Hajatan : 1. Ibu Ambar, 2. Ibu Nadya, 3. Keluarga Patuk (5 org), 4. Ibu Happy Rianawati, 5. Ibu Umi, 6. Bapak Blasius Chasto, 7. Ibu Sri Purwaningsih, 8. Ibu Agnes Trijoko, 9. Ibu Yucha, 10. Ibu Rini Wahyudi, 11. Ibu Nike, 12. Ibu Retha (Bp David Joyo Mulyono), 13. Bapak Agustinus Sudiyono, 14. Apotek Jaya Sehat, 15. Ibu Emiliana Sri Pujiati, 16. Ibu Yinni Tjia, 17. Ibu Atik Nugroho, 18. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 19. Ibu Sri Daruningsih, 20. Bapak Stephen Prabawa Haryanta, 21. Ibu Maria Yanti.
No comments:
Post a Comment