Itu adalah hari Minggu 30 November 2025. Rm. Bambang bersama rama-rama sepuh Domus sedang berhadapan dengan rombongan tamu dari umat Lingkungan Jangli, Semarang. Tiba-tiba dia bersuara keras cenderung berteriak "Ayo terus wae. Terus ngunjuk dhisik. Bar kuwi gabung wae" (Terus saja. Minum lebih dahulu. Setelah itu terus gabung saja). Yang datang adalah rombongan Wanita Katolik RI dari 2 Ranting di Paroki Pugeran.
Hari itu memang ada 2 rombongan yang diterima oleh Rm. Andika, Direktur Domus Pacis, untuk mengunjungi para rama sepuh. "Digabungke mawon" (Disatukan saja dalam menyambut) kata Rm. Andika. Ternyata pertemuanpun tetap bisa segar. Tanya jawab terjadi dipandu oleh Rm. Bambang. Sebelum penutup, wakil dari Pugeran maju untuk menyampaikan kata-kata khusus. Sebagaimana rombongan dari Jangli, rombongan Pugeran juga menyerahkan bingkisan-bingkisan untuk oleh-oleh. Tetapi Bu Retno, salah satu rombongan Pugeran, berkata "Setelah ini kami akan meneruskan acara lain" yang disambung Rm. Bambang "Kemana?". Bu Retno menjawab "Ngetan riku" (Ke timur) sambil telunjuk terarah ke timur yang dalam pikiran Rm. Bambang itu menunjuk gedung Seminari. "Arep sowan Rama Fajar, pa?" (Apakah akan ke Rm. Fajar yang menjadi Minister Seminari Tinggi Kentungan). Ternyata Bu Retno menjawab "Mboten" (Tidak) yang disambung Rm. Bambang "Kemana". Ternyata mereka akan ke tempat peziarahan Oblat milik para biarawan OMI. Memang, dari Domus Pacis untuk menuju Oblat mereka harus berkendaraan ke arah timur.

No comments:
Post a Comment