Seorang artis kerap populer dengan panggilan tertentu. Misalnya Inul Daratista seorang penyanyi. Google mengatakan "Nama asli Inul Daratista adalah Ainur Rokhimah, yang lahir di Pasuruan, Jawa Timur, pada 21 Januari 1979, dan ia dikenal dengan gaya "goyang ngebor" yang ikonik. Nama aslinya memiliki makna indah: "Ain" berarti mata, "Nur" berarti cahaya, dan "Rokhimah" diambil dari Asmaul Husna yang berarti penyayang." Omongan tentang panggilan populer juga terjadi di antara para rama Domus Pacis yang sedang makan siang Minggu 21 Desember 2025. Omongan berkaitan dengan peristiwa kunjungan tamu ke Domus pada Sabtu 20 Desember 2025. Pada waktu itu Rm. Saptaka dan Rm. Andika tampil melantunkan lagu-lagu yang amat menghibur para tamu. "Besok Senin aku akan membuat berita artis Domus yang tampil nyanyi" kata Rm. Bambang yang ditanggapi oleh Rm. Andika "Rama Saptaka harus disebut panggilannya sebagai artis". Ternyata Rm. Saptaka bilang "Biyen aku ya duwe" (Dulu aku memang juga punya). Ketika dikejar siapa panggilan keartisannya, Rm. Saptaka hanya tersenyum seperti malu-malu kucing.
"Aku dulu selalu disambut meriah kalau nama selebritisku disebut" kata Rm. Bambang. "Sinten, rama?" (Apa nama panggilannya?) tanya Rm. Djoko Setyo. Ketika Rm. Bambang menyebut panggilan "Rama Bambang 'Dhe'" semua tertawa terbahak-bahak kecuali Rm. Suntara. "Harusnya huruf 'D' di depan, ta?" Kata Rm. Djoko lagi. "Tetapi teman-teman baik rama maupun awam selalu menempatkan di belakang sehingga jadi 'Rama Bambang 'Dhe'" kata Rm. Bambang yang terus disambut tawa para rama kecuali Rm. Suntara yang tiba-tiba berkata "Kuwi rak singkatan jeneng baptismu Dominicus, ta?" (Bukankah itu singkatan dari nama baptismu Dominicus). "Jeneng baptisku dudu Dominicus, ning DHEGLOGIUS" (Nama baptisku bukan Dominicus tetapi DEGLOGIUS"). Rm. Suntara tampak jengkel dan berkata "Bambang ki nek omong mesthi ngawur!" (Bambang kalau omong pasti ngawur!). Para ramapun tertawa ngakak. Tampaknya Rm. Suntara kurang memahami bahwa kata "deglogius" dari akar kata Jawa "dheglog" yang berarti pincang. Rm. Bambang memang pincang sejak usia setahun. Ketika dibaptis dia mendapatkan nama Dominicus yang biasa disingkat dengan huruf "D". Tetapi ketika sudah jadi imam, teman-teman imam biasa menempatkan kata "D" di belakang nama Bambang. Karena adanya keakraban, teman-temannya membuat itu sebagai ejekan atas kepincangan kaki kirinya. Ternyata Rm. Bambangpun menikmatinya.

No comments:
Post a Comment