Friday, April 25, 2025

Rm. Bambang Tak Tahu Banyak Rm. Mangun


Entah bagaimana, pada Kamis 24 April 2025 benak Rm. Bambang kemasukan bayang ketika pernah dekat dengan almarhum Rm. Mangunwijaya. Pada pagi hingga siang hari itu dia berada di Taman Budaya Yogyakarta untuk ikut Paskahan para guru dan karyawan Kristiani dari TK hingga SMA/SMK yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Yogyakarta. Dalam Paskahan itu Rm. Bambang duduk berdampingan dengan Bapak Seno, Pendeta Gereja Kristen Jawa Gondokusuman. Dari omong-omong, Bapak Pendeta mengatakan bahwa anak-anaknya bersekolah di Sekolah Eksperimen Mangunan dari SD hingga SMP. Dalam omong-omong itu Rm. Bambang berkata "Kula rumiyin klebet celak kaliyan Rm. Mangun. Kula celak beliau nembelas taun. Nanging kula namung necep visi lan misi beliau tentang kehidupan intern Gereja" (Dulu saya termasuk dekat dengan Rm. Mangun. Saya dekat selama 16 tahun. Tetapi saya hanya menyerap tentang visi dan misi beliau tenyang kehidupan intern Gereja). Dalam bayangan benak Rm. Bambang, tampaklah dua buku berjudul Panca Pramana yang berbicara tentang para pengurus umat keparokian. Itu adalah hasil seminar-seminar yang diadakan oleh Rm. Mangun untuk para tokoh paroki. Pendampingan untuk para pendamping kanak-kanak Nandan dulu juga menjadi tugas Rm. Bambang pada tahun 1972 ketika masih frater tingkat I di Seminari Tinggi Kentungan. Rm. Mangun juga pernah menjadi penasehat Rm. Bambang dan teman tim-nya dalam kiprah pastoral Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang di tahun 1980an.

Ketika pulang sampai kamarnya di Domus pada hari itu, Rm. Bambang membuka WA. Ternyata pada jam 11.25 dia mendapatkan kiriman 4 buah foto tempo dulu dari seorang teman sesama angkatan masuk Seminari Menengah Mertoyudan pada tahun 1970 hingga berada di Seminari Tinggi Kentungan. Terhadap 4 foto itu dia menyertakan narasi "Tolong bantu tunjuk yang mana YBM dan seperti apa dia🫢😊🫣🙃" dan "Minta tolong, adakah yg masih mengenali foto masa kecil Rm Mangun. ....." Teman itu adalah salah satu anggota tim yang memperjuangkan almarhum Rm. YB Mangunwijaya diangkat menjadi pahlawan nasional. Pada saat ini memang ada gerakan khusus untuk minta pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia mengangkat Rm. Mangun menjadi Pahlawan Nasional. Sebenarnya beberapa bulan sebelum ini Rm. Bambang juga dikontak oleh salah satu anggota tim lain yang mengumpulkan data di sekitar kehidupan Rm. Mangun. Teman itu datang ke Museum Misi Muntilan untuk menemukan informasi tentang Rm. Mangun. Beliau merasa informasi yang diperoleh kurang memadahi. Kemudian karyawan Museum Misi Muntilan meminta beliau menghubungi Rm. Bambang karena dia termasuk pendiri Museum itu dan menjadi direktur pertama. Kepada teman itu Rm. Bambang tak bisa memberi informasi dan data lebih. Sedang kepada teman pengirim 4 foto dia menjawab "Waduh aku ora ngerti" (Aduh saya tidak tahu).

Barangkali banyak teman tempo dulu memang tahu kedekatan Rm. Bambang dengan almarhum Rm. Mangun. Sebenarnya selain dia ada juga almarhum Sandiwan Harto yang membawanya ke Rm. Mangun pada tahun 1970. Rm. Mangun memang menjadi salah satu penasihatnya sesudah berada di Komisi Karya Misioner Keuskupan Agung Semarang, dalam gerakan pengembangan Jemaat Paroki. Tetapi yang mungkin tak diketahui oleh banyak teman adalah bahwa dia tidak ikut dalam gerakan karya kemasyarakatan Rm. Mangun dalam perjuangan pengentasan kaum miskin. Dia hanya tahu bahwa Rm. Mangun sempat tinggal di pinggir Sungai Code. Dia hanya tahu bahwa beliau memperjuangkan keberadaan pendudukan Terban pinggir Code. Dia hanya sering mendengarkan cerita beliau ketika ada di Grigak, Panggang Gunung Kidul. Dia hanya dengar perjuangan berat beliau dalam peristiwa Waduk Kedungombo. Beliau memang kerap menginap di Salam dan tentu berjumpa dan omong-omong dengan Rm. Bambang. Dia memang sungguh diwarnai juga oleh gambaran beliau tentang pengembangan para tokoh dan pengurus awam di Paroki. Dan itulah yang menjadi fokusnya dalam tugas pastoral selama 27 tahun hingga masuk rumah rama sepuh Domus Pacis pada Juni tahun 2010.

No comments:

Post a Comment

Rm. Hartanta Akan 15 Tahun Imamat (1)

Pada Kamis 5 Juni 2025 malam, ada omong-omong antara Rm. Hartanta, Bu Rini, dan saya tentang rencana tanggal 30 Juni 2025. Itu adalah hari P...