Thursday, June 26, 2025

Rm. Hartanta Akan 15 Tahun Imamat (1)

Pada Kamis 5 Juni 2025 malam, ada omong-omong antara Rm. Hartanta, Bu Rini, dan saya tentang rencana tanggal 30 Juni 2025. Itu adalah hari Perayaan Ulang Tahun Imamat ke 15 dari Rm. Hartanta yang menerima tahbisan imamat pada 29 Juni 2010. Rm. Hartanta akan merayakan di Domus Pacis Santo Petrus bersama dengan teman-teman seangkatan imamat yang akan mengajak keluarga masing-masing. Akan ada banyak tamu diundang untuk ukuran Domus Pacis. Bu Rini akan menyiapkan hidangan konsumsi bagi 425 orang termasuk warga Domus. Terhadap peristiwa itu saya dalam permenungan menemukan beberapa butir dalam paparan berikut.

Ingat Almarhum Sr. Yoseph OSU

Terus terang saya tidak akrab dan tak punya hubungan dekat dengan para rama angkatan Rm. Hartanta. Saya tidak tahu bagaimana mereka berkarya di tempat tugas masing-masing. Saya juga tidak tahu bagaimana karakter mereka satu persatu. Kalau sedikit tahu akan karya dan sikap beberapa di antara mereka, hal itu dikarenakan saya sering mendengarkan cerita dari Rm. Hartanta. Untuk angkatan ini saya hanya kenal Rm. Hartanta. Beliau hidup menjadi satu komunitas dengan saya sejak 1 September 2020 karena diangkat oleh Bapak Uskup Agung Semarang menjadi Direktur Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Memang, keberadaan beliau dari 1 September 2020 hingga 31 Mei 2021 adalah di Domus Pacis Puren, Pringwulung. Secara institusional ketika di Puren pada waktu itu saya menjadi pengelola Komunitas karena fungsi saya sebagai Minister Domus Pacis Puren. Tetapi keberadaan Rm. Hartanta di Puren saya sikapi sebagai masa transisi pergantian kepemimpinan Komunitas Para Rama Sepuh. Maklumlah, pada waktu itu sudah ada putusan bahwa semua rama sepuh Domus Pacis Puren akan dipindahkan ke Domus Pacis Santo Petrus. Sebagai pelaksanaan masa transisi saya pada Oktober 2020 menyerahkan semua uang Domus Pacis ke tangan dan kebijakan Rm. Hartanta.

Satu hal yang harus dicatat adalah realita bahwa Rm. Hartanta adalah sosok generasi muda di hadapan saya. Dari segi umur, di antara Rm. Hartanta dan saya ada perbedaan 30 tahun. Rm. Hartanta pernah bilang kepada saya “Dhรจk rama tahbisan kula tesih ngompol” (Ketika rama menerima tahbisan imamat, saya masih ngompol). Rm. Hartanta lahir pada 13 Desember 1980 dan saya tahbisan pada 22 Januari 1981. Sebagai imam, Rm. Hartanta juga terhitung jauh lebih muda daripada saya. Pada tanggal 29 Juni 2025 beliau 15 tahun menjadi imam sementara saya 44 tahun pada 22 Januari 2025. Kemudaan beliau begitu terasa di hati saya karena ketika beliau ditahbiskan saya sudah menjadi anggota Komunitas Para Rama Sepuh di Domus. Bahkan ketika beliau masuk Domus saya sudah 10 tahun bebas tugas. Kini beliau adalah rama yang amat sangat segar bugar baik dalam menjalani tugas maupun dalam kondisi kesehatan. Beliau juga terlibat ke berbagai macam kegiatan baik dalam Kevikepan Jogja Barat maupun UNIO Para Rama Praja Keuskupan Agung Semarang. Bagi saya Rm. Hartanta adalah sosok imam yang berada dalam masa giat-giatnya dalam karya imamat, sementara saya berada dalam kehidupan para rama yang kerap saya sebut sebagai kaum expired.

Jujur saja, berhadapan dengan sosok imam yang memiliki jenjang besar usia kelahiran dan tahbisan, saya kerap mengalami kebingungan tentang yang diomongkan dan kebijakan yang diterapkan serta juga kegiatan-kegiatan luar Domus yang dijalani. Tetapi, entah bagaimana, saya bisa tetap berada dalam keceriaan hati sejak bersama beliau 1 September 2020 hingga saat ini. Ketika saya merenungkan hal ini, saya teringat masa awal imamat saya pada tahun 1981-1982. Pada waktu itu saya menjadi Pastor Pembantu Paroki Santa Maria Assumpta Klaten. Ingatan saya terarah ke arah sosok salah seorang suster Komunitas Suteran Ursulin Klaten. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan Suster Yoseph. Apakah itu nama susternya? Bukankah Yoseph adalah laki-laki. Apakah lengkapnya adalah Yosepha? Saya tidak tahu. Pokoknya beliau biasa dipanggil Suster Yoseph. Bahwa ingatan saya ke beliau, hal itu karena ketika saya memimpin Misa beliau selalu duduk di muka. Khotbah saya memang biasa diwarnai kata-kata spontan muncul dari dalam hati yang ternyata kerap bernuansa humor. Gelak tawa umat memang biasa muncul. Ketika umat tertawa pandangan mata saya kerap terpana melihat Suster Yoseph juga tertawa terbahak-bahak dengan mulut ternganga-nganga dan mata berbinar-binar. Ketika saya bergiliran memimpin Misa di Komunitas Susteran Ursulin, pada suatu ketika Suster Yoseph berkata “Saya senang sekali kalau rama Misa. Saya selalu akan duduk di muka”. Pada waktu itu saya bertanya kepada Suster Yoseph “Suster, hal apa yang paling mengesan dari isi khotbah saya?” Ternyata jawaban suster sungguh mengejutkan “Saya tidak pernah tahu apa yang rama katakan. Tetapi saya senang sekali, Saya percaya isinya pasti baik”. Saya tertegun dan heran. Pada waktu itu umur saya 30-31 tahun. Suster Yoseph kalau berjalan sudah agak tertatih karena berusia 91 tahun. Tak tahu dan bahkan mungkin bingung ternyata tidak selalu menjadikan orang menderita. Hal itu saya alami di Domus Pacis Santo Petrus di tengah kebersamaan dengan Rm. Hartanta dan para rama sepuh lain.

Wednesday, June 25, 2025

Santo Pelagius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 31 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Jun 2016 Hits: 9521

  • Perayaan
    26 Juni
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 912
  •  
  • Kota asal
    di Asturias, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • Disiksa sampai mati di tahun 925
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Bocah martir dari Spanyol ini hidup pada masa ketika bangsa Moor berkuasa atas sebagian tanah airnya. Bangsa Moor memusuhi umat Kristiani Spanyol. Pelagius baru berusia sepuluh tahun ketika pamannya harus meninggalkannya sebagai tawanan bangsa Moor di kota Cordova. Ia tidak akan dibebaskan sebelum pamannya menyerahkan apa yang dikehendaki bangsa Moor.

Tiga tahun berlalu dan remaja belia Kristen ini masih seorang tawanan. Sekarang, ia telah menjadi seorang remaja tigabelas tahun yang tampan penuh semangat hidup. Walau banyak teman tawanan lainnya adalah orang-orang dewasa yang bertabiat buruk, Pelagius tidak meniru tabiat mereka. Meski muda, ia memiliki kehendak yang kuat dan tahu bagaimana memelihara diri sebagai seorang pengikut Kristus yang baik.

Penguasa bangsa Moor mendengar juga berita-berita baik mengenai Pelagius. Ia memanggil remaja itu. Pelagius memang tampan dan tahu sopan santun. Penguasa Moor jatuh hati dan hendak membebaskannya dari penjara. Bagaimanapun, ia hanyalah seorang anak. Kepada Pelagius ditawarkan kebebasan, juga pakaian-pakaian indah untuk dikenakannya. Dan bukan hanya itu saja, kepadanya juga akan dihadiahkan kuda-kuda gagah dan sejumlah uang. Semua itu akan menjadi miliknya jika ia bersedia mengingkari imannya dan menjadi seorang Muslim seperti para penawannya.

“Semua yang kalian sebut itu tak ada artinya bagiku,” kata anak itu tegas. “Aku seorang Kristiani sejak dahulu. Aku seorang Kristiani sekarang. Aku akan tetap menjadi seorang Kristiani.” Penguasa itu terperanjat. Ia mengubah taktiknya. Bukannya janji-janji, sekarang ia melontarkan ancaman-ancaman, tetapi semuanya sia-sia belaka. Dengan murka, ia lalu memerintahkan agar Pelagius dipenggal.

Pelagius yang saat itu masih berusia tigabelas tahun, wafat sebagai martir Kristus pada tahun 925.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Biasa XII

Kamis, 26 Juni 2025

Matius 7:21-29

21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak sedikit orang berpikir bahwa omong sorga berkaitan dengan agama. Agama adalah jalan masuk sorga.
  • Tampaknya, kalau orang rindu sorga, dia harus memeluk agama. Dengan menjalani apapun yang masuk dalam tatanan agama, orang terjamin lurus ke sorga.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun aktif dan taat menjalani agama, kalau itu hanya menjadi tindakan seremonial dan tidak mengutamakan ketaatan pada suara relung hati, orang bisa berada di luar lingkungan Tuhan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjalani agama dengan landasan ketaatan pada nurani yang berbuahkan ketahanan hidup dalam keadaan apapun terutama ketika menghadapi berbagai perkara dan derita.

Ah, asal beragama orang punya tiket masuk sorga.

Tuesday, June 24, 2025

Kepedulian Membantu Malam Natal 2025

Malam Paskah dan Malam Natal termasuk hajatan bagi Domus Pacis. Itu seperti peristiwa ulang tahun imamat masing-masing rama Domus dan peringatan arwah para almarhum rama yang jadi penghuni Domus. Yang membedakan adalah para peserta hajatan yang datang. Kalau dalam ulang tahun imamat dan peringatan arwah para tamu datang sebagai undangan, lain halnya dengan Malam Paskah dan Malam Natal. Para tamu yang akan ikut harus mendaftarkan diri perorangan dengan memberikan nama dan paroki asal. Semua ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah yang akan datang dalam rangka persiapan konsumsi, karena dalam setiap hajatan sesudah Misa selalu ada makan bersama.

Dalam setiap hajatan Domus selalu juga mencari kelompok kor untuk mengiringi Misa. Tetapi untuk Malam Natal 2025 ternyata Rm. Bambang, yang pada umumnya biasa mencari bantuan kor, tidak perlu harus menghubungi Lingkungan atau kelompok tertentu. Pada Rabu 18 Juni 2025 jam 21:52 Rm. Bambang mendapatkan pesan WA dari Bapak Joko Triyano warga Paroki Pringgolayan. Pak Joko menulis "Sugeng ndalu Rm. Bambang... Nyuwun Sewu dalu2 badhe nyuwun pirsa misa malam Natal menopo sampun wonten ingkang tugas koor, menawi dereng koor Benedictus saget tugas, lajeng rencana jm pinten njih ? Matur nuwun ๐Ÿ™๐Ÿ™" (Selamat malam Rm. Bambang ... Maaf, malam ini mengganggu karena akan bertanya apakah pada Malam Natal sudah ada yang bertugas kor. Kalau belum Kor Benedictus bisa bertugas. Rencana jam berapa? Terima kasih). Rm. Bambang menjawa pada hari berikutnya pada jam 02.33 "Matur nuwuuuun sanget. Pancen dereng pados bantuan. Biasanipun jam 17.30" (Terima kasih sekali. Kami memang belum mencari bantuan. Biasanya mulai pada jam 17.30). Ketika Pak Joko menyampaikan permintaan untuk lagu-lagunya, Rm. Bambang membebaskan Kor untuk memutuskan sendiri. Tetapi Maklumat Kelahiran Yesus biasanya dari rama Domus.

Santa Febronia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 24 Juni 2015 Diperbaharui: 24 Juni 2015 Hits: 14157

  • Perayaan
    25 Juni
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 284
  •  
  • Kota asal
    Nisibis Mesopotamia (sekarang Nusaybin Mardin Turki)
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - dianiaya, dimutilasi dan dibunuh sekitar tahun 304, pada masa penganiayaan kaisar Diokletianus
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Dikisahkan; Santa Febronia adalah seorang wanita kristen yang cantik jelita, yang hidup pada abad ketiga di kota Nisibis Mesopotamia (sekarang kota ini bernama “Nusaybin” - Provinsi Mardin - Turki). Ia hidup sebagai seorang pertapa wanita (sebagian catatan menyebutkan : biarawati) dan berkaul untuk mempersembahkan seluruh hidupnya bagi Tuhan.

Pada masa penganiayaan umat kristen oleh Kaisar Diocletianus, Febronia ditangkap dan dipenjarakan. Ia ditawari kebebasan apabila bersedia meninggalkan iman Kristennya dan menikah dengan keponakan Diocletianus yang bernama Lysimachus. Febronia menolak tawaran duniawi tersebut, karena itu ia disiksa, dimutilasi dan dibunuh. Sang keponakan kaisar, Lysimachus, beserta banyak orang yang menyaksikan kemartiran Santa Febronia, bertobat dan memberikan diri mereka untuk dibabtis. Sedangkan Selenus, hakim yang menjatuhkan hukuman mati kepada Febronia, dikatakan menjadi gila dan bunuh diri.

Kisah kemartiran ini menjadi sangat populer pada abad ke-7. Dalam beberapa catatan, semua siksaan mengerikan yang dialami santa Febronia dijelaskan dengan sangat terperinci. Hal ini membuat banyak sarjana modern percaya bahwa semua kisah ini hanyalah mitos.

Lamunan Pekan Biasa XII

Rabu, 25 Juni 2025

Matius 7:15-20

15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, hadirnya seseorang yang menarik perhatian banyak orang sungguh bisa menakjubkan. Dia bisa menempati kedudukan sosial terpandang di tengah masyarakat.
  • Tampaknya, tokoh populer seperti itu bisa hadir dengan kata-kata spektakuler. Dia bisa masuk golongan cendekia yang mampu membidik masa-masa mendatang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dipandang sebagai tokoh hebat yang mampu menghadirkan kata-kata menarik masa mendatang, seseorang bisa sungguh menjadi tokoh visioner sejati bukan karena kata-kata spektakulernya tetapi karena rekam jejaknya yang menghadirkan tindakan-tindakan baik bagi banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seseorang akan jadi tokoh di tengah kebersamaan karena kebiasaan hidupnya yang banyak membahagiakan banyak orang.

Ah, tokoh hebat itu ya yang honornya besar kalau jadi pembicara.

Monday, June 23, 2025

Demi Kualitas Air Domus

Rm. Bambang beberapa kali berkata kepada Rm. Hartanta dan juga Bu Rini bahwa Domus Pacis Santo Petrus adalah "rumah kasus". Kasusnya tak hanya terjadi pada hari-hari tertentu. Setiap hari Rm. Hartanta sebagai Direktur dan para karyawan biasa berhadapan dengan kasus-kasus. Itu bisa kasus penyakit, bisa kasus kemarahan, bisa kasus kekeliruan penanganan terhadap kasus tertentu. Semua itu adalah realita berkaitan dengan kondisi para rama sepuh yang sudah rentan raga rentan jiwa. Semua rama sepuh sudah rutin berusrusan dengan rumah sakit tak hanya untuk kontrol sebulan sekali tetapi juga menerima datangnya perawat seminggu lebih sekali bahkan setiap Sabtu disertai seorang dokter. Beberapa rama sepuh yang tampaknya sudah mengidap kepikunan sering membuat percakapan dan ulah yang membutuhkan perhatian.

Rm. Hartanta sebagai Direktur memahami itu semua. Selain harus care terhadap perilaku para rama sepuh, beliau amat menjaga penyakit semua rama sepuh. Bahkan untuk berjaga-jaga berhadapan dengan kasus khusus yang harus segera membawa rama ke rumah sakit, Rm. Hartanta mengubah salah satu mobil Domus menjadi ambulans. Beliau juga banyak mempelajari berbagai kasus penyakit yang disandang oleh para rama lewat bertanya kepada dokter, perawat, dan membaca dari google. Dalam rangka penjagaan terhadap kondisi para rama, Rm. Hartanta amat memperhatikan air dalam Domus Pacis. Ketika mulai ditempati pada 1 Juni 2021, di Domus sudah ada mesin khusus untuk membuat air besih dan sehat bahkan orang bisa langsung minum lewat kran. Perhatian akan kualitas air Domus sungguh amat diperhatikan. Pada Kamis 19 Juni 2025 Rm. Hartanta menambah alat khusus. Rm. Bambang mendapatkan gambar barangnya dan juga gambar ketika ada tukang memasangnya. Bersama gambar-gambar itu Rm. Hartanta menulis narasi "Peningkatan kualitas air domus. Diberi alat tambahan untuk kualitas air. Untuk menyaring kandungan besi dan meningkatkan kandungan PH yang bisa diterima tubuh dengan normal".

Santo Yohanes Pembaptis

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 13 Maret 2017 Diperbaharui: 22 Maret 2021 Hits: 29324

  • Perayaan
    24 Juni (Kelahiran)
    29 Agustus (Wafat)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Yerusalem
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Dipenggal oleh Raja Herodes Antipas disekitar tahun 31M - 36 M
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Bunda Maria mempunyai saudara sepupu bernama Elisabeth yang bersuamikan Zakaria, seorang imam di Bait Allah Yerusalem. Pasangan ini belum memiliki keturunan karena Elisabet adalah seorang wanita mandul. Suatu hari Zakaria tengah bertugas membakar kemenyan di Bait Allah. Tiba-tiba Malaikat Gabriel menampakkan diri padanya dan membawa kabar bahwa Tuhan akan mengaruniakan seorang anak laki-laki baginya. Anak tersebut kelak akan menyiapkan umat Israel menyambut kedatangan Sang Mesias.  

Tetapi Zakaria masih kurang percaya karena Elisabeth sudah tua dan mandul. Atas ketidak-percayaannya, Zakaria mendapat hukuman Tuhan dan menjadi bisu sampai kelahiran anaknya yang diberi nama Yohanes, sesuai pesan Malaikat Gabriel.

Yohanes adalah utusan Allah yang mendahului Yesus. Yesus sendiri mengatakan :

Masa kecil Yohanes tidak banyak diceritakan, kecuali ketika masih dalam kandungan ia melonjak kegirangan sewaktu Bunda Maria berkunjung ke rumah ibunya (Luk 1:41), dan kelahirannya (Luk 1:57-66).

Setelah dewasa, Yohanes muncul sebagai seorang pengkotbah di tepi sungai Yordan dengan pesan yang mendesak  :  “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat 3:2)

Orang-orang kemudian datang dan dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan. Ketika orang menanyakan dirinya, Yohanes menjawab :

Pengikut Yohanes banyak sekali, termasuk orang-orang yang kemudian dipilih Yesus menjadi RasulNya. Yesus sendiri datang minta dibaptis olehnya. Yohanes mulanya menolak dengan berkata :

Namun Yesus meyakinkankannya :

Tak lama kemudian Yohanes dipenjarakan, karena mengecam pernikahan raja Herodes Antipas dengan Herodias, istri saudara sepupunya. Dari dalam penjara Yohanes mengikuti gerakan Yesus melalui murid-muridnya yang dengan setia mengunjunginya. Yohanes akhirnya dipenggal Herodes Antipas akibat akal busuk dari Herodias dan puterinya Salome. Pelopor Yesus ini gugur demi membela kesusilaan.

Kemartiran Yohanes Pembaptis dapat dibaca dalam kitab suci (Matius 14 :1-12).

Lamunan Hari Raya

Kelahiran Santo Yohanes Pembaptis

Selasa, 24 Juni 2025

Lukas 1:57-66.80

57 Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan iapun melahirkan seorang anak laki-laki. 58 Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. 59 Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, 60 tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes." 61 Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian." 62 Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. 63 Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah Yohanes." Dan merekapun heran semuanya. 64 Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. 65 Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. 66 Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia. 

80 Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, seorang anak dipandang berkembang baik karena tubuhnya makin kokoh. Dia tak punya kecacadan anggota badan.
  • Tampaknya, seorang anak juga dipandang berkembang baik karena bisa melewati tahap-tahap pendidikan sekolah. Daya intelektualnya makin tajam.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun daya jasmani tumbuh baik dan sekolahnya lancar, seorang anak belum sungguh berkembang baik kalau tak dilandasi oleh makin kokohnya daya jiwani. Dalam yang  ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa pengembangan sikap batin bisa teguh ikut suara nurani adalah landasan dari segala kebaikan hidup.

Ah, asal rajin menjalani agama orang pasti sudah baik.

Sunday, June 22, 2025

Jumpa Mantan 1977

Ketika itu Sabtu 14 Juni 2025 Rm. Bambang bersama Rm. Suhartana dan Mgr. Blasius sedang asyik omong-omong penuh kelakar dengan rombongan tamu dari Pugeran. Beberapa kali ada beberapa orang masuk aula Domus terus menuju ke bagian timur. Ternyata mereka menjumpai Rm. Jarot. Tampaknya pertemuan cukup asyik dengan omongan ramai dengan suara cukup keras. Bahkan kelakar mereka juga berderai. Karena menjadi satu ruang di aula, omong-omong para tamu yang dipandu Rm. Bambang sering agak tenggelam. Tiba-tiba Rm. Bambang mengajak para tamu untuk bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Para tamu mengajukan lagu "Sakjege Aku Ndherek Gusti" dan ketika selesai Rm. Bambang menyambung dengan "Mangga-mangga Sami Ndherek Gusti" dan "Ndherek Dewi Maria". Ketika rombongan tamu minta tambah, Rm. Bambang mengajak menyanyikan "Kanca-kanca" seperti ketika bersama PIA yang membuat para tamu terpingkal-pingkal penuh keriuhan.


Ternyata tamu-tamu Rm. Jarot hanya sebentar. Hal ini diketahui karena ketika mau meninggalkan Domus mereka bergantian menghampiri Rm. Bambang dan menyalami. "Nek ngono, yok foto bareng dhisik" (Kalau begitu mari foto bersama dulu. Tiba-tiba rombongan tamu Rm. Jarot ada yang menyuarakan nyanyian "Ayo Kawan Berburu" diteruskan "Geyong-geyong Gandhul". Semua ini membuat Rm. Bambang sadar bahwa mereka adalah rombongan eks Seminari Mertoyudan yang memang mengenal Rm. Bambang ketika menjadi frater bertugas di Seminari itu pada tahun 1977. Ternyata ada pendampingan Rm. Bambang yang masih teringat jelas di antara mereka, yaitu latihan teater untuk mampu tampil dengan okey. Itu membuat benak Rm. Bambang terisi bayangan ketika berada di Seminari Mertoyudan sebagai sub-pamong dan guru seminaris. Mereka memang eks seminaris Mertoyudan Ketika bersalam-salaman, tiba-tiba ada yang mencium beraroma keharuan memeluk Rm. Bambang. Maka Rm. Bambang jadi teringat pengalaman bersama beliau di tahun 1990an ketika beliau masih seorang imam.

Santo Yoseph Cafasso

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 31 Agustus 2013 Diperbaharui: 25 Januari 2019 Hits: 11268

  • Perayaan
    23 Juni
  •  
  • Lahir
    15 Januari 1811
  •  
  • Kota asal
    Castelnuovo d’Asti, Italy
  •  
  • Wafat
  •  
  • 23 Juni 1860 di Turin, Italia - Sebab alamiah. Misa pemakaman dipimpin oleh St.John Bosco
  •  
  • Venerasi
    27 Februari 1921 oleh Paus Benediktus XV
  •  
  • Beatifikasi
    3 Mei 1925 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 22 Juni 1947 oleh Paus Pius XII

Yoseph Cafasso dilahirkan pada tahun 1811 di Italia utara, dekat kota Turin. Empat tahun kemudian, salah seorang muridnya kelak, St. Yohanes Bosco, dilahirkan di kota yang sama.  Yoseph berbahagia mempunyai orangtua yang sangat mengasihinya, yang rela berkurban demi pendidikannya.

Yoseph bertemu Yohanes Bosco untuk pertamakali di kota Turin pada tahun 1827. Saat itu ketika Bosco baru berusia dua belas tahun. Yohanes Bosco berbicara kepada seminaris Yoseph Cafasso di gereja dan kemudian berlari pulang sepanjang perjalanan ke rumah.

“Mama, mama,” teriak Yohanes, “aku bertemu dengannya, aku bertemu dengannya, mama!”

“Dengan siapa?” tanya ibunya.

“Yoseph Cafasso, mama. Ia seorang seminaris yang kudus, sungguh.” Ibu Bosco tersenyum dan mengangguk dengan lembut.

Pada tahun 1833, Yoseph ditahbiskan sebagai imam. Tugas pertamanya adalah belajar di sekolah tinggi teologi. Setelah Cafasso menamatkan pelajarannya, ia menjadi seorang profesor teologi. Ia mengajar banyak imam muda selama bertahun-tahun. Mereka mengatakan bahwa ia sangat mengasihi mereka. Yoseph Cafasso dikenal sebagai imam yang percaya akan kelemahlembutan dan belas kasih Allah. Karena ia sendiri begitu lembut hati, ia membangkitkan semangat dan pengharapan pada orang-orang lain juga. Ia membimbing banyak imam, kaum religius dan awam juga. Cafasso membantu Yohanes Bosco memulai pelayanan kerasulannya yang mengagumkan di antara anak-anak. Ia juga yang membimbing Yohannes Bosco memulai Serikat religiusnya yang kini dikenal sebagai Serikat Salesian Don Bosco (SDB).

Pada masa itu, keadaan penjara amat menjijikkan. Tetapi, yang sungguh menggerakkan hati romo Cafasso adalah tata cara pelaksanaan hukuman gantung bagi para narapidana yang dihukum mati di depan umum. Romo Cafasso akan datang kepada mereka dan menerimakan sakramen tobat. Ia mendampingi mereka, mengatakan betapa melimpahnya belas kasih dan kerahiman Tuhan bagi mereka hingga ajal menjemput mereka. Ia membimbing lebih dari enam puluh orang narapidana. Mereka semuanya bertobat dan meninggal dalam damai Kristus. Romo Cafasso menyebut mereka sebagai “para kudusnya yang digantung”.

Pada tahun 1848, Romo Cafasso ditunjuk menjadi pastor paroki di Gereja St. Fransiskus. Tak seorang pun sanggup mengatakan betapa besar pengaruhnya bagi masyarakat dan karya-karya Gereja.

Yoseph Cafasso wafat pada tanggal 23 Juni tahun 1860. Sahabat setianya yang juga anak didiknya, St. Yohanes Bosco, menyampaikan homili pada misa pemakamannya.

Lamunan Pekan Biasa XII

Senin, 23 Juni 2025

Matius 7:1-5

1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, karena daya organ otak seseorang memiliki daya kristis. Dia bisa menilai orang lain.
  • Tampaknya, daya kritis seseorang bisa menilai sikap dan tindakan orang lain. Dia bisa tahu sikap dan tindak tak baik yang harus ditangani agar baik.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki daya kritis obyektif berdasarkan fakta, orang yang sungguh ada dalam terang relung hati orang tak akan memberikan cap buruk. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dengan daya kristisnya akan menilai orang lain dengan dasar kemampuan menilai sikap dan tindakannya sendiri.   

Ah, orang kritis akan laku jadi pengamat sosial.

Saturday, June 21, 2025

Latarbelakang Sebuah Nama

Pada Minggu 15 Juni 2025 saya berhadapan dengan rombongan tamu dari Paroki Purbowardayan. Ketika saya bertanya mereka itu kelompok atau Lingkungan, salah satu berkata "Kami dari Lingkungan di Wilayah Palur Paroki Purbowardayan". Ketika saya bertanya lagi "Lingkungan mana?", jawabannya adalah "Lingkungan Paulus Dagen". Mendengar kata Dagen pikiran saya menuju daerah sebelah barat Malioboro. Saya berkata dalam hati "Di Sala juga ada Kampung Dagen seperti di Jogja". Sayapun membuat omongan ngawur "Ooooo, itu daerah yang ada Sekolah milik Suster CB, ta? Itu kampung sebelah barat Jalan Malioboro". Omongan saya ditanggapi dengan "Bukan, rama. Kami dari Sala masuk Paroki Purbowardayan. Tetapi Dagen masuk Wilayah Palur yang ikut Kabupaten Karanganyar". Saya membantah "Dagen itu di Jogja!". Tetapi para tamu malah tertawa karena tahu bahwa sebenarnya saya hanya bergaya tidak tahu karena mulut saya membunyikan "Oooooo" pada waktu ada yang menjelaskan "Kampung Dagen memang ada di Sala dan juga ada di Jogja".

Tentang sebutan "Dagen" ternyata masuk dalam pikiran saya ketika berada di kamar. Biasanya nama-nama tempat di Jawa ada artinya. Maka saya membuka laptop dan bertanya kepada Mbah Google. Saya menuliskan kata "Arti kata Dagen". Saya terkejut karena Mbah Google menjawab "Secara umum, "dagen" dalam bahasa Swedia, Norwegia, dan Denmark berarti "hari". Jika Anda menemukan kata "dagen" dalam konteks lain, kemungkinan besar merujuk pada salah satu arti di atas." (https://www.google.com/search?q=Arti+Dagen&oq=Arti+Dagen&gs_lcrp) Saya berpikir "Kok aneh. Kapung di Jogja dan di Sala menggunakan kata Swedia atau Norwegia atau Denmark. Bukankah tiga negara ini belum pernah berpengaruh di Jawa. Kalau Belanda atau Jepang atau bahkan Inggris, okelah. Tiba-tiba saya menulis ke Mbah Google "Kampung Dagen sebelah barat Malioboro Yogyakarta". Dalam https://www.kratonjogja.id/tata-rakiting/7-toponim-kampung-abdi-dalem-njaba-beteng saya mendapatkan penjelasan "Kampung Dagen merupakan tempat tinggal Abdi Dalem Undhagi, yaitu ahli bangunan kayu. Secara administratif kampung ini berada di wilayah Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen." Naaaah, bagi saya ini rasional. Di dalam masyarakat berbahasa Jawa tempo dulu ahli bangunan ternyata bernama undhagi. Saya berkesimpulan Kampung yang bernama Dagen adalah kapung yang dulu banyak penduduknya adalah undhagi atau ahli-ahli bangunan.

Santo Yohanes Fisher

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 31 Agustus 2013 Diperbaharui: 27 Februari 2023 Hits: 13017

  • Perayaan
    22 Juni
  •  
  • Lahir
    tahun 1469
  •  
  • Kota asal
    Yorkshire - Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir; Dipenggal kepalanya pada 22 Juni 1535 di Tower Hill, Tyburn, England
    Kepalanya digantung di London Bridge selama dua minggu sebagai peringatan, lalu dibuang ke Sungai Thames Sisa-sisa tubuh (Relikwi) disimpan di Gereja Saint Peter's di Tower of London
  •  
  • Beatifikasi
    29 Desember 1886 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1935 oleh Paus Pius XI

Yohanes Fisher dilahirkan di Yorkshire, Inggris, pada tahun 1469. Ia belajar di Universitas Cambridge dan menjadi seorang imam. Pater Fisher mengajar di Cambridge juga. Ia seorang guru yang mengagumkan yang membantu para muridnya berkembang dalam pengetahuan iman. Ia seorang teolog. Pater Fisher teristimewa sangat membantu dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan religius pada masa itu yang membingungkan sebagian orang.

Pada tahun 1504, Pater Fisher ditahbiskan sebagai Uskup Rochester, Inggris. Keuskupan Rochester adalah sebuah keuskupan yang miskin dan Uskup Fisher tinggal di sana sebagai gembala umat selama tigapuluh tahun. Jadi, Uskup Fisher menjalankan dua peran penting. Ia adalah Uskup Rochester dan pimpinan Universitas Cambridge. Fisher juga menjadi bapa pengakuan ibunda Raja Henry VIII, Elizabeth dari York. Uskup Fisher mempunyai banyak teman, termasuk Erasmus, seorang sarjana terkenal, dan St.Thomas More. Tak seorang pun, baik Uskup Fisher maupun Thomas More, yang tahu bahwa mereka akan dirayakan pestanya bersama-sama dalam kalender orang kudus.

Pada tahun 1533 Raja Henry VIII ingin menceraikan isterinya, Ratu Katarina, agar dapat menikahi seorang gundiknya yang bernama Anne Boleyn. Bapa Suci Paus Klemens VII tentu saja tidak dapat mengijinkan perceraiannya karena bertentangan dengan hukum Gereja. Tapi Henry adalah seorang yang keras kepala. Untuk dapat melaksanakan hasratnya pada Anne Boleyn, ia memutuskan hubungan Gereja Inggris dengan Tahta Suci di Roma dan mengangkat dirinya sendiri sebagai kepala Gereja Inggris. Henry kemudian menggelar pertemuan dengan para uskup diseluruh Inggris, lalu dengan berbagai terror serta intimidasi, ia  memaksa mereka untuk mengakui dirinya sebagai kepala Gereja Inggris dan (tentu saja) melegalkan perceraiannya dengan Ratu Katarina. Uskup-uskup pengecut tersebut tidak berbuat apa-apa selain menyetujui semua kehendaknya. Terkecuali Uskup Yohanes Fisher.  Ia satu-satunya orang yang menentang hasil  pertemuan itu. Karena keberaniannya itu beberapa hari kemudian Uskup Fisher ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Raja Henry kemudian menuntut agar rakyat Inggris bersumpah setia kepadanya sebagai pemimpin Gereja. Uskup Fisher ditawari raja kebebasan jika ia mau bersumpah setia dan mengakui raja sebagai kepala Gereja Inggris. Bagaimanapun; Henry menyadari bahwa Uskup Fisher adalah uskup yang sangat dicintai dan dihormati oleh rakyat Inggris. Uskup Fisher tentu saja menolak tawaran itu. Baginya kepala gereja hanyalah Paus di Roma, dan ia tidak mau mengingkari imannya.

Raja lalu memerintahkan agar Uskup Fisher dipenjarakan di Menara London. Tak lama berselang menyusul Santo Thomas More dan Santa Margaretha Pole juga ditahan di situ. Menara tersebut pengap dan perlakuan para penjaga di sana sangat kasar. Uskup Fisher banyak menderita sengsara, tetapi ia tetap tidak mau mengingkari imannya.

Pada tanggal 12 Juni 1535, Paus mengangkat Uskup Fisher sebagai kardinal. Dengan berbuat demikian, Bapa Suci berharap agar Henry membebaskannya. Tetapi, hal tersebut malahan menjadikan Henry murka. Sepuluh hari setelah pengangkatan uskup Fisher manjadi Kardinal, Henry memerintahkan eksekusi mati bagi Kardinal Fisher.

Yohanes Fisher tewas sebagai martir dengan cara dipenggal pada tanggal 22 Juni 1535. Bersama dengan sahabatnya Thomas More, Kardinal Yohanes Fisher dinyatakan kudus oleh Paus Pius XI pada tahun 1935.

Gereja Inggris kini disebut Gereja Anglikan dan sampai hari ini tidak lagi mengakui Paus sebagai Kepala Gereja.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Hari Raya

Tubuh dan Darah Kristus

Minggu, 22 Juni 2025

Lukas 9:11b-17

11b Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. 12 Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi." 13 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini." 14 Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." 15 Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk. 16 Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. 17 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa kebersamaan akan sungguh baik dan mutu kalau terorganisasi. Kebersamaan memiliki kepengurusan dan atau kepemimpinan dengan segala jenjangnya.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa organisasi terbukti baik kalau dikagumi oleh banyak orang. Organisasi bisa menarik amat banyak sekali orang menjadi anggota.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dikagumi oleh banyak orang dan punya anggota banyak sekali, organisasi baru sungguh baik dan relevan bagi amat banyak orang kalau berlandaskan pada kehidupan berkelompok dan berpaguyuban. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati organisasi akan sungguh bermakna dan bermanfaat kalau menjadi persekutuan paguyuban-paguyuban. 

Ah, organisasi akan baik kalau kaya dan punya fasilitas berlimpah.

Friday, June 20, 2025

Lingkungan Paulus Purbowardayan

Para rama sepuh Domus Pacis sudah diberi tahu oleh Rm. Hartanta sebagai Direktur bahwa akan datang rombongan tamu dari Purbowardayan. Itu akan terjadi pada Minggu 15 Juni 2025. Bahwa tamu itu datang, benar sekali. Mereka datang pada Minggu 15 Juni 2025. Bahwa tamu itu dari Paroki Purbowardayan, benar sekali. Rombongan itu dari Lingkungan Paulus Dagen, Wilayah Palur. Tetapi ada hal yang tidak sama dengan informasi Rm. Hartanta. Rm. Hartanta bilang mereka akan datang pada jam 09.30. Ternyata pada jam 08.15 sudah mulai bermunculan di aula Domus orang-orang dari lorong sebelah timur. Mereka masuk lewat Seminari Tinggi. "Wis dha teka pa, ya?" (Apakah mereka sudah datang?) tanya Rm. Bambang dalam hati yang terjawab dengan kata seorang karyawan yang memberi tahu "Rama, tamu sampun dhateng" (Rama, tamu sudah datang).

Ketika Rm. Bambang berada di depan pintu kamarnya, seorang karyawan menghampiri dan berkata "Pripun niki? Kok pun sami rawuh? Kamangka idamame lan pisang seg digodhog" Bagaimana ini? Mengapa sudah berdatangan? Snak idamame dan pisang masih proses direbus). Maklumlah, biasanya kalau ada rombongan tamu, acara pertama adalah tamu dipersilahkan menikmati teh dan snak sajian Domus. "Ya, wis ra papa. Engko dianakke acara istirahat nggo ngunjuk lan snak" (Tak apa. Nanti diadakan acara istirahat untuk menikmati minum dan snak). Rm. Bambangpun menghampiri para tamu dan kemudian omong-omong santai. Rm. Bambang mengisi omong-omong dengan mengenalkan tentang Domus Pacis. Hal itu dilakukan sambil menanti keluarnya rama-rama lain. Maklumlah, pada jam-jam seperti itu para rama sepuh biasa belum siap untuk bangkit. Ada yang ketiduran sesudah selesai makan pagi. Ada yang sedang harus dilayani di kamar mandi. Ada saja yang punya kesibukan karena kondisi ketuaan dan kedifabelannya. Di tengah Rm. Bambang omong-omong dengan para tamu yang bernuansa kelakar penuh tawa, hadir pula bergantian dari Rm. Suhartana, Rm. Harto, dan Mgr. Blasius. Rm. Jarot menyusul terakhir. Sesudah itu ada pimpinan rombongan tampil memberikan sambutan berisi maksud dan tujuan. Tetapi ketika selesai sambutan, Rm. Bambang mendapatkan informasi bahwa acara di Domus tinggal 20 menit. "Lho, kalau begitu di Domus hanya mampir?" tanya Rm. Bambang yang mendapatkan jawaban "Benar , rama. 45 menit. Masih ada acara lain termasuk tabur bunga di makam para rama". Rm. Bambang sadar bahwa omong-omong sambil menanti munculnya rama-rama lain sudah hampir 30 menit. Maka kata Rm. Bambang "Kalau begitu sekarang penyerahan tali asih. Kemudian Rm. Jarot berdoa dan memberi berkat diteruskan dengan foto bersama. Setelah itu silahkan menikmati minuman dan snak yang disediakan Domus".

Santo Aloysius Gonzaga

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 29 Agustus 2013 Diperbaharui: 19 Oktober 2020 Hits: 28046

  • Perayaan
    21 Juni
  •  
  • Lahir
    9 Maret 1568
  •  
  • Kota asal
    Lombardia - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 20 Juni 1591
  •  
  • Beatifikasi
    19 Oktober 1605 oleh Paus Paulus V
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Tahun 1726 oleh Paus Benediktus XIII

Aloysius (Luigi) Gonzaga, santo pelindung pemuda pemudi Katolik, dilahirkan pada tanggal 9 Maret 1568 di Lombardia Italia. Ia merupakan anak sulung dari keluarga pangeran Castiglione. Karena ia begitu penuh semangat hidup, ayahnya berangan-angan agar kelak ia menjadi seorang perwira militer yang hebat.

Ketika Luigi baru berumur lima tahun, ayahnya mengajaknya ke kemah para tentara. Di sana, Luigi kecil ikut berarak dalam barisan. Suatu hari, ia bahkan berhasil mengisi dan menembakkan senapan ketika pasukan tentara sedang beristirahat. Ia juga belajar umpatan dan kata-kata kasar dari para prajurit. Ketika mengetahui apa arti kata-kata tersebut, Aloysius merasa menyesal bahwa ia telah mengucapkannya.

Setelah remaja, Aloysius dikirim ke istana-istana para raja dan pangeran. Kelicikan, kedengkian dan kecemaran merupakan hal biasa di sana. Tetapi, dari semuanya itu hanya membuat Aloysius lebih berhati-hati dan tetap hidup sesuai tanggung jawab Kristianinya.

Ketika Aloysius berumur enam belas tahun, ia memutuskan untuk masuk biara Serikat Jesus. Ayahnya sangat menentang keinginannya itu. Tetapi, setelah tiga tahun, akhirnya ia mengijinkannya juga.

Tinggal di dalam biara, pangeran muda Aloysius wajib melakukan pekerjaan-pekerjaan berat dan kasar. Ia juga melayani di dapur dan mencuci piring-piring kotor. Dan ia tidak pernah mengeluh. Ia biasa mengatakan, “Aku ini sepotong besi yang bengkok. Aku datang kepada agama agar dijadikan lurus oleh palu penyangkalan diri dan laku tobat.”

Pada awal tahun 1591, terjadilah wabah penyakit pes dan kelaparan di Italia. Aloysius mengumpulkan dana dengan mengemis di Roma bagi daerah-daerah yang terkena wabah. Aloysius bekerja langsung merawat orang-orang sakit, mengangkut orang-orang yang hampir mati di jalan raya, membawanya ke rumah sakit, memandikan mereka dan memberi mereka makan serta mempersiapkan mereka untuk penerimaan sakramen-sakramen. Keadaan jasmaninya berontak ketika berhadapan dengan penyakit, darah dan segala yang kotor berbau. Sekalipun demikian Aloysius mengatasi rasa jijik itu untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Ia melayani orang-orang sakit hingga akhirnya penyakit pes itu menyerangnya juga.

Santo Aloysius Gonzaga wafat ketika baru berusia 23 tahun dan dimakamkan di Gereja Anunciata, di samping Kolese Roma. Di kemudian hari, jenazahnya dipindahkan ke Gereja Santo Ignatius. Di sana jenazahnya semayamkan sampai hari ini. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Benediktus XIII pada tahun 1726.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Aloisius Gonzaga, Biarawan

Sabtu, 21 April 2025

Matius 6:24-34

24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? 26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? 27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. 30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? 31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa hidup ini bagaikan perjalanan. Ada masa lampau ditinggalkan, ada masa kini yang sedang terjadi, dan ada masa depan yang akan dijumpai.
  • Tampaknya, kalau yang terjadi sekarang kurang atau tidak sesuai dengan harapan, orang bisa merasa was-was untuk masa depan. Orang bisa kuatir akan apa yang akan terjadi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun realita hidup masa kini penuh dengan kekurangan, kalau jatuh terkuasai rasa kuatir terhadap yang akan dihadapi, itu berarti orang dalam perjalanan hidupnya kurang atau tidak percaya akan penyelenggaraan ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa dengan biasa mencari inspirasi batin dengan tuntunan realung hati orang akan mendapatkan kecukupan kebutuhan duniawi.

Ah, asal kaya raya orang tak akan punya kekuatiran.

Rm. Hartanta Akan 15 Tahun Imamat (1)

Pada Kamis 5 Juni 2025 malam, ada omong-omong antara Rm. Hartanta, Bu Rini, dan saya tentang rencana tanggal 30 Juni 2025. Itu adalah hari P...