Thursday, July 31, 2025

Rombongan Ibu-ibu Wilayah Sekip Paroki Majasanga

Minggu 27 Juli 2025 memang ada rombongan kunjungan di Domus Pacis Santo Petrus. Kunjungan ini memang sudah dirancang cukup lama. Bahkan Bu Tanti, penggerak pengunjung, pernah surve ke Domus bersama beberapa temannya. Inilah rombongan Ibu-ibu Wilayah Sekip Paroki Majasanga, Sala. Limapuluhan orang ikut dalam rombongan. Memang ada 4 orang bapak menemaninya. Karena Rm. Hartanta, Direktur Domus, sedang ke Semarang, Rm. Bambang menjadi penerima khusus. Para rama sepuh yang ikut menyambut adalah Rm. Jarot, Rm. Suhartono, Mgr. Blasius, Rm. Yadi, Rm. Djoko, dan Rm. Harto. Rm. Bambang membuka dengan memperkenalkan tentang Domus Pacis Santo Petrus. Seorang ibu menyampaikan sambutan mewakili rombongan. Suasana pertemuan berjalan santai sehingga banyak ucapan spontan muncul membuahkan kegembiraan penuh tawa. Dalam omong-omong ternyata hubungan dengan keluarga menjadi pertanyaan khusus terarah kepada para rama sepuh. Beberapa hal sekitar keluarga yang menjadi pertanyaan :

  • Apakah masih punya hubungan dengan keluarga? Semua rama bilang masih punya. Para rama pada umumnya bercerita tentang kemenakan dan cucu dari saudara. 
  • Apakah sering dikunjungi keluarga? Kecuali Rm. Bambang semua rama bicara tentang anggota sanak keluarga yang biasa datang berkunjung. Rm. Bambang yang praktis amat jarang sekali dikunjungi famili bisa mendapatkan kiriman sebulan sekali untuk Domus, yaitu telor dan sumbangan untuk penyelenggaraan hajatan Domus.
  • Berapa saudara kandung dimiliki? Semua rama, kecuali Rm. Bambang, berkata punya saudara kandung. Jumlahnya melebuhi 3 orang bahkan ada 2 rama yang 9 orang bersaudara. 

Salah seorang ibu secara spontan berkata "Dulu ada rama yang bilang bahwa keluarga Katolik harus punya paling tidak 3 anak". Terhadap kata-kata itu Rm. Bambang menanggapi "Puji Tuhan, dulu saya tidak berada dalam keluarga Katolik. Saya lahir ketika bapak dan ibu saya sudah berpisah. Kemudian saya mengalami 3 kali punya ibu tiri. Memang, bapak saya membangun keluarga Katolik dengan ibu tiri terakhir. Tetapi dengan beberapa ganti istri, bapak saya hanya punya saya sebagai satu-satunya anak. Apakah bapak saya bodoh bikin anak, ya?" Ternyata kata-kata Rm. Bambang membuat tawa para tamu.

Santo Alfonsus Maria de Liguori

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 25 Agustus 2013 Diperbaharui: 11 Februari 2019 Hits: 20832

  • Perayaan
    01 Agustus
  •  
  • Lahir
    tahun 1696
  •  
  • Kota asal
    Naples - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • tahun 1787 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    1796 oleh paus Pius VI (decree of heroic virtues)
  •  
  • Beatifikasi
    15 September 1816 oleh Paus Pius VII
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 26 May 1839 oleh Paus Gregoius XVI

Alfonsus dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan di Naples Italia pada tahun 1696. Ia adalah seorang anak ajaib yang memiliki kecerdasan yang sangat luar biasa. Ia meraih gelar doktor ilmu hukum dari Universitas Naples pada usia 16 tahun.  Pada usia 21 tahun Alfonsus sudah memiliki praktek hukum sendiri dan menjadi salah satu pengacara terkemuka di Naples. Meskipun begitu ia tidak pernah menghadiri pengadilan tanpa menghadiri Misa di pagi hari. 

Suatu kesalahan yang dibuatnya di pengadilan membuat hidup Alfonsus berubah. Ia merasakan gejolak panggilan religius dalam hatinya untuk meninggalkan dunia dan melayani Yesus. Alfonsus menjadi yakin dengan apa yang telah lama ada dalam pikirannya: ia ingin menjadi seorang imam. Ayahnya berusaha membujuk Alfonsus agar ia mengurungkan niatnya itu. Tetapi, tekad Alfonsus sudah bulat. Ia kemudian belajar teologi dan ditahbiskan menjadi imam pada usia 29 tahun.

Kehidupan Alfonsus dipenuhi dengan berbagai macam kegiatan. Ia berkhotbah dan menulis banyak buku. Ia membentuk suatu kongregasi rohani yang disebut “Kongregasi Pater-Pater Redemptoris” (CSsR; Redemptoris artinya Sang Penebus). Alfonsus memberikan pengarahan rohani yang bijaksana dan membawa damai bagi umatnya melalui Sakramen Rekonsiliasi. Ia juga menulis lagu puji-pujian, bermain organ dan melukis. St. Alfonsus menulis enampuluh buah buku. Ini sungguh luar biasa mengingat tugas dan tanggung jawabnya yang lain amatlah banyak. Ia juga sering menderita sakit. Ia sering sakit kepala, tetapi segera ia akan menempelkan sesuatu yang dingin ke dahinya dan terus tetap bekerja.

Meskipun pada dasarnya ia mempunyai kecenderungan untuk bersikap terburu-buru, Alfonsus berusaha untuk menguasai diri. Ia amat rendah hati, hingga ketika pada tahun 1798 Paus Pius VI ingin mengangkatnya menjadi seorang Uskup, dengan lembut ia mengatakan “tidak”. Ketika para utusan paus telah datang secara pribadi untuk menyampaikan keputusan paus kepadanya, mereka menyapa Alfonsus dengan “Tuan yang Termasyhur”. Alfonsus menjawab, “Tolong, jangan memanggilku seperti itu lagi. Sebutan itu akan membuatku mati.” Paus memberikan pengertian kepada Alfonsus bahwa ia sungguh menghendaki Alfonsus menjadi seorang Uskup.

Alfonsus mengutus banyak pengkhotbah ke seluruh wilayah keuskupannya. Umat perlu diingatkan kembali akan cinta kasih Tuhan dan akan pentingnya iman mereka. Alfonsus berpesan kepada para imam untuk menyampaikan khotbah yang sederhana. “Saya tidak pernah menyampaikan khotbah yang tidak dapat dimengerti bahkan oleh nenek tua yang paling lugu yang ada di gereja,” katanya.

Dengan semakin bertambahnya usia, Alfonsus menderita berbagai penyakit. Ia menderita radang sendi yang menyiksanya dan menjadikannya lumpuh. Ia kehilangan pendengarannya serta nyaris buta. Ia juga harus mengalami berbagai kekecewaan dan pencobaan. Namun, Alfonsus memiliki devosi yang amat mendalam kepada Santa Perawan Maria, seperti yang dapat kita ketahui melalui bukunya yang terkenal yang berjudul 'Kemuliaan Maria'. Segala penderitaan dan pencobaan itu berakhir dengan damai dan sukacita serta kematian yang kudus.

Alfonsus wafat pada tahun 1787 pada usia sembilanpuluh satu tahun. Paus Gregorius XVI menyatakannya kudus pada tahun 1839. Paus Pius IX memberinya gelar Doktor Gereja pada tahun 1871.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Alfonsus Liguori, Uskup dan Pujangga Gereja

Jumat, 1 Agustus 2025

Matius 13:54-58

54 Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu? 55 Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56 Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?" 57 Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." 58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa bangga kalau menjadi keturunan tokoh masyarakat. Masyarakat akan menghormatinya.
  • Tampaknya, orang bisa bangga kalau menjadi bagian keluarga berstatus atas seperti pejabat tinggi. Masyarakat akan mengaguminya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun aspek kedudukan sosial keluarga bisa mengangkat pamor seseorang, kalau orang mengukur bobot seseorang amat dikaitkan dengan pandangan konteks keturunan, orang bisa kehilangan pemahaman akan kesejatian kualitas hebat seseorang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa di tengah masyarakat yang amat menghargai alur keturunan, sehebat apapun seseorang akan siaga mendapatkan penilaian negatif.

Ah, asal keturunan orang besar pasti akan punya kedudukan terhormat.

Wednesday, July 30, 2025

Tambahan Dana Honorarium Karyawan Domus Juli 2025

Domus Pacis Santo Petrus menyadari bahwa tanggungjawab Keuskupan berkaitan dengan anggaran keuangan memang sangat besar karena sangat banyak program dan urusan se-Keuskupan. Domus Pacis sudah boleh merasa bersyukur karena boleh memiliki tenaga kerja berjumlah 15 orang. Sebenarnya Domus sudah berusaha menambah seorang, tetapi calon itu membatalkan diri setelah tahu kerja untuk melayani para rama sepuh amat tidak ringan. Dari 13 orang rama hanya seorang yang masih muda sebagai Direktur. Keduabelas rama sepuh tak hanya lansia tetapi sudah menyandang penyakit-penyakit. Kerentanan ragawi dan jiwani amat membutuhkan penjagaan dan pelayanan khusus. Ada yang bilang bahwa Domus Pacis secara praktis adalah rumah para rama sakit yang nuansanya menjadi seperti setengah rumah sakit. Dari 15 orang tenaga ada yang siaga 24 jam dengan menginap di Domus. Lainnya ada yang tugas siang dan ada yang malam dengan siaga tugas 10 jam. Kalau ada yang opname di RS Panti Rapih selalu ada yang bergiliran menunggu. 


Demi menjaga komitmen dan ketenangan kerja Domus Pacis mengupayakan tambahan honor di luar penerimaan UMK untuk masing-masing tenaga. Honor UMK memang ditanggung oleh Keuskupan. Tetapi untuk lembur, uang khusus beli makan ketika menunggu yang opname, dan tambahan lain menjadi upaya Domus Pacis. Tambahan uang ekstra menunggu yang opname untuk Juli 2025 sungguh lebih besar daripada bulan-bulan sebelumnya. Maklumlah, pada bulan Juli 2025 ada 3 orang rama yang keluar masuk di RS Panti Rapih. Ketika Senin 28 Juli 2025 masih ada yang opname di rumah sakit, seorang rama sepuh lain masuk opname. Sebenarnya Domus Pacis tak mampu kalau harus cari uang sendiri untuk tambahan honor karyawan. Puji Tuhan, sejak Juli 2021 selalu ada umat yang memberikan kepedulian hati dengan menyumbang dana. Pada Juli 2025 ada 31 warga umat yang bersama-sama menghadirkan sumbangan sebesar Rp. 17.100.000. Mereka adalah sebagai berikut :

1. Ibu Dicky, 2. PUPIP Ungaran, 3. Ibu Ida, 4. Ibu Niken, 5. Ibu Tantiana Windy, 6. Ibu Maria Kristina Dannie, 7. Bapak Sudjono Keman, 8. Ibu Naryo, 9. Ibu Yuristianti Drg, 10. Ibu Lili Herawati, 11. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 12. Ibu Yuliana Sutarni, 13. Ibu Christine, 14. Ibu Dewi Anggraini, 15. Ibu Lucy, 16. Ibu Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Ibu Marcus Smg), 17. Ibu Malya, 18. Ibu Tri Noor Prasetyawan, 19. Ibu Mamik, 20. Ibu Chatarina Gunarti, 21. Ibu Haryono, 22. Ibu Harno, 23. Ibu Yenyen, 24. Bapak Bambang Triono Cahyadi, 25. Ibu Bellissima, 26. Ibu Istiyono, 27. Ibu ML Setiyani Indrawati, 28. Ibu dr. Wara Aris Wakiman, 29. Ibu Endang W, 30. Ibu Eny Bernadette, 31. Ibu Kanaya.

Santo Ignasius dari Loyola

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 11 September 2013 Diperbaharui: 07 Oktober 2019 Hits: 37774

  • Perayaan
    31 Juli
  •  
  • Lahir
    tahun 1491
  •  
  • Kota asal
    Loyola, Guipuzcoa, Spanyol
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Juli 1556 di Kota Roma - terkena sakit “Demam Romawi” (semacam penyakit malaria yang berulang-ulang terjadi di kota Roma, Italia, di beberapa periode dalam sejarah)
  •  
  • Beatifikasi
    27 Juli 1609 oleh Paus Paulus V
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 12 Maret 1622 oleh Paus Gregorius XV

Ignacio López de Loyola  atau yang kita kenal sebagai St. Ignasius de Loyola adalah pendiri dari Serikat Yesus. Ia dilahirkan di Kastil keluarga bangsawan Loyola di wilayah Basque, Spanyol. Ketika masih kanak-kanak, ia dikirim untuk menjadi abdi di istana raja. Di sana ia tinggal sambil berangan-angan bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi seorang kesatria yang hebat. Ignasius kemudian masuk militer dan menjadi seorang perwira.

Pada penyerbuan benteng Pamplona, Ignasius bertempur dengan berani namun ia terkena peluru meriam dan terluka parah.  Di kemudian hari, ia mendapat penghargaan karena kegagahannya dalam pertempuran itu. Tetapi, luka di tubuhnya membuat Ignatius terbaring tak berdaya selama berbulan-bulan di atas pembaringannya di Benteng Loyola.

Ignatius meminta buku-buku bacaan untuk menghilangkan rasa bosannya. Ia menyukai cerita-cerita tentang kepahlawanan, tetapi di sana hanya tersedia kisah hidup Yesus dan para kudus. Karena tidak ada pilihan lain, ia membaca juga buku-buku itu. Perlahan-lahan, buku-buku itu mulai menarik hatinya. Hidupnya mulai berubah. Ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mereka adalah orang-orang yang sama seperti aku, jadi mengapa aku tidak bisa melakukan seperti apa yang telah mereka lakukan?” Semua kemuliaan dan kehormatan yang sebelumnya sangat ia dambakan, tampak tak berarti lagi baginya sekarang. Ia mulai meneladani para kudus dalam doa, silih dan perbuatan-perbuatan baik.

Setelah sembuh, Ignasius mengunjungi sebuah biara dimana ia menanggalkan jubah militernya dan mempersembahkannya pada lukisan Sang Perawan Maria. Ia kemudian pergi ke kota Catalunya, dan selama beberapa bulan tinggal di sebuah gua di dekat kota itu di mana ia bertapa dengan keras. Ignatius juga mengalami beberapa penampakan di tengah-tengah hari selama di rumah sakit. Penampakan-penampakan yang terjadi berulang kali ini tampil sebagai “suatu wujud yang mengambang di udara yang berada di dekatnya dan wujud ini memberinya rasa ketenangan yang amat mendalam karena wujud itu sangatlah indah … wujud itu entah bagaimana terlihat memiliki bentuk mengular dan memiliki banyak benda yang bersinar seperti mata, tapi bukanlah mata. Ia menjadi bahagia dan mengalami ketenangan hanya dengan menatap wujud ini … namun ketika wujud ini hilang ia menjadi sedih.”  

Ignasius lalu berziarah ke Tanah Suci dan ia bertekad untuk mentobatkan orang-orang yang belum mengenal Yesus disana. Namun ia tidak diperkenankan. Lalu veteran perang yang berusia 30 tahun itu pulang dan mulai belajar untuk mempersiapkan dirinya berkarya bagi nama Yesus. Mula-mula ia  belajar bahasa Latin bersama anak-anak sekolah Dasar si Barcelona sampai kemudian meraih Gelar sarjana di Universitas Paris.

Sejak masih kuliah Ignasius sering memberikan bimbingan rohani kepada teman-temannya. Di masa itu (bahkan sampai sekarang) tidaklah lazim apabila seorang awam mengajar spiritualitas; ia lalu  dicurigai sebagai penyebar bidaah (=agama sesat) dan dipenjarakan untuk sementara waktu  namun kemudian dilepaskan.  Kejadian itu tidak menghentikan Ignatius. “Seluruh kota tidak akan cukup menampung begitu banyak rantai yang ingin aku kenakan karena cinta kepada Yesus,” katanya.  

Di Paris Ignasius mengilhami tujuh mahasiswa (dua diantaranya adalah St. Fransiskus Xaverius dan St. Petrus Faber) untuk bersatu mengadakan ikatan. Mereka berjanji setia dan bersepakat untuk menyebarkan injil kepada mereka yang belum mengenal Kristus. Kelompok mereka ini kemudian menghadap Paus Paulus III dan menawarkan diri untuk menjalankan tugas apa saja. Bapa suci yang melihat semangat kerasulan mereka; dan pendidikan mereka yang tinggi akhirnya mengabulkan keinginan Ignasius dan kelompoknya. Bahkan lebih jauh lagi; Bapa Suci mentahbiskan mereka menjadi imam dan ikatan persaudaraan mereka dikokohkan menjadi Serikat  Rohaniwan. Serikat ini kemudian dinamakan Serikat Jesus dan mendasarkan diri pada tiga kaul yaitu : Kemiskinan, Ketaatan, dan Kemurnian; ditambah lagi dengan satu kaul khusus yaitu : Kesigapan untuk melaksanakan perintah Tahta Suci Kapan saja dan dimana saja.

Selama 15 tahun sejak persetujuan paus itu Ignasius memimpin Serikat Jesus dari Roma. Ia meyaksikan perkembangan Serikatnya berawal dari 10 orang sampai menjadi lebih dari 1000 orang. Para Jesuit berkarya dari Eropa, Asia sampai ke Benua baru Amerika.  Saat ini para Jesuit memiliki lebih dari 500 Universitas dan Perguruan Tinggi, 30.000 anggota, dan mengajar lebih dari 200.000 siswa setiap tahun.

Seringkali Ignatius berdoa, “Berilah aku hanya cinta dan rahmat-Mu, ya Tuhan. Dengan itu aku sudah menjadi kaya, dan aku tidak mengharapkan apa-apa lagi.”

St. Ignatius wafat di Roma pada tanggal 31 Juli 1556. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1622 oleh Paus Gregorius XV.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Ignasius dari Loyola, Imam

Kamis, 31 Juli 2025

Matius 13:47-53

47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48 Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." 52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."

53 Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa hidup beriman membuat orang mengalami kedamaian. Itu adalah suasana tenang dan tenteram.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa dengan beriman orang tak akan disibukkan dengan berbagai hal buruk. Orang berfokus pada hal-hal baik dan kemurnian hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hidup beriman menghadirkan ketenangan batin, dalam realitas hidup bersama Tuhan orang akan disibukkan oleh berbagai kegiatan sehari-hari yang mau tidak mau akan mengandung hal-hal baik dan hal-hal jahat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati dalam segala kesibukan harian orang akan menyadari yang baik dan yang buruk bahkan jahat dalam kesibukan perbuatan sehari-hari.

Ah, asal dekat Tuhan yang buruk dan jahat tak akan mendekat.

Tuesday, July 29, 2025

Penyumbang Konsumsi Juli 2025

Kalau ada yang bilang bahwa para rama Domus Pacis St. Petrus tercerabut dari umat, itu tidak benar. Memang, kebersamaan dengan umat tidak seperti yang di paroki-paroki. Kalau ada yang bilang para rama Domus Pacis St. Petrus tidak mengalami perhatian umat, itu tidak benar. Memang, pola kepedulian umat tidak seperti yang terjadi di paroki-paroki. Kalau ada yang bilang bahwa para rama Domus Pacis St. Petrus tidak mengalami perayaan keumatan, itu tidak benar. Memang, penyelenggaraannya tidak terjadi seperti di paroki-paroki. Kepedulian umat dalam hal konsumsi tetap ada seperti di paroki-paroki. Ada umat yang rajin secara bergilir selalu menyumbang snak pagi dan snak sore bagi seluruh penghuni Domus Pacis Santo Petrus. Para pemeduli secara individual mendaftar dan dalam koordinasi Bu Titik, Bu Rini, Bu Endang, Bu Woro, dan Bu Septi. Jumlah perayaan atau hajatan tampaknya lebih banyak frekuensinya dibandingkan dengan paroki-paroki. Di Domus hajatan menyangkut ulang tahun imamat masing-masing rama, ulang tahun pemberkatan rumah Domus, peringatan arwah mantan rama penghuni Domus Petrus, dan Malam Paskah/Natal. 

Dalam hajatan banyak umat datang dan sesudah Misa selalu ada makan bersama. Beaya konsumsi, disamping dari hasil penjualan kain batik di Domus, tak sedikit umat juga ikut menghadirkan kepedulian dengan menyumbang dana uang. Secara keseluruhan semua kepedulian adalah dalam koordinasi 2 orang relawan Domus, yiatu Bu Titik dari Ambarrukmo dan Bu Rini dari Sleman. Barangkali kedua sukarelawan bagaikan anggota tim kerja seperti dalam paroki. Tetapi keduanya sosok-sosok yang punya kepedulian khusus siaga mengerjakan beberapa kebutuhan Domus tanpa adanya pembatasan masa bakti. Keduanya tak terikat secara organisatoris. Tetapi Bu Titik sudah terlibat ikut memperhatikan Domus sejak tahun 2010 ketika masih di Puren, Pringwulung. Sedang Bu Rini ikut Domus sejak tahun 2012. Keduanya terus jadi relawan hingga para rama sepuh pindah ke Domus Kentungan 1 Juni 2021 sampai kini. Untuk bulan Juli 2025 para pemeduli konsumsi Domus adalah sebagai berikut :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Jantoro, 2. Ibu Rachel, 3. Ibu Emma, 4. Ibu Kanti, 5. Ibu Hera, 6. Ibu Rini, 7. Ibu Tita, 8. Ibu Wahyu, 9. Ibu Titik, 10. Ibu Septi, 11. Ibu Tutik, 12. Ibu Jatmiko, 13. Ibu Endang Prayit, 14. Ibu Joni, 15. Ibu Hartini, 16. Ibu Novi, 17. Ibu Kris, 18. Ibu Debby, 19. Ibu Lucinda, 20. Ibu Satya, 21. Ibu Sintari, 22. Ibu Lina, 23. Ibu Elly, 24. Ibu Yos, 25. Sdri. Lusi, 26. Ibu Danie, 27. Ibu Atik.
  • Penyumbang Hajatan : 1. Ibu Yinni Tjia, 2. NN, 3. Ibu Sri Daruningsih, 4. Ibu Coleta Tanti Sanvero, 5. Ibu Ambar, 6. Ibu Nadya, 7. Keluarga Patuk (5 org), 8. Ibu Happy Rianawati, 9. Ibu Umi, 10. Ibu Ratmi, 11. Ibu Mardanu, 12. Bapak Blasius Chasto, 13. Ibu Sri Purwaningsih, 14. Ibu Yucha, 15. Ibu Rini Wahyudi, 16. Apotek Jaya Sehat.

Santo Petrus Krisologus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 07 September 2013 Diperbaharui: 09 Juli 2015 Hits: 11738

  • Perayaan
    30 Juli
  •  
  • Lahir
    Tahun 380
  •  
  • Kota asal
    Imola, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 02 December 450 di Imola, Italia - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Petrus dilahirkan di sebuah kota kecil di Imola, Italia. Ia hidup pada abad kelima. Uskup Kornelius dari Imola membimbingnya dan mentahbiskannya sebagai seorang diakon. Bahkan sejak masih kanak-kanak, Petrus mengerti bahwa seseorang sungguh adalah seorang yang besar hanya jika ia dapat mengendalikan emosinya dan mengenakan semangat Kristus.

Ketika Uskup Agung Ravenna, Italia, wafat, Petrus ditunjuk oleh Paus St. Leo Agung untuk menggantikannya. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 433. Sebagai seorang imam dan uskup, St. Petrus berkarya secara efektif. Ia berjuang keras untuk menghapuskan kekafiran yang masih ada dalam keuskupannya. Ia membantu umatnya bertumbuh dalam iman.

Uskup Petrus menjadi terkenal sebagai seorang pengkhotbah. Sungguh, “Krisologus” artinya “perkataan emas”. Namun demikian, semua khotbah ataupun homilinya singkat saja. Ia khawatir para pendengarnya menjadi bosan. Di samping itu, khotbah-khotbahnya pun bukanlah sesuatu yang luar biasa istimewa ataupun indah. Namun, pesan-pesan yang disampaikannya jauh lebih berharga daripada emas. Ia berkhotbah dengan semangat begitu rupa hingga mampu menggugah hati para pendengar yang mendengarkannya dengan terpukau.

Dalam khotbah-khotbahnya, Uskup Petrus mendesak setiap orang untuk menerima Yesus sesering mungkin dalam Komuni Kudus. Ia ingin agar semua orang menyadari bahwa Tubuh Tuhan haruslah menjadi santapan setiap hari bagi jiwa. Uskup yang baik ini juga berjuang demi persatuan segenap anggota Gereja Katolik. Ia berusaha mengatasi segala kebingungan yang ada dalam umat tentang iman Katolik. Ia juga senantiasa mengusahakan damai.

St, Petrus Krisologus wafat pada tanggal 2 Desember 450 di kota kelahirannya, Imola, Italia. Oleh karena khotbah-khotbahnya yang mengagumkan, yang begitu kaya akan pengajaran, pada tahun 1729 Paus Benediktus XIII memaklumkan St. Petrus sebagai Doktor Gereja.

Lamunan Pekan Biasa XVII

Rabu, 30 Juli 2025

Matius 13:44-46

44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, dalam kehidupan orang berhadapan dengan nilai-nilai. Tinggi rendah atau besar kecil atau mutu tidaknya sesuatu diukur dengan perbandingan.
  • Tampaknya, dalam kehidupan orang dalam menilai sesuatu bisa berdasarkan bobot sosial atau ekonomi atau politik. Nilai-nilai itu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, walaupun nilai-nilai berbagai hal yang dihadapi oleh orang bisa berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, hubungan dengan Allah akan mengalirkan kepuasan mendalam dalam hidup dengan kadar tetap di segala zaman dan tetap sebagai yang amat tinggi dan dalam sekali yang tak dapat dibandingkan dengan apapun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang bisa melepas atau mengorbankan apapun demi tetap hidup berada di wilayah kuasa Allah.

Ah, asal banyak uang orang bisa memiliki apapun yang memuaskan.

Monday, July 28, 2025

Rama Tiri Yang Diistimewakan

Memang, di Domus Pacis Santo Petrus ada 13 orang rama. Tetapi dari 13 orang itu yang relatif masih muda hanya seorang, yaitu Rm. Hartanta yang bertindak sebagai Direktur. Memang, dari 12 orang yang sudah masuk golongan sepuh tinggal seorang yang masing bisa berjalan, yaitu Rm. Suhartana. Sebelas orang lainnya sudah amat bersahabat dengan kursi roda. Meskipun demikian, tampaknya yang paling sedikit dibantu oleh karyawan dalam aktivitasnya adalah Rm. Bambang. Dari kesebelas rama lain, kecuali Rm. Supriyanta dan Rm. Tri Wahyono yang dalam segalanya adalah dalam penjagaan dan pelayanan karyawan, semua mendapatkan bel dengan nada lagu berbeda satu sama lain untuk memanggil karyawan sewaktu-waktu. 


Karena paling sedikit membutuhkan bantuan karyawan, kadang-kadang karyawan lupa akan kebutuhan pokok Rm. Bambang. Kebutuhan pokok Rm. Bambang terutama adalah persediaan buah pepaya untuk dimakan bangun tidur di pagi hari sesuai nasihat dokter. Selain itu yang pokok adalah mempersihkan urinal atau pispot karena dia sudah tak dapat berdiri untuk kencing di toilet. Kalau membutuhkan bantuan seperti mendorong kursi roda dalam mobilisasi, Rm. Bambang biasa menanti karyawan yang pas tidak dibutuhkan para rama lain. Rm. Bambang sadar bahwa para karyawan, tentu saja terutama Rm. Hartanta, akan banyak mencurahkan pikiran dan perasaan kepada sebelas rama lain. Inilah yang membuat Rm. Bambang sering berkelakar dengan berkata "Di sini aku adalah Rama Tiri". Kalau ada yang bertanya "Kok gitu?", dia akan bilang "Di sini makin tak bagus keadaannya akan makin diperhatikan. Bahkan yang kondisi paling lemah paling mendapatkan persediaan besar dalam fasilitas dan pembeayaan". Meskipun demikian, Rm. Bambang merasakan adanya keistimewaan yang diberikan oleh Rm. Hartanta. Hal ini dirasakan lebih dari sekali kalau Rm. Hartanta pergi melakukan pelayanan dan melewati Jalan Pemuda, Muntilan. Mengalami keistimewaan ini Rm. Bambang ingat kata-kata Injil "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal" (Yoh 3:16). Tetapi dalam hatinya Rm. Bambang mengucapkan ayat itu dengan kata-kata "Karena begitu besar kasih Rm. Hartanta akan hidupku, sehingga ia telah membelikan aku satu dos kue moho".

Santa Marta

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 07 September 2013 Diperbaharui: 01 Juni 2014 Hits: 18416

  • Perayaan
    29 Juli
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Bethany - Yerusalem - Israel
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar Tahun 80 - Sebab alamiah
    Makam diyakini berada di Tarascon Perancis
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Marta adalah saudari Maria dan Lazarus. Mereka tinggal di sebuah kota kecil bernama Betania, dekat Yerusalem. Ketiga bersaudara itu adalah sahabat-sahabat Yesus. Yesus seringkali datang mengunjungi mereka. Sesungguhnya, dalam Injil dikatakan : Yesus mengasihi Marta, dan saudaranya Maria dan Lazarus.

Marta dengan senang hati melayani Yesus apabila Ia datang mengunjungi mereka. Suatu hari, Marta sedang menyiapkan makanan bagi Yesus dan para murid-Nya. Marta yakin bahwa tugasnya akan lebih ringan apabila saudarinya datang membantu. Ia melihat Maria duduk tenang dekat kaki Yesus, asyik mendengarkan Dia. “Tuhan, suruhlah dia membantu aku,” pinta Marta kepada Yesus. Yesus amat senang dengan semua layanan kasih sayang Marta. Tetapi, Ia ingin Marta tahu bahwa mendengarkan Sabda Tuhan dan berdoa jauh lebih penting. Jadi dengan lembut Yesus berkata kepadanya, “Marta, Marta engkau khawatir akan banyak hal, namun hanya satu saja yang perlu. Maria telah memilih bagian yang terbaik.”

Iman Marta yang mendalam kepada Yesus tampak nyata ketika saudaranya, Lazarus, meninggal. Begitu ia mendengar bahwa Yesus sedang dalam perjalanan menuju Betania, Marta pergi menyongsong-Nya. Ia percaya kepada Yesus dan dengan terus terang berkata : “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.” Kemudian Yesus mengatakan kepadanya bahwa Lazarus akan bangkit. Kata-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. Percayakah engkau akan hal ini?" Dan Marta menjawab, “Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkau-lah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Yesus mengadakan suatu mukjizat besar dengan membangkitkan Lazarus dari antara orang mati!

Sesudah kejadian itu, Yesus datang lagi dan makan bersama dengan Lazarus, Marta dan Maria. Seperti biasanya, Marta melayani mereka. Namun demikian, kali ini Marta melayani dengan sikap yang lebih tulus serta penuh kasih. Ia melayani dengan hati yang penuh sukacita. Cinta tulus kakak beradik ini kepada Yesus mereka buktikan sampai di puncak bukit Golgota, menunggui detik-detik terakhir wafat Yesus.

Ada beberapa legenda dan tradisi yang simpang-siur tentang kehidupan Marta dan saudara nya setelah kenaikan Yesus ke surga. Salah satu yang paling populer adalah Legenda tentang makam St. Martha si Tarascon Perancis. Dikatakan bahwa Marta meninggalkan Yudea dan pergi ke Tarascon, Prancis. Ia melalui hari-harinya di desa tersebut hari dengan berdoa dan berpuasa sampai pada akhir hidupnya. Masih menurut legenda; Marta meninggal di Tarascon, dan dimakamkan diruang bawah tanah Gereja Collegiate di Tarascon.

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Marta, Maria, Lazarus, Sahabat Tuhan

Selasa, 29 Juli 2025

Yohanes 11:19-27

19 Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 20 Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. 21 Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. 22 Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." 23 Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." 24 Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." 25 Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26 dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" 27 Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia. "

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, di dalam kehidupan ini yang paling menjadi kesusahan adalah kematian. Orang bisa mengalami kepedihan mendalam karena wafatnya anggota keluarga orang dekat.
  • Tampaknya, di dalam kehidupan ini yang paling membuat banyak orang berbela rasa adalah peristiwa kematian. Amat banyak orang berbondong-bondong melayat tanpa diundang dan menyumbang tanpa mengharap sajian konsumsi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun peristiwa kematian biasa membuat orang mengalami kesedihan mendalam, itu justru menjadi kesadaran pendalaman terus menerus untuk meyakini kehidupan sejati yang tak musnah oleh kematian yang sejatinya pintu masuk jumpa Tuhan face to face. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang Kristiani menyadari bahwa pembelajaran terus menerus dalam hidup ini adalah penghayatan hidup yang di dalamnya ada peristiwa kematian. 

Ah, yang namanya mati itu ya selesai hidup.

Sunday, July 27, 2025

Rm. Suntara Opname

Ini terjadi pada Senin 28 Juli 2025. Pada waktu makan siang, rama yang posisi duduknya di kamar makan berhadapan dengan Rm. Bambang tidak tampak. Beliau adalah Rm. Suntara yang biasanya sudah siap pertama kali dan sudah duduk di kursi rodanya sebelum rama lainnya datang. Tetapi semua rama yang ikut makan tahu bahwa beliau harus periksa dokter di RS Panti Rapih. Sebenarnya Rm. Suntara adalah sosok yang tidak mudah kalau harus pergi ke rumah sakit. Beliau hanya dalam keadaan terpepet sekali bersedia dibawa ke rumah sakit. Ternyata sudah beberapa saat Rm. Suntara mengalami benjolan yang menghadirkan derita khusus. Katanya, dulu pada Oktober 2024 pernah ada dan sudah dioprasi kecil. Ternyata itu muncul lagi. Ketika akan dibawa ke rumah sakit, beliau bilang kepada Rm. Bambang "Suk Agustus wae" (Besok saja sesudah bulan Agustus). Tentu saja itu di tahun 2025. Tetapi pada pagi Senin 28 Juli 2025 ini karyawan menelpon ke RS Sakit Panti Rapih untuk mendaftarkan Rm. Suntara. Barangkali akan tampil khusus, beliau meminta seorang karyawan mencukur rambutnya. Pada makan siang Rm. Hartanta juga tak ada. Beliau biasa menyertai rama Domus yang periksa dokter di RS Panti Rapih. Pada jam 12.21 Rm. Hartanta mengirim pesan WA ke Rm. Bambang "Siang ..... Rm suntara harus dirawat inap dulu untuk sekalian lihat kondisi jantung dan gula. Ada benjolan yang takutnya diduga kanker sehingga harus operasi agak besar. ..... Ini baru proses mencari kamar". Dan pada jam 12.32 beliau kirim lagi WA "Beliau dirawat di lukas 212".

Santo Celsus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 03 Agustus 2017 Diperbaharui: 03 Agustus 2017 Hits: 9880

  • Perayaan
    28 Juli
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Roma, Italia
  •  
  • Wilayah karya
    Gaul (Perancis), Jerman, Swiss
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir | dihukum penggal bersama Santo Celsus pada sekitar tahun 68 M
    Legenda menuturkan bahwa saat Relikwi-nya ditemukan oleh Santo Ambrosius di tahun 395 M, Darah Nazarius belum mengering
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Ketika Kaisar Nero mulai menganiaya umat Tuhan, Santo Nazarius menyelamatkan diri ke Lombardi, mengunjungi Piacenza dan Milan. Ia kemudian tertangkap, dihukum cambuk dan diasingkan ke Gaul (sekarang Perancis).

Di Gaul, Nazarius bertemu dengan Santo Celsus yang saat itu masih berusia 9 tahun. Ibunda Celsus telah meminta Nazarius untuk mengajari mereka iman Kristiani. Nazarius lalu mendidik dan membabtis Celsus serta menjadikannya rekan seperjalanan dalam mewartakan iman Kristiani di Gaul.

Bertahun-tahun Nazarius dan Celsus berkarya dan membawa banyak jiwa di Gaul menjadi umat Tuhan. Hal ini membuat otoritas Romawi murka. Keduanya ditangkap, disiksa, dan dipenjarakan.  Mereka baru dibebaskan dengan syarat mereka tidak boleh berkhotbah di wilayah Gaul.

Nazarius dan Celsus lalu berkarya di wilayah sekitar Pegunungan Alpen dan membangun sebuah kapel di Embrun. Mereka melanjutkan perjalanan kerasulan mereka ke Jenewa, lalu ke Trier. Mereka tinggal cukup lama di Trier, dan membawa banyak orang ke dalam pelukan gereja.

Nazarius dan Celsus disebutkan meninggalkan Trier menuju Italia. Mereka tiba di Genoa, lalu ke Milan. Mereka tertangkap disana dan dihukum mati dengan cara dipenggal.

Lamunan Pekan Biasa XVII

Senin, 28 Juli 2025

Matius 13:31-35

31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. 32 Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." 33 Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." 34 Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, 35 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa dianggap hebat kalau bisa membuat hal spektakuler. Dia bisa membuat banyak orang terkagum-kagum karena yang dilakukan di luar cakrawala orang umum.
  • Tampaknya, orang bisa dianggap hebat karena tiba-tiba bisa membuat hal besar. Dia bisa menghadirkan banyak guna bagi banyak orang.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun hal besar beraroma spektakuler mudah menjadikan pelakunya dinilai hebat, orang baru sungguh hebat lahir batin kalau mampu berproses dari yang kecil-kecil harian tetapi dalam proses jangka waktu tertentu menghadirkan guna bagi banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema rewlung hati orang sadar bahwa yang sungguh hebat adalah bisa berproses dari yang kecil-kecil harian hingga besar dan bermakna bagi hidup bersama.

Ah, yang hebat itu yang bisa membuat hal mengagumkan dalam seketika.

Saturday, July 26, 2025

Rm. Suntara vs Rm. Bambang

"Bambang ki nek omong mesthi ngawur. Ora tau nganggo landhasan" (Kalau omong Bambang pasti ngawur. Tidak memakai landasan) kata Rm. Suntara dengan suara keras dan ngeden (mengejan). Mendengar itu para rama lain akan tertawa. Itu sering terjadi di kamar makan ketika para rama sedang makan bersama. "Arepa ngawur aku mesthi isa ngalahke kowe. Merga aku ngerti pengapesanmu" (Walau ngawur, aku pasti bisa mengalahkan kami, karena aku tahu pengapesanmu) Rm. Bambang mendebat. Salah satu debatan Rm. Bambang memakai istilah pengapesan yang kalau diterjemahkan berarti kelemahan. Tetapi kata pengapesan biasa dihubungkan dengan kelemahan atas aura kesaktian atau gaib seseorang. Rm. Suntara akan meradang "Pengapesan apa?" (Kelemahan apa?). Kemudian Rm. Bambang menjelaskan "Dalam hal umur kamu memang lebih tua dari aku. Tetapi kita berasal dari padepokan sama, dan aku lebih tua dalam mencecap ilmu. Maka yang berani omong mendebat kamu di Domus hanya aku. Rama-rama lain akan tak berani bersuara berseberangan paham denganmu. Bahkan Direktur pun takut". Andaran Rm. Bambang membuat para rama lain tertawa.


Rm. Bambang menyebut Rm. Suntara sebagai sesama berasal dari satu padepokan. Ini adalah istilah tradisional untuk menyebut sebuah perguruan. Keduanya memang punya latarbelakang hidup bersama menuntut ilmu di Seminari Tinggi Kentungan. Dalam hal usia Rm. Suntara lebih tua 6 tahun dibandingkan dengan Rm. Bambang. Tetapi di Seminari Rm. Bambang adalah kakak tingkat. "Kowe biyen mesthi manut aku. Pit-pitan rana rene tekan Plered barang. Nek kerja kelompok kowe methi ngladeni aku" (Dulu kamu pasti mengikuti aku. Kita bersepedaan ke sana-sini bahkan sampai Plered segala. Dalam kerja kelompok kamu selalu melayani aku). Omong seperti itu membuat benak Rm. Bambang tergambar bagaimana dia merumuskan kertas kerja dan Rm. Suntara selalu siap diminta mengambilkan buku-buku untuk referensi dan termasuk juga sajian makanan dan minuman. "Aku gelem nglakoni merga mesthi koktukokke gembus" (Itu kulakukan karena kamu selalu membelikan gembus). Gembus adalah tempe yang terbuat dari ampas tahu. Dan omongan itu tertuju ke kuliner masa lalu sebelum tahun 1980an. Maka kalau omong gembus Rm. Suntara menyebut pojok pasar Demangan di sore hingga malam hari. Rm. Bambang menunjuk warung bakso di Demangan, es buah di Tambakbayan, dan sate di depan RS Betesda. Pada waktu itu belum banyak warung-warung kuliner seperti masa ini. Yang jelas kalau Rm. Suntara saling omong dengan Rm. Bambang, sekalipun dengan kata-kata saling menjatuhkan, itu semua menjadi semacam tontonan yang menghibur semua rama pada waktu makan.

Santo Pantaleon

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 07 September 2013 Diperbaharui: 20 Juli 2016 Hits: 9602

  • Perayaan
    27 Juli
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Nicomedia - Asia Tengah
  •  
  • Wilayah karya
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Tahun 305 di Roma. Martir -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Pantaleon hidup pada abad keempat. Ia berasal dari Nicomedia, dekat Laut Hitam di Asia.  Ia merupakan seorang dokter yang amat terkenal hingga Kaisar Galerius Maximianus memilihnya untuk menjadi dokter Istana.

Di sana, di istana yang jahat dan kafir, Pantaleon terjerumus ke dalam masalah. Ia adalah seorang Kristiani, namun sedikit demi sedikit, ia membiarkan teladan buruk sekelilingnya merusak imannya. Ia mulai sependapat dengan kebijaksanaan palsu yang dipuja orang-orang kafir. Ahirnya, ia melakukan dosa berat dengan sepenuhnya meninggalkan iman Kristiani.

Seorang imam yang kudus bernama Hermolaos teramat sedih melihat dokter yang temashyur ini meninggalkan Yesus. Ia datang menemuinya. Dengan kata-kata yang bijaksana dan lemah lembut, sang imam berhasil menyadarkan Pantaleon akan dosa yang telah dilakukannya. Pantaleon mendengarkan nasehatnya dan mengakui bahwa ia telah sungguh keliru. Ia mengaku dosa dan bergabung kembali dengan Gereja. Sebagai laku silih, Pantaleon giat merawat orang-orang miskin yang sakit tanpa memungut bayaran. Ia kini hidup dalam doa, dan memiliki kerinduan yang berkobar untuk menderita bagi Yesus.

Ketika Kaisar Diocletianus mulai menganiaya umat Kristiani, Pantaleon segera bersiap untuk meninggalkan istana. Ia lalu membagi-bagikan segala yang ia miliki kepada orang-orang miskin. Ia tahu bahwa sewaktu-waktu ia bisa ditangkap. Dan ia benar.

Beberapa dokter yang iri hati mengadukannya sebagai seorang Kristiani. Kepada dokter istana ini, Kaisar memberikan pilihan untuk menyangkal iman atau dihukum mati. Pantaleon tidak mau menyangkal imannya dan tak ada suatu aniaya pun yang dapat memaksanya untuk melakukan hal itu.  Ia kemudian dianiaya sampai wafat sebagari martir pada tahun 305.

Di masa lampau terdapat suatu devosi yang kuat kepada orang kudus ini. Di Gereja Timur, ia disebut sebagai “martir besar dan pekerja ajaib”.

Lamunan Pekan Biasa XVII

Minggu, 27 Juli 2025

Lukas 11:1-13

1 Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." 2 Jawab Yesus kepada mereka: "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. 3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya 4 dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." 5 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, doa adalah kegiatan paling banyak dilakukan oleh agamawan. Permohonan-permohonan lebih banyak mengisi doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan.
  • Tampaknya, dalam doa permohonan orang biasa mengajukan apa yang dibutuhkan. Kebutuhan orang bisa dari yang dasar berbobot ekonomis hingga puncak sebagai kebutuhan jiwani seperti kewibawaan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang bisa puas terkabul permohonan doa atas kebutuhan-kebutuhan sosial enonomi sosial dalam doa-doanya, orang akan sungguh merasakan anugrah besar sebagai yang menghadirkan daya kerohanian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, setidak terpenuhi apapun dalam doa permohonan atas keinginan-keinginannya, orang akan sadar bahwa Tuhan akan menghadirkan daya-Nya untuk mengarungi hidup hariannya.

Ah, kalau keinginan tak terkabul dalam permohonannya pada Tuhan, orang pasti keliru dalam doanya.

Piknik Domus

Dalam sejarah kehidupan Domus Pacis, ketika masih di Domus Pacis Puren, Paroki Pringwulung, ada acara yang disebut ":Piknik". Pert...