Suasana kunjungan di Domus Pacis Santo Petrus kembali ramai sepuluh harian sesudah Paskah. Bahkan Rm. Hartanta, Direktur Domus yang menata jadual kunjungan, beberapa kali menolak rombongan pengunjung. Penolakan terjadi karena sudah ada pengunjung lain pada hari dan jam sama. Tetapi Rm. Hartanta juga harus memperhatikan daya fisik para rama sepuh agar tidak kelelahan karena menerima rombongan tamu. Meskipun demikian, hingga tanggal 12 pada bulan Mei Rm. Bambang mencatat ada 7 rombongan tamu untuk kebersamaan rama sepuh : Umat Paroki Ungaran, Umat Solo Baru, Siswa Kristiani SMAN I Sentolo, Alumni SMP Garuda Makasar yang kini tinggal di Jakarta, Umat Paroki Martinus Bandung, Ibu-ibu Paroki Wates, dan Kelompok Lumen Christi dari Paroki Andreas Kedoya Jakarta Barat. Selain itu pada hari-hari tanggalan merah juga ada kelompok kecil yang menyusul yang oleh karyawan Domus dipanggilkan Rm. Bambang atau bahkan ada yang langsung minta menemui Rm. Bambang. Hal itu terjadi juga pada Liburan Waisak 12 Mei 2025. Pada hari itu rombongan pengunjung Lumen Christi Jakarta sudah pulang dan para rama sepuh sudah selesai makan siang. Tetapi dari sekitar jam 12.30-14.00 Rm. Bambang menerima 3 rombongan kecil :
- Wilayah Pirikan Paroki Panca Arga. Beberapa orang dari Wilayah ini mengatakan bahwa Wilayahnya pada Paskah 2025 menjadi Panitia Penyelenggara. Mereka datang untuk menyampaikan oleh-oleh untuk kebutuhan Domus dan sumbangan lain. Dikatakan bahwa semua adalah kelebihan dari kebutuhan anggaran penyelenggaraan Paskah 2025 yang disepakati untuk menyumbang Domus Pacis.
- Keluarga Bapak Atik. Sebenarnya keluarga ini mempunyai kepentingan dengan Rm. Hartanta untuk minta pelayanan Misa Ujub keluarganya. Kedatangannya juga membawa oleh-oleh yang termasuk kebutuhan Domus.
- Legio Maria Paroki Atmodirono. Rombongan kecil ini terdiri dari ibu-ibu sepuh. Mereka sekedar mampir untuk menyampaikan sumbangan.
No comments:
Post a Comment