Pada Jumat 5 Desember 2025 jam 06.25 ada pesan WA masuk dalam HP Rm. Bambang "Selamat pagi Romo Bambang Murti. Berkah Dalem Gusti. 🙏🙏 Romo, bsk pagi sekitar jam 8.30 atau jam 9 Romo ada acara tidak? Rencana saya Rm Tyus dan teman" ber 5 mo sowan Rm Bambang Murti, kira"bisa tidak. Atau mungkin Rm Tyus sudah matur Rm Bambang. Mohon jawaban ya Romo. Terimakasih sebelumnya. Ini Adri Romo. Maturnuwun. BD." Yang mengirim adalah Ibu Adri Heryulin yang pada tahun 1988, ketika Rm. Bambang di Salam, beliau masih ikut Mudika (Muda-mudi Katolik). Terhadap pesan itu Rm. Bambang menjawab "Saya ada. Siyaaaaap", karena sebenarnya sudah tahu tujuan rencana mereka pada Sabtu 6 Desember 2025.Kalau Bu Adri menyebut R m. Tyus, itu adalah panggilan Rm. Hartanta di Paroki Salam. Nama lengkap beliau adalah Florentius Hartanta. Ketika di Paroki Mlati terkenal sebagai Rm. Flo yang diambil dari suku kata pertama nama baptisnya. Di Salam panggilan Tyus diambil dari gabungan 2 suku kata terakhir dari nama baptis.
Sehubungan dengan rencana kedatangan hari Sabtu, Rm. Hartanta pada Selasa 2 Desember 2025 jam 13.11 sudah mengirim WA ke Rm. Bambang "Siang Kulonuwunn Mbenjang sabtu jam 09 badhe sowan domus kalih 4 ibu kangge rembagan acara mbenjang februaru Nuwunn" (Selamat siang, permisi. Besok Sabtu jam 09.00 saya akan datang bersama 4 orang ibu untuk membicarakan acara Februari. Terima kasih). Acara Februari 2026 sudah dikatakan oleh Rm. Hartanta lewat WA ke Rm. Bambang pada 24 November 2025 "Pagi romo Mau minta tolonh Apakah bisa mengisi seminar tentang "credo" di paroki salam pada hari Minggu, 15 februari 2025 pk 10.00. Sasarannya adalah ketua lingkungan, prodiakon, tim liturgi, pewartaan dan umat yang mau". Kalau tertulis 15 Februari 2025, maksudnya pasti tahun 2026. Itulah yang membuat Rm. Bambang siaga menerima tamu pada Sabtu 6 Desember 2025. Benarlah, sebelum jam 09.00 Rm. Hartanta sudah datang dengan 4 orang yang menyertai. Kalau di dalam WA dikatakan akan datang bersama 4 orang ibu, ternyata dalam realita adalah 3 orang ibu dan seorang bapak. Keempat orang itu langsung berbicara tentang rencana proses yang akan terjadi pada besok tanggal 15 Februari 2026. Pembicaraan selama satu jam lebih tampaknya sudah memberikan gambaran yang cukup jelas untuk rencana acara tersebut. Para tamu tampaknya amat senang. Mereka juga membawa banyak oleh-oleh untuk Rm. Bambang. Tentu saja Rm. Bambang hanya mengambil beberapa dan bagian besar diserahkan ke dapur Domus Pacis.DOMUS PACIS PETRUS
Saturday, December 6, 2025
Santo Ambrosius, Uskup dan Pujangga Gereja
diambil dari https://www.imankatolik.or.id/kalender/7Des.html
Ambrosius lahir pada tahun 334 di Trier, Jerman dari sebuah keluarga Kristen. Ayahnya menjabat Gubernur Gaul, dengan wilayah kekuasaannya meliputi: Prancis, Inggris, Spanyol, Belgia, Jerman, dan Afrika. Ia mendapat pendidikan yang baik dalam bahasa Latin, Yunani dan ilmu hukum. Di kemudian hari ia terkenal sebagai seorang ahli hukum yang disegani. Keberhasilannya di bidang hukum menarik perhatian Kaisar Valentinianus; ia kemudian dinobatkan menjadi Gubernur Liguria dan Aemilia, yang berkedudukan di Milano, Italia Utara.Ketika Auxentius, Uskup kota Milan meninggal dunia, terjadilah pertikaian antara kelompok Kristen dan kelompok penganut ajaran sesat Arianisme. Mereka berselisih tentang siapa yang akan menjadi uskup yang sekaligus menjadi pemimpin dan pengawas kota dan keuskupan Milano. Para Arian berusaha melibatkan Kaisar Valentinianus untuk menentukan bagi mereka calon uskup yang tepat. Kaisar menolak permohonan itu dan meminta supaya pemilihan itu dilangsungkan sesuai dengan kebiasaan yang sudah lazim yaitu pemilihan dilakukan oleh para imam bersama seluruh umat. Ketika mereka berkumpul untuk memilih uskup baru, Ambrosius dalam kedudukannya sebagai gubernur datang ke basilika itu untuk meredakan perselisihan antara mereka. Ia memberikan pidato pembukaan yang berisi uraian tentang tata tertib yang harus diikuti. Tiba-tiba terdengar teriakan seorang anak kecil: "Uskup Ambrosius, Uskup Ambrosius!" Teriakan anak kecil itu serta-merta meredakan ketegangan mereka. Lalu mereka secara aklamasi memilih Ambrosius menjadi Uskup Milano. Ambrosius enggan menerimanya karena ia belum dibaptis. Selain itu ia merasa jabatan uskup itu terlalu mulia dan meminta pertanggungjawaban yang berat. Tetapi akhirnya atas desakan umat, ia bersedia juga menerima jabatan uskup itu.
Enam hari berturut-turut ia menerima semua sakramen yang harus diterima oleh seorang uskup. Setelah itu ia ditahbiskan menjadi uskup. Seluruh hidupnya diabdikan kepada kepentingan umatnya; ia mempelajari Kitab Suci di bawah bimbingan imam Simplisianus; memberikan kotbah setiap hari minggu dan hari raya dan menjaga persatuan dan kemurnian ajaran iman yang diwariskan oleh para Rasul. Dengan bijaksana ia membimbing hidup rohani umatnya. Ia mengatur ibadat hari minggu dengan tata cara yang menarik, sehingga seluruh umat dapat ikut serta dengan gembira dan aktif; mengatur dan mengusahakan bantuan bagi pemeliharaan kaum miskin dan mentobatkan orang-orang berdosa. Ambrosius, seorang uskup yang baik hati dalam melayani umatnya. Selama 10 tahun, ia menjadi pembela ulung ajaran iman yang benar menghadapi para penganut Arian. Pertikaian antara dia dan kaum Arian mencapai klimaksnya pada tahun 385, ketika ia melarang keluarga kaisar memasuki basilik untuk merayakan upacara sesuai dengan aturan mereka. Seluruh umat mendukung dia selama krisis itu. Ia dengan tegas menolak permintaan Yustina, permaisuri kaisar yang menginginkan penyerahan satu gereja Katolik kepada para penganut Arian. Ia berhasil membendung pengaruh buruk ajaran Arianisme.
Terhadap Kaisar Theodosius yang menumpas pemberontakan dan melakukan pembantaian besar-besaran, Ambrosius tak segan-segan mengucilkannya dan tidak memperkenankan dia masuk Gereja. Ia menegaskan bahwa pertobatan di hadapan seluruh umat merupakan syarat mutlak bagi Theodosius untuk bisa diterima kembali di dalam pangkuan Bunda Gereja. Katanya: "Kalau Yang Mulia mau meneladani perbuatan buruk Raja Daud dalam berdosa, Yang Mulia juga harus mencontohi dia dengan bertobat" - "Kepala Negara adalah anggota Gereja, tetapi bukan tuannya." Theodosius, yang dengan jujur mengakui dosa dan kesalahannya, tak berdaya di hadapan kewibawaan Uskup Ambrosius. Ia mengatakan: "Ambrosius adalah satu-satunya uskup yang menurut pendapatku layak memangku jabatan yang mulia ini".
Ambrosius, seorang uskup yang berjiwa praktis. Meskipun kepentingan politik sangat menyita perhatiannya, namun ia tetap berusaha mencari waktu untuk berdoa dan menulis tentang kebenaran-kebenaran Kristen. Kotbah-kotbahnya sangat menarik dan kemudian diterbitkan menjadi bacaan umat. Salah satu kemenangannya yang terbesar ialah keberhasilannya mempertobatkan Santo Agustinus. Ambrosius meninggal dunia pada tahun 397 dan digelari Pujangga Gereja. Ia termasuk salah seorang dari 4 orang Pujangga Gereja yang terkenal di lingkungan Gereja Barat.
Lamunan Pekan Adven II
Minggu, 7 Desember 2025
Matius 3:1-12
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya." 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, orang bisa merasa bahagia karena memiliki karya yang membuat kagum banyak orang lain. Apa yang dilakukan menghadirkan makna bagi banyak orang.
- Tampaknya, orang dapat merasa sukses dalam karya karena banyak orang datang meminta jasanya. Apa yang dilakukan membuat banyak orang merasa gembira.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun apa yang dilakukan membuat banyak orang kagum dan merasa terbantu dalam hidupnya, orang akan menyadari bahwa apapun yang dilakukan sungguh berdimesi duniawi dan hanya daya ilahi yang bisa menghadirkan bobot kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa segala kebaikan duniawi adalah sarana yang menunjukkan karya Tuhan yang mahaagung.
Ah, kalau selalu sukses besarlah pemasukan finansialnya.
Friday, December 5, 2025
Wanita Katolik RI Pugeran
Itu adalah hari Minggu 30 November 2025. Rm. Bambang bersama rama-rama sepuh Domus sedang berhadapan dengan rombongan tamu dari umat Lingkungan Jangli, Semarang. Tiba-tiba dia bersuara keras cenderung berteriak "Ayo terus wae. Terus ngunjuk dhisik. Bar kuwi gabung wae" (Terus saja. Minum lebih dahulu. Setelah itu terus gabung saja). Yang datang adalah rombongan Wanita Katolik RI dari 2 Ranting di Paroki Pugeran.
Hari itu memang ada 2 rombongan yang diterima oleh Rm. Andika, Direktur Domus Pacis, untuk mengunjungi para rama sepuh. "Digabungke mawon" (Disatukan saja dalam menyambut) kata Rm. Andika. Ternyata pertemuanpun tetap bisa segar. Tanya jawab terjadi dipandu oleh Rm. Bambang. Sebelum penutup, wakil dari Pugeran maju untuk menyampaikan kata-kata khusus. Sebagaimana rombongan dari Jangli, rombongan Pugeran juga menyerahkan bingkisan-bingkisan untuk oleh-oleh. Tetapi Bu Retno, salah satu rombongan Pugeran, berkata "Setelah ini kami akan meneruskan acara lain" yang disambung Rm. Bambang "Kemana?". Bu Retno menjawab "Ngetan riku" (Ke timur) sambil telunjuk terarah ke timur yang dalam pikiran Rm. Bambang itu menunjuk gedung Seminari. "Arep sowan Rama Fajar, pa?" (Apakah akan ke Rm. Fajar yang menjadi Minister Seminari Tinggi Kentungan). Ternyata Bu Retno menjawab "Mboten" (Tidak) yang disambung Rm. Bambang "Kemana". Ternyata mereka akan ke tempat peziarahan Oblat milik para biarawan OMI. Memang, dari Domus Pacis untuk menuju Oblat mereka harus berkendaraan ke arah timur.
Santo Nikolas dari Myra
diambil dari https://www.mirifica.net/santo-nikolas-dari-myra-06-desember/
NICHOLAS (Nikolas) adalah seorang kudus yang sangat terkenal karena kemurahan hatinya dan karena mujizat-mujizat yang dilakukannya. Tokoh Santa Claus (Sinterklass) yang membawa hadiah untuk anak-anak pada saat Natal sebenarnya merupakan sekularisasi dari Santo Nicholas, Uskup dari Myra yang baik hati.
Nicholas lahir di Asia kecil pada abad ketiga di sebuah Kota bernama Patara (Lycia dan Pamfilia), dan tinggal di Myra, Lycia (saat ini adalah wilayah Demre, Turki), yang pada saat itu adalah sebuah provinsi dari kekaisaran Romawi. Ia adalah anak tunggal dari seorang pedagang Yunani yang kaya-raya bernama Epifanius (beberapa tradisi menyebut ayah santo Nicholas bernama Theophanes) dan isterinya Joan. Sejak usia muda Nicholas sudah tertarik dengan hal-hal religius dan memiliki keinginan yang besar untuk menjadi seorang imam. Menurut legenda, sejak berumur 5 tahun Nicholas sudah menjalankan puasa pada setiap hari Rabu dan Jumat. Setelah kedua orang tuanya yang kaya-raya meninggal karena wabah penyakit; Nicholas menggunakan seluruh harta warisannya untuk karya amal, terutama untuk menolong para fakir miskin. Ia sendiri kemudian tinggal bersama seorang pamannya, yang juga bernama Nicholas, yang adalah seorang uskup kota Patara. Pamannya inilah yang mendidiknya, lalu mentahbiskannya sebagai seorang imam.
Setelah menjadi imam, Nicholas sempat berziarah ke Tanah Suci Yerusalem. Sekembalinya dari perziarahannya, ia terpilih menjadi uskup kota Myra, ibu kota provinsi Lycia. Uskup Nicholas merupakan seorang uskup yang sangat saleh, lugu dan penuh semangat. Ia terkenal gigih membela orang-orang miskin dan orang-orang yang tertindas. Selain itu, Ia juga menjadi terkenal oleh karena mukjizat-mujizat yang dilakukan Tuhan melalui perantaraannya.
Menurut tradisi, Santo Nicholas dari Myra tutup usia dengan tenang pada tanggal 6 Desember 343 dalam usia 73 tahun di keuskupannya, Myra, dan dimakamkan di katedral kota itu. Pada musim semi tahun 1087, karena kekhawatiran akan adanya invasi dari bangsa muslim Turki, para pelaut dari Bari – Italia di Apulia membawa sebagian Relikwi Santo Nicholas dari makamnya di Khatedral Myra, ke Bari – Italia. Sebagian relikwinya diambil oleh orang–orang Venesia pada masa perang salib pertama dan dibawa ke kota Venesia.
Di Bari, Paus urbanus II kemudian membangun sebuah Basilika yang megah yang kini disebut : Basilica di San Nicola (Basilika Santo Nikolaus) Sebagai tempat penyimpanan relikwi Santo Nicholas. Paus sendiri yang kemudian memimpin upacara pemberkatan Basilika ini dan pada waktu upacara penyimpanan relikwi Santo Nikolaus. Sebuah gereja juga dibangun di kota Venesia sebagai tempat penyimpanan sebagian relikwi santo Nikolaus. Gereja tersebut dikenal dengan nama : Gereja San Nicolò al Lido. Gereja ini sekarang dikelola oleh para biarawan Fransiskan.
Sumber: katakombe.org
Lamunan Pekan Adven I
Sabtu, 6 Desember 2025
Matius 9:35-10:1.6-8
35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. 37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
1 Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi
kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk
melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
6 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan: “Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, orang kerap mengaitkan kekuasaan dengan kedudukan. Dengan memiliki kedudukan seseorang akan memiliki kekuasaan sesuai dengan tingkatannya.
- Tampaknya, makin tinggi kedudukan seseorang makin tinggi pula kekuasaannya. Dia punya kuasa memerintah orang lain bahkan ada perlengkapan fasilitas menyertainya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun dengan mendapatkan kedudukan orang mendapatkan kekuasaan, kekuasaan sejati selalu membuat orang memiliki daya untuk menghadirkan berbagai kebaikan dan damai sejahtera bagi banyak orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yang berkedudukan akan menghayatinya sebagai sarana untuk ikut ambil berjuang demi kebaikan dan damai sejahtera orang lain.
Ah, kalau berkedudukan orang akan menikmati penghormatan.
Thursday, December 4, 2025
Kalau Manusia Meninggal Dunia
Entah mengapa, saya memperhatikan soal kematian. Orang bisa jadi amat sibuk kalau ada orang mati. Karena tak ada agenda kapan dan di mana akan menghadapi peristiwa kematian, sekalipun sudah tahu ada yang sudah amat sangat sakitnya dan tak akan sembuh, orang harus menghadapi peristiwa yang harus sungguh-sungguh mendapatkan urusan khusus. Ada penghormatan jenazah baik dari dimandikan, didandani, diselanggarakan seperti hajatan mendadak, dan tentu termasuk diselenggarakan doa dan atau ibadatnya. Setelah itu ada peringatan-peringatan pengenangan arwah. Bahkan di tanah kuburnya ada pemasangan nisan.
Peristiwa Badaniah?
Ada orang dekat yang jengkel bahkan marah kalau saya omong “Suk yèn aku mati ....” (Besok kalau aku mati ....). Tampaknya kematian adalah hal yang pada umumnya tidak diterima. Sekalipun semua tahu bahwa pada suatu ketika akan mati, tetapi kalau ada yang tanya “Bagaimana kalau nanti beberapa jam lagi terjadi pada Anda?”, pada umumnya muncul tawa yang nuansanya menolak dan bahkan ada mengucap “Belum siap”.
Sebenarnya kesejatian badan adalah materi atau barang benda. Manusia menjadi salah satu ciptaan Allah dari “debu tanah” (Kej 2:7). Kalau dikatakan manusia punya kehidupan, tumbuh-tumbuhan dan hewan juga punya. Dengan hidupnya pohon punya daya tumbuh dan hewan punya daya insting. Tetapi manusia tidak hanya punya daya tumbuh yang bisa diamati dari sebagai janin, bayi, kanak-kanak, remaja, muda, tua, hingga lansia. Manusia juga tak hanya punya insting tetapi secara umum dapat dikatakan juga memilik daya pikir, daya rasa, dan daya berkehendak. Dengan demikian matinya manusia berbeda dengan matinya tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Berkaitan dengan omongan tentang kematian, matinya manusia amat berbeda dibandingkann dengan matinya tumbuhan dan hewan. Dengan kehilangan daya tumbuh, sebatang pohon akan layu dan bisa keropos. Matinya hewan ditandai dengan berhentinya daya tenaga badan. Ada hewan-hewan yang sadar atau tidak sadar disamakan dengan manusia berkaitan dengan kematian, yaitu habisnya aliran darah. Ada yang mempercayai bahwa dalam darah ada nyawa. Hilangnya nyawa membuat hilang pula kehidupan. Maka dalam agama atau kepercayaan tertentu ada larangan menyantap menu berbahan darah sebagai sikap menjunjung tinggi kehidupan. Tetapi kematian manusia yang membuat badan meninggalkan dunia fana sungguh berbeda dengan matinya tumbuhan bahkan hancurnya barang benda. Sesayang apapun terhadap barang benda tertentu atau pohon tertentu atau binatang tertentu, pada umumnya orang tidak akan mendalam susahnya dibandingkan dengan hilangnya dari dunia fana orang dekat atau keluarga karena kematian.
Ketika meninggal dunia orang akan mendapatkan perhatian dan penghormatan khusus bahkan menjadi sebuah hajatan mendadak. Sesudah tak tampak di dunia fana karena sudah dikubur, penghormatan masih datang dan bisa datang berkali-kali karena ada peringatan arwah. Di dalam agama Katolik peringatan arwah bisa mendapatkan hari bahkan bulan khusus pada bulan November. Orang Jawa mengkhususkan bulan Ruwah sebagai bulan menghormat arwah. Bahkan doa untuk arwah selalu masuk dalam Doa Syukur Agung ketika ada Misa berlangsung. Penghormatan-penghormatan ini mengalir dari keyakinan bahwa debu tanah yang jadi badan bagi bahan penciptaa manusia bukanlah hanya bahan materi belakang. Badan manusia adalah salah satu dari keseluruhan kemanusiaan. Santo Paulus berkata kepada umat Tesalonika tentang keseluruhan manusia sebagai “roh, jiwa dan tubuh” (1Tes 5:23). Ketiga unsur manusia itu menyatu sebagai gambar Allah (Kej 1:27) karena kehidupan sejatinya datang dari nafas atau Roh Allah (Kej 2:7).
Ada Kehidupan Kekal
Di dalam Misa Arwah ada kata-kata dalam Prefasi Arwah “Sebab, meskipun kami seharusnya binasa dan direnggut maut karena dosa, berkat rahmat dan kasih sayang-Mu, kami ditebus melalui kemenangan Kristus. Bersama Dia, kami dipanggil kembali menuju kehidupan”. Sebenarnya kematian bagi para murid Kristus bukan terutama berhentinya fungsi jantung dan meninggalkannya tubuh dari dunia fana. Kematian sejati adalah karena dosa. Santo Paulus bilang bahwa “upah dosa ialah maut” (Rom 6:23). Hal ini telah dikatakan oleh Tuhan Allah pada manusia pertama dalam Kej 2:7 kalau hidup bertentangan dengan perintah-Nya dia akan mati. Tetapi karena anugerah kasih-Nya, Allah menyelamatkan dan memanggil menuju kehidupan. Memang, dalam realita orang tetap mengalami maut. Tetapi dalam salah satu Doa Prefasi lain orang mendapatkan keyakinan akan adanya kediaman abadi karena iman akan kebangkitan. Kata-katanya adalah sebagai berikut :
“Sebab Dialah yang telah menumbuhkan harapan kokoh dan kebangkitan mulia; sehingga kami yang sering takut akan maut yang tak terelakkan itu sungguh-sungguh dihibur oleh hidup abadi yang telah dijanjikan kepada kami. Oleh karena itu, sebagai umat beriman kami yakin bahwa hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan; bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga bila pengembaraan kami di dunia ini berakhir.”
Ada kebangkitan
Kalau merujuk pada kehidupan liturgi Gereja, Perayaan Paskah adalah pusat yang mewarnai segala liturgi dan peribadatan umat. Perayaan Paskah adalah ungkapan hidup para murid Kristus yang melandaskan iman akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Bagi orang Kristiani, segala penghayatan hidup bersumber dan bermuara pada keyakinan akan adanya kebangkitan Kristus. Segala ajaran iman, pegangan moral, dan tatanan hukum Gereja dilandasi oleh dan mengungkapkan iman akan kebangkitan. Maka Santo Paulus berkata “ Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1Kor 15:13-14). Di dalam Kristus setiap orang juga akan mengalami kebangkitan. Tuhan Yesus bersabda “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yoh 6:44). Hidup dalam Kristus adalah anugrah ilahi. Dari sini para murid Kristus mendapatkan janji kebangkitan badan.
Kehidupan kekal
Kalau kita memperhatian Syahadat Iman, ada butir iman dalam Gereja “Kebangkitan badan dan hidup kekal”. Kebangkitan menjadi pegangan keyakinan bahwa dalam Kristus ada kebangkitan badan. Ketika berbicara tentang roti hidup Tuhan Yesus bersabda “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh 6:54). Sementara itu yang disebut hidup kekal sejatinya tidak pertama-tama berkaitan dengan dunia orang yang sudah meninggal dunia. Tuhan Yesus bersabda “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yoh 17:3). Dalam hal ini mengenal berarti memiliki sambung atau hubungan personal. Hidup kekal berarti memiliki hubungan personal dengan Allah Sang Keabadian. Sebagai orang Kristiani saya yakin bahwa dalam Kristus Allah “telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” (Yoh 1:14). Dengan demikian bagi manusia hidup kekal sudah terhayati sejak masih di dunia fana, yaitu dihayati dalam iman. Bukankah “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr 11:1)?
Pengubahan badan
Dalam salah satu Prefasi Arwah tentang kematian dikatakan “sebagai umat beriman kami yakin bahwa hidup hanyalah diubah”. Sebagai ciptaan yang dijadikan gambar Allah oleh Allah dengan daya Roh Allah, kehidupan manusia tidak seperti pohon-pohonan dan hewan. Pohon-pohon hidup karena masih punya daya tumbuh. Hewan hidup karena masih punya daya rangsang atau insting. Tetapi roh manusia sebagai bagian Roh Allah menjadi daya hidup yang tak terpadamkan oleh apapun. Manusia punya hidup kekal. Lalu bagaimana kalau dalam realita ada peristiwa yang disebut kematian? Lalu bagaimana kalau kematian manusia menuntut adanya tata penghormatan? Lalu bagaimana kalau yang hidup dituntut untuk tetap mengadakan peringatan atau doa arwah yang dalam Misapun selalu ada dalam Doa Syukur Agung? Bagi saya itu semua adalah pertanda bahwa manusia sepenuhnya (roh, jiwa, badan) tetap ada sekalipun orang mengatakan bahwa nyatanya ada kematian dalam pengalaman manusia. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan “Warga Kristen yang menyatukan kematiannya dengan kematian Yesus, menganggap kematian sebagai pertemuan dengan Yesus” (1020). Yang disebut kematian bagi manusia menjadi pintu masuk berjumpa dengan Allah muka dengan muda. Bukankah Tuhan Yesus adalah pintu masuk dalam kehidupan sejati (lihat Yoh 10:1-10)? Dengan demikian hilang atau rusaknya tubuh karena peristiwa yang disebut kematian sebenarnya adalah pengubahan dan pembaharuan fisik manusia yang tidak terikat lagi oleh ruang dan waktu seperti Tuhan Yesus yang bangkit dari kubur bisa menemui para murid kapanpun dan dimanapun sekalipun di tempat yang tertutup pintu dan bisa masuk mendadak.
Selesai pengembaraan
Ada pepatah Jawa yang mengatakan bahwa urip ki mung mampir ngombé (hidup adalah mampir untuk minum). Ini muncul dari gambaran bahwa hidup adalah perjalanan dari asal mula menuju kembali ke awal. Berapapun usia seseorang, kehidupan di dunia fana ini tetaplah hanya sebentar. Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Sebelum_Masehi saya mendapatkan keterangan tentang zaman bahwa sebelum tahun Masehi ada 3 zaman kehidupan selama 3000 tahun dari prasejarah (hingga sekitar 3000 SM), zaman kuno awal (3000-1000 SM), hingga zaman kuno akhir (1000-1 SM). Maka kehidupan sudah ada lebih dari 3000 tahun sebelum masa Masehi. Kalau kini kita berada di tahun 2025 M, maka kehidupan paling tidak sudah ada selama 52025 tahun. Di dalam Kitab Suci tertulis manusia berusia terlama adalah Metusalah, yaitu 969 tahun (Kej 5:27). Itu berarti Metusalah ada di dunia fana paling panjang selama 1,86% dari panjang usia perkiraan hidup dengan tonggak hitungan Masehi. Bagaimana dengan manusia kita dewasa ini? Dari google saya menemukan tulisan “Rata-rata usia harapan hidup global adalah sekitar 71–76 tahun, sedangkan di Indonesia pada tahun 2025 mencapai 71,4 tahun menurut data World Population Prospects, dengan data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan angka 74 tahun pada Agustus 2025”. Kalau kita naikkan rata-rata menjadi 80 tahun, rata-rata orang di dunia fana adalah 0,15% dari panjang kehidupan dunia sebelum dan sesudah Masehi.
Puji Tuhan, kehidupan sejati manusia tidak berhenti di alam kehidupan fana. Saya ingat lagi Prefasi “sebagai umat beriman kami yakin bahwa hidup hanyalah diubah, bukannya dilenyapkan; bahwa suatu kediaman abadi tersedia bagi kami di surga bila pengembaraan kami di dunia ini berakhir”. Itu menjadi keyakinan bahwa kematian adalah selesainya sebuah pengembaraan manusia sebagai umat Allah. Seindah apapun warna-warni dunia, itu adalah seperti dunia pariwisata. Itu hanya sebuah piknik. Seenak apapun piknik atau pengembaraan, seseorang sewajarnya mendapatkan kenyamanan hidup di rumah sendiri, yaitu hidup bersama Allah. Di dalam pengembaraan di dunia fana untuk mendapatkan kesejatian orang Jawa membutuhkan kebijakan yang disebut ngèlmu. “Ngèlmu iku kelakoné kanthi laku” (Kebijakan itu diperoleh dengan berprihatin) demikian kata orang Jawa. Berprihatin berarti olah hidup ikut Tuhan dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Pengembaraan yang menuntut keprihatinan terjadi pada saat kematian sebagai garis akkhir sebagaimana tersirat dalam kata-kata Santo Paulus “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2Tim 4:7). Tuhan Yesus juga mengatakan selesai ketika wafat di salib. Kitab Suci mencatat : Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. (Yoh 19:30)
Rencana 15 Februari 2026 di Salam
Pada Jumat 5 Desember 2025 jam 06.25 ada pesan WA masuk dalam HP Rm. Bambang "Selamat pagi Romo Bambang Murti. Berkah Dalem Gusti. 🙏🙏...
-
Rm. Stefanus Istata Raharja adalah salah satu Imam Praja Keuskupan Agung Semarang. Tuhan memanggil beliau pada Minggu 5 Oktober 2025 jam 15....
-
"Siapakah dia?" Barangkali, kalau pertanyaan ini disertakan pada gambar foto dalam berita ini, akan ada beberapa orang yang ikut b...
-
"Apakah diperkenankan kalau ada di antara kami ada yang datang lalu mengajak Rama Hartana keluar jajan?" tanya seorang di antara r...





