Friday, November 21, 2025

Santa Sesilia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 16 Agustus 2014 Diperbaharui: 26 November 2019 Hits: 45811

  • Perayaan
    22 November
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-3
  •  
  • Kota asal
    Roma
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir
    Awalnya ia dibakar hidup-hidup; tapi karena api tidak menyakitinya ia kemudian dipenggal

    Makamnya ditemukan kembali tahun 817, dan dipindahkan ke Gereja yang khusus dibangun untuk mengenangnya; Gereja Santa Cecilia di Roma

    Pada tahun 1599 makamnya dibuka dan tubuhnya ditemukan masih utuh
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Kisah tentang Santa Sesilia sedikit berbau legenda. Dikisahkan bahwa Sesilia adalah seorang gadis bangsawan Romawi  yang telah menjadi Kristen. Konon semenjak kecil ia telah berkaul untuk hidup suci-murni dan tidak menikah. Namun ketika sudah dewasa, ayahnya menikahkannya dengan Valerianus, seorang pemuda yang berhati mulia dan jujur tetapi masih kafir.

Dikisahkan bahwa pada saat perayaan pernikahan berlangsung, pengantin wanita yang cantik itu duduk menyendiri. Di dalam hatinya, ia menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan serta berdoa memohon pertolongan-Nya. Ketika ia dan Valerianus, suaminya, tinggal sendirian dalam kamar pengantin, Sesilia memberanikan diri berkata kepada suaminya: "Aku mempunyai suatu rahasia yang hendak kukatakan kepadamu. Aku mohon agar engkau mendengarkannya dengan sepenuh hati dan tetap menerima aku sebagai isterimu. Engkau harus tahu bahwa aku telah berkaul untuk mempersembahkan kesucianku kepada Kristus, dan aku mempunyai seorang malaikat yang selalu menjaga aku. Jika engkau berani menyentuh aku, maka malaekat pelindungku itu akan marah dan engkau akan menanggung banyak penderitaan. Tetapi jika engkau menghormati kesucianku, maka malaikat pelindungku itu akan mencintai engkau sebagaimana dia mencintai aku."

Valerianus amat terperanjat ketika mengetahui bahwa isterinya itu adalah seorang Kristen. Masa itu adalah masa penganiayaan bagi umat kristiani.  Menjadi Kristen adalah terlarang dan bila ketahuan, akan segera ditangkap dan dihukum mati. Namun atas pengakuan isterinya itu Valerianus berkata dengan lembut; “Tunjukkanlah kepadaku malaikatmu. Jika ia datang dari Tuhan, aku akan mengabulkan permintaanmu.”

Kata Sesilia, “Jika engkau percaya akan Allah yang satu dan benar serta menerima air pembaptisan, maka engkau akan dapat melihat malaikatku.” Kemudian Valerianus pergi menemui Uskup Roma (PausGayus yang menerimanya dengan gembira. Setelah menyatakan pengakuan iman Kristiani, Valerianus dibaptis dan pulang kerumah. Di rumahnya ia terkesima menemukan Sesilia sedang berdoa dengan ditemani oleh seorang malaikat.  Malaikat itu kemudian mengenakan mahkota pada kepala mereka berdua.

Tiburtius, saudara Valerianus, juga belajar iman Kristiani dari Sesilia.  Santa Sesilia mengisahkan Yesus dengan begitu indahnya hingga tak lama kemudian Tiburtius juga minta dibaptis. Bersama-sama,  Tiburtius dan Valerianus melakukan banyak perbuatan amal kasih. Ketika penganiayaan atas orang Kristen semakin memuncak,  kedua pemuda bangsawan itu selalu berupaya untuk memberikan penguburan yang layak pada setiap martir Kristen terbunuh.  Ketika mereka juga tertangkap, dengan berani mereka memilih mati daripada mengingkari iman mereka kepada Yesus.

Dengan penuh kasih sayang Sesilia menguburkan jenasah mereka, sebelum akhirnya ia sendiri juga tertangkap. Dalam penjara Sesilia masih sempat mempertobatkan para penjaga yang berusaha membujuknya untuk mempersembahkan korban bakaran kepada berhala. Setelah ditahan beberapa lama, Sesilia lalu dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup.

Ketika Sesilia dibakar dalam kobaran api, api sama sekali tidak menyakitinya. Akhirnya, seorang algojo diperintahkan untuk memenggal kepala Sesilia. Ia menebaskan pedangnya tiga kali ke leher Sesilia. Sesilia langsung rebah tetapi tidak langsung tewas. Dalam sakratul maut tersebut Santa Sesilia  mengacungkan tiga jari dengan tangannya yang satu dan satu jari di tangannya yang lain. Ia masih menyatakan imannya kepada Allah Tritunggal Maha kudus sebelum menerima  mahkota kemartirannya di surga.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Sesilia, Perawan dan Martir

Sabtu, 22 November 2025

Lukas 20:27-40

27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 32 Akhirnya perempuan itupun mati. 33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." 40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, pada umum agama dan kepercayaan orang yakin bahwa hidup tak terbatas di dunia ini. Ada juga kehidupan abadi.
  • Tampaknya, untuk menyiapkan hidup baik dalam keabadian orang berjuang untuk tidak menumpuk dosa. Dengan itu mereka akan bisa meneruskan penghayatan dan berkeluarga dan berteman dengan para sahabat lama di alam kekal.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dengan persiapan hidup baik di dunia orang akan mengalami kebaikan hidup di alam kekal, dalam keabadian orang akan mengalami kebangkitan badan yang menyempurnakan pola hidup fana dalam kemuliaan ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yakin bahwa dalam keabadian orang akan mengalami kebahagiaan jauh di atas tatacara dan bentuk-betuk penghayatan hidup duniawi.

Ah, keabadian itu ya meneruskan yang duniawi hanya tidak berubah-ubah.

Thursday, November 20, 2025

Wilayah Maria Mater Dei Boyolali

Pada Jumat tanggal 14 November 2025 Rm. Bambang menerima pesan WA dari Bapak Chrisan Yusuf "Ngaturaken Run down acara wilayah kawulo, mbenjing dinten minggu, 16 November 2025. ..... Sakderengipun jam 12.00 Kawulo nyuwun izin palilah, badhe kempal rumiyin  wonten Pendopo Makam, kangge kegiatan Wilayah, rembag pemilihan ketua Wilayah, saha pengurusipun. Atawis jam 12.00 kawulo kunjungan dateng Wisma Domus Pacis. Matur suwun Berkah Dalem" (Ini saya menyampaikan susunan acara Wilayah saya besok hari Minggu 16 November 2025. ..... Mohon izin sebelum jam 12.00 kami akan kumpul di Pendopo Makam untuk kegiatan rapat Wilayah pemilihan ketua Wilayah dan pengurusnya. Sekitar jam 12. kami kunjungan ke Domus Pacis. Terima kasih dan Berkah Dalem).


Itulah rombongan umat Wilayah Maria Mater Dei, paroki Boyolali, yang berkunjung ke Domus Pacis Santo Petrus pada Minggu 16 November. Rombongan itu pertama-tama ke Peziarahan Oblat milik para Rama OMI. dan sampai di Makam para rama praja Kentungan sekitar jam 10.00. Katanya mereka mengadakan Rapat Wilayah di Pendapa Makam. Yang jelas pada jam 12.11 di HP Rm. Bambang ada pesan WA masuk dari Pak Chrisan Yusuf "Wilujeng Siang Romo Bambang. Pangapunten, kami umat Wilayah Maria Mater Dei, Paroki Boyolali, sampun siap berkunjung🙏🏻 Maturnuwun" (Selamat siang, Rama Bambang. Maaf, kami umat Wilayah Maria Mater Dei, Paroki Boyolali, sudah siap berjunjung. Terima kasih). Maka, para rama sepuh 9 orang termasuk Rm. Direktur keluar menjumpai rombongan umat dari Boyolali. Sekalipun dari Domus mereka masih akan Porta Santa ke Taman Doa Pringwulung, di Domus para tamu santai-santai saja bilang tak terikat jam. Sambutan dari wakil tamu dan Rm. Andika disampaikan dengan singkat. Tanya jawab terjadi dipandu oleh Rm. Bambang. Ketika ada yang tanya nama-nama para rama, perkenalan jadi bahan menarik penuh kelucuan. Kebetulan saja Paroki Boyolali pernah mengalami didampingi oleh Rm. Ria dalam pelatihan kor-kor umat. Mereka juga banyak yang sudah tahu Rm. Bambang karena ketika aktif sering membantu Boyolali pada hari-hari besar Gereja. Suasana memang sungguh meriah penuh kehangatan persaudaraan. Tawa terbahak juga kerap membahana. Ketika akan selesai ada bapak yang tunjuk jari dan berkata "Jujur saja sebelumnya saya tidak bergitu bersemangat bertamu di rumah para rama sepuh. Saya membayangkan akan berjumpa dengan rama-rama yang banyak diam dalam suasana lengang. Ternyata, sekalipun sudah sepuh, para rama bisa omong yang membuat kami tertawa. Apalagi ketika bicara tentang enaknya di rumah tua bahkan dalam banyak kesendirian. Ini sungguh menginspirasi kami yang pasti akan mengalami jadi lansia".

Beato Nicolo Giustiniani

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 05 September 2014 Diperbaharui: 17 November 2019 Hits: 12723

  • Perayaan
    21 November
  •  
  • Lahir
    Hidup pada abad ke-12 (tanggal dan tahun lahir tidak diketahui)
  •  
  • Kota asal
    Venesia - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tahun 1180 di Biara San Nicolo del Libo, Venesia - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tidak mendapat Beatifikasi secara resmi
  •  
  • Kanonisasi

Nicolò Giustiniani  lahir dalam keluarga bangsawan di  kota Venesia pada pertengahan abad ke-12. Ditahun 1153, Nicolo meninggalkan kehidupan duniawi dan masuk biara Benediktin di biara San Nicolo del Libo, Venesia.

Nicolo sudah menjadi seorang biarawan Benediktin selama sembilan belas tahun ketika semua saudaranya tewas dalam sebuah pertempuran di dekat Konstantinopel. Kematian semua saudaranya membuat marga Giustiniani dari Venesia terancam punah karena tidak lagi memiliki penerus.  Masyarakat Venesia lalu mengirimkan sebuah petisi kepada Paus Alexander III. Mereka meminta agar biarawan Nicolo Giustiniani dibebaskan dari kaul monastiknya dan dikirim pulang untuk menikah, demi meneruskan garis keturunan marga Giustiniani. 

Bapa suci mengabulkan petisi ini. Nicolo lalu kembali menjalani hidup sebagai seorang awam dan menikah dengan  Anna Michieli. Pernikahan mereka diberkati dengan kelahiran sembilan orang anak, enam orang putra dan tiga orang putri.

Setelah anak-anak mereka dewasa, Nicolo dan Anna sepakat untuk berpisah. Nicolo kembali ke biaranya di San Niccolo del Libo. Beberapa tahun kemudian, Anna juga meninggalkan kehidupan duniawi  dan menjadi seorang  biarawati pada biara yang didirikan oleh Nicolo sebelumnya.

Lamunan Peringatan Wajib

Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah

Jumat, 21 November 2025

Lukas 19:45-48

45 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ, 46 kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." 47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia, 48 tetapi mereka tidak tahu, bagaimana harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin mendengarkan Dia.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, umat Kristiani amat senang kalau memiliki rumah ibadat. Umat juga biasa menyebut rumah Tuhan.
  • Tampaknya, umat Kristiani banyak yang yakin bahwa pergi ke gedung gereja berarti pergi menghadap Tuhan. Dalam gedung gereja orang Kristiani jumpa Tuhan untuk berdoa dan beribadat.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mengakui bahwa dengan gedung gereja orang datang untuk berdoa dan beribadat, kalau dalam mendekat umat ada hati terfokus cari uang, sejatinya di situ terjadi perampokan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kalau dalam menjalani agama sekalipun diam-diam terfokus cari keuntungan finansial, sejatinya orang menjadi perampok berselubung kekudusan.

Ah, bagaimanapun juga beraga juga butuh pembeayaan.

Wednesday, November 19, 2025

Tamu Postulan OP


Ini terjadi pada hari Senin 17 November 2025. Di Domus Pacis Santo Petrus setiap Senin biasa ada rama staf Seminari Tinggi Kentungan memimpin Misa Komunitas Domus. Komunitas Domus biasa mengadakan Misa pada sore hari jam 17.00. Tetapi pada hari itu Misa terjadi ketika jam hampir menunjuk angka 11.00. Berarti itu adalah saat pagi menjelang siang. Kebiasaan Misa sore tidak terjadi. Dan siapa yang memimpin? Yang memimpin tidak seperti biasa yang biasanya rama dari Seminari. Yang memimpin adalah Rm. Andika Bhayangkara, Direktur Domus Pacis Santo Petrus. Para rama sepuh yang biasa ikut Misa juga ada semua. Tetapi ada yang menarik, tak ada satupun karyawan Katolik yang ikut. Padahal Misa harian biasa melibatkan para rama dan karyawan Katolik.

Ternyata pada Senin itu memang ada peristiwa khusus. Ada rombongan postulan OP datang ke Domus. Postulan adalah calon biarawan atau biarawati. Sebagai postulan OP mereka adalah para calon suster Ordo Pengkhotbah yang lebih dikenal dengan sebutan Suster Dominikanes. Ada 11 orang postulan didampingi oleh 3 orang suster senior Dominikanes. Inilah yang membuat Misa Domus Senin itu pada menjelang jam 11 diikuti oleh para rama Domus dan para postulan dan suster Dominikanes. Rombongan tamu juga ikut makan siang bersama para rama Domus. Maka bisa dipahami kalau Bu Rini, relawan Domus, tampak sibuk mengurus tambahan menu makan siang. Para postulan dan suster pendamping tampak amat gembira mengalami kebersamaan dengan para rama Domus. Canda tawa penuh gelak berkali-kali muncul. Bahkan seusai santap siang, para postulan berkali-kali menampilkan nyanyian termasuk gerak dan lagu.

Santo Edmundus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 10 Agustus 2013 Diperbaharui: 17 November 2019 Hits: 16909

  • Perayaan
    20 November
  •  
  • Lahir
    Tahun 841
  •  
  • Wafat
  •  
  • 20 November 870 di Hoxne, Suffolk, Inggris | Martir
    Dipukuli, dicambuk, lalu dipanah di sekujur tubuhnya "Sampai ia kelihatan seperti landak", lalu kepalanya dipenggal.
    Dimakamkan di Hoxne. Makamnya dipindahkan ke Beodricsworth pada abad ke-10
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Edmund adalah seorang raja Inggris yang hidup pada abad kesembilan. Ia menjadi raja ketika usianya baru empatbelas tahun. Namun demikian, jabatan yang tinggi itu tidak menjadikannya congkak atau pun sombong. Sebaliknya, ia menjadikan Raja Daud -tokoh Perjanjian Lama- sebagai teladan hidupnya. Edmund berusaha untuk melayani Tuhan sebaik-baiknya seperti yang telah dilakukan Daud. Edmund bahkan menghafalkan mazmur-mazmur Daud di luar kepala.

Raja Edmund memerintah dengan bijaksana, dengan menunjukkan belas kasihan kepada segenap rakyatnya. Ketika pasukan barbar Denmark menyerang negerinya, ia berperang melawan mereka dengan gagah berani. Namun pasukan musuh jauh lebih besar dan lebih kuat daripada pasukannya hingga akhirnya raja Inggris itu tertangkap.

Pemimpin barbar bersedia menyelamatkan nyawanya jika ia setuju dengan beberapa syarat yang mereka ajukan. Tetapi, oleh karena persyaratan-persyaratan tersebut menentang negara dan agamanya, raja menolak. Raja dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak akan pernah menyelamatkan nyawanya dengan menghina Tuhan dan rakyatnya. Karena geram, pemimpin kafir itu menjatuhkan hukuman mati kepadanya.

St. Edmund diikatkan ke sebatang pohon dan dicambuki dengan kejam. Raja yang kudus itu menerima siksaannya dengan sabar, sambil menyebutkan nama Yesus untuk memberinya kekuatan. Kemudian, para penyiksanya membidikkan panah-panah ke seluruh bagian tubuhnya. Para pemanah itu membidik dengan hati-hati agar tidak mengenai bagian tubuhnya yang vital, sehingga penderitaannya dapat diperpanjang. Ratusan anak panah menghujani tubuh raja Edmund hingga disebutkan bahwa tubuh raja ini kelihatan berduri seperti landak. Pada akhirnya, St. Edmund dipenggal kepalanya. Raja Edmund meninggal pada tahun 870.

Devosi kepada St. Edmund sang martir menjadi demikian populer di Inggris. Banyak gereja didirikan untuk menghormatinya.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Santa Sesilia

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  16 Agustus 2014  Diperbaharui:  26 November 2019  Hits:  45811 Perayaan 22 November   L...