Sunday, December 28, 2025

Santo Thomas Becket

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 23 Desember 2019 Hits: 14491

  • Perayaan
    29 Desember
  •  
  • Lahir
    21 Desember 1118
  •  
  • Kota asal
    London, Inggris
  •  
  • Wafat
  •  
  • 29 Desember 1170. | Matir. Dibunuh didalam Kathedral Canterbury, Inggris
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 21 February 1173 oleh Paus Alexander III

Thomas Becket lahir di Cheapside London  pada tanggal 21 Desember 1118. Ayahnya adalah seorang tuan tanah kecil atau bangsawan kelas rendah di Inggris.  Ketika usianya sekitar duapuluh empat tahun, Thomas mendapatkan pekerjaan di Keuskupan Agung Canterbury. Di sini ia mulai tertarik untuk menjadi seorang imam. Thomas seorang pemuda yang tampan, amat cerdas dan pandai bergaul. Sebentar saja, ia telah menjadi kesayangan Raja Henry II sendiri. Orang mengatakan bahwa raja dan Thomas memiliki hanya satu hati dan satu pikiran - seperti layaknya sepasang sahabat karib. 

Raja Henry II bahkan mengirim putranya yang juga bernama Henry untuk hidup bersama Thomas. Adalah lumrah pada masa itu apabila anak bangsawan dibina dengan cara tinggal dalam rumah bangsawan lainnya.  Pangeran Henry dilaporkan pernah mengatakan bahwa dalam sehari; Thomas Becket menunjukkan cinta kasih yang tulus dan figur kebapakkan yang dibutuhkannya dan lebih dari yang bisa diberikan oleh ayahnya dalam sepanjang hidupnya. Keterikatan emosional Henry muda dengan Santo Thomas Becket sebagai ayah angkat mungkin merupakan salah satu alasan yang membuat Henry muda dikemudian hari berbalik menentang ayahnya.

Ketika Thomas berusia tigapuluh enam tahun, Raja Henry menjadikannya ketua parlemen. Sebagai ketua parlemen Inggris, Thomas menempati rumah yang besar dan kemewahan.  Namun demikian, ia sungguh murah hati kepada orang-orang miskin. Awalnya Ia adalah seorang yang cepat marah, dan ia mengatasinya dengan melakukan banyak matiraga dan melewatkan berjam-jam lamanya dalam doa, seringkali hingga larut malam.

Ketika Uskup Agung Canterbury wafat, raja meminta paus untuk memberikan jabatan tersebut kepada Thomas. Itu berarti bahwa Thomas harus ditahbiskan terlebih dahulu menjadi seorang imam. Tetapi, Thomas mengatakan secara terus terang kepada raja bahwa ia tidak ingin menjadi Uskup Agung Canterbury. Ia sadar sepenuhnya bahwa jabatan itu akan menempatkannya dalam konflik langsung dengan Raja Henry. Thomas tahu bahwa kalau ia menjadi seorang Uskup maka haruslah ia membela Gereja; dan itu berarti bahwa ia akan berhadap-hadapan secara langsung dengan Raja Henry.

“Bila saya seorang uskup maka kasih baginda kepadaku akan berubah menjadi kebencian,” demikian ia memperingatkan Henry.  Raja tidak peduli, dan Thomas ditahbiskan menjadi imam dan kemudian menjadi uskup pada tahun 1162. Pada mulanya, segala sesuatu berjalan lancar seperti sedia kala.

Suatu hari raja menuntut sejumlah uang yang cukup besar dari kas gereja. Uskup Thomas dengan tegas menolak tuntutan ini karena merasa tidak patut bila keuangan dan kebebasan gereja dirampas oleh negara. Penolakan tegas ini membuat Raja geram terhadap sahabatnya itu. Ia  mulai memperlakukan Thomas dengan buruk.  Sesaat, Thomas tergoda untuk sedikit mengalah. Tetapi kemudian ia menyadari akan kuatnya keinginan Raja Henry untuk mengendalikan Gereja. Thomas sungguh menyesal bahwa ia bahkan pernah berpikiran untuk mengalah kepada raja. Ia mohon ampun atas kelemahannya itu dengan bermatiraga, dan kemudian ia menjadi lebih tegas dari sebelumnya.

Kebencian raja semakin menjadi-jadi ketika ia menyadari bahwa uskup Thomas tidak mungkin akan mengalah padanya. Suatu hari, dalam amarahnya raja berteriak : “Tak adakah seorang pun yang dapat mengenyahkan uskup agung sialan ini dari hadapanku?” Beberapa perwira kerajaan menanggapi umpatan ini dengan serius. Mereka bermufakat untuk menghabisi sang uskup agung.  Mereka kemudian menyerang Thomas yang sedang merayakan misa di dalam katedral keuskupan. Dalam sakrat maut, bapa uskup mengatakan, “Demi nama Yesus dan demi membela Gereja, aku bersedia mati.” 

Hari itu tanggal 29 Desember 1170. Segenap umat Kristiani di seluruh penjuru dunia terkejut dan ngeri atas pembunuhan keji di dalam Katedral tersebut. Paus Alexander III dengan keras menegur raja Henry bahwa ia secara pribadi bertanggung jawab atas pembunuhan uskup agung.

Uskup Agung Thomas Becket dimaklumkan sebagai santo oleh Paus Alexander III pada tahun 1173.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Oktaf Natal

Hari Kelima

Senin, 29 Desember 2025

Lukas 2:22-35

22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada keyakinan bahwa hakikat Tuhan itu amat berbeda dengan manusia. Tuhan itu ilahi dan manusia itu insani.
  • Tampaknya, manusia insani biasa digambarkan bersifat duniawi. Kalau Tuhan tak akan terkena sifat duniawi, manusia amat terikat dengan tata hidup duniawi dengan segala tata aturannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun penuh berhakikat ilahi, karena kasih-Nya kepada manusia Tuhan dalam hadirat-Nya juga ikut masuk dalam tata hidup manusia. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang amat bersyukur bahwa dalam segala jeratan hidup di dunia ada penyertaan hadirat Tuhan yang ikut masuk dalam keduniaan.

Ah, Tuhan itu Mahakuasa dan tak akan terkena kuasa dunia.

Saturday, December 27, 2025

Ke GL Zoo


Ketika sedang makan siang Selasa 23 Desember 2025 Rm. Andika, Direktur Domus Pacis, berkata berkaitan dengan hari Jumat 26 Desember 2025. Para penghuni Domus sudah cukup lama tahu apa yang akan terjadi pada Jumat itu. Pada hari itu para penghuni Domus akan berekreasi ke Kebun Binatang Gembira Loka atau yang kini disebut Gembira Loka Zoo (GLZ). Bu Rini sudah mengurus hubungan dengan pemilik GLZ. Rm. Andika sudah melakukan pembicaraan dengan para karyawan. Siapa saja karyawan yang akan tinggal di Domus untuk menjaga 5 rama sepuh yang tidak ikut rekreasi. 

Dengan 4 mobil pada Jumat 26 Desember 2025 selain para rama dan karyawan, Bu Rini dan menantu beserta keluarga juga ikut. Bahkan Rm. Saryanta, rama lansia yang masih bertugas di Paroki Medari, juga ikut bergabung. Ternyata kedatangan rombongan Domus Pacis di GL Zoo tampak seperti tamu istimew daria. Dua orang petugas GL Zoo menyambut khusus. Ketika masuk area parkir semua kendaraan Domus langsung diminta masuk. Bahkan ada wartawan koran lokal meliput. Para rama didampingi oleh para karyawan dengan kursi roda berparade dipandu oleh petugas GL Zoo. Suasana keliling dari satu jenis binatang ke jenis-jenis lain terjadi diwarnai oleh keceriaan komentar omongan satu sama lain penuh humor. Rombongan Domus sungguh menonjol karena kaos seragam baik yang dikenakan oleh para rama maupun karyawan. Iringan kursi-kursi roda juga kerap menarik perhatian para pengunjung lain. Semua anggota rombongan Domus juga mendapatkan jamuan khusus di restoran di dalam GL Zoo. Ketika mau meninggalkan GL Zoo, semua rama dan pendamping diangkut dengan kendaraan khusus yang disediakan oleh GL Zoo, dan satu mobil boks membawa kursi-kursi roda. Ketika sampai pintu keluar, Bapak Joko Tirto, pemilik GL Zoo, menyambut dengan penuh keakraban.

Kanak-Kanak Suci

diambil dari  https://www.mirifica.net/kanak-kanak-suci-28-desember/

Ketika Yesus dilahirkan di Betlehem, Para Majus datang dari timur untuk menyembah-Nya. Sebagian berpendapat bahwa mereka adalah para raja, sebagian lagi berpendapat bahwa mereka adalah para ahli bintang. Para Majus itu menghadap Herodes, sang raja, untuk mencari raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, yaitu sang Juruselamat. Herodes adalah seorang penguasa yang licik serta kejam. Ketika didengarnya Para Majus itu berbicara tentang seorang raja yang baru dilahirkan, ia mulai khawatir akan kehilangan tahtanya. Tetapi, ia tidak membiarkan para Majus itu mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.

Ia memanggil para imam besar serta menanyakan kepada mereka di manakah menurut Kitab Suci sang Mesias akan dilahirkan. Para imam menjawab: Betlehem. “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu,” demikian kata raja yang licik itu kepada para Majus. “Segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia.” Para Majus melanjutkan perjalanan mereka. Mereka menemukan Yesus, Sang Mesias, bersama dengan Maria dan Yusuf. Mereka menyembah Dia serta menyampaikan persembahan mereka. Sementara itu, mereka diperingatkan dalam mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes. Dan seorang malaikat datang memberitahu St. Yusuf untuk membawa Maria serta Bayi Yesus ke Mesir. Dengan demikian, Tuhan menggagalkan rencana pembunuhan Herodes terhadap Putera Allah.

Ketika Herodes sadar bahwa Para Majus tidak kembali kepadanya, ia menjadi amat marah. Ia seorang yang jahat dan bengis, dan kini rasa khawatir akan kehilangan tahtanya menjadikan kemarahannya semakin hebat. Ia menyuruh para prajuritnya untuk membunuh semua bayi laki-laki di Betlehem dengan harapan Mesias juga akan mati terbunuh. Para prajurit melaksanakan perintah yang menyebabkan banjir darah itu. Suatu kepedihan yang dahsyat meliputi kota kecil Betlehem, sementara para ibu menangisi bayi-bayi mereka yang mati terbunuh. Kanak-kanak kecil itu oleh Gereja dihormati sebagai martir. Gereja menyebut mereka sebagai Kanak-kanak Suci.

Apa artinya menjadi “suci” bagiku? Bagaimana aku dapat menjawab panggilan Yesus untuk menjadi seperti kanak-kanak?

diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

Lamunan Pesta

Keluarga Kudus, Yesus, Maria, Yusuf

Minggu, 28 Desember 2025

Matius 2:13-15.19-23

13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

19 Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: 20 "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." 21 Lalu Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel. 22 Tetapi setelah didengarnya, bahwa Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah Yusuf ke daerah Galilea. 23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, keluarga disebut beriman kalau tak ada anggotanya berperilaku buruk. Semua anggota keluarga selalu berperilaku dengan tatanan moral.
  • Tampaknya, keluarga disebut beriman kalau beragama. Semua anggotanya patuh hidup dengan tatanan agama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sebaik apapun sebuah keluarga karena semua anggotanya berperilaku dengan pegangan tata moral dan tata agama, keluarga itu baru sungguh-sungguh baik kalau keseluruhan hidupnya dilandasi oleh kebiasaan mendengarkan kata-kata relung hati dan taat menjalaninya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sebuah keluarga menjadi sungguh baik kalau segala keputusan hidup serumah selalu dalam terang kata-kata Tuhan yang berdengung dalam nurani.

Ah, asal tak ada yang meninggalkan agama keluarga sungguh jadi teladan kebaikan.

Friday, December 26, 2025

Ulang Tahun Rm. Djaka Setya


"Mangga nyambut Rama Djoko. Kula sing mideo" (Mari kita sambut Rm. Djoko. Saya yang ambil gambar video) kata Rm. Andika ketika makan pagi telah selesai. Rm. Djoko Setyo masih di kamar makan bersama Rm. Bambang. Ternyata itu adalah ajakan Rm. Andika untuk melakukan hal biasa yang terjadi kalau ada salah satu rama Domus berulang tahun. Kalau ada yang berulang tahun Rm. Bambang akan melantunkan sebuah tembang macapat berbahasa Jawa untuk yang berulang tahun. Pagi hari itu, 27 Desember 2025, adalah ulang tahun kelahiran Rm. Djoko Setyo Prakosa yang ke 62. "Wadhuh, kula nyerat riyin lagune" (Saya tulis dulu lagunya) kata Rm. Bambang menanggapi kata-kata Rm. Andika. Rm. Bambang langsung didorong dengan kursi rodanya dan menyiapkan tulisan lagu di kamarnya. Kemudian keluar menuju kamar Rm. Djoko bersama 3 orang karyawan. Rm. Andika menyusul siap merekam dengan HP-nya.

Seperti biasa pula, setiap ada salah satu rama penghuni berulang tahun, selalu ada makan siang bersama para rama dan karyawan serta keluarga yang berulang tahun yang didatangkan oleh rama yang berulang tahun. Maka Sabtu siang tanggal 27 Desember 2025 datang pula keluarga Rm. Djoko. Bu Rini, relawan Domus, menyajikan menu gudheg sesuai permintaan Rm. Djoko. Ternyata keluarga Rm. Djoko juga membawa gudheg dos. Maka, hari itu ada pesta gudheg. Sajian Bu Rini dinikmati di tempat. Yang dari keluarga dibagi untuk masing-masing bisa dibawa pulang. Untuk ulang tahun ke 62 Rm. Djoko, ada kidungan dari Rm. Bambang : "Samangke kita mengeti; Ari Miyos Rama Djaka; Swidak loro ing taune; Pribadi tansah sumanak; Sumeh sarta sumanak; Lan gampang diajak ngguyu; Mangga samya muji Gusti" (Kini kita peringati; Hari lahir Rama Djaka; Berusia 62 tahun; Pribadi yang gaul; Mudah senyum dan akrab; Serta mudah tertawa; Marilah bersyukur pada Tuhan).

Santo Yohanes Rasul

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 12 Agustus 2021 Hits: 49721

  • Perayaan
    27 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Galilea - Israel
  •  
  • Wilayah karya
    Galilea, Yerusalem, Efesus, Asia Kecil
  •  
  • Wafat
  •  
  • Sekitar tahun 100, di Efesus (Sekarang Turki)
    Sebuah Basilika yang indah pernah dibangun diatas makamnya di Efesus oleh kaisar Justinian I pada abad ke-6; Basilika tersebut saat ini hanya tinggal reruntuhan.
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

St. Yohanes adalah seorang nelayan di Galilea. Ia, bersama dengan St. Yakobus saudaranya, dipanggil untuk menjadi rasul Kristus. Yesus memberi julukan “anak-anak guruh” kepada kedua putera Zebedeus ini.

St. Yohanes adalah rasul yang termuda. Ia amat dikasihi oleh Yesus, dan iapun amat mengenali Yesus Sang Guru. Pada perjamuan malam terakhir, Yohanes diperbolehkan menyandarkan kepalanya didada Yesus. Yohanes juga satu-satunya rasul yang berdiri di kaki salib sementara yang lain melarikan diri. Yesus yang sedang menghadapi ajal menyerahkan pemeliharaan Bunda-Nya kepada murid yang dikasihi-Nya ini. Sambil memandang Bunda Maria, Ia berkata, “Inilah ibumu.” (Yoh 19:26-27). Jadi, hingga akhir hidupnya di dunia, Bunda Maria tinggal bersama St. Yohanes. Hanya Yohanes seorang yang memperoleh hak istimewa untuk menghormati serta melayani Bunda Allah yang tanpa noda.

Setelah penyaliban Yesus dan hari paskah berlalu, pagi-pagi sekali Maria Magdalena dan beberapa wanita membawa rempah-rempah ke makam Yesus untuk meminyaki Tubuh-Nya sesuai kebiasaan orang Yahudi. Mereka kembali dengan berlari-lari kepada para rasul untuk menyampaikan suatu berita yang mengejutkan. Tubuh Yesus telah hilang dari makam. Petrus dan Yohanes pergi untuk menyelidiki hal itu. Hati Yohanes yang bergetar hebat membuat ia berlari dengan sangat cepat dan tiba terlebih dahulu, tetapi karena ia menghormati Petrus; ia tidak mau mendahului Petrus untuk masuk ke dalam kubur.  Walau ia merupakan murid yang paling dikasihi Yesus; tapi Yohanes adalah orang yang sangat rendah hati.  Ia masih menunggu sampai Petrus datang dan masuk ke dalam makam terlebih dahulu. Baru sesudahnya, ia masuk dan melihat kain kafan yang telah tergulung rapi.

Kemudian, dalam minggu itu juga, para murid sedang memancing di Danau Tiberias tanpa hasil. Seseorang yang berdiri di pantai mengatakan kepada mereka untuk menebarkan jala ke sisi lain perahu. Ketika mereka menarik kembali, jala tersebut penuh dengan ikan-ikan besar. Yohanes adalah orang pertama yang mengenali siapa Orang itu. Tapi dengan kerendahan hati yang luar biasa ia terlebih dahulu mendekati Petrus dan berkata, “Itu Tuhan!”.  Petrus si Batu Karang segera saja terjun ke Danau dan berenang ke Pantai menuju Tuhan; sedangkan Yohanes dan para Rasul yang lain tetap datang dengan perahu. (Yoh 21:1-14)

Kedekatan St. Yohanes dengan Yesus tercermin dalam pertanyaan Petrus ini :

"Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini..?"  (yoh 21:21).

Saat itu Yesus menjawab :

"Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau : ikutilah Aku". 

Pernyataan Yesus ini membuat para rasul yang lain sempat berpikir kalau Yohanes tidak akan mati. 

Dengan turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, para rasul menjadi penuh dengan Kuasa dan keberanian mewartakan Injil.  Mereka mulai menyebarkan kabar gembira dan mengadakan banyak mijizat dalam nama Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Santo Lukas mencatat bagaimana Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang pengemis lumpuh di Gerbang Indah Bait Allah dengan berkata : ".. Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (kis 3:6).

Setelah jemaat perdana di Yerusalem terbentuk, para Rasul terus mewartakan injil ke segala penjuru dunia. Yohanes berkarya dari Yerusalem sampai ke kota Efesus (sekarang : Selçuk, Provinsi İzmir, Turki). Ia tinggal di kota ini dan menjadi memimpin umat beriman (Uskup) sampai akhir hidupnya. Di kota ini pula Yohanes diyakini menulis Injil keempat, tiga buah surat Gembala, dan Kitab terakhir dari Perjanjian Baru : kitab Wahyu.

Yohanes hidup hampir seabad lamanya. Walau Ia tidak wafat sebagai seorang martir,  tetapi sungguh ia menjalani hidup yang penuh penderitaan. (Tradisi lain menyatakan bahwa Rasul Yohanes mati sebagai martir; tapi tradisi ini kurang diterima karena tidak mampu menyebutkan di mana tempat kemartiran Rasul Yohanes). Di tahun-tahun terakhir hidupnya, ketika ia tidak lagi dapat berkhotbah, para muridnya tetap dengan setia membawanya ketengah jemaat. Pesannya yang terakhir sangat sederhana;  “Anak-anakku, kasihilah seorang akan yang lain.”  Ia wafat di Efesus sekitar tahun 101 M.

Banyak kisah-kisah mujizat yang menurut tradisi diadakan oleh Rasul Yohanes. Sebagian mungkin hanyalah "mitos".  Beberapa diantaranya : 

  1. Ketika Yohanes sedang dalam perjalanan untuk berkhotbah di Asiakapalnya rusak dalam badaisemua orang berhasil menyelamatkan diri ke pantai, kecuali Yohanes. Yohanes kemudian dinyatakan meninggal. Tapi dua minggu kemudian gelombang laut melemparkan Yohanes ke pantai dan jatuh di dekat kaki Prochoros salah seorang muridnyadalam keadaan hidup.
  2. Ketika Yohanes mengatakan penyembahan berhala adalah pekerjaan iblis, para pemuja dewi Artemis melemparinya dengan batu.  Batu-batu yang dilemparkan mental dan mengenai para pelempar.
  3. Yohanes berdoa di sebuah kuil Artemislalu turunlah api dari langit yang membakar 200 orang yang sedang menyembah berhala itu. Ketika sebagian  orang yang tersisa memohon belas kasihania membangkitkan kembali 200 orang yang sudah mati. Mereka semua kemudian bertobat dan dibaptis.
  4. Mengusir setan yang sudah berdiam dalam  sebuah kuil pagan selama 249 tahun.
  5. Dalam sebuah pelayaran, persediaan air diatas kapal habis. Yohanes kemudian mengubah air laut menjadi air tawar untuk diminum.
  6. Seorang pesulap bernama Ceonopsberpura-pura dapat menghidupkan kembali tiga orang yang sudah meninggal.  Tiga "Orang"  mati tersebut sebenarnya adalah iblis yang bersekutu dengan pesulap tersebut.  Melalui doa, Santo Yohanes mengagalkan tipu muslihat penyihir itu dan setan-setan sekutunya lari menghilang.
  7. Sekali setahun makamnya menyebarkan  aroma harum yang dapat menyembuhkan orang sakit.

Santo Thomas Becket

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  08 Agustus 2013  Diperbaharui:  23 Desember 2019  Hits:  14491 Perayaan 29 Desember   L...