Tuesday, December 9, 2025

Menuju Malam Natal Domus 2025

Pada Minggu 27 November 2025 Rm. Bambang membuat pengumuman untuk Misa Malam Natal 2025 di Domus Pacis Santo Petrus. Misa yang akan dimulai pada jam 17.30 dibuka untuk umat yang ingin ikut merayakan Malam Natal bersama para rama sepuh. Yang ingin ikut harus mendaftarkan nama dan paroki asal. Pendaftaran cukup lewat pesan WA ke Rm. Bambang dalam HP no. 087-834-991-969. Pendaftaran sangat penting untuk tahu jumah peserta Malam Natal Domus, karena sesudah Misa ada ramah tamah bersama dengan sajian konsumsi. Pendaftaran akan ditutup pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2025. Tampaknya ada cukup banyak yang berminat ikut Malam Natal Domus. Ketika Domus Pacis mengadakan perayaan ulang tahun imamat untuk 3 rama di Minggu 7 Desember 2025, Bapak Khalil dari Lingkungan Pedaran Paroki Klepu bilang kalau sudah ada 20 orang mencatatkan nama pada beliau. Memang, pada beberapa kali Malam Natal/Paskah dari Pedaran selalu ada lebih dari 20 orang umat sepuh ikut Domus dengan menyewa bus. Yang jelas hingga hari Selasa 9 Desember 2025 sudah ada 96 orang mendaftarkan diri. Mereka berasal dari 19 paroki. Tentu saja hitungan itu di luar jumlah anggota kor dari Paroki Pringgolayan yang akan mengiringi Misa.  Nama-nama dan paroki asal yang sudah terdaftar adalah sebagai berikut :

I. Kevikepan Kedu (1 Paroki, 1 orang)

  1. Mertoyudan (1 orang) : 1. Hilda
II. Kevikepan Yogyakarta Timur (8 Paroki, 30 orang)
  1. Kalasan (2 orang) : 1. Yosaphat Sugiyatno, 2. Oktavia Padmini
  2. Pringwulung (8 orang) : 1.  Felisitas Yosefin Astri Gumilang, 2. Fransiskus Xaverius Pujiono, 3. De eL, 4. Bu Atik, 5. Fitri, 6. Ariel, 7. Pak Ardi, 8. Bu Ratna
  3. Kotabaru (2 orang) : 1. Bambang Handoko, 2. Rinawati Widodo
  4. Nandan (2 orang) : 1. S Happy Rianawati, 2. JC Anindito Riwanto
  5. Bintaran (2 orang) : 1. Yohanes Rama, 2. Asteria Lucyanie
  6. Pringgolayan (4 orang) : 1. Nani Han, 2. Chosa, 3. Pipit, 4. Bu Sumardi
  7. Jetis : 1. Fx Debyo S, 2. G Granindya Resti, 3. Nakrama, 4. Naya

  8. Kumetiran : 1. Ag Supomo, 2. B Wartini, 3. Ag Alek Indra S, 4. S Novi Tri S, 5. G Kesia Naura 6. B Gunaksa

III. Kevikepan Yogyakarta Barat (5 Paroki, 45 orang)
  1. Banteng (26 orang) : 1. Y.Karel Harianto, 2. V.Yenawati, 3. Vera, 4. Hengki, 5. Jessica, 6. Anna, 7. 1. Iwan Kurniawan, 8. Jenny irawati, 9. Ibu Stephanie, 10. Mila, 11. Rere, 12. Thesa, 13. Pak Anton, 14. Bu Eni, 15. Bapak Unanto, 16. Ibu Septi, 17. Bapak Anton Soedjarwo, 18. Ibu Kartika, 19. Erika, 20. Rommi, 21. Ivana, 22. Robertus Ari P, 23. Dominika Anna S, 24. Ferdinandus David P, 25. Katarina Siena Indranandita, 26. Dionisius Dimas A.P
  2. Warak (3 orang) : 1. Yosepha Tanti, 2. Maria Florensia, 3. Barcelonia Leoni Dede
  3. Medari (5 orang) : 1. Tian, 2. Rachel, 3. Chrissel, 4. Nel, 5. Mbak War
  4. Gamping (3 orang) : 1. Ibu Sri Daruningsih, 2. Ibu Sri Setyati, 3. Felix W I
  5. Klepu (7 orang) : 1.Suwarno, 2.Tri Suwarni, 3.Ib Marsudiyem, 4.Bp.Saptana Is Nugraha, 5. Bp.Catur Santosa, 6.Ib.Eni Rasawati, 7.Ib.Sumartinah
IV. Kevikepan Surakarta (2 Paroki, 10 orang)
  1. Delanggu (1 orang) : 1. V Sumini paroki Delanggu
  2. Gondang (9 orang) : 1. Dono Budoyo, 2. Niken, 3. Terania, 4. Yosa, 5. Hardono, 6. Anik, 7. Elgiva, 8. Ibu Sumarni Suroso, 9. Clarysta Putri
IV. Luar Keuskupan Semarang (3 Paroki dari Jakarta, 10 orang)
  1. Cilandak (4 orang) : 1. Thomas Danu, 2. Birgita, 3. Stella, 4. Florent
  2. Cikarang (4 orang)  : 1. Stephanus Rio Setiawan, 2.  Regina Ambar Ayu, 3. Pascalia Kinanthi, 4.  Nathanael Girisa
  3. Jagakarsa (2 orang) : 1. Laurensius Hendra, 2. Vanesa Hena

Santo Paus Miltiades

diambil dari https://www.mirifica.net/santo-paus-miltiades-10-desember/

PAUS MILTIADES (Melchiades) adalah paus kita yang ke tiga puluh dua (ke-32). Ia lahir di Afrika Utara pada tanggal yang tak diketahui. Seperti juga Santo Agustinus Hippo, Paus Miltiades adalah seorang putra Afrika Utara dari suku Berber. Ia memimpin Gereja dari tahun 311 sampai tahun 314, menggantikan Santo Paus Eusebius yang tutup usia pada tahun 309.

Masa kepemimpinannya ini tergolong suatu kurun waktu yang amat bergelora bagi umat Kristen. Pada awalnya Miltiades mengalami banyak kesulitan baik dari lingkungan Gereja sendiri maupun dari Kaisar Maximianus; namun hal itu tidak berlangsung lama, karena semua kekerasan itu berakhir dengan naiknya Konstantinus Agung, putera Santa Helena ke atas takhta Kekaisaran Romawi pada tahun 312. Kenyataan itu diperkuat lagi dengan terbitnya Edik Milano pada tahun 313 yang memberi kebebasan beragama kepada semua orang Kristen di seluruh kekaisaran di bawah perlindungan Kaisar Konstantinus.

Pada masa kepemimpinannya berkembanglah suatu aliran sesat di Kartago di bawah pimpinan Donatus. Sesuai nama pencetusnya aliran sesat ini disebut Donatisme. Salah satu ajarannya ialah bahwa sah-tidaknya sakramen-sakramen tergantung pada suci-tidaknya si pemberi sakramen itu. Seandainya Permandian diberikan oleh seorang berdosa, maka permandian itu tidak sah.

Pertentangan Miltiades dengan para Donatist itu tampak mencolok pada waktu pengangkatan Sesilianus menjadi Uskup Kartago menggantikan Uskup Kartago yang meninggal dunia. Semua imam di keuskupan Kartago bersama segenap umat dengan suara bulat memilih Sesilianus menjadi uskup yang baru. Miltiades mendukung pilihan itu, karena Sesilianus dikenal sebagai imam yang setia pada iman yang benar dan agama Katolik yang Apostolik. Namun para Donatist tidak menyukai dan menolak Sesilianus. Bagi mereka Sesilianus adalah pendosa besar dan oleh sebab itu ia tidak layak diangkat sebagai uskup. Mereka menuduh bahwa Sesilianus pernah menyangkal iman Kristiani-nya pada masa penganiayaan terhadap umat Kristen. Hal ini bertentangan dengan ajaran mereka bahwa seorang yang berdosa tidak bisa melayani sakramen-sakramen secara sah.

Mereka berusaha memanfaatkan kesempatan ini untuk mengadu domba antara kaisar Konstantinus dengan paus Miltiades. Mereka mencoba memutar balikkan kuasa dan perlindungan Kaisar terhadap Gereja sebagai dasar untuk mempengaruhinya agar dapat berperan dalam urusan-urusan internal Gereja. Mereka menghadap Kaisar Konstantinus dan memohon agar kaisar turun tangan dalam menyelesaikan pertikaian mereka dengan Paus Miltiades perihal pengangkatan Sesilianus sebagai Uskup Kartago. Mereka lebih menghargai Kaisar Konstantinus daripada Miltiades sebagai pemimpin tertinggi Gereja Kristus.

Namun Konstantinus Agung sama sekali tidak terpancing oleh taktik busuk mereka. Ia menyerahkan perkara itu kepada Paus Miltiades dan meminta Miltiades untuk segera mengadakan suatu sinode terbatas guna menyelesaikan masalah itu. Atas inisiatifnya sendiri, Paus Miltiades menyelenggarakan konsili dan dengan persetujuan Kaisar Konstantinus, ia melipatgandakan jumlah uskup peserta. Konsili itu diselenggarakan pada bulan Oktober 313 di istana Lateran. Dengan suara bulat konsili tetap mengangkat Sesilianus sebagai Uskup Kartago dan menghukum aliran Donatisme. Miltiades dalam kedudukannya sebagai Paus mengekskomunikasikan Donatus dan para pengikutnya dari Gereja.

Miltiades bertindak bijaksana terhadap penganut paham sesat itu, sehingga banyaklah yang berpaling ke pangkuan Gereja. Inilah yang menyebabkan Santo Agustinus berkata: “Betapa mulia Paus ini! Sungguh-sungguh ia seorang tokoh pencinta perdamaian dan Bapa umat Kristiani.”

Santo Paus Miltiades tutup usia pada tanggal 11 januari 314 dan dimakamkan di  Katakombe Santo Kalisitus di Roma – Italia.

Sumber: katakombe.org

Lamunan Pekan Adven II

Rabu, 10 Desember 2025

Matius 11:28-30

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tak ada orang yang tak menginginkan kebahagiaan. Segala yang menjadi beban akan menghalang hadirnya kebahagiaan.
  • Tampaknya, yang namanya beban memang selalu menyusahkan. Beban selalu membuat tidak enak.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun yang namanya beban selalu tidak enak bahkan membuat derita, kalau itu merupakan realita hidup, itu justru akan menghadirkan kenyamanan hidup kalau dihayati dengan ikhlas. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati segala realita setidakenakapapun yang justru akan menghadirkan keenakan sejati.

Ah, yang namanya beban hidup mudah membuat hati frustrasi.

Monday, December 8, 2025

Pelayanan Sakramen Tobat

"Bukankah tadi bapak-bapak dan ibu-ibu akan ke Domus Pacis siap-siap? Bukankah semua mandi dulu termasuk sikap gigi lrbih dahulu? Bukankah semua berdandan bahkan ibu-ibu pakai lipen juga. Bukankah semua akan tampil rapi, baik, dan menarik? Di Domus semua akan berjumpa dengan para rama terutama yang baru dirayakan". Itulah kata-kata Rm. Andika ketika berkhotmah dalam Misa Perayaan Ulang Tahun Imamat Rm. Suhartana, Rm. Yadi, dan Rm. Supriyanto pada Minggu 7 Desember 2025. Para tamu undangan sekitar 200 orang kerapa tertawa karena kata-kata Rm. Andika yang enak didengar dengan menyebut kata-kata kaum sepuh tempo dulu. Rm. Andika juga mengaitkan itu dengan Misa yang memakai Liturgi Adven II. 

"Kita berdandan untuk berjumpa dengan misalnya Rama Bambang. Bukankah umat Kleben juga sungguh bersiap diri untuk jumpa Rama Bambang?" Tertawa ngakak bergema karena seperempat tamu lebih datang dari Kleben yang diundang khusus oleh Rm. Bambang agar jumpa dengan Rm. Yadi yang memang juga berasal dari Kleben. Rm. Andika meneruskan kata-kata "Sekarang kita masuk dalam Masa Adven II untuk merayakan perjumpaan dengan Tuhan Yesus Kristus sebagai hadirnya Allah Sang Kasih. Kita juga siap berdandan dan berbersih hati." Rm. Andika juga berkata "Besok sore saya juga akan ke Kapel Kleben. Saya berharap semua umat Kleben yang kini datang ke sini, besok juga datang ke Kapel untuk mengaku dosa. Besok saya dan Rm. Jarot mendapat jadual dari Rama Paroki Klepu untuk melayani Pengakuan Dosa di Kleben". Seperti Rm. Hartanta ketika menjadi Direktur Domus, Rm. Andika juga terlibat dengan Kevikepan Jogja Barat untuk membantu pengakuan dosa di paroki-paroki dalam Masa Adven. Dalam hal ini ternyata Rm. Jarot menjadi satu-satunya rama sepuh Domus yang ikut mendaftar untuk membantu pelayanan pengakuan. Pada makan siang Senin 8 Desember 2025 Rm. Andika bertanya kepada Rm. Jarot "Mangke badhe mangkat jam pinten?" (Nanti berangkat jam berapa?) yang dijawab oleh Rm. Jarot "Kula ndherek mawon, rama" (Saya ikut Rama saja).

Santo Juan Diego

 diambil dari https://www.mirifica.net/santo-juan-diego-09-desember/

JUAN DIEGO adalah orang Kudus pertama yang berasal dari kalangan seorang pribumi Amerika (Indian) di Meksiko. Ia terlahir dengan nama Cuauhtlatoatzin pada tanggal 12 Juli 1474 dari klan Chichimeca Suku Indian Aztec. Cuauhtlatoatzin merupakan generasi pribumi Mexico pertama yang memberikan diri mereka untuk dibabtis. Dia mengambil nama Kristen Juan Diego. Juan semakin tenggelam dalam kehidupan rohani. Ia berdoa setiap hari.

Pada Sabtu pagi, 9 Desember 1531,  Saat dalam perjalanan ke gereja, Juan mendengar suara burung bernyanyi di Tepeyac bukit dan seseorang memanggil namanya. Dia berlari ke atas bukit, dan melihat Seorang wanita yang sangat anggun dan dikelilingi oleh cahaya yang terang benderang. Wanita itu berbicara kepadanya dalam bahasa Indian Nahuatl, bahasa ibunya; meminta Juan Diego untuk memberitahu uskup Meksiko, seorang biarawan Fransiskan bernama Juan de Zumárraga, bahwa ia ingin agar sebuah Gereja dibangun di tempat di mana ia berdiri.

Menyadari bahwa yang sedang menampakkan diri adalah Santa Perawan Maria, dengan patuh Juan Diego pergi ke uskup seperti yang diperintahkan kepadanya.  Tapi bapa uskup meragukan kesaksian Juan Diego dan mengatakan bahwa ia membutuhkan tanda.  Juan Diego kembali ke bukit Tepeyac dan menjelaskan kepada Bunda Maria bahwa bapa uskup tidak percaya padanya.  Juan juga meminta Bunda Maria untuk mengutus orang lain saja karena merasa bahwa dirinya tidak layak dipermuliakan dengan menerima tugas seperti ini. Namun Bunda maria mengatakan; yang paling penting ialah bahwa Diego berbicara kepada uskup atas namanya. Pada hari Minggu, Juan Diego melakukan seperti yang dikatakan oleh Bunda Maria; tapi sekali lagi bapa uskup yang berasal dari Castille Spanyol itu tidak percaya dan tetap meminta tanda. Kemudian pada hari itu, Bunda Maria berjanji pada Juan Diego bahwa dia akan memberinya tanda pada hari berikutnya.

Juan Diego kembali ke rumah malam itu lalu ia pergi menjenguk pamannya Juan Bernardino, dan menemukannya sedang sakit parah. Keesokan paginya Juan Diego memutuskan untuk tidak pergi ke bukit Tepeyac untuk bertemu dengan Bunda Maria, tetapi ia akan mencari seorang imam yang bisa memberikan Sakramen Minyak suci kepada pamannya yang sedang sekarat. Namun ketika ia mencoba untuk berjalan melingkar untuk menghindar dari gunung Tepeyac, Bunda Maria menahannya, dan mengatakan bahwa pamannya tidak akan mati. Bunda meminta Juan untuk untuk mendaki bukit dan mengumpulkan bunga-bunga yang ditemukan di sana. Saat itu bulan Desember, ketika biasanya bunga tidak akan mekar karena udara yang begitu dingin. Namun keajaiban terjadi. Dipuncak bukit itu Diego menemukan bunga-bunga mawar yang hanya tumbuh di  wilayah Castille Spanyol, di bekas rumah uskup Zumárraga. Bunda Maria meminta Juan Diego untuk membawa mawar-mawar tersebut dengan hati-hati dalam lipatan baju tilmanya. Ia tidak boleh membukanya bagi siapa pun kecuali untuk uskup Zumárraga.

Di hadapan Sang Uskup; ketika Juan Diego membuka tilmanya; tampaklah bunga mawar Castille yang masih segar yang semerbak wanginya sangat akrab dengan bapa uskup karena mawar jenis tersebut banyak tumbuh di bekas rumahnya di Castille Spanyol. Juga secara ajaib, pada tilma Juan Diego tampaklah sebuah lukisan Bunda Maria yang kini menjadi ikon Bunda Maria dari Guadalupe. Mukjizat ini membuat bapa uskup segera jatuh berlutut.  Dalam waktu dua minggu, Ia memerintahkan untuk mendirikan sebuah Gereja di tempat dimana Bunda Maria menampakkan diri; sesuai dengan pesan Bunda Maria melalui Juan Diego. Gereja tersebut saat ini dikenal dengan nama Basilica of Our Lady of Guadalupe Mexico City

Sesudah misi utama Juan selesai, dikatakan bahwa ia menjadi seorang pertapa. Ia melewatkan seluruh sisa hidupnya dengan berdoa dan bermatiraga. Gubugnya yang kecil terletak dekat kapel pertama yang dibangun di Bukit Tepeyac. Juan amat dikagumi. Para orangtua mendambakan agar anak-anak mereka kelak menjadi seperti Juan Diego. Juan merawat kapel dan menemui para peziarah yang mulai berdatangan ke sana untuk menghormati Bunda Maria dari Guadalupe. Ia akan menunjukkan kepada mereka tilma atau jubah yang menakjubkan dimana terlukis gambar Bunda Maria yang amat indah.

Sumber : Katakombe.org

Lamunan Pekan Adven II

Selasa, 9 Desember 2025

Matius 18:12-14

12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, ada gambaran bahwa Tuhan telah membuat garis kehidupan untuk setiap orang. Bahkan ada keyakinan bahwa setiap orang telah memiliki takdirnya sendiri-sendiri.
  • Tampaknya, dalam garis kehidupan untuk setiap orang Tuhan diyakini menanamkan panggilan untuk setiap orang. Pada umumnya orang dipanggil untuk hidup berkeluarga, tetapi untuk orang-orang tertentu Tuhan memanggil untuk menjadi imam atau biarawan atau biarawati.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun ada keyakinan Tuhan telah menentukan garis hidup untuk setiap orang, dalam kehidupan apapun Tuhan menghendaki setiap orang mengalami damai sejahtera. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung orang sadar bahwa tak ada nasib buruk seseorang adalah kehendak Tuhan yang selalu mengupayakan damai sejahtera bagi setiap orang.

Ah, nasib orang itu sudah digariskan oleh Tuhan.

Sunday, December 7, 2025

Ulang Tahun Tahbisan Tiga Rama


Dalam undangan hajatan Domus Pacis Minggu 7 Desember 2025 Rm. Bambang memberikan informasi siapa saja yang dirayakan. Pada hari itu ada 3 orang rama sepuh yang dirayakan ulang tahun tahbisan imamatnya. Mereka adalah Rm. Stanislaus Suhartana, Rm. Yoachim Suyadi, dan Rm. Petrus Supriyanto. Rm. Suhartana berulang tahun ke 57, sedang Rm. Yadi dan Rm. Priyanto ke 47. Sebenarnya ketiganya tidak ditahbiskan pada tanggal 7 Desember. Rm. Suhartana ditahbiskan pada tanggal 30 November 1968. Rm. Yadi dan Rm. Priyanto ditahbiskan bersama pada 8 Desember 1978. Tetapi Domus Pacis memutuskan untuk dirayakan bersama.

Untuk Perayaan HUT Imamat pada tanggal 7 Desember 2025 tersebut Rm. Bambang mendapatkan informasi jumlah yang akan hadir dari ketiga snak keluarga ketiga rama. Dari ketiganya Rm. Bambang mencatat yang akan hadir berjumlah 75 orang. Dalam hal ini Rm. Bambang secara khusus mengundang umat Katolik Lingkungan Maria Kleben. Itu adalah daerah asal tempat lahir Rm. Yadi hingga beliau menjadi seorang Kepala Sekolah sebelum masuk Seminari Tinggi Kentungan. Dari Kleben ada informasi yang akan hadir berjumlah 55 orang. Sementara itu di dalam Misa yang akan hadir adalah Kor Bapak-bapak Lansia Paroki Pringwulung yang dikoordinasi oleh Pak Loly. Kelompok Kor tercatat akan datang 35 orang termasuk keluarga. Beberapa orang yang biasa ikut mendukung hajatan terjatat 15 orang. Tentu saja intern Domus Pacis tercatat 20 orang. Itulah sebabnya pada pagi hari Minggu 7 Desember 2025 para karyawan sudah menata 200 buah kursi menghadap altar. Acaranya adalah Misa Syukur dilanjutkan dengan ramah tamah. Bu Rini dan Bu Titi, 2 orang relawan Domus, mengatur persiapan konsumsi.

Acara Minggu 7 Desemeber 2025 memang tepat dimulai pada jam 17.00. Rm. Bambang membuka dengan memberikan kata pengantar. Ketiga rama yang dirayakan diperkenalkan satu persatu. Puji Tuhan, Rm. Priyanto, yang kondisinya sudah tak bisa berkomunikasi dan biasa lupa dalam segalanya, bisa didudukkan pada kursi roda. Beliau tampak tenang dengan wajah tersenyum beraroma ceria. Rm. Andika, Direktur Domus Pacis, memimpin Misa. Bapak-bapak Lansia Pringwulung yang tergabung dalam kor mengiringi nyanyian dengan penuh semangat dengan organis seorang ibu yang juga dari Pringwulung. Para tamu yang memenuhi kursi yang disediakan ketika datang disambut dengan welcome snack. Seusai Misa semua menikmati makan malam sajian Domus. Suasana tampak meriah penuh kegembiraan. Tentu saja para rama yang dirayakan mendapatkan suasana ceria berjumpa dengan snak keluarga yang juga tampak gembira sekali.  

Menuju Malam Natal Domus 2025

Pada Minggu 27 November 2025 Rm. Bambang membuat pengumuman untuk Misa Malam Natal 2025 di Domus Pacis Santo Petrus. Misa yang akan dimulai ...