Monday, December 1, 2025

Perkembangan Penerimaan Rombongan Tamu

Hari Rabu 26 November 2025 memang menjadi hari khusus dalam pengalaman Domus Pacis Santo Petrus dalam kurun waktu 5 tahun. Kekhususan bukan karena ada acara seperti hajatan yang sudah selalu terancang. Kekhususan bukan karena ada rombongan umat yang mengadakan acara di Domus dengan minta pelayanan Misa dari rama Domus. Ini berkaitan dengan rombongan kunjungan ke Domus Pacis. Sebenarnya kunjungan seperti itu sudah kerap terjadi di Domus. Rombongan pengunjung biasa diterima antara jam 09.00-11.00. Kalau terpaksana bisa pada sore hari sekitar jam 16.00-17.00 dan memang kemudian ikut Misa Komunitas yang dimulai pada jam 17.30. Tetap dalam tiga bulan terakhir kini muncul irama lain. Tak sedikit rombongan tamu berkunjung di Domus dalam rangka acara Yubileum Porta Santa yang biasanya ke dua tempat misalnya Taman Doa Pringwulung dan Candi Hati Kudus Ganjuran. Beberapa kali terjadi rombongan tamu bersedia berangkat amat bagi dari lingkungan asal dan diterima di Domus pada jam 08.00 bahkan ada yang jam 07.30. Meskipun demikian hal itu selalu terjadi lewat pembicaraan beberapa hari sebelumnya. 


Tetapi yang terjadi pada hari Rabu 26 November sungguh menjadi hal amat baru bagi Domus selama lima tahun ini. Pada hari itu ada kunjungan yang bagi Domus cukup mendadak. Pada hari Selasa 25 November 2025 Rm. Andika, Direktur Domus, sedang punya acara di luar kota hingga Kamis 27 November 2025. Beliau mendapat pesan WA dari Rm. Agus Purwadi dari Paroki Lampersari, Semarang. Pesan WA  pada jam 18.47 diteruskan ke Rm. Bambang bahwa pada sekitar jam 09.00 atau jam 10.00 akan berkunjung bersama kelompok ibu-bapak. Ternyata pada Rabu memang benar datang tetapi sudah masuk menjelang makan siang. Para rama sepuh tetap menyambut sehingga irama jam makan siang berubah bahkan dilakukan sendiri-sendiri dengan doa sendiri-sendiri. Tiba-tiba pada Rabu itu jam 11.54 Rm. Andika meneruskan pesan WA dari Rm. Winarto yang berkarya di Paroki Wedi "..... mangke sonten kinten2 jm 19.00 kula sakanca karyawan paroki Wedi estu badhe sowan para Romo ing Domus Pacis. Nuwun" (..... nanti sore sekitar jam 19.00 saya dan teman-teman karyawan Paroki Wedi akan berkunjung ke para rama Domus Pacis. Terima kasih). Rm. Winarto memang sungguh datang bersama 9 orang karyawan Gereja Paroki Wedi, Klaten. Rombongan ini diterima di bangku tempat duduk depan dapur Domus dan depan kamar Rm. Jarot. Suasana omong-omong dengan rama-rama penyambut memang penuh kegembiraan bahkan humor yang menimbulkan gelak tawa. Ternyata rombongan ini ada dalam rangka mengunjngi rama yang pernah berkarya di Wedi. Yang dipilih adalah Rm. Sukardi yang kini di Paroki Bintaran dan Rm. Saryanto di Paroki Medari. Mereka berangkat dari Wedi pada jam 15.30 dan mengalami banyak kemacetan lalu lintas. Mereka sampai Domus sebagai tujuan terakhir sudah lebih dari jam 20.15. Maka yang bisa menyambut hanya Rm. Jarot, Rm. Suhartana, dan Rm. Bambang. Pada jam itu pada umumnya rama sepuh sudah berbaring di tempat tidurnya.

Santa Bibiana, Perawan dan Martir

diambil dari  https://www.imankatolik.or.id/kalender/2Des.html

Bibiana berasal dari sebuah keluarga Kristen yang seluruh anggotanya mati sebagai martir. Ayahnya, Flavianus, yang berpangkat Prefek kota Roma, dipenjarakan oleh Kaisar Yulianus dan menemui ajalnya di sana pada tahun 360 karena berbagai penderitaan. Ibunya, Daprosa, mula-mula ditahan di rumah bersama kedua anaknya: Bibiana dan Demetria. Setelah beberapa lama ia pun mati dipenggal kepalanya. Tinggallah Bibiana bersama adiknya, Demetria. Kedua gadis tak berdosa ini dipenjarakan dalam sebuah sel yang sempit, gelap lagi kotor, dan tidak diberi makanan sedikit pun. Dengan penyiksaan itu diharapkan mereka akhirnya menyangkal imannya.

Namun perhitungan penguasa itu meleset. Kedua kakak-beradik itu tetap teguh dan berani mempertahankan imannya. Oleh karena itu mereka dihadapkan sekali lagi ke depan pengadilan. Berbagai ancaman yang sangat mengerikan ditimpakan kepada mereka, namun semuanya itu sia-sia belaka di hadapan keteguhan hati kedua gadis bersaudara ini. Mereka dibawa kembali ke penjara. Tak lama kemudian Demetria meninggal dunia di dalam sel yang mengerikan itu. Sekarang tinggallah Bibiana seorang diri. Ia diserahkan kepada seorang penjahat wanita yang ditugaskan untuk merobah sikap dan pikiran Bibiana. Namun segala daya-upaya mulai dari bujuk-rayu yang lembut manis hingga penganiayaan yang kejam-bengis tidak berhasil mematahkan semangat iman Bibiana. Akhirnya ia disesah sampai mati patia tahun 363.

Lamunan Pekan Adven I

Selasa, 2 Desember 2025

Lukas 10:21-24

21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa jadi besar karena kekayaan. Dengan menjadi kaya orang bisa masuk golongan elite the have.
  • Tampaknya, orang bisa jadi besar karena kecerdasan intelektual. Dengan tinggi dan mendalamannya ilmu pengetahuan orang bisa masuk golongan elite cendekiawan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, serkalipun jadi golongan elite karena kekayaan atau kemampuan intelektual, kalau tak hati-hati orang bisa menjadi sempit cakrawala pemahaman dan penghayatan hidupnya karena terbelenggu pada golongan elitisnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati kaum kecil karena miskin dan rendah pendidikan sekolah bisa memiliki pemahaman dan penghayatan hidup jauh lebih lengkap dibandingkan dengan kaum kaya dan cendekiawan.

Ah, bagaimanapun juga yang bertitel tinggi atau punya wawasan jauh lebih luas daripada yang sekolah rendah.

Sunday, November 30, 2025

Sumbangan Tambahan Honorarium Karyawan November 2025

Pada Sabtu 29 November 2025 Rm. Tri Wahyono, salah satu penghuni Domus Pacis Santo Petrus, berulang tahun ke 68. Seperti sudah biasa berjalan, Domus mengundang keluarga untuk ikut makan siang bersama para rama dan karyawan Domus. Ketika omong-omong sesudah makan, keluarga mengatakan bahwa para karyawan di Domus memang dituntut stamina raga jiwa untuk melayani para rama sepuh. Kondisi Rm. Tri memang sudah amat rentan dan hanya berbaring terus serta sudah jauh dari kemampuan berkomunikasi. Ternyata yang sudah harus di kamar terus dan sudah tak bisa berkomunikasi ada satu rama lain. Sementara itu kondisi pada umumnya rama Domus memang sudah banyak tak bisa melayani diri sendiri. Untuk kepentingan 12 rama sepuh, tentu ditambah Rm. Andika sebagai Direktur, Domus mempunyai 15 orang karyawan. Beberapa ada yang siaga 24 jam dan menginap. Yang lain ada yang kerja pagi sampai sore dan ada yang sore sampai pagi. Mengurus lansia umum saja sering dirasa sulit, demikian melayani para rama lansia dan beberapa sudah pikun tentu menuntut kesiagaan khusus dari para karyawan. Volume kerja karyawan di Domus tentu diatas rata-rata kerja di pastoran-pastoran lain. Di Domus ada lemburan-lemburan dan tambahan-tambah tugas. Maka untuk ketenangan kerja para karyawan tentu tidak dapat hanya dengan upah standar seperti umum. Padahal itulah yang diterima dari anggaran Keuskupan. Puji Tuhan, cukup banyak umat yang biasa menyumbang untuk tambahan honorarius para karyawan. Untuk bukan November 2025 Rm. Bambang mencatat penerimaan dana sebesar Rp. 17.350.000 yang berasal dari :

1. Ibu Dicky, 2. Ibu Haryono, 3. PUPIP Ungaran, 4. Bapak Sudjono Keman, 5. Ibu Maria Kristina Dannie, 6. Ibu Niken, 7. Ibu Christine, 8. Ibu Anna Maria (Ibu-ibu Bernardus Babadan), 9. Ibu Wartini, 10. Ibu Ida, 11. Ibu Yuliana Sutarni, 12. Ibu Lili Herawati, 13. Ibu Lucy, 14. Ibu Dewi Anggraini, 15. Ibu Malya, 16. Lanni Riyanto (d.a. MG Dwi Astuti / Ibu Marcus Smg), 17. Ibu Liem, 18. Ibu Tri Nor Prasetyawan, 19. Ibu Mamik, 20. Ibu Chatarina Gunarti, 21. Ibu Harno, 22. Ibu Evy, 23. Ibu Bernadet Suwarni, 24. Kerahiman Ilahi Mungkid, 25. Ibu Istiyono, 26. Ibu dr. Wara Aris Wakiman, 27. Ibu Dr Noor Widiastuti, 28. Ibu Kurnia Febriana, 29. Ibu Bellissima, 30. Ibu Ina Puspitarini, 31. Ibu ML Setiyani Indrawati.

Santo Eligius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 01 Desember 2014 Diperbaharui: 26 November 2019 Hits: 13110

  • Perayaan
    1 Desember
  •  
  • Lahir
    sekitar tahun 588
  •  
  • Kota asal
    Catelat, dekat Limoges, Perancis.
  •  
  • Wafat
  •  
  • 1 Desember 660 di Noyon Perancis - Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Eligius lahir sekitar tahun 588 di Catelat, dekat Limoges, Perancis. Kedua orang tuanya tercatat bernama Eucherius dan Terrigia. Sebelum menjadi uskup, ia adalah seorang pandai emas dan pencetak uang logam yang sangat terampil di kota Paris. Suatu hari, Raja Clotaire II mengirimkan emas dan permata kepada Eligius supaya ia membuatkan sebuah singgasana kerajaan. Ternyata Eligius malah membuatkan dua buah singgasana karena emas dan permata yang raja kirimkan terlalu berlebihan. Dengan berlaku demikian, Eligius berusaha supaya tetap jujur dengan tidak mau mengambil emas dan permata milik raja. Raja sangat terkesan dengan hasil pekerjaan dan kejujurannya. Karena itu ia diangkat menjadi kepala percetakan uang logam kerajaan dan menjadi anggota keluarga kerajaan.

Eligius kemudian memiliki penghasilan dan harta kekayaan yang cukup melimpah; namun ia tetap memanfaatkannya untuk menolong para tawanan dan fakir miskin. Rumahnya, bahkan meja makannya sendiri selalu dikelilingi orang-orang miskin. Eligius juga sering menolong para budak dengan cara membeli mereka lalu membebaskan kembali. Salah seorang budak yang dibebaskannya adalah Santo Tilo dari Solignac.

Di samping pandai mencetak uang logam, ia gemar membuat reliquary yang indah sebagai tempat penyimpanan relikwi-relikwi para kudus. Reliquary yang pernah dikerjakannya antara lain Reliquary penyimpanan relikwi Santo Martinus dan Santa Genoveva.

Setelah kematian Acarius, Uskup Noyon, pada tanggal 14 Maret 642; secara mengejutkan Eligius terpilih untuk menggantikannya. Walau dengan berat hati namun pandai emas kenamaan ini akhirnya dapat menerima kehormatan ini. Rambutnya kemudian dipangkas seperti seorang biarawan (Tonsura), dan ia pun dilantik sebagai seorang uskup.

Di Keuskupannya banyak umat yang masih kafir dan belum mengenal Tuhan. Karena itu bapa uskup Eligius berusaha memperkenalkan Kristus pada mereka. Selama 20 tahun ia bekerja keras dan berhasil mengkristenkan wilayah Fleming, Frisia, Suevi, dan suku-suku Jerman lainnya di sepanjang pesisir Laut Utara.

Uskup Eligius adalah seorang uskup yang saleh dan bijaksana; karena itu ia juga diangkat sebagai penasehat dan bapa rohani bagi raja dan ratu Perancis. Kelak ratu Perancis saat itu, Bathildis, juga menjadi seorang yang kudus. Uskup Eligius juga mendirikan banyak biara dan gereja. Ia juga menemukan kembali makam dan relikwi santo Quintinus setelah berhari-hari menggali di dalam sebuah situs bekas gereja yang telah ditinggalkan. Segera setelah penemuan ini ia membangun sebuah Basilika yang sangat megah untuk menghormati Santo Quintinus di situs tersebut. Basilika ini sekarang bernama Basilica of Saint-Quentin, Aisne Picardy Perancis.

Santo Eligius tutup usia dengan tenang pada tanggal 1 Desember 660 di Noyon dan dimakamkan di Kathedral Noyon Perancis.

Lamunan Peringatan Wajib

Beato Dionisius dan Beato Redemptus, Biarawan dan Martir Indonesia

Senin, 1 Desember 2025

Matius 8:5-11

5 Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6 "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." 7 Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." 8 Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." 10 Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga.” 

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang bisa yakin bahwa dengan beragama orang beriman pada Tuhan. Dalam agama orang menjumpai Tuhan.
  • Tampaknya, orang bisa yakin bahwa beriman berarti taat pada agama. Agama berisi perintah-perintah Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun dalam agama orang menemukan banyak kata tentang Tuhan, keberimanan sejati adalah kemesraan dengan dan amat hormat pada relung hati yang pertama-tama terwujud pada kepeduliannya pada yang papa dan menderita. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa tanpa hormat dan taat pada relung hati agama bisa hanya menjadi selubung kepentingan duniawi.

Ah, asal beragama orang jelas ikut Tuhan.

Saturday, November 29, 2025

Penyumbang Konsumsi Domus November 2025

Tidak hanya sekali atau dua kali tetapi berkali-kali kalau ada rombongan tamu pengunjung di Domus Pacis Santo Petrus muncul pertanyaan kepada para rama sepuh "Apakah rama-rama merasa senang tinggal di Domus?" Pertanyaan bagaimana bisa senang juga muncul dengan rumusan-rumusan lain seperti "Apa yang menyenangkan di Domus?". Ternyata beberapa rama menyebut menerima tamu sebagai hal yang amat menyenangkan. Hal ini bisa dipahami karena sebelum masuk rumah tua, yang 90% hidup harian banyak berada dalam kamar, dulu terbiasa hidup dalam kancah bersama banyak umat. Hadirnya rombongan tamu pengunjung memang membuat kegembiraan. Para rama sepuh mengalami kehidupan yang tak tersisihkan dari kehidupan umat.


Satu hal yang juga terjadi ketika masih berkarya, even pribadi juga biasa mendapatkan perhatian umat. Hal inilah yang diupayakan secara khusus oleh Domus Pacis Santo Petrus. Even-even pribadi itu adalah ulang tahun kelahiran dan ulang tahun tahbisan imamat. Di dalam even-even pribadi rama yang dirayakan mengalami kehadiran sanak keluarga dan orang dekat. Memang selain itu ada even peringatan arwah rama yang pernah jadi Domus Pacis Santo Petrus. Bahkan Malam Natal/Paskah juga jadi even. Dalam ulang tahun kelahiran ada menu khusus untuk makan siang serumah para rama dan karyawan ditambah undangan untuk sanak keluarga sebanyak 10 orang. Peristiwa besar adalah ulang tahun tahbisan imamat. Masing-masing rama bisa mengundang cukup banyak sanak keluarga dan orang dekat serta rombongan umat lain yang diundang oleh Domus. Hal seperti ulang tahbisan imamat adalah peringatan arwah dari rama yang pernah menjadi penghuni Domus. Sementara itu Malam Paskah/Natal juga dibuka untuk umat yang mendaftarkan untuk ikut. Semua hajatan selalu terjadi dengan Misa dan sesudahnya ada makan bersama. Semua diupayakan dengan tujuan agar para rama tidak merasa tersisih dari umat karena tinggal di rumah tua. Tetapi semua ini bisa terjadi karena ada warga umat yang memberikan kepedulian dengan menyumbang secara berkala. Bahkan untuk membuat para rama boleh menikmati snak harian secara memadahi, separo jumlah hari dalam setiap bulan selalu ada umat yang menyediakan dan mengirimkannya. Para penyumbang kebutuhan khusus itu pada November 2025 adalah :

  • Penyumbang Snak : 1. Ibu Sri Wahyuni; 2. Ibu Rachel; 3. Ibu Endang Purwani; 4. Ibu Kanti; 5. Ibu Endang Pr; 6. Ibu Wahyu; 7. Ibi Ieneke; 8. Sri. Lusia; 9. Ibu Satyawati; 10. Ibu Rini; 11, Ibu Jatmiko; 12. Ibu Joni; 13. Ibu Debby; 14. Ibu Sintari; 15. Ibu Hera; 16. Ibu Novi; 17. Ibu Atik; 18. Ibu Titik Waliyanti; 19. Ibu Maryati; 20. Ibu Lucinda; 21. Ibu Jondit; 22. Ibu Tutik; 23. Ibu Daniek; 24. Ibu Elly; 25. Ibu Topo; 26. Ibu Septi; 27. Ibu Titus.
  • Penyumbang Dana Hajatan : 1. Ibu Ambar; 2. Ibu Nadya; 3. Keluarga Patuk (5 org); 4. Ibu Umi; 5. Ibu Ratmi; 6. Ibu Mardanu; 7. Bapak Blasius Chasto; 8. Ibu Sri Purwaningsih; 9. Ibu Agnes Trijoko; 10. Ibu Yucha; 11. Ibu Rini Wahyudi;  12. Ibu Nike; 13. Apotek Jaya Sehat; 14. Ibu Yinni Tjia; 15. Ibu Bernadet Bintari; 17. Ibu Sri Daruningsih; 18. Ibu Yosepha; 19. Keluarga Rm. Sari; 20. Ibu Put Kusna Wijaya, 21. Ibu Primitiva. 

Perkembangan Penerimaan Rombongan Tamu

Hari Rabu 26 November 2025 memang menjadi hari khusus dalam pengalaman Domus Pacis Santo Petrus dalam kurun waktu 5 tahun. Kekhususan bukan ...