Wednesday, September 17, 2025

Santo Yosef dari Cupertino

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 21 Agustus 2013 Diperbaharui: 15 September 2016 Hits: 17712

  • Perayaan
    18 September
  •  
  • Lahir
    17 Juni 1603
  •  
  • Kota asal
    Cupertino, Keuskupan Nardo, dekat Brindisi Naples, Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 18 September 1663 | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    24 Februari 1753 oleh Paus Benediktus XIV
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 16 July 1767 oleh Paus Klemens XIII
Santo Yosef Cupertino dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1603 di Italia. Ia berasal dari keluarga yang sangat miskin. Ayahnya, Felice Desa adalah seorang tukang kayu miskin yang meninggal sebelum ia lahir. Ketika ibunya sedang hamil tua; para rentenir datang menyita rumah mereka dan mengusir ibunya. Jadilah Yosef kemudian lahir dalam sebuah kandang kuda.
 
Mulai usia delapan tahun, Yosef mulai sering menerima penglihatan yang membuatnya mengalami ektase, terpana dan berlama-lama menatap ke luar angkasa. Ibunya dan masyarakat yang tidak mengerti apa yang dialaminya; menganggap Yosef sebagai anak aneh yang lamban dan menyusahkan saja. Mereka memperlakukannya dengan sangat buruk.
 
Seringnya mengalami ektase membuat Yosef tumbuh menjadi seorang remaja yang amat lamban serta pelupa. Ia sering terlihat berjalan dengan diam tanpa arah tujuan yang jelas. Tetapi karena perlakuan dan hinaan yang sering diterimanya; ia juga tumbuh menjadi seorang yang pemarah, jadi ia tidak begitu disenangi.
 
Yosef pernah belajar membuat sepatu, tetapi gagal karena ektase yang sering dialaminya membuat ia tidak dapat berkonsentrasi dalam pekerjaan itu. Kemudian suatu saat ia minta ijin untuk masuk biara Fransiskan. Namun ia tidak diterima karena kurang berpendidikan. Yosef tidak patah arang; ia kemudian mencoba melamar pada biara Fransiskan Kapusin dan ia diterima sebagai seorang saudara awam pada tahun 1620. Namun trance yang sering dialiaminya membuatnya tidak cocok untuk bekerja dalam biara. Ia kerap menjatuhkan tumpukan piring-piring dan terus-menerus lupa melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Delapan bulan kemudian ia dianjurkan untuk meninggalkan biara itu.
 
Ibunya tidak senang dengan kepulangan Yosef. Ia kemudian mencarikan pekerjaan bagi Yosef sebagai seorang pesuruh di biara Fransiskan. Yosef diberi sebuah jubah Fransiskan untuk dikenakan dan diserahi tugas untuk merawat kuda-kuda biara. Bekerja di kandang membuat Yosef mulai berubah. Ia menjadi lebih lembut serta rendah hati. Ia lebih berhati-hati dan berhasil dalam pekerjaannya. Ia juga mulai melakukan silih dengan keras. Pemimpin biara memutuskan bahwa Yosef dapat diterima menjadi seorang biarawan dan memintanya untuk segera mulai belajar menjadi seorang imam.
 
Meskipun Yosef seorang pekerja yang tekun, namun ia sering mengalami masalah dalam hal belajar. Tetapi Yosef percaya penuh akan pertolongan Tuhan yang sering dia lihat dalam penglihatan-penglihatan yang diterimanya. Akhirnya Yosef berhasil menyelesaikan studinya dan ditahbiskan juga menjadi seorang imam dari Ordo Fransiskan.
 
Hidup Romo Yosef menjadi serangkaian mukjizat, visi dan ekstase dalam Roh Kudus. Ia bisa langsung masuk ke alam ekstese di setiap waktu atau tempat bila dipicu oleh suara lonceng gereja, suara Koor di gereja, penyebutan nama Allah, Bunda Maria atau nama orang suci, perenungan setiap peristiwa jalan salib, Passion suci, gambar-gambar para suci, pikiran tentang kemuliaan di surga dll. Tapi dia akan kembali ke alam ini saat mendengar suara atasannya memanggil. Ia menjadi seorang yang amat kudus dan sepenuhnya larut dalam kebersamannya dengan Tuhan. Segala sesuatu yang ia lihat di dunia ini selalu membuatnya berpikir tentang Tuhan; dan bila ia mulai khusuk meresapi keberadaan Tuhan maka seketika itu juga ia bisa masuk ke alam ektase rohani dan dipenuhi dengan Roh Kudus.
 
Puluhan kali sudah orang-orang melihatnya terangkat dari tanah ketika ia sedang mempersembahkan Misa atau ketika sedang berdoa dengan khusuk; sebuah keadaan yang bahkan ia sendiri tidak menyadarinya. Sebagian orang mengatakan bahwa St. Yosef akan melayang setiap kali ia mempersembahkan misa. Hal ini menjadikannya demikian terkenal sehingga ia harus disembunyikan untuk mencegahnya menjadi bahan tontonan. Bila Romo Yosef mempersembahkan misa maka gereja akan penuh sesak oleh umat yang membludak.
 
Selama 35 tahun sisa hidupnya Yosef kemudian “diasingkan” dan diminta untuk tidak menghadiri paduan suara (karena apabila mendengar paduan suara Gereja yang merdu maka ia bisa segera trance dan sering mulai melayang di udara). Ia juga dicegah untuk pergi ke ruang makan umum, berjalan dalam prosesi rohani, bahkan ia dilarang untuk mengadakan misa bagi umat di gereja.
 
Biaranya meminta ia untuk tinggal di sebuah kamar "khusus" dengan sebuah kapel pribadi yang disediakan khusus baginya untuk merayakan misa harian. Sungguhpun merasa sedih karena hal ini sama saja dengan diasingkan; namun pengasingan ini juga membuatnya merasa berbahagia karena memberinya kesempatan untuk sendiri bersama Kristus yang amat dikasihinya.
 
Dalam "sel" pengasingannya ia sempat menulis kepada seorang teman tentang waktu-waktu sulit yang ia lalui di dalam “tahanan” :
 

"Saya banyak mengeluh kepada Tuhan tentang diri-NYA. Aku telah meninggalkan segala sesuatu bagi-Nya, dan DIA, bukannya menghibur saya, malah saya dikirim ke dalam penderitaan manusia.."
Ia melanjutkan: "Suatu hari, ketika saya menangis dan meratap dalam sel saya, seorang malaikat mengetuk pintu sel saya. Saya tidak menjawab, tetapi ia masuk ke kamar saya dan berkata : "Romo Yosef, bagaimana kabarmu ..?"
"Saya di sini untuk melayani anda, " jawabku.
"Saya pikir Anda tidak memiliki jubah " lanjutnya.
"Ya, saya punya satu, tapi sudah lusuh," jawab saya.
Kemudian, malaikat yang tidak kuketahui namanya itu memberiku sebuah jubah, dan ketika aku mengenakannya, semua putus asa saya seketika lenyap. Tidak ada yang pernah tahu siapa malaikat  itu.."

Kejadian ini menyadarkan Yosef bahwa Yesus tidak pernah meninggalkannya sendirian. Suatu hari tanggal 18 September 1663  Yesus datang dan membawa Romo Yosef yang saat itu berusia enam puluh tahun untuk pulang ke surga.

St. Yosef Cupertino dinyatakan kudus oleh Paus Klemens XIII pada tahun 1767.

Lamunan Pekan Biasa XXIV

Kamis, 18 September 2025

Lukas 7:36-50

36 Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. 37 Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. 38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 40 Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 41 "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. 42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 43 Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 44 Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. 45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. 46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. 47 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." 48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 50 Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, setiap agamawan tahu akan adanya dosa. Dia juga sadar bahwa ada juga dosa dalam hidupnya.
  • Tampaknya, setiap agamawan tahu dosa akan terampuni kalau bertobat. Tobat dibuktikan dengan mengaku dosa.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun orang dapat yakin dosa terampuni dengan mengaku dosa, sebenarnya apapun dosanya akan terkikis dengan pengampunan kalau orang mengembangkan jiwa dan tindakan kasih. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang yakin bahwa perbuatan kasih adalah obat penyembuh luka dosa.

Ah, asal mengakukan kesalahan, dosa pasti terampuni.

Tuesday, September 16, 2025

Pak Tukiran Mantu


Minggu tanggal 14 September 2025 di Dusun Pangukan, Tridadi, Sleman, Jogja. Rm. Bambang melihat ada banyak mobil terparkir berurutan. Banyak sepeda motor juga sudah ada di parkiran sementara itu banyak pemotor masih berdatangan. Dari jauh sudah terdengar penyanyi melantunkan lagu-lagu. Ada seorang bapak membantu Rm. Bambang masuk ke tempat hajatan. Banyak tamu undangan sudah memenuhi halaman. Ada yang berurutan menungguh giliran naik ke podium menyalami sepasang pengantin yang didamping oleh ayah ibu pihak putri di sebelah kanan dan pihak lelaki di sebelah kiri dari sepasang pengantin itu. Rm. Bambang duduk di kursi roda berdekatan dengan sepasang suami istri yang sudah lansia. Setiap kali ada saja tamu-tamu menghampiri Rm. Bambang dan menyalami. "Itu pasti orang-orang Katolik" katanya dalam hati. 

Ternyata ada beberapa orang Domus Pacis yang datang : Mbak Tri, Mbak Sari, Bu Rini, dan Mas Ardy. Bahkan kemudian tampak pula Rm. Andika, Direktur Domus. Katanya, banyak karyawan Domus sudah datang malam sebelumnya. Bu Titik Waluyanti, salah satu relawan Domus, ikut di gereja Paroki Warak pada jam 10.00. Orang-orang Domus, termasuk Rm. Andika dan Rm. Bambang, datang di hajatan itu khusus untuk Pak Tukiran. Pada hari itu Pak Tukiran menyelenggarakan hajatan perjawinan putrinya, Agustina Dwi Astutiningsih, yang mendapatkan pasangan Raden Mas Leonardo Kusumo Antono. Amat banyaknya tamu tak hanya datang dari lingkup Lingkungan Pangukan dan Paroki Warak. Tetapi banyak pula tamu dari Universitas Sanata Dharma, karena selain aktif di Gereja anak Pak Tukiran juga menjadi dosen di Sanata Dharma. Kalau para penghuni Domus banyak yang bersemangat datang, tentu saja karena Pak Tukiran adalah salah satu karyawan Domus. Bahkan Pak Tukiran adalah karyawan terlama. Dia sudah menjadi tenaga melayani rama sepuh mulai tahun 1984 sejak masih di Wisma Unio Jetis. Pak Tukiran juga mengalami melayani para rama sepuh yang ada di Wisma Petrus dan kemudian ditetapkan menjadi tenaga Domus Pacis sejak masih di Puren. Sebenarnya, sebagai karyawan tetap Keuskupan Agung Semarang, Pak Tukiran sudah pensiun. Tetapi dia masih rela menjadi tenaga honorer di Domus Pacis Santo Petrus. Dalam hajatan itu tentu saja ada foto-fotoan. Rm. Bambang, yang terhalang naik di podium karena berkursi roda, juga mengalami foto bersama pengantin yang didampingi oleh bapak-ibu Tukiran. Mereka turun menghampiri Rm. Bambang.

Santo Lambertus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 06 Oktober 2014 Diperbaharui: 15 September 2016 Hits: 15207

  • Perayaan
    17 September
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 635
  •  
  • Kota asal
    Maastricht, Belanda
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Ditikam dengan tombak tepat di jantungnya saat sedang merayakan misa pada sekitar tahun 700
    Awalnya dimakamkan di Maastricht, lalu makamnya dipindahkan ke Liège oleh Santo Hubertus.
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Lambertus berasal dari keluarga bangsawan, anak dari pangeran Aper dan Herisplindis. Ia memperoleh pendidikan agama yang baik dari Santo Theodardus, pamannya yang juga Uskup Maastricht, Belanda. Ketika Uskup Theodardus menjadi martir pada tahun 670, lambertus terpilih menggantikannya.

Lambertus terkenal sebagai seorang uskup yang saleh. Seperti pamannya, Lambertus juga gigih membela umat dari penindasan para bangsawan dan tuan-tuan tanah. Karena itu pada tahun 674 ia diusir paksa dari Maastricht dan diasingkan di Liège (Belgia) selama tujuh tahun. Di pengasingan Lambertus tetap berkarya dengan mendirikan sebuah biara yaitu Biara Stavelot, yang masih berdiri hingga saat ini.  Uskup Lambertus baru kembali ke Maastricht pada tahun 681. Ia kembali memimpin umatnya dan membangun banyak biara-biara baru.

Disekitar tahun 700, Lambertus dengan tegas menegur seorang bangsawan yang hidupnya tidak bermoral dan memelihara banyak gundik. Teguran bapa Uskup membuat bangsawan tua ini marah dan mengancam untuk mencelakainya. Beberapa waktu kemudian, saat sedang mempersembahkan misa di kapela Santo Kosmas dan Damianus di Liège, sekelompok orang suruhan sang bangsawan menyerangnya. Mereka mengepungnya di atas altar lalu menikamnya dengan tombak tepat di jantungnya sehingga ia tewas seketika.

Santo Lambertus dari Maastricht, tewas sebagai martir karena membela kesucian sakramen perkawinan. Awalnya ia dimakamkan di Maastricht, lalu dipindahkan ke Liège oleh seorang anak didiknya yang terpilih menggantikan kedudukannya sebagai uskup Maastricht, yaitu Santo Hubertus. Kini makam Santo Lambertus berada di Katedral St. Lambertus, Liège – Belgia.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Lamunan Pekan Biasa XXIV

Rabu, 17 September 2025

Lukas 7:31-35

31 Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? 32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. 33 Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. 34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. 35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, orang cerdas memang punya daya kritis. Dia bisa secara jernih bisa melihat mana baik dan mana buruk.
  • Tampaknya, orang cerdas bisa menjadi pengamat sosial. Dia bisa terkenal karena komentar-komentar kritisnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki kecerdasan sehingga bisa cepat melontarkan komentar kristis, kalau komentar selalu hanya menjadi kritik kekurangan bahkan keburukan pada siapapun yang menonjol, sejatinya dia hanyalah sosok yang tak punya kepekaan batin dan kritiknya hanyalah selubung rasa tidak suka. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan berbicara dengan landasan bisikan baik dari nurani.

Ah, kritikus hebat akan laris jadi pembicara.

Mas Bayu Lulus Diklat

Bagaimanapun juga, yang namanya lansia pada umumnya sudah dimaklumi kalau menderita berbagai kerentanan baik ragawi maupun jiwani. Bagaimanapun juga, yang namanya lansia pada umumnya sudah dimaklumkan kalau dalam keseharian membutuhkan bantuan pelayanan khusus. Apalagi kalau sudah mengalami berbagai macam penyakit, kelemahan fisik, dan kemunduran daya kognitif, layaklah kalau lansia membutuhkan penjagaan khusus. 


Semua itu mewarnai kehidupan para rama Domus Pacis Santo Petrus. Sebenarnya Rm. Andika, Direktur Domus yang relatif masih muda, juga sudah harus menjaga kesehatan. Tetapi beliau masih enerjik dan dalam mobilisasi berkendaraan sendiri masih terjadi dalam keseharian. Daya untuk melayani diri sendiri juga masih handal. Lain halnya dengan 12 rama sepuh yang ada di Domus Pacis. Kesemuanya tidak hanya sudah lanjut usia. Sebelas orang sudah akrab dengan kursi roda. Tetapi kesemuanya sudah membutuhkan pelayanan untuk kebutuhannya. Kondisi fisik yang diwarnai oleh kelemahan sungguh membutuhkan penjagaan khusus. Bahkan bagi sementara rama yang sudah amat merosot daya ingatnya, pelayanan khusus sungguh menjadi kebutuhan. Dengan latarbelakang seperti itu, tenaga yang disebut pramurukti amat dibutuhkan. Inilah sebabnya banyak tenaga Domus yang sudah terikat janji kontrak diikutkan dalam pendidikan dan latihan (diklat) pramurukti yang diselenggarakan oleh RS Panti Rini, Kalasan. Yang terakhir adalah Mas Bayu, karyawan termuda, yang telah lulus diklat pramurukti pada Rabu 10 September 2025. Dia mengirim foto (no 4 dari kiri) dengan narasi "Romo,terimakasih karena sudah percaya pada saya dan diberi kesempatan untuk mengikuti diklat di panti rini,sekarang saya sudah lulus di panti rini.Terimakasih romo,berkah dalem."

Monday, September 15, 2025

Santa Eufemia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 16 September 2015 Diperbaharui: 21 September 2015 Hits: 13150

  • Perayaan
    16 September
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 290
  •  
  • Kota asal
    Chalcedon (Kalsedon) Asia Kecil (Sekarang Kadıköy - Istambul Turki)
  •  
  • Wafat
  •  
  • Martir - Disiksa dan dilemparkan ke arena untuk menjadi mangsa binatang buas dalam pertunjukan Gladiator pada sekitar tahun 305 di Chalcedon, Asia Kecil
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santa Eufemia hidup di akhir abad ke-3 sampai awal abad ke-4 Masehi. Menurut tradisi, ia adalah putri dari seorang senator Romawi bernama Philophronos dan istrinya Theodosia di kota Chalcedon (kota ini sekarang bernama Kadıköy dan berada dalam wilayah administrasi kota Istambul Turki). Sejak masih kecil Eufemia sudah bercita-cita ingin hidup kudus dan menjadi seorang biarawati.

Menurut tradisi Kristen, suatu hari, Gubernur Chalcedon yang bernama Priskus, memerintahkan agar semua penduduk kota ikut mempersembahkan korban dalam upacara penyembahan dewa Ares. Santa Eufemia bersama empat puluh sembilan orang Kristen lainnya menolak melakukan kekejian tersebut. Karena itu mereka ditangkap dan disiksa selama beberapa hari, kemudian diserahkan kepada Kaisar Diokletianus. Eufemia adalah yang termuda di antara mereka, ia dipisah dari teman-temannya dan mengalami penyiksaan yang sangat mengerikan. Setelah disiksa, ia dikirim ke arena gladiator untuk menjadi mangsa binatang buas.

Sebuah gereja yang indah didirikan di atas makamnya di Chalcedon. Nama Santa Eufemia semakin harum ketika Konsili Kalsedon yang besar itu diselenggarakan didalam Gereja tempat relikwinya disemayamkan. Gereja tersebut masih berdiri hingga hari ini, dan dikenal dengan nama Katedral Santa Eufemia Kadıköy Istambul Turki.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Santo Yosef dari Cupertino

diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  21 Agustus 2013  Diperbaharui:  15 September 2016  Hits:  17712 Perayaan 18 September  ...