Sunday, December 14, 2025

PUPIP dan Legio Maria Bonoharjo

"Iki seka ngendi?" (Ini rombongan dari mana?) Rm. Ria bertanya kepada Rm. Bambang yang sama-sama berkursi roda tetapi Rm. Bambang ada di sebelah kiri Rm. Ria. Sebenarnya pertanyaan Rm. Ria disampaikan tidak dengan suara yang terdengar bagi semua yang ada. Tetapi ketika menjawab Rm. Bambang menggunakan suara terdengar oleh rombongan tamu yang datang lebih dari 40 orang. Bahkan rama yang hadir, termasuk Rm. Andika yang jadi Direktur Domus, juga ada. Jawaban Rm. Bambang adalah "Iki rombongan umat seka Bonoharjo. Kae lho, nek seka Jogja terus arep mengiwa, ana patunge santo potlot" (Ini rombangan umat dari Paroki Bonoharjo. Kalau dari Jogja dan akan belok ke kiri ada patung santo potlot). Para tamu dan beberapa rama yang menangkap tertawa terbahak-bahak. Di tempat itu memang ada patung berbentuk pensil. Yang membuat tawa bahwa Rm. Bambang menyebutnya sebagai "santo potlot". Kata potlot adalah sinonim kata pensil.


Omongan Rm. Ria dan Rm. Bambang terjadi sebelum pertemuan Kelompok PUPIP dan Kegio Maria Paroki Bonoharjo ketika mengunjungi para rama sepuh di Domus Pacis Santo Petrus. Itu terjadi pada Sabtu 13 Desember 2025. Setelah sambutan dari Rm. Andika lan Ketua Rombongan, seperti biasa terjadi omong-omong tanya-jawab. Pertanyaan ada di sekitar acara harian para rama Domus, syarat seorang rama bisa jadi penghuni Domus, dan anggaran pembeayaan untuk kehidupan Domus. Rm. Andika memberikan penjelasan bahwa untuk kebutuhan rutin dan kesehatan ditanggung oleh Keuskupan Agung Semarang. Tetapi untuk memberikan tambahan honor dan bonus bagi karyawan, karena bebean kerja tak ringan mengurus para rama sepuh dengan kondisinya, Rm. Bambang menerima sumbangan dari umat. Selaiun itu Domus juga mengusahakan kedekatan para rama dengan keluarga dan umat dengan mengadakan hajatan-hajatan seperti ulang tahun imamat, peringatan rama mantan penghuni Domus, dan Misa Malam Natal/Paskah. Beaya hajatan diupayakan oleh Rm. Bambang dengan menerima sumbangan termasuk penjualan kain batik. "Domus hanya mengeluarkan dana untuk beaya konsumsi. Dalam Misa selalu ada kor yang datang tanpa beaya. Bonoharjo mau nyumbang kor?" kata Rm. Bambang. Ternyata para tamu tampak antusias ikut nyumbang kor dalam satu hajatan. Mereka bersedia datang dengan kor yang diiringi terbangan. Rm. Bambang diminta informasi kapan memberi kesempatan Bonoharjo. Yang jelas hingga 31 Januari 2026 sudah terisi penyumbang kor. Rm. Bambang menyanggupi untuk memberi informasi.

Beato Charles Steeb

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 
  • 01 Desember 2015
  •  
  • Diperbaharui: 
  • 16 Desember 2019
  •  
  • Hits: 10179

    • Perayaan
      15 Desember
    •  
    • Lahir
      18 Desember 1773
    •  
    • Kota asal
      Tübingen, Baden-Württemberg (Sekarang Wilayah Jerman)
    •  
    • Wilayah karya
      Verona - Italia
    •  
    • Wafat
    •  
    • 15 Desember 1856 di Kota Verona, Italia - Sebab alamiah
    •  
    • Venerasi
      19 November 1970 oleh Paus Paulus VI (decree of heroic virtues)
    •  
    • Beatifikasi
      6 July 1975 oleh Paus Paulus VI
    •  
    • Kanonisasi

    Beato Charles Steeb lahir pada 18 Desember 1773 dari keluarga Protestan yang fanatik. Saat remaja Charles sempat belajar sebentar di Paris Perancis, namun harus mengungsi ke Italia saat Revolusi Perancis meletus. Di Italia Charles melanjutkan studinya di kota Verona. Di kota kelahiran santo Petrus dari Verona ini, Charles bersahabat dengan para imam dan para awam katolik yang saleh. Pola hidup kudus dari para sahabat barunya sangat menyentuh hati pemuda Protestan ini. Sampai suatu hari, ia memutuskan untuk menjadi seorang Katolik dan masuk seminari.

    Meski kedua orangtuanya sangat marah dan tidak lagi mengakuinya sebagai anak, Charles tetap setia pada iman Katolik dan cita-citanya untuk mejadi seorang imam. Setelah menyelesaikan studinya, Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam dan ditugaskan untuk melayani orang sakit di Verona. Sambil melayani umat, Charles juga melanjutkan studinya dengan belajar hukum Gereja dan hukum perdata di Pavia Italia.

    Bersama Beata Luigia Poloni, Charles mendirikan sebuah konggregasi Susteran yang disebut konggregasi Sisters of Mercy dari Verona, yang berkaul untuk membantu orang-orang sakit, para fakir miskin, anak-anak terlantar dan orang-orang Jompo. Konggregasi ini sekarang telah membuka biara di Italia, Jerman, Portugal, Albania, Tanzania, Angola, Burundi, Argentina, Brazil, dan Chile.

    Charles Steeb tutup usia pada tahun 1856 di Verona Italia. Ia dinyatakan sebagai Venerabilis pada tanggal 19 November 1970 oleh Paus Paulus VI, dan dibeatifikasi pada tanggal 6 Juli 1975 oleh Paus yang sama.

    Lamunan Pekan Adven III

    Senin, 15 Desember 2025

    Matius 21:23-27

    23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" 24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 25 Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." 27 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Dan Yesuspun berkata kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

    Butir-butir Permenungan

    • Tampaknya, dalam hidup bersama orang dapat memiliki kewenangan tertentu. Itu sesuai dengan kedudukan yang dimiliki.
    • Tampaknya, dengan mendapatkan kedudukan dalam hidup bersama orang mendapatkan kekuasaan tertentu. Kedudukan mengalirkan kekuasaan.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun orang biasa mengaitkan kekuasaan dengan kedudukan yang dimiliki dalam hidup bersama, kuasa sejati adalah daya anugrah Roh untuk ambil bagian demi kebaikan hidup bersama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kekuasaan itu bukan mengalir dari kedudukan tetapi daya Roh Tuhan sebagai kemampuan dalam partisipasi membangun dan mengembangkan hidup bersama.

    Ah, asal bisa meraih kedudukan orang akan punya kekuasaan.

    Saturday, December 13, 2025

    Lima Ibu dari Lingkungan Semen

    Rama Andika, Direktur Domus Pacis, pada masa Adven kerap keluar Domus. Kalau beberapa rama dan keluarga sering minta pelayanan Misa, pada masa Adven Rm. Andika juga membantu paroki-paroki yang menyelenggarakan pelayanan Sakramen Tobat. "Kula biasa mengenalkan diri criyos saking Domus Pacis" (Saya biasa memperkenalkan diri dengan mengatakan dari Domus Pacis). Ternyata beliau juga sering bilang "Rama Bambang pikantuk salam" (Rm. Bambang mendapatkan salam). Bahkan ketika datang di beberapa umat kata "Rama Bambang pikantuk salam" juga sering muncul. "Rama Bambang cen akeh pandhemene" (Rm. Bambang memang banyak pencintanya) komentar Rm. Saptaka. 


    Setiap kali ada kiriman salam lewat Rm. Andika, Rm. Bambang memang merasakan hati berbinar. Dia termasuk rama sepuh Domus yang sering mendapatkan tamu yang bilang ke karyawan "Badhe sowan Rama Bambang" (Kami mau mengunjungi Rm. Bambang). Biasanya yang datang ke Rm. Bambang adalah kelompok kecil umat. Pada Jumat 12 Jumat 2025 pada sekitar jam 10.00 seorang karyawan berkata kepada Rm. Bambang "Rama wonten tamu saking Salam madosi Rama Bambang" (Rama ada tamu dari Salam mencari Rm. Bambang). Ternyata 5 orang ibu datang dengan membawa banyak oleh-oleh. Mereka sudah amat akrab dengan Rm. Bambang dan Rm. Bambang memang pernah banyak jumpa dengan mereka pada tahun 1983-1990. Pada waktu itu Rm. Bambang menjadi bagian Paroki Salam. Ibu-ibu itu berasal dari Lingkungan Semen, salah satu Lingkungan di Paroki Salam. "Niki kula sakanca makili umat Lingkungan Semen" (Kami bersama mewakili umat Lingkungan Semen). Omong-omong dengan Rm. Bambang menjadi nostalgia masa lalu. Kebetulan saja Rm. Bambang masih ingat beberapa nama dan kemudian mendapatkan kabarnya untuk masa kini. Ketika sedang makan siang Rm. Andika bertanya kepada Rm. Bambang "Wau saking pundi rama?" (Tamu rama tadi dari mana?). Beliau bersama karyawan memang harus mencatat banyak barang benda pemberian umat. 

    Santo Yohanes dari Salib

    diambil dari  https://www.mirifica.net/14-desember-santo-yohanes-dari-salib/

    Yohanes dilahirkan di Spanyol pada tahun 1542. Ia adalah putera seorang penenun. Yohanes bersekolah di sekolah untuk anak-anak miskin dan menjadi pesuruh direktur sebuah rumah sakit. Selama tujuh tahun, Yohanes bekerja sebagai pesuruh sambil belajar di sekolah Yesuit. Bahkan semasa mudanya Yohanes suka melakukan silih. Ia paham benar arti berkurban demi cinta kasih kepada Yesus.

    Ketika usianya duapuluhsatu tahun, cintanya yang besar kepada Tuhan mendorongnya untuk masuk ke biara Karmel. Bersama St. Theresia dari Avila, St. Yohanes dipilih Tuhan untuk membawa semangat baru di antara para religius. Hidup Yohanes penuh dengan pencobaan. Meskipun ia berhasil membuka biara-biara baru di mana cara hidup sucinya dijalankan, ia sendiri dikecam. Ia bahkan dijebloskan ke dalam penjara dan harus mengalami penderitaan yang hebat. Suatu waktu, ia mengalami pencobaan-pencobaan yang dahsyat pula. Tampaknya Tuhan telah meninggalkannya seorang diri dan ia merasa sangat menderita. Namun demikian, ketika badai pencobaan tersebut telah berlalu, Tuhan memberi ganjaran kepada hambanya yang setia itu. Ia menganugerahinya kedamaian hati dan sukacita. St. Yohanes menikmati hubungan yang mesra serta akrab dengan Tuhan. Malahan, Bunda Maria sendiri yang menunjukan kepada Yohanes bagaimana meloloskan diri dari sel penjaranya.

    St. Yohanes mempunyai cara mengagumkan dalam menghadapi para pendosa. Suatu ketika seorang wanita cantik tetapi pendosa berusaha membuatnya jatuh dalam dosa. St. Yohanes berbicara kepadanya sedemikian rupa hingga wanita itu dibimbing untuk mengubah cara hidupnya. Seorang wanita lain, mempunyai kelakuan yang sedemikian rupa, hingga membuatnya dijuluki “wanita mengerikan”. Tetapi, dengan sikapnya yang lemah lembut, St. Yohanes tahu bagaimana mengatasinya.

    St. Yohanes dari Salib mohon kepada Tuhan untuk mengijinkannya menderita setiap hari demi cinta kasihnya kepada Yesus. Untuk membalas kasihnya itu, Yesus menampakkan diri kepada St. Yohanes dengan suatu cara yang amat istimewa. St. Yohanes terkenal oleh karena buku-buku rohaninya yang menunjukkan kepada kita bagaimana membangun hubungan yang akrab dan mesra dengan Tuhan. St. Yohanes wafat pada tanggal 14 Desember 1591. Ia digelari Doktor Gereja oleh Paus Pius XI pada tahun 1926.

    “Pintu masuk yang menghantarnya kepada kekayaan kebijaksanaan adalah salib; oleh sebab salib adalah pintu yang sempit, meskipun banyak orang mencari sukacita yang dapat diperoleh darinya, karunia tersebut hanya diberikan kepada sedikit orang yang rindu untuk melaluinya.”   

    “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”

    Lamunan Pekan Adven III

    Minggu, 14 Desember 2025

    Matius 11:2-11

    2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, 3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" 4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. 6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." 7 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? 8 Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. 9 Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. 10 Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. 11 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.

    Butir-butir Permenungan

    • Tampaknya, orang bisa ditanya tentang jati dirinya. Apalagi kalau menjadi sosok populer, banyak orang ingin tahu tentang apa dan siapa dia.
    • Tampaknya, sebagai sosok populer orang bisa bangga akan jati dirinya. Dia bisa membeberkan latarbelakang dan berbagai kemampuan serta kedudukan yang dimiliki.
    • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun omong membeberkan jati diri bisa menghadirkan rasa bangga bukan main, sejatinya jati diri seseorang bukan terutama untuk omongan tetapi ditunjukkan dengan berbagai pekerjaan yang bermakna dan bermanfaat bagi kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sungguh memiliki kesejatian jati diri karena melakukan hal-hal baik demi banyak orang terutama yang papa dan menderita.

    Ah, yang membanggakan itu ya kalau bisa punya kedudukan tinggi.

    Friday, December 12, 2025

    Bantu Paroki Kalasan

    Pada jam 12.38 Kamis 11 Desember 2025 ada pesan WA masuk di HP Rm. Bambang "Sugeng siang Romo Bambang. Kami dari panitia pembangunan gereja Kalasan...bermaksud sowan Romo....untuk membicarakan rencana kegiatan pentas seni penggalangan dana sebagai Punokawan (yang beberapa waktu lalu telah kami sampaikan). Besuk hari Jumat jam 9 pagi apakah Romo berkenan menerima kalau kami sowan 🙏 Pengirim adalah Mas Dedik dari Paroki Kalasan. WA ini tentu kelanjutan dari pesan WA Mas Dedik pada 7 Oktober 2025. Mas Dedik menulis "Romo....perkenalkan saya Dedik dari paroki Maria Marganingsih Kalasan...Bade matur dalam rangka penggalangan dana pembangunan Gereja Kalasan, kami berencana mengadakan pentas seni... Sabtu 27 Desember 2025 jam 18.00 wib. Ngapunten Romo ...apakah bersedia  terlibat dalam kegiatan tersebut, rencananya Romo Bambang memerankan tokoh Semar ?"

    Pada jam 09.00 Jumat 12 Desember 2025 Rm. Bambang sungguh menerima kedatangan utusan panitia penggalangan dana untuk pembangunan gereja Kalasan. Yang datang adalah 2 orang bapak. Salah satu memang pernah datang di Domus Pacis mengantar rombongan kunjungan dari Wilayah Agata Kalasan. Sedang salah satu berasal dari Lingkungan Juwanget dan setiap hari mendapatkan renungan dan berita Blog Domus. Maklumlah di Juwangen bapak itu selalu mendapatkan sebaran konten Domus dari Bapak Sentot salah satu sanak keluarga Rm. Bambang. Kebetulan juga bapak ini juga berasal dari kampung Karangduren dimana ada banyak famili Rm. Bambang tinggal. Pembicaraan penuh keakraban tetapi ada hal yang dibicarakan secara serius. Itu berkaitan dengan pembagian waktu untuk masing-masing isian acara. Rm. Bambang hanya mengingatkan bahwa kelompok acara, dimana Rm. Bambang terlibat di dalamnya, adalah orang-orang yang pardigma tampil seninya masih agak klasik. Ketika pihak panitia mengajak untuk persiapan tampilan, salah satu mengatakan "Sesuk neng kana wae" (Besok di tempat akan pentas). Maklumlah, anggota kelompok yang akan tampil pada umumnya adalah orang-orang model ketoprak atau dagelan yang tanpa teks. Mereka biasa hanya berpegang pada pesan yang harus disampaikan. Segalanya akan terkemas dalam tampilan spontan berdasarkan kreativitas.

    PUPIP dan Legio Maria Bonoharjo

    "Iki seka ngendi?" (Ini rombongan dari mana?) Rm. Ria bertanya kepada Rm. Bambang yang sama-sama berkursi roda tetapi Rm. Bambang ...