Sunday, December 21, 2025

Beato Gratia Cattaro

 diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 02 November 2017 Diperbaharui: 11 Februari 2018 Hits: 23101

  • Perayaan
    9 November
    16 November (pada beberapa Kalender)
    22 Desember (pada beberapa Kalender)
  •  
  • Lahir
    27 Oktober 1438
  •  
  • Kota asal
    Mulla, Cattaro, Montenegro
  •  
  • Wilayah karya
    Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 8 November 1508 di Biara Santo Kristoforus Venesia Italia
    Sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    -
  •  
  • Beatifikasi
    6 Juni 1889 oleh Paus Leo XIII
  •  
  • Kanonisasi

Gratia Cattaro dikenal akan kerendahan hatinya, semangat penebusan dosa dan cinta yang mendalam kepada Sakramen Ekaristi. Ia lahir pada 27 Oktober 1438 di kota Mulla, Cottaro, di pantai Dalmatian, yang saat ini menjadi wilayah Montenegro. Ayahnya adalah seorang nelayan, dan pada usia belasan tahun Gratia sudah bekerja sebagai pelaut demi membantu ekonomi keluarganya yang miskin.

Suatu hari ditahun 1468, kapalnya bersandar di kota pelabuhan Venesia, Italia. Gratia mendengar kotbah yang memukau dari seorang biarawan Agustinian bernama Simone di Camerino. Batinnya bergejolak saat biarawan ber-tonsura itu menjelaskan tentang kesia-siaan hidup duniawi dan indahnya hidup abadi bersama Yesus dan para kudus di surga. Gratia yang saat itu telah berusia 30 tahun seketika itu juga memutuskan untuk meninggalkan kehidupannya sebagai pelaut dan menjadi seorang biarawan Agustinian. Ia lalu meninggalkan kapal dan masuk biara Augustinian. Ia pun diterima sebagai seorang Bruder di Biara Monte Ortone Padua, Italia. Biara ini adalah sebuah biara kontemplatif yang penuh disiplin dan sangat ketat menjalani semua regula Agustinian dan Konstitusi Ordo.

Dalam biara, Bruder Gratia diberi tugas sebagai seorang perawat taman dan koster yang dijalani dengan penuh sukacita. Masa hidupnya sebagai seorang pelaut yang penuh godaan nafsu duniawi kini telah berlalu, Gratia kini lahir kembali dalam Roh Kebenaran sebagai seorang biarawan Agustinian yang sepanjang hari menjalani laku silih yang berat sebagai penitensi atas dosa-dosanya dimasa lalu. Ia tinggal dalam kedamaian biara ini selama lima belas tahun.

Pada tahun 1482 Bruder Gratia dipindahkan ke biara Santo Kristoforus di Murano, di pantai Venesia, tempat ia tinggal sepanjang sisa hidupnya. Cintanya yang mendalam pada Ekaristi dan kesucian hidupnya membuat ia memperoleh banyak karunia Ilahi. Ia dapat mengetahui hal-hal yang tersembunyi, mampu melihat ke masa depan, dan dapat menyembuhkan orang sakit hanya dengan berdoa. Sebuah cahaya dikatakan akan bersinar dari dalam bilik pertapaannya saat ia tenggelam dalam doa dan meditasi di malam hari.  

Bruder yang kudus ini tutup usia di Biara Santo Kristoforus Venesia pada 8 November 1508 dan dimakamkan di pemakaman biara tersebut. Banyak mujizat dilaporkan terjadi pada umat yang datang berziarah dan makamnya segera ramai dikunjungi para peziarah. Pada tahun 1810, makamnya dipindahkan ke tanah kelahirannya di gereja paroki Mulla Montenegro.

Lamunan Pekan Khusus Adven

Senin, 22 Desember 2025

Lukas 1:46-56

46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, bagaimanapun juga mendapatkan sanjungan dan menjadi kekaguman memang bisa membuat orang merasa bahagia. Dia bisa memberikan kesaksian di hadapan orang lain bahwa itu adalah anugrah atau rahmat ilahi.
  • Tampaknya, bagaimanapun juga orang akan amat berbahagia kalau diketahui oleh banyak orang mendapatkan anugrah istimewa dalam hidup. Dia bisa mengadakan doa atau ibadat bersama untuk menunjukkan syukurnya pada Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun wajar mengucap syukur bahkan mengadakan syukuran dengan memberi kesaksian di hadapan banyak orang yang diundangnya, orang baru sungguh memiliki rasa syukur dan bahagia kalau ucapan sukacitanya dilandasi pujian dan pemuliaan pada Tuhan dalam relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang pertama-tama akan kontakan memuliakan Tuhan secara batin sebagai landasan jiwani dalam segala ucapan dan tindakannya.

Ah, syukuran itu ya pesta mengundang banyak orang.

Saturday, December 20, 2025

Menjelang 24 Desember 2025 Malam

Sebetulnya sejak November Paroki-paroki biasa sudah mulai bersiap untuk perayaan Natal. Panitia-panitia sudah siap agenda kerja. Kor dan petugas liturgi pada Desember juga sibuk berlatih. Hal seperti ini tentu tidak terjadi di rumah para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus. Kalau ada yang berlatih untuk Domus, tentu itu terjadi pada kelompok kor yang pada Malam Natal 2025. yaitu Kor dari Paroki Pringgolayan. Yang dilakukan di Domus terutama adalah pendaftaran warga umat Katolik yang akan ikut Misa Natal 24 Desember 2025. Ini dilakukan oleh Rm. Bambang hanya dengan menghadapi laptop di kamarnya. Tentu saja Bu Rini, salah satu relawan Domus, siap sajian konsumsi dengan pesan ke catering.


Meskipun tak ada derap sibuk seperti di Paroki, intern Domus Pacis Santo Petrus juga mempunyai kegiatan. Yang dilakukan oleh Domus kalau di Paroki bisa menjadi kemeriahan yang menghadirkan kelompok tim khusus. Ini adalah kegiatan membuat Gua Natal. Di Domus pembuatan Gua Natal terjadi dalam suasana bebas dari hiruk pikuk. Pada Kamis 18 Desember 2025 Rm. Andika, direktur Domus, dibantu beberapa karyawan mulai membuat dengan kerangka yang dibalut kertas-kertas koran. Simpanan Pohon Natal juga disandingkan dengan Gua Natal. Ketika Misa Komunitas sore, gua sudah terbentuk dengan balutan koran-koran. Ternyata pada Jumat 19 Desember 2025, ketika Misa Komunitas sore hari Pohon Natal sudah terhias dengan kerlap-kerlip lampu-lampu listrik kecil. Bahkan kertas-kertas koran sudah berubah warna. Gua Natal Domus 2025 sudah terbentuk dan tampaknya siap menyambut hadirnya 178 orang umat yang akan ikut Misa Malam Natal.

Santo Petrus Kanisius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 17 Desember 2019 Hits: 31678

  • Perayaan
    21 Desember
  •  
  • Lahir
    8 Mei 1521
  •  
  • Kota asal
    Niemguen, Belanda
  •  
  • Wafat
  •  
  • 21 Desember 1597 di Fribourg, Swiss | Oleh sebab alamiah.
    Awalnya dimakamkan di Gereja Saint Nicholas di Fribourg Tahun 1625 makamnya dipindahkan ke Gereja Santo Michael di Biara Jesuit di Fribourg
  •  
  • Beatifikasi
    20 November 1864 oleh Paus Pius IX
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 21 Mei 1925 oleh Paus Pius XI

Santo Petrus Kanisius atau Peter Kanis dilahirkan di Nijmegen Belanda pada 8 Mei 1521.  Ayahnya adalah seorang walikota dan ia menghendaki agar Peter kelak menjadi seorang pengacara.  Untuk menyenangkan hati ayahnya, Petrus muda mulai belajar ilmu hukum di Köln, Jerman.  Dia adalah seorang mahasiswa yang sangat cerdas dan dengan cepat menyelesaikan pendidikannya. Pada usianya yang baru 19 tahun, ia telah menggapai gelar Master.

Di Kota Köln inilah, Petrus bertemu dengan Santo Petrus Faber yang kemudian menjadi pembimbing rohaninya.   Faber adalah seorang seorang imam Jesuit yang terkenal dengan kotbah-kotbahnya yang mengagumkan. Ketika Petrus Kanisius mendengarkan Pastor Faber berkotbah, panggilan Tuhan segera bergema di dalam hatinya. Ia merasakan bahwa hidupnya bukan lagi untuk dunia ini. Ia ingin mempersembahkan segalanya bagi Tuhan. Ia ingin menjadi seorang Jesuit seperti Petrus Faber.

Sebagai umat Katholik yang lahir dan hidup di awal gerakan reformasi Protestan, Petrus Kanisius menyaksikan pergolakan hebat dalam tubuh pengikut Kristus. Dan kini ia menyaksikan Santo Petrus Faber sebagai seorang pengkotbah yang mampu membendung gerakan Protestan dan membangkitkan kembali semangat umat Katolik.  Petrus lalu meninggalkan keriernya di bidang hukum dan bergabung dengan Serikat Yesus pada tanggal 8 Mei 1543. Setelah beberapa tahun dilewatkannya dengan belajar dan berdoa, ia ditahbiskan sebagai seorang imam pada tahun 1546.

St. Ignatius de Loyola yang melihat ketaatan dan semangat yang bernyala-nyala dalam diri Petrus Kanisius,  kemudian mengutusnya ke Jerman. Di sana Petrus berkarya dengan luar biasa selama empat puluh tahun.  Ia mendirikan Biara Serikat Jesus pertama di Jerman. Ia juga menjadi seorang pengkhotbah yang dikagumi. Saat Konsili Trente digelar, Petrus dipanggil kembali ke Roma. Selama enam bulan tinggal di Roma, Petrus mengisi waktunya dengan mengajar di Kolese Yesuit pertama di Messina dan merintis pembaharuan universitas di Ingolstadt, Bavaria. 

Setelah Jerman, Petrus menerima perutusan baru ke Wina Austria dengan tugas yang sama seperti yang pernah ia kerjakan di Jerman. Pengaruhnya di Wina sangat besar. Ia menunjukkan, bahwa cara terbaik memperjuangkan iman ialah bukan dengan kekerasan, tetapi dengan berdoa dan bekerja keras. Karena itu dengan gemilang ia sukses menyelamatkan banyak penduduk Jerman dari bidaah-bidaah pada masa itu dan membawa kembali mereka yang telah menerima ajaran-ajaran sesat ke pangkuan Gereja Katolik.

Karya-karyanya yang sangat menyolok : Ia mendirikan sekolah, kolese serta seminari, mengajar, berkhotbah, dan menguatkan para rohaniwan yang mengalami krisis panggilan. Tentang pewartaan Injil, ia mengatakan  : "Membela gereja di tanah sendiri sama penting dengan melebarkan gereja di tanah misi ".

Ia berpandangan jauh ke depan, sehingga ia menaruh minat besar pada penerbitan. Ia menyadari bahwa buku dan majalah sangat besar pengaruhnya. Maka ia memberikan dorongan kuat pada karya penerbitan.

Meskipun banyak kesibukannya, St. Petrus Kanisius masih sempat juga menulis banyak buku tentang iman. Ia menyadari betapa pentingnya buku itu. Jadi, ia mengadakan kampanye untuk menghentikan diperjual-belikannya buku-buku yang menyesatkan. Sementara itu, ia melakukan segala daya upaya untuk menyebarluaskan buku-buku yang baik, yang mengajarkan iman. Dua buah buku katekismus yang ditulis oleh St. Petrus Kanisius menjadi demikian disukai hingga harus dicetak ulang lebih dari duaratus kali dan diterjemahkan ke dalam limabelas bahasa.

Jesuit yang mengagumkan ini tutup usia dalam sebuah kolese yang ia dirikan di Fribourg, Swiss. Ia dinyatakan sebagai beato pada 1864 oleh Paus Pius IX.  Pada tahun 1925 Petrus Kanisius dikanonisasi dan dinyatakan sebagai seorang Doktor Gereja oleh Paus Pius XI.

Lamunan Pekan Adven IV

Minggu, 21 Desember 2025

Matius 1:18-24

18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. 24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, yang namanya soal memang bisa membuat hidup tak nyaman. Makin berat soal dihadapi, hal itu bisa makin membuat bingung seseorang.
  • Tampaknya, soal dalam hidup berkeluarga mudah jadi hal amat berat bagi seseorang. Apalagi kalau muncul rasa yang bisa mengakibatkan tuduhan tak baik satu sama lain, keluarga bisa pecah.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul erat dengan kedalaman batin, sekalipun yang namanya soal bisa membuat orang amat tidak nyaman hidupnya apalagi kalau itu soal hubungan dalam keluarga, kalau punya keyakinan kuat pada daya relung hati orang justru akan menemukan itu sebagai karya penyertaan ilahi yang amat istimewa. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menyadari bahwa dalam hidup ini Tuhan selalu membersamai sekalipun ada di tengah soal berat.

Ah, kalau punya soal berat sebaiknya pergi rekreasi saja.

Friday, December 19, 2025

Tamu dari Palur

Rm. Suntara adalah salah satu rama penghuni Domus Pacis Santo Petrus, Kentungan. Sebelum di Kentungan beliau sudah menjadi penghuni rumah para rama sepuh Domus Pacis Puren, Pringwulung. Ketika Domus Pacus St. Petrus sebagai bangunan untuk para rama sepuh siap pakai, Domus Pacis Puren menjadi Pusat Kevikepan Yogyakarta Timur. Semua para rama sepuh Domus Puren, termasuk Rm. Suntara dipindahkan ke Domus Petrus pada 1 Juni 2021.


Sekalipun para rama sepuh Domus Pacis Santo Petrus sering mendapatkan rombongan tamu, Rm. Suntara biasa tidak ikut menyambut. Beliau selalu berada di kamarnya. Meskipun demikian, Rm. Suntara tidak menolak kalau ada tamu yang datang untuk beliau. Hal ini juga terjadi pada Jumat 19 Desember 2025. Ada 7 orang warga Katolik Paroki Palur yang datang ke Domus Petrus. Ketujuh warga ini, termasuk rama di Palur, datang khusus untuk mengunjungi Rm. Suntara. Rm. Suntara memang pernah berkarya di Paroki Palur, Sala. Dari Palur Rm. Suntara dipindahkan ke Paroki Pringgolayan. Tetapi di Pringgolayan termasuk tidak lama karena tiba-tiba menderita sakit cukup berat yang kemudian dalam keseharian membutuhkan pelayanan dan penjagaan khusus sehingga sampai kini menjadi penghuni Domus Pacis. Padahal beliau terkenal biasa cukup lama bertugas di Paroki tertentu. Beliau juga biasa bertugas tanpa pastor pembantu. Itu juga terjadi ketika beliau bertugas di Paroki Palur. Layaklah kalau tidak hanya sekali dua kali ada umat Palur mengunjungi Rm. Suntara.

Santo Paus Zepherinus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 23 Juli 2016 Diperbaharui: 17 Desember 2019 Hits: 11373

  • Perayaan
    20 Desember (Sejak tahun 2001)
    26 Agustus (sebelumnya)
    26 July (pada beberapa Kalender)
  •  
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad pertama
  •  
  • Kota asal
    Roma
  •  
  • Wafat
  •  
  • 20 Desember 217 di Roma, Italia | Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Santo Paus Zepherinus adalah paus kita yang ke-15. Ia terpilih menjadi Paus menggantikan Paus Victor I pada tahun 199.  Paus Zepherinus memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit.

Kaisar Lucius Septimus Severus mulai menganiaya umat Kristiani. Banyak umat yang ditangkap dan dihukum mati. Zefirinus harus berjuang keras melindungi umat Allah yang sedang dianiaya.  

Selain itu, Paus Zepherinus juga harus mempertahankan kebenaran ajaran iman dari rongrongan para pengikut bidaah "Dynamic Monarchianism" atau "Adoptionism"  yang dicetuskan oleh Theodotus (Theodotus the Leather Seller).  Theodotus sebenarnya telah di-ekskomunikasi oleh  Paus Victor I,  namun ia dan para pengikutnya tetap berupaya untuk menyebarkan ajaran sesat mereka.

Paus Zepherinus wafat tutup usia pada tahun 217. Jenasahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma, di samping makam Santo Tarsisius.

Beato Gratia Cattaro

 diambil dari katakombe.org/para-kudus  Diterbitkan:  02 November 2017  Diperbaharui:  11 Februari 2018  Hits:  23101 Perayaan 9 November 16...