Sunday, May 4, 2025

Lamunan Pekan Paskah III

Senin, 5 Mei 2025

Yohanes 6:22-29

22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. 23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. 24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.

25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" 26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." 28 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" 29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Butir-butir Permenungan

  • Katanya, dalam khasanah ilmu filsafat ada yang bilang manusia itu homo laborans. Kesejatian manusia itu tampak dalam pekerjaannya.
  • Katanya, pada zaman kini dengan memiliki pekerjaan orang dapat memiliki gengsi sosial. Menjadi penganggur itu memalukan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun setiap hari sibuk menjalani tugas atau pekerjaan, orang baru sungguh menjalani kesejatian kerja kalau dilandasi oleh kebiasaan hidup mendengarkan suara relung hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati dalam pekerjaan apapun orang sudah menjadi pewujud iman. 

Ah, kerja sejati itu ya yang menghadirkan uang paling tidak memadahi untuk kebutuhan hidup.

No comments:

Post a Comment