Tuesday, April 15, 2025

Lamunan Pekan Suci

Rabu, 16 April 2025

Matius 26:14-25

14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" 18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." 19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. 20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. 21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" 23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. 24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." 25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, agama biasa dianggap sebagai jalan kekudusan. Dengan memeluk agama orang bisa merasa berada dalam arena kekudusan.
  • Tampaknya, dengan aktif beragama orang dapat dianggap sebagai teladan hidup beriman. Apalagi kalau jadi pengurus bahkan hidup penuh-penuh untuk beragama, orang bisa dianggap jadi panutan iman.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun seorang tokoh hidup beragama kerap dipandang sebagai teladan iman, kalau jiwanya dikuasai oleh nafsu duniawi, kegiatannya bisa diam-diam menjadi sarana transaksi bisnis. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa nafsu duniawi membuat orang hanya mengejar kepentingan finansial sekalipun dalam selubung agama. 

Ah, bagaimanapun juga agama merobah sifat buruk jadi kudus.

No comments:

Post a Comment